A/N: Ini baru pertama kalinya saya bikin fanfic. Dimaafin ya jika ada kesalahan dalam ketikan saya. Moga-moga aja cerita ini berkenan di hati anda semua sebagai para readers! *w*d Review ya! Klo gak suka, yah tinggal di back aja…

Disclaimer: Inazuma Eleven © Level-5

Rated: K+

Genre: Friendship, Fantasy, Hurt/Comfort, Family

Characters: Mamoru, Hiroto, Aki, dkk

Warning: AU, OOC, agak shonen-ai deh… (kayaknya)


The Change

Chapter One

Pagi itu, hari cerah seperti biasa dangan langit yang biru, matahari yang bersinar dengan cerahnya, dan hembusan angin yang sejuk membuat rerumputan menari dengan gembira. Di bawah kaki bukit itu terlihat seorang pemuda berambut merah sedang merebahkan badannya di rerumputan hijau, dari sana dapat terlihat sebuah kerajaan besar dan megah yang berdiri dengan kokohnya. Tetapi, pandangan mata pemuda tersebut tidak tertuju kepada kerajaan megah itu, dia sibuk memandangi langit dan melihat awan yang bergerak di bawah langit biru, tetapi lamunannya dikagetkan oleh sebuah suara yang tidak dikenalnya.

"Hoi! Sedang apa kamu disini sendirian?" sapa suara itu

Pemuda itupun kemudian mengubah posisi tubuhnya yang tadinya sedang berebah menjadi duduk, kemudian mencari asal suara tersebut. Dan tampaklah seorang pemuda berambut coklat yang mencuat seperti tanduk dengan headband berwarna orange sedang tersenyum dengan lebar kearahnya.

"Halo, perkenalkan nama saya Endou Mamoru. Kamu siapa?" kata pemuda berambut coklat yang ternyata bernama Mamoru tersebut masih dengan senyumnya yang lebar.

"Nama saya Kiyama Hiroto. Senang berkenalan denganmu." kata pemuda berambut merah tersebut dengan tersenyum ramah.

"Senang berkenalan denganmu juga ," jawab Mamoru masih dengan senyumnya yang lebar itu.

"Tapi ngomong-ngomong apa yang sedang kamu lakukan di sini sendirian saja? Tempat ini cukup berbahaya loh… Terkadang ada binatang liar yang suka keluar dan menyerang orang-orang", lanjut Mamoru.

"Ya, tentu saja aku tahu," jawab Hiroto "tapi aku sangat menyukai tempat ini, karena tempat ini terasa tenang."

"Begitu, ya… Baiklah kalau begitu aku akan menemanimu," kata Mamoru sambil duduk di samping Hiroto.

"Loh kok, kamu ikut-ikutan duduk juga?"

"Kenapa? Dari pada sendiriankan lebih asik berdua. Bukannya seperti itu ya?" kata Mamoru sambil cengar cengir.

Hirotopun hanya bisa takjub dengan orang yang sekarang duduk disebelahnya itu. "Bukannya tadi kamu bilang kalau disini berbahaya?"

"Iya, makanya aku menemanimu disini. Jadi kalau ada apa-apa aku bisa menolongmu." kata Mamoru

Hirotopun hanya bisa sweatdrop melihat tingkah orang yang baru dikenalnya itu, dan akhirnya merekapun bercakap-cakap ditempat itu hingga matahari mulai terbenam dan langit birupun berubah menjadi merah.

"Sepertinya hari sudah sore, tempat ini akan semakin berbahaya bila sudah malam sebaiknya kita pulang, Endou-san" kata Hiroto mengakhiri pertemuan mereka hari itu.

"Oh, kau benar…" jawab Endou lalu dia diam sejenak seperti melupakan sesuatu dan tiba-tiba saja "UWAAAAAAAAAAA!" diapun berteriak dengan sangat kencangnya.

"Aku lupa! Hari ini aku sudah berjanji kepada Aki nee-san untuk pulang cepat hari ini!" kata Endou yang tiba-tiba saja melompat dari tempat duduknya dan lari meninggalkan Hiroto, tetapi kemudian ia berbalik lagi dan berkata, "Maaf Hiroto aku pulang dulu! Sampai jumpa lagi!" sambil melambaikan sebelah tangannya dengan sebelah tangan lagi ia letakan di samping mulutnya.

Hirotopun hanya bisa cenga-cengo melihat kelakuan Mamoru. Setelah beberapa saat kemudian diapun tersadar "Oke! Sebaiknya aku juga pulang sekarang." katanya sambil berdiri kemudian berjalan pergi dari tempat favoritnya itu.


"BRAK!" Terdengar pintu dibuka dengan kerasnya.

"N-nee-san, ma maaf!" seru Mamoru dengan napas yang terengah-engah.

"Mamo chan! Kemana saja kamu? Kakak cemas menunggu kamu dari tadi." Kata gadis berambut coklat kehitaman tersebut sambil menopangkan tangannya dipinggangnya.

"Ma-maaf nee-san ta-di a-ku ke-te-mu.." kata Mamoru sambil terengah-engah.

Aki yang melihat adiknyapun merasa kasihan dan menyuruh Mamoru untuk duduk dan mengambil napas dulu. Akipun kemudian duduk disamping Mamoru.

Setelah napasnya mulai teratur, Mamorupun menceritakan alasan kenapa dia bisa terlambat sampai rumah. Akipun mendengarkan penjelasan adiknya dan diapun memaafkan adiknya.

"Kamu pasti lapar kan Mamo-chan?" kata Aki sambil berdiri dari kursinya dan tersenyum kearah Mamoru.

Mamorupun mengangguk dengan kencangnya.

"Hari ini menu makanannya kesukaanmu loh." Kata Aki sambil berjalan kearah dapur yang kemudian disusul Mamoru yang ada dibelakangnya.

Keesokan harinya seperti biasa Mamoru pergi ke kota untuk menjual sayur-sayuran yang baru saja dipetik di ladangnya, dan lagi-lagi di dalam perjalanan pulangnya itu ia melihat Hiroto yang duduk termenung sendirian di rerumputan sambil memandangi langit. Mamorupun kembali menyapanya dan bercakap-cakap dengannya. Kejadian yang sama terus berulang sehingga Hiroto dan Mamorupun sekarang sudah menjadi lebih akrab, tetapi meskipun demikian Mamoru sama sekali tidak tahu apa-apa tentang Hiroto dan apabila Mamoru mencoba bertanya Hiroto tidak membalasnya dan malah mengalihkan pembicaraan tersebut. Karena itu Mamoru berpikir untuk tidak bertanya mengenai jati diri Hiroto lagi.


Hari itu tidak seperti biasanya, Mamoru tidak menemukan Hiroto di tempat biasa mereka bertemu, Mamoru sempat berpikir mungkin terjadi sesuatu dengan Hiroto, tetapi ia langsung menepis pemikiran buruknya tersebut 'Mungkin dia sedang ada urusan lain, tidak mungkin dia punya waktu untuk termenung di sini setiap hari' pikir Mamoru sambil berjalan santai ke rumahnya yang terletak cukup jauh dari tempat tersebut.

"Aku pulang …!"ucap Mamoru sambil mambuka pintu rumahnya yang langsung disambut oleh Aki.

"Selamat datang…! Wah, Mamo-chan sudah pulang?Apa hari ini tidak bertemu dengna Hiroto lagi?" tanya Aki sambil berjalan keluar dari dapur untuk menyambut kedatangan Mamoru.

"Ah, Iya, sepertinya hari ini aku tidak melihat dia di tempat biasa, mungkin dia ada urusan"

"Oh, kalau begitu kebetulan sekali!" kata Aki dengan rianganya

"Eh? Kebetulan apa?"

"Ya sebenarnya aku baru saja ingin pergi menemuimu, karena hari ini akan ada banyak tamu yang akan datang ke rumah kita."

"Loh terus apa hubungannya denganku? Akukan tidak bisa membantu nee-san untuk memasak…" ucap Mamoru sambil teringat dengan masakan yang ia buat sewaktu ia kecil dahulu. Waktu itu kedua orang tua mereka baru saja meninggal dunia, dan karena ingin membantu Aki yang semenjak kematian kedua orangtua mereka harus menggantikan pekerjaan kedua orangtua mereka, iapun berusaha memasak makanan untuk mereka berdua, tetapi alhasil dapur mereka malah hampir hangus terbakar, untung saja saat itu Aki pulang dan sejak saat itu Mamoru tidak diperbolehkan untuk memasak lagi.

"Mamo-chan? Mamo-chan?" panggil Aki sambil mengibas-ngibaskan tanganya di depan wajah Mamoru yang tiba-tiba saja bengong.

"Eh? Ah iya?"

"Kamu ini! Apa yang sedang kamu pikirkan sih? Apa kamu dengar apa yang dari tadi kuucapkan?" tanya Aki.

"Eheheh… Maaf Nee-san aku tidak dengar…" jawab Mamoru sambil mengaruk-garuk kepalanya.

"Huh, baiklah akan kuulangi lagi perkataanku karena aku masih sibuk dengan pekerjaan dapur, aku ingin meminta tolong padamu untuk membelikan bahan-bahan makanan yang kurang untuk makan hari ini" kata Aki kepada Mamoru dengan nada sedikit sebal.

"Oh, baiklah kalau begitu… aku akan pergi sekarang sebelum hari benar-benar gelap" kata Mamoru sambil kembali membuka pintu dan langung berlari pergi.

"Hati-hati ya Mamo-chan…" Kata Aki sambil melambaikan tangannya ke arah Mamoru, tetapi sepertinya Mamoru sudah tidak dapat lagi mendengar suara nee-sannya itu, karena sekarang jarak mereka sudah cukup jauh.

Sesampainya Mamoru di kota, ia dikagetkan dengan suasana yang amat ramai di kota ini 'padahal hari sudah hampir gelap tumben sekali kota ramai seperti ini' pikir Mamoru 'Apa sedang ada festival atau semacamnya ya?'

Mamorupun bertanya kepada salah satu orang yang sedang berdiri didekatnya "Permisi, lagi ada acara apa ya ini?"

"Ngak ada acara kok. Salah satu Pangeran negeri ini baru saja pulang setelah selesai perang." Jawab orang tersebut.

"Oo.." kata Mamoru. Rasa penasaranpun merayap dihati Mamoru karena sangat jarang sekali peristiwa ini terjadi. Biasanya anggota-anggota kerajaan jarang sekali menampakan wajah mereka dihadapan umum. Mamorupun kemudian menjadi salah satu diantara gerombolan orang tadi.

Tidak beberapa lama kemudian, suasana menjadi agak hening. Tidak seberapa jauh dari tempat Mamoru berdiripun, dia dapat melihat iring-iringan yang dipimpin oleh seorang pemuda. Akan tetapi dia tidak dapat melihat jelas wajahnya. Semua orang yang ada disekitarnyapun seketika menundukkan kepala ketika iring-iringan tersebut melawati mereka. Mamorupun menundukkan kepalanya, sambil sesekali melirik kearah pimpinan iring-iringan tersebut. Mamorupun dapat melihat sosok pangeran itu, berambut putih yang berdiri-diri dan memiliki kulit yang agak gelap. 'Hmm… wajahnya tidak terlihat, tapi kok rasanya rambut pangeran itu seperti bawang ya?' pikir Mamoru dalam hati.

Tak beberapa lama setelah iring-iringan tersebut berlalu, suasana kotapun perlahan mulai kembali seperti semula. Para pedagang kembali kekios mereka masing-masing dan anak-anakpun bermain seperti biasanya. Kota tersebut kemudian kembali dipenuhi dengan orang-orang yang berlalu lalang, kendaraan-kendaraan mulai melaju dijalan. Mamorupun segera melanjutkan tugasnya yang tadi sempat tertunda.


"Aku pulang..." kata Mamoru ketika ia membuka pintu rumahnya.

"Mamo-chan! Kok lama sekali?" omel Aki

"Maaf nee-san, tadi ada iring-iringan anggota kerajaan dikota. Jadi semua aktifitas dihentikan sementara."

"Oo.. Ya sudah, bantuin kakak di dapur ya. Itu hukumanmu karena terlambat membeli sayuran itu." tapi tentu saja Aki tidak akan mengijinkan Mamoru untuk berurusan dengan sesuatu yang dapat meledak, karena dia masih sayang dengan rumah mereka.

"Baik nee-chan!" kata Mamoru yang kemudian mengembangkan senyumnya dan berlari kearah dapur.

"Mamo-chan! Jangan lari-lari didalam rumah!"

"Iyaa.." kata Momoru sambil cengar-cengir didepan Aki. Akipun hanya menghela nafas melihat tingkah laku adiknya dan kemudian mengacak-ngacak rambut Mamoru.

Malam harinya…

Rumah Mamoru yang sederhana itupun dipenuhi dengan tawa riang tamu yang diundang oleh Aki. Beberapa diantaranya adalah teman dekat Mamoru. Mamoru sendiri tidak tahu untuk apa mereka semua datang berkumpul dirumahnya. Akan tetapi karena Mamoru suka keramaian, jadi dia ngak ambil pusing dengan masalah tersebut. Akipun sibuk menyiapkan makanan untuk para tamu mereka, diapun bulak-balik anatar ruang tamu dan dapur. "Nee-san, mau aku bantu?" tanya Mamoru ketika Aki sedang melatakkan sepiring besar ayam goreng kesukaan Mamoru. "Tidak usah, kamu temani saja tamu-tamu yang datang." Kata Aki yang kemudian segera melangkahkan kakinya menuju dapur lagi.

Tak beberapa lama, mejapun penuh dengan hidangan yang dari wanginya saja sudah membuat air liur mau menetes. Namun tiba-tiba lampu mati, keadaan ruanganpun gelap gulita. Namun beberapa detik kemudian, tampak sebuah cahaya kecil, yang diketahui Mamoru sebagai cahaya lilin. Lama-lama cahaya lilin tersebut semakin banyak dan akhirnya menerangi daerah disekitar meja makan yang ternyata cahaya-cahaya tersebut berasal dari lilin-lilin yang dipegang oleh para tamu dan dari sebuah kue sederhana yang dibawa Aki. Akipun meletakkan kue tersebut didepan meja Mamoru. Mamorupun dapat melihat sebuah tulisan yang menghiasi bagian atas kue tersebut " Selamat ulang tahun Mamo-chan". Dengan aba-aba dari Aki, para tamupun mulai bernyanyi "Tiup lilinnya tiup lilinnya tiup lilinnya sekarang juga sekarang juga sekarang juga.." Mamorupun hanya bisa terdiam dan sesaat kemudian senyum yang sangat lebar menghiasi wajahnya, diapun segera mengucapkan permohonannya didalam hati dan meniup lilin yang tertancap pada kue didepannya. Para tamupun kembali bernyanyi " Selamat Ulang Tahun kami ucapkan…" Setelah bernyanyi merekapun duduk kembali kebangku mereka masing-masing dan mulai menyantap hidangan yang telah disediakan Aki diatas meja. Rumah itupun ramai dengan suara senda gurau dan tawa.

Tak beberapa lama kemudian, satu persatu tamu mulai pulang kerumah mereka masing-masing. Beberapa diantaranya ada yang memberikan Mamoru bingkisan adapula yang hanya mengucapkan selamat. Akan tetapi perihal bingkisan tersebut tidaklah penting bagi Mamoru. Dengan kehadiran orang-orang sebanyak itu untuk merayakan ulang tahunnya saja, Mamoru sudah sangat senang sekali. Setelah para tamu pulang, suasana rumahpun kembali tenang. Akipun mulai membereskan piring-piring dan meja yang sangat berantakan. Mamorupun kembali duduk dibangkunya sambil senyam-senyum dan menggerak-gerakkan kakinya dan kemudian dia meloncat dari bangkunya dan berlari kearah dapur kemudian memeluk punggung Aki "Nee chan terima kasih banyak untuk hari ini. Mamo sayaaang sekali sama nee-chan." Akipun membalikan badannya dan kemudian mengusap kepala Mamoru kemudian memelukanya "Nee-san juga sayaaang sekali sama Mamo-chan. Selamat ulang tahun ya." Akipun mengecup kening adik sematang wayangnya itu.


Keesokkan sorenya seperti biasa Mamorupun pulang setelah selesai bekerja. Diapun bersiul dalam perjalanannya "Hari ini daganganku laku keras. Nee-san pasti senang sekali." Pikir Mamoru sambil terus bersiul dan kadang tertawa kecil membayangkan wajah kakaknya yang gembira dan memujinya dengan hasil kerja kerasnya hari ini. Mamorupun berhenti sebentar ketika ia melewati tempat dimana dia dan Hiroto pertama kali bertemu. Senyumnyapun mengembang seketika, ketika melihat orang yang dicarinya kemarin sedang berbaring disana. "Hiroto!" Mamorupun segera menghampiri pemuda berambut merah itu. "Mamoru?" kata pemuda tersebut yang kemudian duduk dan menoleh ke arah Mamoru. "Kemana saja kamu kemarin?" tanya Mamoru.

"Kemarin kakakku baru pulang dari perjalanan jauhnya, jadi keluargaku memutuskan untuk mengadakan acara untuk menyambut kepulangan kakakku itu."

"Oo.. Ngomong-ngomong soal pesta, kemarin Aku dan kakakku juga mengadakan pesta ulang tahunku." Kata Mamoru sambil tersenyum.

"He? Kemarin kamu berulang tahun ya?" kata Hiroto "Selamat ulang tahun ya" katanya lagi dengan senyuman lembut yang menghiasi wajahnya sekarang.

"Terima kasih." Kata Mamoru yang membalas senyuman Hiroto dengan tersenyum lebar.

Mamorupun duduk disamping Hiroto dan diapun menceritakkan tentang pesta ulang tahunnya kemarin. Sesekali mereka tertawa, mendengar cerita Mamoru "Kalau pesta kakakmu bagaimana Hiroto?" tanya Mamoru setelah dia selesai menceritakan dengan detail tentang pestanya kemarin.

Hirotopun hanya terdiam kemudian berkata " Sepertinya hari sudah mulai gelap Mamoru, sebaiknya kau pulang saja. Nanti kakakmu khawatir loh."

Mamorupun tahu kalo Hiroto lagi-lagi menghindari pembicaraan yang menyangkut keluarganya. Akan tetapi Mamoru tidak mau memaksanya karena suatu saat nanti jika waktunya tiba, dia yakin Hiroto akan siap untuk menceritakan semua tentang dirinya.

"Ya sudah, aku pulang dulu ya Hiroto. Sampai ketemu besok." Kata Mamoru. Dia pun lalu berdiri dari tempat dia duduk.

"Iya sampai ketemu besok Mamoru." Kata Hiroto sambil tersenyum kearah Mamoru

Setelah sosok Mamoru mulai menghilang dari hadapannya, Hirotopun berkata dengan nada yang sangat pelan "Maafkan aku Mamoru. Tapi aku janji suatu saat nanti aku akan menceritakan semuanya tentang diriku." Setelah berkata demikian Hirotopun segera berdiri dari tempat dia duduk dan kemudian berjalan bersebrangan arah dengan Mamoru.


"Nee-san aku pulang!" kata Mamoru ketika ia membuka pintu rumahnya.

"Selamat datang Mamo-chan." Kata Aki sambil tersenyum hangat ke arah Mamoru.

"Nee-san dengar deh, hari ini daganganku laku keras loh." Kata Mamoru dengan semangat.

"Wah! Bagus dong." Kata Aki dengan senyum hangat yang belum lepas dari wajahnya. "Yosh! Karena hari ini kamu sudah kerja keras, hidangan makan malam untuk hari ini adalah ayam goreng kesukaanmu." Kata Aki sambil berdiri dari tempat duduknya dan menepuk kedua tangannya. "Asik!" seru Mamoru yang langsung memeluk kakaknya itu. "Iya iya. Kamu mau bantuin kakak didapur?" Yang dibalas dengan anggukan dari Mamoru dengan senyum yang mengembang diwajahnya.

"Ah, tapi ingat loh Mamo-chan kamu tidak boleh dekat-dekat dengan kompor! Karena aku tidak mau dapur kita direnovasi untuk yang kedua kalinya dan tentu saja kamu tahukan kalau biaya renovasi itu mahal!" kata Aki memperingatkan Mamoru sebelum mereka berdua masuk ke dapur. Mamoru yang mendengarnyapun hanya nyengir sambil garuk-garuk kepala.

Keesokan paginya…

Seperti biasa Mamoru menyiapkan barang dagangan yang akan dijualnya nanti. Setelah selesai berberes-beres, Mamorupun membuka pintu rumahnya " Aku berangkat ya nee-san!" serunya.

"Iya, hati-hati dijalan ya Mamo-chan." terdengar suara Aki dari arah dapur.

Sesampainya dipasar, Mamorupun mulai merapikan barang dagangannya. Setelah selesai berberes-beres, tiba-tiba terdengar suara yang tak asing ditelingnya "Selamat pagi Endo san." sapa pemuda berambut biru tua tersebut.

"Selamat pagi Toramaru, tumben sekali kamu datang sepagi ini." kata Mamoru sambil menunjukkan senyumannya yang khas.

"Iya, hari ini aku bangun kepagian, karena ngak ada kerjaan di istana, aku memutuskan untuk menemuimu saja Endo san." kata pemuda yang diketahui bernama Toramaru tersebut. Toramaru adalah salah satu chief di istana Ailea, meskipun usianya lebih muda dari Mamoru satu tahun, akan tetapi kemampuannya dalam memasak tidak dapat dianggap remeh sama sekali. Hal itu dapat dilihat dari posisinya sekarang sebagai chief kerajaan meskipun usianya masih tergolong sangat muda.

"Seperti biasa ya Endo san." katanya sambil tersenyum kearah Mamoru.

"Baik!" kata Mamoru dengan semangat. Mamorupun mengeluarkan sebuah kantong plastik besar dan mulai memasukkan barang-barang dagangannya kedalam kantong tersebut. Toramaru adalah langganan tetap Mamoru, jadi Momoru sudah tau apa saja yang biasa dibeli oleh pemuda tersebut.

"Endo san, bolehkah aku minta pertolonganmu?" kata Toramaru.

To be Continue…