Chapter 1


Sekitar 4 tahun setelah perang dunia Shinobi ke 3.

Langit siang yang begitu cerah, gumpalan awan-awan putih bergerak beriringan menuju ke arah barat. Tak banyak yang bisa diungkapkan, yang pasti sang Pencipta telah membuatnya sedemikian rupa dengan penuh keindahan.

"Sebenarnya apa yang sudah terjadi dengan desa ini, paman ?"

Terdengar sebuah suara dari balik rimbunnya pepohonan hutan, seperti suara seorang anak muda.

Nampak dibalik rimbunnya pepohonan hutan terdapat banyak sekali reruntuhan bangunan, seorang pemuda dan seorang pria paruh bayak terlihat sedang berbincang diantara reruntuhan bangunan tersebut.

"Dulu... Dulu sekali semasa perang dunia Shinobi ke 2, desa ini dituding menyembunyikan senjata berbahaya, lalu orang-orang dari negara api menyerang desa ini dan menghancurkannya." Kata pria paruh baya memakai pakaian senada dengan warna rambutnya yang kecoklatan tersebut.

"..." Sang pemuda hanya terdiam ketika mendengarnya. Dilihat dari tampilannya, usia pemuda tersebut mungkin kisaran antara 19-23 tahunan.

Sang pria paruh baya kemudian menyentuh puing-puing bagunan yang ada didekatnya. "Tidak banyak yang tersisa, kecuali hanya ini, dan sebagian kecil dari penduduk desa yang berhasil menyelamatkan diri."

"Kejam sekali." Komentar sang pemuda dengan wajah miris.

"Heh, begitulah kenyataan hidup didunia Shinobi, nak." Sang pria paruh baya menghembuskan nafas berat. "Memang bukan perkara mudah."

Angin bertiup cukup kencang, menerbangkan debu dan dedaunan yang telah kering dipelataran.

Saking menariknya topik yang mereka perbincangkan, tak terasa waktu siang pun telah berlalu, sore pun datang menyapa.

Sang pria paruh baya berdiri dari acara duduk santainya diatas puing bangunan yang ada, lalu membalik badan membelakangi sang pemuda. Ia melihat kearah barat, disana sang Mentari segera kembali ke peraduannyan. "Sudah lama kita ditempat ini Naruto-kun, sebaiknya kita pulang, ada beberapa hal yang harus ku kerjakan. Lagi pula sebentar lagi datang malam."

"Yah, baiklah." Sang pemuda yang dipanggil dengan nama Naruto itu pun ikut berdiri dan menepuk-nepuk celananya untuk membersihkan debu. "Kebetulan perutku juga sudah lapar, hehe.." Dengan senyum garing.

Mereka pun kemudian melangkah pergi meninggalkan tempat sunyi yang dipenuhi puing-puing bangunan tersebut.


Disclaimer : Masashi Kishimoto

My story "Naruto"

Warning : Typo,ooc... Etc


.

.

.

.

.

Tobecontinue...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Ada yang aneh dengan tingkah Naruto, ia seperti mencari atau kehilangan sesuatu. "Tunggu dulu paman !" Pintanya sambil berhenti ditengah jalan.

Pria paruh baya itu pun menoleh kearah Naruto. "Ada apa lagi ?"

"Anu... Kantung Kunaiku sepertinya ketinggalan." Katanya dengan ekspresi tidak enak hati.

"Hmh, ya sudah, ambil sana." Si pria paruh baya terlihat kesal.

Naruto pun kembali lagi ke tempat yang dipenuhi reruntuhan bangunan tadi untuk mengambil kantung Kunainya yang katanya ketinggalan.

Benar saja.

"Ah ini dia." Sesampainya disana, Naruto pun mengambil kantung Kunainya yang ketiggalan diatas salah satu puing bangunan tempat dimana ia dan pria paruh baya tadi berbincang.

Setelah kembali dan mendapatkan apa yang dia cari, ia pun benar-benar pergi meninggalkan tempat reruntuhan tersebut.

Tidak ada siapapun ditempat itu ketika datang malam... Kecuali hanya sepi.

.

.

.

.

.

.

Tobecontinue...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.