Tittle : Anything For You 'Boo'

Author : Metha and Andini

Cast : Kim Jaejoong, Jung Yunho

Other cast : Park Yoochun. Kim Junsu, Shim Changmin, Kim Young woon

Genre : Fantasy, Romance. Angst gagal

Disclaimer : Cast milik orang tua, dan agensi mereka masing-masing

Warning : No plagiat, Typos, Don't like Don't read

Betta Reader : NaraYuuki

.

.

Author POV

Kerajaan Cassie adalah kerajaan yang makmur, dipimpin oleh raja dan ratu yang sangat adil dan bijaksana. Sang Raja bernama Kim Kangin, mempunyai seorang putra yang kelak akan menjadi penggantinya, Kim Jaejoong. Walaupun dia seorang namja, namun kecantikkannya melebihi seorang yeoja. Kulitnya yang putih pucat, doe eyes yang bening dan berbinar, bibir semerah cherry dan rambut hitam legamnya membuatnya banyak disukai banyak orang. Baik yeoja ataupun namja, salah satunya adalah sahabatnya Jung Yunho.

TAP

TAP

TAP

Suara langkah menggema didalam sebuah istana besar, pemilik langkah kaki itu mendekati sebuah kamar yang tak asing lagi baginya. Kamar yang sudah terlalu sering dimasukinya sejak masih kecil untuk membangunkan seseorang yang dianggapnya sahabat atau bahkan lebih dari sahabat.

Cklek

Jung Yunho, namja yang membuka pintu tersebut segera menghampiri gundukkan yang berada diatas tempat tidur berlapiskan permadani indah.

"Pangeran, sampai kapan kau akan tertidur seperti itu huh?" terdengar kurang sopan memang ketika membangunkan seorang pangeran dengan cara seperti itu, tapi sudah biasa bagi mereka yang sudah berteman dari kecil walau berbeda kasta.

"Emh..." terdengar lenguhan dari gundukkan selimut itu

"Ayolah Jae, sekarang sudah sangat siang dan Ratu menyuruhmu untuk menemuinya" bujuk Yunho

"Ne... ne... ne tuan Yunho yang terhormat" seru Jaejoong yang sudah keluar dari selimutnya

"Sekarang mandilah lalu temui Raja... atau kau ingin aku yang memandikanmu?" goda Yunho sambil menaik turunkan alisnya

"DASAR MESUUUM...! Dan kau itu sahabatku bukan pelayanku jadi berhentilah untuk selalu membangunkanku setiap pagi!"

"Hahahahahaha..."

"Berhenti tertawa seperti itu atau aku akan menyuruh pengawal untuk memenggal kepalamu!" gerutu Jaejoong sambil menghentak-hentakkan kakinya ke kamar mandi dan menghilang di dalamnya.

"Kau tak berubah Boo, dan itu yang membuat aku semakin menyukaimu." gumam Yunho.

Suasana di kamar raja tidak seperti biasanya karena kali ini sang raja sedang terbaring sakit sejak satu bulan yang lalu, Raja kangin ingin menyampaikan sesuatu pada putra tunggalnya.

"Joongie chagi..."

"Ne Appa?"

"Kalau Appa sudah tidak ada, maukah Joongie berjanji satu hal kepada Appa hmmm?" ucap Kangin sembari mengelus kepala Jaejoong dengan sayang.

"Appa ingin Joongie berjanji apa?"

"Kau satu-satunya keturunan Appa dan kau juga pewaris Appa, berjanjilah setelah Appa tidak ada joongie akan menggantikan Appa menjadi raja yang adil. Joongie juga harus berjanji untuk menjaga diri joongie dengan baik karena Appa tidak bisa lagi untuk menemani joongie..."

"Kenapa Appa bicara seperti itu? Seolah-olah Appa akan pergi meninggalkan Joongie..." lirih Jaejoong dengan mata yang berkaca-kaca, sementara Yunho yang menemaninya ssedari tadi hanya memperhatikan raja dan Jaejoong.

"Joongie chagi dengarkan Appa ne. Appa bukannya ingin meninggalkan Joongie tapi Appa harus menemani Umma Joongie di surga, Joongie janga sedih ne nanti Umma Joongie ikut sedih jika joongie sedih."

"Hiks... hiks... tapi Joongie tidak ingin Sendiri..."

"Appa sangat menyayangi Joongie, maafkan Appa ne. Yunho ah..." Kangin memanggil Yunho yang berdiri di belakang Jaejoong untuk mendekat padanya.

"Ne Raja..."

"Berjanjilah padaku jika kau akan menjaga Joongie dan selalu menemaninya dalam suka dan duka..."

"Baik Yang Mulia, saya akan berjanji menjaga, melindungi dan menemani Joongie dengan sepenuh jiwa saya" ujar Yunho penuh keyakinan.

"Aku percaya padamu... dengan begitu aku bisa tenang. Joongie saranghae..." setelah mengucapkan itu, Kangin pun menutup mata untuk selamanya dengan meninggalkan banyak duka yang mendalam bagi rakyat terutama sang putra Kim Jaejoong.

.

.

Setelah kepergian mendiang raja Kangin, Jaejoong pun diangkat menjadi raja menggantikan ayahnya dan Yunho kini menjadi pengawal pribadinya. Jaejoong memimpin kerajaan sesuai amanat ayahnya, namun siapa yang menduga dibalik itu semua jaejoong tetap merasa terpuruk dengan kepergian sang ayah.

"Sampai kapan Yang Mulia akan terus bersedih seperti in?i" ucap seseorang yang denn setiaga berada di belakang Jaejoong ketika namja cantik itu duduk memunggunginya di taman istana.

"Tidak usah memanggilku seperti itu jika kita sedang berdua Yunho ah..." Lirih Jaejoong

Yunho pun duduk di samping Jaejoong, menghadapkan namja cantik itu ke arahnya dan menghapus air mata yang mengalir dipipi putihnya yang indah.

"Kau tahu Joongie ah, aku tidak suka melihat wajah ini bersedih, aku benci melihat mata indah ini menangis. Aku lebih suka jika wajah ini ceria seperti dulu, mata ini yang selalu menunjukkan binar keindahannya..." ujar Yunho bersaha menghibur Jaejoong.

"Aku merindukan Appa dan Umma Yunho ah, hiks... hiks... hiks..."

"Joongie ah, Appa dan Umma mu akan sedih jika melihatmu seperti ini. Jika kau mau berbagi beban, aku siap membantumu mengurangi beban itu, karna aku yang di hadapanmu sekarang bukan berbicara sebagai pengawal pribadimu tapi sebagai sahabatmu." Yunho tersenyum 'Bahkan bukan hanya sebagai sahabat tapi sebagai orang yang mencintaimu.' ucapnya dalam hati.

"Gomawo yunho ah..." Jaejooong berujar seraya berusaha tersenyum.

"Aku baru ingat jika kau mendapat undangan dari kerajaan Biggest untuk menghadiri pesta dansa."

"Huh? Pesta dansa?"

"Ne, kurasa kau harus datang, bukan kah sekarang kau raja dan aku akan menemanimu..."

Jaejoong hanya menjawabnya dengan anggukan sedangkan Yunho tersenyum lembut melihatnya.

.

Jaejoong pun memutuskan pergi ke kerajaan Biggest untuk memenuhi undangan pesta dansa, mungkin dengan begitu bisa membuatnya melupakan kesedihannya. Yunho dan beberapa pengawal lainnya pun mendampingi raja mereka. Sejenak Jaejoong merasa bosan denga acara tersebut tapi rasa bosan itu menghilang ketika dia melihat seorang namja tampan dengan pipi chubby menhampirinya.

"Annyeong yang mulia, Park Yoochun imnida dan saya adalah putra raja Biggest". Namja yang bernama Yoochun itu tersenyum setelah mengenalkan dirinya.

"An... annyeong" ujar Jaejoong gugup, jantungnya berdebar kencang. Oh sepertinya sang raja Cassie sedang jatuh cinta ne atau bisa dikatakan love first sigh pada sang putra mahkota Biggest.

"Suatu kehormatan karena Yang Mulia bisa datang ke kerajaan kami in...i" sekali lagi sang putra mahkota Biggest memamerkan senyum menawannya sehingga membuat wajah Jaejoong memerah tapi sayang sang pangeran tidak memperhatikannya karena sang pangeran sedang sibuk memanggil seseorang.

"Suie kemarilah..." Yoochun memanggil seorang namja manis berwajah imut.

"Chunie ada apa?"

"Aku ingin mengenalkanmu pada raja Cassie, Yang Mulia kenalkan ini Kim Junsu sahabat sekaligus tunanganku, dan Suie ini adalah Yang Mulia raja Kim Jaejoong. Dia adalah raja Cassie..."

"Annyeong Yang Mulia, Kim Junsu imnida..." sang namja imut pun tersenyum pada Jaejoong

"Ne, annyeong" dengan wajah dingin, sepertinya dia tidak suka atau lebih tepat disebut cemburu karena sang namja yang membuatnya jatuh cinta sudah memiliki tunangan. Tapi bukan Jaejoong jika dia tidak bisa memiliki sesuatu yang diinginkannya.

.

Jaejoong POV

Semingu setelah acara pesta dansa dikerajaan Biggest, Jaejoong tak henti-hentinya tersenyum namun kadang dia juga tiba-tiba bersedih dan itu membuat Yunho yang selalu berada di sampingnya menjadi bingung dan memutuskan untuk bertanya.

"Joongie ah, kurasa aku menjadi aneh setelah kembali dari kerajaan Biggest."

"Mwo, aneh?" aku mengernyit bingung dengan ucapan Yunho.

"Ne aneh, kau tersenyum dan itu membuatku bahagia tapi setelah itu kau bersedih. Sebenarnya ada apa hem?" ujar Yunho dengan raut wajah penuh keingintahuan.

"Sebenarnya aku sedang jatuh cinta pada pangeran Yoochun, Yunho ah. Tapi yang membuatku bersedih adalah dia sudah memiliki tunangan..." aku berbicara selirih mungkin.

"Mungkin pangeran Yoochun bukan jodohmu Joongie, dan bukankah masih banyak pangeran dari kerajaan lain..." Yunho mengucapkan kata-kata itu untuk menghibur Jaejoong walau hatinya terasa sakit dan perih.

"Tapi aku hanya menginginkan pangeran Yoochun..." aku terdiam sejenak. "Yunho ah maukah kau membantuku?" Yunho memandangku yang juga sedang memandangnya

"Membantu apa?" Yunho mengeryitkan dahinya dengan bingung.

"Bunuh tunangan pangeran Yoochun dan dengan begitu aku bisa memiliki pangeran..." kata-kata Jaejoong membuat Yunho tersentak kaget dan seolah tak percaya jika Jaejoong akan berpikiran seperti itu.

"Tapi Joongie... ak..."

"Yunho ah, aku yakin kau pasti ingin melihatku bahagia kan dan kebahagiaanku adalah bisa memiliki Yoochun. Aku mohon Yunho ah..." aku menatap Yunho dengan mata yang berkaca-kaca

Aku bisa melihat Yunho terdiam kemudian menghela nafasnya dan aku tau jika Yunho tidak akan menolak keinginanku.

.

Yunho POV

Sekarang aku berada di kamarku, sejak dulu aku memang tinggal di istana karena Yang Mulia raja Kangin menyelamatkanku ketika sedang terjadi perang di kerajaan dan Yang Mulia Kangin membawaku dan merawatku. Aku membalas kebaikannya dengan menjadi sahabat putranya, pangeran Jaejoong yang kini sudah naik tahta, dia adalah namja cantik yang membuatku merasakan jatuh cinta ketika pertama kali datang ke istana ini dan sampai sekarang aku tetap mencintainya. Jaejoong menjadi raja yang baik dan adil, dia mengangkatku menjadi pengawal pribadinya dan membuatku selalu berada di sampingnya.

Namun, sekarang aku seolah tidak mengenalnya sejak kembali dari kerajaan Biggest, dia jadi lebih sering tersenyum namun juga bersedih. Walau akhirnya aku tahu pangeran Yoochun yang membuatnya seperti itu walau pangeran sudah memiliki tunangan, tapi haruskah aku membunuh tunagannya agar Jaejoong bisa mendapatkan pangeran. Tapi aku sudah berjanji untuk membantunya walau rasanya hatiku sakit, namun bukankah Jaejoong terlihat bahagia jika itu bersangkutan dengan pangeran Yoochun. Hah baiklah aku akan melakukannya sal aku bisa melihat Boojae ku tersenyum seperti dulu.

.

Author POV

Terlihat seorang namja bermata musang memakai pakaian hitam dan wajah yang terlihat sebagian sedang mengendap-endap memasuki kamar dalam istana Biggest. Dia berjalan dengan perlahan agar tidak ketahuan dan sampailah dia pada kamar yang dituju, di sana dia melihat seorang namja manis sedang terlelap. Dia mengeluarkan sebuah pisau dari sakunya yang sudah diberi racun dan mendekati namja manis tersebut, namun ketika sudah sampai pada tujuan namja tersebut aka Yunho tidak sengaja menyenggol vas bunga dekat ranjang dan membuat namja manis aka Junsu terbangun.

Denga gerakan cepat yunho lagsung membekap mulut junsu yang akan berteriak dan langsung menancapkan pisau beracun tersebut kejantung junsu. Setelah yakin jika junsu sudah tidak bernyawa, Yunho melepaskan bekapannya dan langsung pergi dari kamar. Namun sepertinya dia terlalu ceroboh karena tidak sengaja meninggalkan kalung berbandul huruf "JJ" dengan sedikit lambang Cassie yang pernah diberikan Jaejoong untuknya terjatuh di kamar Junsu.

.

Yoochun POV

Hari ini aku berjanji untuk mengajak Suie ke taman istana dan memberinya sebuah kalung yang sengaja aku pesan untuknya dan aku melangkah menuju kamarnya. Namun pemandangan yang kulihat membuatku terasa sulit bernafas, di sana di atas ranjang aku melihat seseorang yang berarti dalam hidupku terbujur kaku di atas ranjang dengan pisau menancap dijantungnya.

"Suie irreona. Suie chagi JEBBAL..." aku menangis dan berteriak. Teriakkanku membuat dayang dan beberapa pengawal menghampiriku.

Mereka hanya memperhatikanku memeluk belahan jiwaku yang telah terbujur tak bernyawa, salah satu pengawal mendekatiku.

"Mianhae Pangeran, saya menemukan sesuatu di dekat ranjang tuan Junsu." aku menoleh kearahnya dan mengambil sesuatu di tangannya. Kalung berbandul 'JJ' namun ada hal yang membuatku terkejut

"Bukankah ini lambang kerajaan Cassie?" ujarku karena aku melihat lambang kerajaan Cassie dikalung berbandul 'JJ' tersebut.

"Benar Pangeran dan kalau boleh menyimpulkan sepertinya seseorang dari kerajaan Cassie yang membunuh tuan Junsu."

Aku terdiam memperhatikannya dan satu hal yang harus kulakukan adalah menuntut balas atas kematian Suieku, aku tak peduli raja Cassie sekalipun yang melakukannya dan aku tahu siapa yang bisa membantuku.

.

Author POV

Setelah pembunuhan yang dilakukannya, Yunho menyamar menjadi prajurit di istana Biggest untuk mencari semua informasi mengenai Yoochun. Namun, dia tidak sengaja mendengar pembicaraan Yoochun dengan seseorang yang diketahiunya sebagai sahabat sang pangeran. Changmin.

"Changmin ah, aku butuh bantuanmu..."

"Bantuan apa hyung, apa kau menyuruhku untuk menghabiskan makanan yang ada di istana ini?" ujar Changmin seraya mengunyah makanan.

"Ish kau ini, aku memintamu untuk menyerang kerajaan Cassie"

"MWO, apa maksudmu hyung?" pekik Changmin tak percaya.

"Bukankah sudah kukatakan tadi dan aku tidak mau tahu, malam ini kau harus menyerang kerajaan Cassie karena mereka telah membunuh Suieku..." Yoochun berujar lirih.

"Hah... Baiklah kalau itu maumu hyung..."

Dan yunho pun langsung bergegas kembali ke kerajaan Cassie.

.

Yunho POV

Aku berjalan secepat mungkin menuju kamar Boojaeku, aku harus cepat memberitahunya tentang penyerangan yang akan dilakukan kerajaan Biggest sebentar lagi.

"Joongie" seruku ketika memasuki kamarnya.

"Ada apa yunho ah?"

"Kau harus pergi dari kerajaan ini secepatnya Joongie ah!"

"Mwo, kenapa aku harus pergi yunho ah?" terdengar nada keheranan dari nada bicaranya.

"Pangeran Yoochun tahu jika kita yang membunuh tunangannya dan mereka akan menyerang kita sebentar lagi." aku masih berusaha menyuruhnya pergi

"Tidak Yunho ah, bagaimanapun aku harus menghadapinya apapun yang terjadi."

Terdengar jeritan dan keributan dari dalam maupun luar istana, sepertinya Biggest sudah menyerang Cassie dan itu semakin membuatku khawatir.

"Jebbal Jongie ah, pergilah dan biarkan aku menguru semuanya."

"Tapi Yun..."

"Joongie sekali ini saja dengarkan aku ne, pergilah dan selamatkan dirimu. Bawalah ini dan bacalah ketika kau sudah berhasil keluar dari sini. Jebbal, Joongie... JEBBAl..." aku memohon dan berteriak di depannya. Kulihat dia terkejut tapi itu aku lakukan demi kebaikkannya.

Seseorang memasukki kamarnya dan yeoja itu adalah Nam ahjumma yang kuperintahkan untuk membawanya pergi dari istana ini.

"Aku sudah menyuruh Nam ahjumma untuk membawamu pergi, sekarang pergilah Joongie selagi kau bisa. Aku menyayangimu joongie ah..." kupeluk tubuhnya erat seakan ini untuk yang terakhir kalinya.

Setelah itu mereka berdua pergi meninggalkan istana lewat pintu belakang yang masih belum diserang, saat ini aku harus menyelamatkan Boojaeku. Biarlah aku harus mati asal Boojaeku terus hidup.

"Mian Boo ini semua aku lakukan untukmu..." lirihku, setelah itu aku membakar istana bersama dengan tubuhku dan hatiku. Dalam kobaran api bersama jiwa dan tubuh yang lain aku tersenyum karena telah menyelamatkan belahan jiwaku.

"Saranghae Boojae..."

.

Author POV

Setelah cukup jauh dari istana Nam ahjumma menyuruh Jaejoong istirahat dan mereka bisa melihat istana yang terbakar dan kobaran api yang sangat besar membakar seluruh sudut istana. Mereka hanya terdiam menyaksikannya, istana yang dulu berdiri kokoh kini tidak akan ada lagi. Semuanya telah berakhir bersama terbakarnya istana besar tersebut atau mungkin juga bersama orang-orang yang berada di dalamnya. Tiba-tiba Jaejoong teringat kepada Yunho.

"Yunho ah" gumamnya lirih

END

.

EPILOG

Jaejoong POV

Aku hanya terdiam sembari memandang ke luar jendela, sejak terbakarnya istana aku tinggal bersama Nam ahjumma. Sekarang tidak ada lagi Jaejoong yang seorang raja namun hanya Jaejoong yang seorang rakyat biasa. Ku ambil kertas yang diberikan Yunho kepadaku dan aku tak pernah bosan membacanya, kubuka dan kembali kubaca surat itu.

Annyeong joongie ah atau yang mulia raja Kim jaejoong,

Joongie ah ketika membaca surat ini mungkin aku sudah tidak lagi berada didekatmu.

Joongie ah ketika kaki ini bisa berjalan, aku akan selalu menemani langkahmu

Selagi ragaku masih bernyawa, aku akan selalu mendekapmu dan menghangatkanmu

Ketika lidahku masih bisa berkata, aku akan selalu mengiburmu dengan kata-kata indahku

Ketika mataku masih bisa terbuka, aku akan selalu melihat binar keindahan dari matamu

Tapi, ketika kakiku tak bisa lagi berjalan, ragaku tak lagi bernyawa, lidahku tak bisa berkata dan mataku telah tertutup. Berjanjilah untuk menjaga dirimu walau tanpaku

Jaejoong ah nae Boojae, kau menyadarkanku untuk mengorbankan apapun demi orang yang dicintai dan aku rela menukar nyawaku untukmu. Boojae saranghae, jeongmal saranghae

Aku tau kau tidak akan pernah membalasnya karena aku hanya sahabat untukmu tapi apapun itu aku bahagia pernah menjadi sahabatmu. Berjanjilah padaku untuk tidak menangis lagi ne karena disurga sana umma dan appamu termasuk aku juga akan selalu menjagamu, kami akan selalu ada dihatimu dan kami tidak akan pernah meninggalkanmu.

Semua yang terjadi aku lakuka untukmu., Anything for you Boo. Saranghae Jeongmal Saranghae nae Boojae

-Yunho_

TES

TES

Air mataku menetes setiap membacanya, aku berjanji Yunho ah akan selalu tersenyum untukmu, Umma dan Appa. Terima kasih telah mencintaiku dan Nado saranghae Yunnie.

.

END