Hikari's present

HunHong's fict

Don't like? Don't read!

enjoy it ^^


Hongki menggaruk-garuk kepalanya sembari menguap lebar dengan mata masih keadaan terpejam. Tangan kanannya meraba-raba sisi tempat tidurnya untuk menemukan ponselnya yang sedari tadi terus bunyi. Ya ampun... Demi pria botak yang kemarin menyopot gigi emasnya di dokter gigi, hari ini hari minggu? Tak bisakah Hongki bersantai sebentar setelah hampir seminggu berkutat dengan buku dan tugas-tugas sekolah?

Setelah menemukan benda yang dimaksud, Hongki dengan malas mengangkat panggilan yang sedari tadi ingin Hongki menjawabnya.

"Haaa~l...Ooo" ucap Hongki sambil menguap untuk kedua kalinya. "Ah, Hallo?" ulangnya.

"Lihat keluar jendela kamarmu."

Hongki mengerjap bingung. Tunggu! Sepertinya Hongki kenal suara ini? Dengan cepat Hongki melihat nama si penelpon di layar ponselnya. Nama Choi Jonghun tertera di sana. Dan... Apa itu? Ada foto yang menampakkan sang penelpon yang sedang tersenyum dengan amat manis? Seingat Hongki, dia tidak pernah memasangnya. Pasti ini ulah Jonghun! -Geram Hongki.

Segenap nyawa yang terpaksa terkumpul(?) Hongki beranjak dari tempat tidurnya dan menuju jendela kamarnya.
Dia! Choi Jonghun sedang berdiri di balkon kamarnya dengan sebelah tangannya memegang ponsel dan satunya lagi melambaikan tangannya pada Hongki, dan tidak lupa pula cengiran super menyebalkan ia pamerkan pada Hongki.

"Hei, jangan melotot begitu. Nanti bola mata indahmu bisa keluar."

Hongki menjauhkan jangakauan ponselnya dengan telinga. Menyerengit jijik dengan gombalan Jonghun.

"Pagi-pagi jangan gombal!"

"Tidak. Ini serius!"

Hongki masih memandang Jonghun yang masih berdiri di ujung sana dengan sinis. "Sejak kapan kamarmu disitu? Bukankah itu kamar orang tuamu!?"

Bukannya langsung menjawab, Jonghun malah tertawa.

"JANGAN TERTAWA, BODOH!" Hongki berteriak lewat ponselnya dengan mata masih memandang makhluk di ujung sana.

"Bagaimana ya?... Ekspresi mukamu lucu sih?" dan Jonghun tertawa lagi.

"Aku matikan!"

"Eh! Tunggu! Iya iya aku jawab. Orang tuaku ingin pindah kamar ke lantai bawah, jadi daripada kamar ini nganggur, lebih baik aku yang ngisi. Dan agar bisa melihatmu setelah bangun tidur. Ternyata...seksi juga."

Benarkan? Jonghun tak pernah berubah dari sifat mesumnya itu. Lihatlah senyum mesumnya itu.

"Hentikan pikiran mesummu itu, CHOI JONGHUN!"

Dari seberang, Hongki dapat melihat Jonghun tertawa terbahak. Lalu ia bersandar pada pagar balkon sambil terus menatapnya.

"Oh! Aku juga tahu rahasiamu."

Hongki mengernyit bingung. "Rahasia apa?"

"Aku baru tahu, kau masih mengoleksi celana dalam bermotif bunga."

Hongki membelalakan matanya. Apa dia bilang?!
"Jo-Jonghun. Jangan bilang kau kemarin mengintipku lewat balkon."
Hongki menatap marah Jonghun. Ponselnya ia genggam dengan erat.

Sedangkan Jonghun hanya angkat bahu. "Tidak. Kau kemarin lupa menutup jendela. Kukira itu kebiasaan buruk." lalu Jonghun menyeringai "Tapi kalau kau ikhlas, tak apa setiap hari kau memperlihatkannya padaku. Aku tidak terganggu kok."

Nafas Hongki memburu, menahan emosi. Dengan sekuat tenaga Hongki berteriak pada ponselnya "CHOI JONGHUN SIALAAANN... MATI SAJA KAU!"

Pippp!

Dan sambungan telepon mati dengan tirai jendela kamar Hongki yang tertutup. Hei, sepertinya harus ada yang harus ganti kaca jendela gelap kali ini.

Jonghun? Oh sudahlah... Dia sedang tertawa terbahak-bahak sehingga jatuh terduduk di lantai.
Hah! Dasar bodoh! -_-


END


A/N : ficlet gaje. yosh! setelah lama hiatus, aku kembali lagi. so? saya butuh komen dari kalian semua~~

RnRnC yaaaa?