You and Aegya are mine!

All Cast © Tuhan dan Eomma Appanya

You and Aegya are mine! © FujoAoi

Rate : M-Preg

.

.

.

.

Luhan, memiliki organ yang dimiliki oleh yeoja-yeoja di luar sana bersama dengan lima teman-temannya yang lain. Tapi, apa yang harus Luhan lakukan ketika ia harus mengandung anak dari Oh Sehun? Namja dingin yang diam-diam menyukainya. Bagaimana kisah mereka? Cast : All Of Cool Wolf (All EXO). Rate : M-Preg. Warning! Typo, and beberapa adengan NC yang di cut. Karena author nggak tahan baca NC-NC-an. Oke? Read And Review Pleaseeee!

.

.

.

.

7.00 PM KST

"Aigoo… Masih saja kau berkutat dengan semua dokumen-dokumen yang lebih mengerikan dari seorang eomma yang mengamuk itu, Hun?"

"Hn… Kenapa? Kau jangan berlebihan begitu Hyung" ujar Sehun santai. Ia kemudian mulai membuka map baru untuk segera ia baca dan pelajari.

"Bukan begitu! Sebaiknya, kita bersenang-senang saja. Kan besok hari Sabtu! Jangan buat dirimu menjadi Ahjussi tua hanya karena semua hal yang lebih mengerikan dari eomma yang mengamuk!" ucap pemilik nama asli Kim Jongin itu dengan lebih santai.

Sehun diam, percuma jika ia berkelut dengan semua kata-kata Kai. Ia akan kalah, manusia cerewet di depannya ini benar-benar membuatnya akan mati kutu.

"Hun!"

"Hm…"

"Hun!"

"Hm…"

"OH SEHUN!"

"Waeyo?" tanya Sehun jengkel. Hyungnya ini benar-benar mulai merayu dengan cara mautnya!

"Ayolah! Aku mohon! Sudah hampir seminggu, Appa memberikan pekerjaan yang seperti tidak ada hentinya untukku. Bahkan, Haraboji juga mendukung Appaku"

"Itu deritamu Hyung!" ujar Sehun cuek. Kai mendecak kesal, bisa-bisanya atasannya ini membuatnya kesal setengah mati.

Sehun melepas kacamatanya. Ia kemudian berjalan menuju gantungan jaketnya, kemudian ia memakai jaketnya dengan rapi. Kai tidak sadar, bahwa Sehun sudah melunak dan akan pergi bersamanya.

"Kajja!"

Kai berlonjak kaget. Ia melihat Sehun yang tersenyum di ambang pintu. Rambut pirang Sehun yang bertiup karena pengahangat yang tepat ada di atasnya membuat Kai semakin semangat. Ia berjalan menuju ambang pintu, menyusul Sehun dan memasuki lift yang sudah terbuka.

.

.

.

.

5.30 PM KST

Seorang namja manis sedang duduk di atap sebuah caffe bertingkat dua. Ia menyesap Moccachino hangatnya sambil meniup-niupkan sebuah cangkir putih dengan pelan, hingga uap dari cangkir itu menghilang.

"Luhannie!" panggil seorang namja yang tak kalah imutnya, bernama Xiumin. Sambil berjalan, ia menunjukkan aegyonya pada Luhan. Hingga Luhan tertawa tipis sembari menyesap Moccachino-nya yang hampir habis tak bersisa.

"Ada apa Hyung?"

"Ada seorang lelaki meletakkan ini di meja nomor 20 tadi. Aku hampir membuangnya, ternyata surat ini di kirimkan padamu. Kau buka saja"

Luhan mengambil surat dari tangan Xiumin dengan cepat, kemudian meletakkan cangkir tadi di sampingnya. Ia melepas security sealnya dan sebuah cap keluarga. Dari lambang itu, Luhan kenal siapa yang mengirimkannya. Seseorang dari keluarga Oh. Tapi, untuk apa? Sudah cukup untuk kejadian beberapa minggu lalu.

"Cepatlah Hannie!" perintah Xiumin.

Luhan kemudian mengambil surat itu dengan pelan, dan mulai membukanya.

Untuk Xi Luhan

Kami, dari keluarga Oh, ingin kembali menanyakan penawaran kami tentang hal tabu yang mungkin hanya beberapa namja yang memilikinya. Kami, ingin kau meminjamkan organmu itu untuk keluarga kami. Kami tahu, adikmu harus menjalani pengobatan yang biayanya tidak sedikit. Maka kami akan menawarkan kembali dengan harga yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Jika kau bersedia, datanglah di Rottielle Club tepat pukul 8 nanti.

Badan Luhan bergetar hebat. Tak ia sangka, bahwa ia akan terbawa sejauh ini oleh sebuah penawaran bodoh yang melibatkan harga dirinya sebagai namja. Tapi, ia tau bahwa ia sudah di pilih Tuhan untuk menjadi namja spesial. Memiliki apa yang dimiliki seorang yeoja, dan juga memiliki apa yang dimiliki seorang namja.

"Lu, kau tak apa?"

Luhan mengerjapkan matanya berulang kali, berharap apa yang ia pegang adalah sebuah kertas yang sudah berubah menjadi partikel-partikel kecil seperti apa yang ada di drama-drama televisi yang terkadang ia tonton ketika caffe sedang sepi.

"Luhan…"

Ia terdiam, seolah-olah kehilangan kemampuan berbicaranya. Ia tak mendengar lagi, bahkan ia tak merasa angin yang berhembus itu dingin yang terasa hingga tulang-tulangnya.

"XI LUHAN!"

"I-Iya! A-Ada apa?"

"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu padamu! Kau ini aneh sekali! Ada yang salah dengan suratnya?"

"A-Aniya. Hanya saja, surat ini menyangkut tentang organ terlarang yang ada di dalam diri kita Hyung" gumam Luhan putus asa.

Xiumin ikut terdiam, ia juga memiliki organ terlarang yang Luhan maksud itu. Takdirnya dan takdir Luhan bagaikan benang merah, menghadapi kehidupan yang keras sebagai namja spesial bukanlah hal yang mudah. Namja-namja spesial amat di incar oleh pria-pria hidung belang. Dan tentu mereka harus menghadapi berbagai ancaman yang hampir sama seperti yeoja. Kehidupan mereka benar-benar ada di ambang bahaya!

"Hyung! Kajja! Sebentar lagi, istirahat shift kita akan segera berakhir. Kita harus segera turun"

Luhan menjulurkan tangannya ke arah Xiumin. Mereka kemudian berjalan menuju tangga. Dengan pemikiran kalut, mereka berjalan berdampingan.

.

.

.

.

Sehun kemudian masuk ke dalam club malam tersebut. Banyak orang sudah duduk di kursi-kursi di temani wanita-wanita nakal di sampingnya. Ia menggeleng pasrah, kalau ia tidak menuruti keinginan Kai, ia bisa di berondong dengan semua permintaannya yang lain. Dan permintaan itu bahkan akan lebih parah.

"Hun! Cepat!"

Sehun menoleh ke arah Kai yang sudah duduk di bartender. Kai memanggil seorang bartender lelaki. Tapi, bartender itu sangat… Er… Manis mungkin untuk di cubit.

"Hai… Bisa aku pesan dua gelas Bourbon? Temanku ini sedang banyak masalah" ujar Kai dengan nada yang sedikit menggoda sang bartender itu.

"Aku tidak minum. Aku ingin air putih saja"

"Sebentar" bartender dengan gender namja itu kemudian mengambil pembuka botol. Kemudian, menuangkan minuman itu untuk Kai. Ia mengambil gelas baru, dan menuangkan air putih ke dalamnya untuk Sehun.

Kai dengan cepat meminum segelas Bourbon dingin itu. Ia menatap bartender di depannya sekali-sekali. Terkadang ia menyeringai seperti ingin memakan bartender tadi.

"Hyung. Apa kau mengenal namja itu?" tunjuk Sehun pada seorang namja manis berambut coklat.

"Mwo? Tidak. Aku baru melihatnya malam ini" gumam Kai.

"Hei, Kyungsoo!" panggil namja tadi pada seseorang di belakang Sehun.

Rupanya nama bartender manis tadi Kyungsoo. Ia melambaikan tangannya ke arah namja manis yang sekarang mengambil tempat duduk persis di samping kanan Sehun. Wajahnya yang putih susu di mata Sehun, membuat pikiran Sehun melayang membayangkan jika namja tadi menjadi miliknya.

"Kapan kau berganti shift? Lamakah lagi?"

"Tidak. Satu jam lagi, shiftku habis. Tadi siang aku juga sudah membereskan gudang, makanya aku di perbolehkan pulang cepat"

Kai kemudian beringsut ke arah Sehun, "Kau tertarik dengan namja di sebelahmu? Wah, boleh juga seleramu nak". Seketika Sehun memalingkan wajahnya ke arah lantai dance, banyak orang yang menari tanpa jelas arah dan jenisnya. "Jangan mengelak. Apa perlu aku yang mengatakannya? Kalau Oh Sehun menyukai seorang namja manis yang ia temui di club malam?"

"Permisi. Namamu Oh Sehun kan?" tanya namja manis itu ke arah Sehun.

Sehun menatap namja itu dengan tatapan menyelidik. Ia diam, kemudian mengangguk pelan, "Perkenalkan, namaku Luhan. Xi Luhan. Aku tau namamu dari name tag yang ada di bajumu itu. Dan lebih baik kita berkenalan dari pada saling diam kan?" ujar Luhan sambil menyunggingkan senyum manisnya.

"Hm… " gumam Sehun. Ia pura-pura tak peduli tentang siapa namja manis yang duduk amat dekat dengannya sekarang.

Kai yang mulai tertarik untuk memulai pembicaraan kemudian mulai menggoda Luhan, "Omong-omong. Kau bekerja di mana? Tampaknya, temanku ini malu untuk bertanya padamu"

Luhan tertawa kecil, ia kemudian menatap Sehun. Sehun berusaha untuk memalingkan wajahnya dari penampakan wajah Luhan. "Aku bekerja di Café Poirette. Datanglah sekali-kali ke sana"

Kemudian pembicaraan itu di dominasi oleh Kai dan Luhan. Sehun menyimak dengan seksama. Hatinya berkecamuk, apa bisa ia mendekati namja yang baru di kenalnya ini dengan mudah?

"Hah… Lama-lama lapar juga. Kau mau permen? Aku membawa banyak" ujar Luhan. Ia kemudian mengeluarkan beberapa permen dari kantong jaketnya yang melekat sejak tadi.

"Gomawo!" Kai mulai membuka bungkus permennya. Begitu pula dengan Sehun.

Aku berharap, dengan ini. Semuanya selesai. Tak perlu repot-repot. Aku berterima kasih pada orang yang ku temui di depan tadi, batin Luhan.

Kyungsoo sudah berganti pakaian. Ia berjalan keluar dari pintu pegawai menuju tempat duduk Luhan. Kai mengerlingkan satu matanya pada Kyungsoo. Kyungsoo hanya membalas dengan senyuman kikuk. Tapi, sesuatu telah terjadi pada Sehun. Badannya benar-benar aneh, panas tiba-tiba. Luhan melihat perubahan itu kemudian mulai mendekat ke arah Sehun.

"Tuan Oh. Apa kau tidak apa-apa?"

"A-Aniya. A-Aku tidak baik-baik saja. Entah kenapa, tiba-tiba di sini amat panas" ujar Sehun sambil mencoba mendekat ke arah Luhan. Ia meletakkan tangannya di pipi Luhan. "Ahh… Begini lebih baik"

Kyungsoo kaget dengan perlakuan Sehun pada Luhan. Tapi, ia melihat perubahan raut wajah Luhan. Seakan-akan sebuah misi besar sekarang harus di lakukannya. Kyungsoo kemudian berbisik pada Luhan, sementara Sehun meminum air yang ada di bar.

"Ada apa hyung?"

"Ini tentang misi berbahaya yang datang beberapa minggu lalu. Misi itu sekarang menawarku dengan harga lebih besar"

"Mwo? Ka-Kau gila?"

"Ini demi pengobatan Tao dan hidup kita nanti. Tao mati-matian menolongku, dan karena aku dia masuk rumah sakit"

"Ta—"

"Sudahlah. Lebih baik kau cepat pulang, bilang pada yang lain. Oke?"

"Hyung!"

"Ppali!"

Kyungsoo terdiam dengan kekeras kepalaan Hyungnya itu. Benar-benar membuatnya khawatir. Bagaimana caranya pun, tetap saja, perjuangan Tao melawan para preman bejat itu sia-sia. Enam namja dengan organ terlarang yang di pertemukan di sebuah sekolah. Benar-benar sebuah kebetulan yang luar biasa.

"Tuan. Dimana rumahmu? Biar ku antar pulang" bujuk Luhan.

"Akh… Luhannie… Saranghae…" ucap Sehun sambil tersenyum. Ia kemudian memeluk Luhan erat seolah benar-benar menginginkan Luhan menjadi miliknya. "Antarkan aku pulang ne? Kajja!"

Luhan kemudian membopong badan Sehun menuju sebuah mobil hitam yang sudah tersedia. Ia berjalan dengan sempoyongan, berusaha untuk menyeimbangkan berat badan mereka. Luhan kemudian menyebutkan tujuan mereka. Mobil itu berjalan di jalanan kota Seoul.

.

.

.

.

"Mian. Hyungmu menjadi korban kami. Kami benar-benar minta maaf" ucap Jongin. Ia menundukkan kepalanya dalam, berusaha meminta maaf sedalam-dalamnya.

"Itu tidak cukup! Luhan hyung sudah mengalami berbagai cobaan! Ia sudah terlalu lelah. Kalian benar-benar tak berperasaan!" maki D.O.

"Ini permintaan Tuan Besar. Ia hanya meminjam apa yang tidak di miliki namja-namja seperti kami. Aku benar-benar meminta maaf!"

Kyungsoo kemudian meninggalkan Jongin yang masih menatap punggungnya lekat. D.O mencoba menahan tangisnya. Tak ia sangka, Luhan akan berkorban sejauh itu demi Tao dan mereka, para namja spesial.

.

.

.

.

Luhan membopong Sehun untuk tidur di kasur king sizenya. Ia menatap jendela apartement Sehun yang menampakkan betapa gemerlapnya Seoul di malam hari.

"Luhannieee~" panggil Sehun.

Luhan kemudian menggapai tangan Sehun yang mencari-carinya. Tak ia sangka, Sehun malah menariknya hingga bibirnya menempel tepat di bibir Luhan. Ciuman itu lembut dan penuh nafsu. Luhan pasrah apa yang akan terjadi. Ia sudah menandatangani kontrak yang ia bikin dengan orang yang ia temui di depan club.

Tao, Xiumin hyung, D.O, Baekhyun, Lay. Mian ne, batin Luhan. Hatinya perih mengingat orang-orang yang menyayanginya itu akan menangis.

Luhan pasrah. Sehun mulai menciuminya ganas. Meninggalkan banyak kissmark. Ia mendekati Sehun, hingga semuanya terjadi…

.

.

.

.

Pip…

Kyungsoo melihat semua orang di rumahnya berkumpul. Lay, Xiumin dan Baekhyun. Mata mereka sembab, merah. Mereka habis menangis. Xiumin tertunduk lesu.

Hening…

Mereka kemudian masuk ke kamar masing-masing. Sedangkan Xiumin masih tertunduk. Ia sudah berhenti menangis. Ia tau apa yang akan terjadi pada Luhan.

Di hamili…

Di campakkan…

Dan ketika bayinya lahir, ia harus berpisah dengan bayinya…

Xiumin berjanji ia akan menjaga salah satu dongsaengnya itu!

.

.

.

.

Di sebuah apartement besar. Lima namja keren sedang bersantai di depan televisi, menonton film comedy. Tapi, berbeda dengan Kai atau Jongin, ia sedang bingung. Apa yang akan terjadi dengan dongsaengnya dan namja manis yang menjadi korbannya itu. Dan apa yang akan di katakan bartender manis tadi padanya pula.

"Wah Jongin. Kenapa kau seperti ini?" tanya Kris.

"A-Aniya Hyung. Hanya memikirkan Sehun dan Luhan. Apa yang akan terjadi…" Kai menuangkan air putih ke gelas beningnya.

"Ahhh… Pasti Sehun akan menikmatinya. Kau emangnya tau bagaimana rasanya berada di posisi Sehun sekarang? Aku sih ingin sekali merasakannya"

"Yadong!"

Kai meninggalkan Kris yang tercengang-cengang dengan perkataannya. "Kurang ajar!" ucapnya sambil menyunggingkan senyuman anehnya.

.

.

.

.

"Hannie… Hh… Hh…"

"A-Appo… Hunn… Huahh…"

.

.

.

.

Luhan bangkit dari kasur milik Sehun. Ia melihat wajah Sehun ketika tertidur. Ia benar-benar masih mengantuk. Tapi, bagaimana lagi, ia sudah terlanjur bangun. Ia harus segera pulang dan membersihkan diri.

"Aku benar-benar kotor. Hmph…" gumamnya pelan. Ia memukul dadanya dengan keras. Sehun menggeliat mencari Luhan. Tapi, Sehun masih terlelap, sehingga Luhan tak terlalu mengkhawatirkannya.

Ia memakai kembali pakaiannya, kemudian menelpon seseorang yang jauh dari sana, "Sudah selesai Tuan. Aku ingin jemputan agar aku bisa pulang dan menenangkan diri"

"Baiklah. Tunggu di sana"

TBC

Oke, sebelumnya, Aoi pengen ngenalin diri dulu yah! Jae ireumen FujoAoi imnida! Khamsahamnida!

Nah, ini fict FujoAoi yang pertama di screenplay. Dan HunHan menjadi yang pertama *prok prokkk…*. Aoi pertamanya seorang otaku dan juga K-Popper yang suka fangirling, tapi labil banget. FujoAoi juga kurang terlalu hafal dengan semua istilah-istilah dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, mian kalau kurang dapat kata-kata koreanya. Dan mungkin typo di mana-mana yang bertebaran kayak bakteri, Aoi sekali lagi minta maaf ya!

Waktu denger tentang FF HunHan dari teman, Aoi pengen ikut bikin. Dan sebelumnya Aoi juga udah mulai suka dengan EXO. Terus mulai baca dulu, baru setelah satu bulan suka Screenplay, akhirnya FujoAoi berani buat FF ini. Dan dalam waktu 165 menit *sok banget* *plak*.

Sebenarnya, FujoAoi sudah bikin ini fict sampe chapter 2. Yang pengen update kurang dalam seminggu, silahkan review minimal 10 ya! Dan kalau kurang dari 10, updatenya akan ada dalam waktu seminggu atau lebih. So, yang suka silahkan review ya!

Khamsahamnida

FujoAoi