Point of View
Maaf bila ada kesalahan EYD, OOC, OOG(ada kah? mungkin hanya buatanku.)
Semua orang yang terlibat disini nyata. Tapi cerita ini fiksi penuh dariku.
Summary :Tergantung dari sisi mana yang terlihat bahwa pada akhirnya Yunho harus memilih, tetap terpaku pada masa lalu yang semakin membuatnya terluka, atau mencoba melangkah pada masa depan yang penuh misteri. Bersama Jaejoong atau Changmin.
.
.
The story begins..
.
.
Angin malam berhembus memainkan tirai jendela yang terbuka. Memberi hawa dingin pada pria yang tengah berdiri di balkon. Bukannya segera masuk untuk menghangatkan diri, ia tetap ditempat dan sibuk menghisap rokoknya.
"Hyung.." Panggil seseorang yang berada dari dalam apartemen dengan nada menggantung membuat pria yang tengah berada di balkon menoleh.
"Min, kau terbangun?" Kembali ia menghisap rokoknya dan menghembuskan asapnya perlahan, membuat bentuk abstrak yang menghilang dalam hitungan detik.
Bukannya menjawab, yang ditanya balik bertanya.
"Hyung, bisakah tidak merokok terlalu sering? Tidak baik untuk pernapasanmu." Yang dinasehati hanya terkekeh, lalu menjawab.
"Jadi sekarang Shim Changmin berubah menjadi alim dan berhenti merokok juga?" Pria yang bernama Shim Changmin, yang sedari tadi berada di dalam apartemen kini ikut berdiri di balkon dan menyenderkan tubuhnya pada sisi-sisi balkon.
"Setidaknya aku bukan Jung Yunho yang melampiaskan stresnya pada tiap batang rokok."
Pria yang bernama Jung Yunho menghentikan gerakan tangannya untuk meraih bungkus rokok yang berada di kantung celananya. Mengusap wajahnya dengan tangan dan meremas rambutnya.
"Hyung bukan maksudku-" Ucapan Changmin terhenti ketika secara tiba-tiba Yunho menciumnya dengan kasar. Bibir sehabis merokok itu terasa memabukkan bagi Changmin. Bukannya memberontak, Changmin membalasnya.
.
.
Entah bagaimana mereka sudah berada di kamar tidur, dengan napas terengah-engah Changmin mendorong dada Yunho.
"Ini sudah yang ketiga kali dalam sehari. Mengertilah aku." Yang menjadi lawan bicara menatap matanya intens, merebahkan tubuh mereka berdua dan memeluk Changmin erat.
"Maka dari itu, jangan ceramahi aku lagi." Dan alam mimpi siap menjemput mereka pada jam 3 pagi.
.
.
.
"Haah, akhirnya selesai juga." Ucapan Changmin tak ayal membuat Yunho tersenyum tipis. Mereka baru saja selesai tampil pada salah satu stasiun televisi dan kini tengah mengistirahatkan diri di ruang artis yang tersedia sebelum kembali ke apartemen.
TVXQ, masih ingat bagaimana kisah berjaya boyband satu ini? Bagaikan seorang raja. Menjadi pemimpin pada setiap tangga lagu.
Dan bagaikan sebuah kerajaan, ada masa-masa sulit. Dalam kenyataan terjadi perpecahan pada anggota.
3 orang anggota pergi. Menempuh perjalanan mereka dengan kapal sendiri mengarungi dunia hiburan. Tak lagi bernaung pada kapal yang sama. TVXQ.
Ini waktu dimana mereka mencoba bangkit, meraih puing-puing kesuksesan mereka di masa lalu, memperkuat diri lewat pengalaman mereka dalam bermusik.
Dan ketika waktu sudah tiba. Raja sudah kembali pada tahtanya. TVXQ siap untuk kembali.
Magnae yang tetap berada disisinya ini terus berusaha keras untuk bekerja. Belum lagi konser yang sudah mulai tersusun jadwalnya mengakibatkan mereka kurang tidur. Ah, juga kegiatan dimalam hari yang mereka lakukan.. tentu saja menguras banyak tenaga juga.
"Hyung, sepertinya aku akan menghabiskan seluruh isi kulkas." Mendengar ucapan Changmin membuat tawa Yunho meledak. Spontanitas yang Changmin berikan padanya benar-benar memiliki reaksi besar.
Sambil mengelus kepala Changmin, Yunho berkata, "Makanlah sepuasmu." Changmin membalasnya dengan senyum. Bahagia. Ukuran mata yang asimetris itu terbentuk ketika Changmin tersenyum tulus.
"Aku... juga akan memberi makan pada beruang ganas pada dirimu kok hyung." Yunho terkejut mendengar perkataan Changmin yang kelewat 'intim' di ruangan yang sering dilewati banyak staff. Yang berkata hanya tersenyum menggoda lalu pergi meninggalkan Yunho sendiri.
"Changmin, jangan pernah bermain dengan beruang yang kelaparan."
.
.
"Yun.."
.
.
"Yun, bisa kau cicipi rasa makanan ini?"
.
.
"- berhenti menggelitiku! Ahaha geli sekali!"
.
.
"Yun, kau.. tidak apa-apa?"
.
.
"Aku bukannya ingin pergi darimu Yun, aku-"
.
.
"AKH! YUNHOOO!"
.
.
"-bisakah kau merasakan cintaku disini. Dihatimu?"
.
.
"Haah, haah.." Semua begitu cepat. Kilasan memori itu kembali menghantui Yunho. Masih dengan deru napas yang tak teratur, ia mencoba bangkit dari tempat tidur.
Mimpi itu datang lagi, mengingatkannya tentang semua kejadian nyata di masa lalu.
03.00 AM
'Shit!' maki Yunho dalam hati. waktu tidurnya terganggu setiap jam 3 pagi. Sudah menjadi kebiasaan saat ini. Dengan mimpi yang sama.
Menormalkan ritme napasnya, Yunho kembali memejamkan matanya mencari ketenangan. Merasa cukup, Yunho kembali membuka matanya.
Ia tak bisa bergerak. Changmin merangkulnya begitu erat.
Dengan perlahan, ia menggeser tubuh Changmin yang sepertiganya meniban tubuhnya dan kembali menyelimutinya. Meraih boxer yang tergeletak tak jauh dari tempat tidur, Yunho keluar dari kamar tidur.
Kakinya melangkah menuju dapur dan membuka pintu kulkas. Terlihat lebih lenggang dibanding tadi pagi karena mereka-lebih tepatnya Changmin menghabiskan hampir setengah dari isi kulkas. Meraih botol air minum, Yunho kembali melangkahkan kaki menuju balkon.
Memainkan jemari tangannya pada bibir botol, pikiran Yunho melayang jauh dari realita. Asa yang tak mungkin terjadi untuk saat ini.
.
.
Atau mungkin selamanya.
.
.
Takdir sudah tergariskan. Bagaimana kisahnya dengan Jaejoong, semua kenyataan itu. Tanpa kepura-puraan.
Pertemuan yang telah terjadi dari waktu ke waktu membuat masing-masing berpikir bahwa itu adalah takdir. Semua senyum, tawa, sedih, pertengkaran.
Dan lagi Yunho kembali mengingatkan alam bawah sadarnya untuk berhenti mengenai hal ini.
Menunduk untuk mensejajarkan dirinya dengan tanaman, meraba-raba tanah dan menaikkan alis.
Seingatnya ia menyembunyikan bungkus rokok dan koreknya disini. Mencari dengan lebih hati-hati, Yunho menemukan secarik kertas.
'Hyung, kau tertangkap olehku mencari rokok lagi. Berhentilah. Kau bisa cepat mati. Ya walaupun bibir beraroma mint itu memang selalu menggoda- pokoknya tidak. Aku akan mengontrol tiap batangnya mulai sekarang. dan... saranghae.'
-evil magnae
"Dasar kau.." ucapan Yunho ternhenti karena kini bibirnya tengah tersenyum. Changmin terkadang tidak terlihat begitu perduli, tapi ia mempunyai cara tersendiri untuk memberikan rasa kepeduliannya.
Ketika mereka berdiri sejajar, Changmin pasti akan menekuk sedikit tubuhnya agar Yunho terlihat lebih tinggi. Meski tinggi mereka tak jauh beda.
Changmin.. memberi tempat nyaman untuk Yunho.
Changmin.. juga memberi cinta untuk jiwa dan raganya.
Apa semuanya belum cukup untukmu, hei Jung Yunho?
Meremas rambutnya frustasi, tidak bisakah ia jujur pada diri sendiri?
Kemana perginya pemimpin yang adil dan mengerti dalam setiap situasi itu?
Apa karena terlalu lama tidak terjun dalam dunia musik mengakibatkan keahliannya menumpul?
"Hyung?" Yunho menghentikan aksi meremas rambutnya dan menoleh ke arah asal suara.
"Min, kau terbangun?" Changmin tak langsung menjawab, melainkan mendekatkan dirinya menuju tempat Yunho kini berdiri. Meraih kertas yang masih berada pada genggaman Yunho, ia hanya menggelengkan kepalanya pelan.
"Masuklah hyung, angin malam tak baik untuk kesehatan." Sepeninggal Changmin yang kembali masuk ke dalam apartemen, Yunho kembali larut dalam pikirannya sebelum masuk ke dalam apartemen dan menutup pintu balkon.
Changmin tidak memaksanya untuk bercerita pada waktu yang sama. Changmin memberi waktu untuk Yunho menata pikirannya dan merasa siap untuk bercerita.
Jadi.. Jung Yunho. Tidakkah kau begitu egois disaat semua keajaiban didepan mata dan kau memikirkan keajaiban yang kini telah musnah?
To be Continued
Note : gak bisa milih antara yunjae dan homin. Mereka berdua sekarang jadi pilihan paling sulit. Hm.. gak tau ini tiba-tiba muncul dan dengan kata yang sedikit untuk dijadiin satu chap karena masih permulaan, belum ada konflik. Mungkin rata2 yang dipake sudut pandang ketiga pengamat. Kalo pake sudut itu kayaknya lebih bisa menggali feel satu peran. Kira-kira cerita ini chapnya gak akan begitu banyak 10 udah max. Kritik dan saran silahkan : )
