Beach Proposal
Disclaimer: Don't own Maid-sama!
Dengan tema Inspired by Nature jadilah fanfic ini. Untuk alamnya saya gunakan pantai. Selamat merayakan Maid-sama Cc!
.
.
Sinar mentari yang mulai tenggelam di ufuk barat. Angin berhembus pelan… menerbangkan butir-butir pasir ke segala arah. Bunyi desiran ombak yang menghantam karang menambah keindahan pantai ini. Terkecuali bagi Ayuzawa Misaki. Sebenarnya ia menyukai pemandangan ini tetapi laki-laki yang berada di sebelahnya membuatnya kesal.
"Kenapa kita berada di sini, Usui?" tanya Misaki kesal.
Pemuda itu tidak menjawab hanya tersenyum. Ia berjalan ke belakang Misaki dan mencoba melingkarkan tangannya di pinggang Misaki. Namun Misaki menepisnya. Misaki menatap Usui dingin dan berkata, "Jelaskan dulu kenapa kita ada di sini!"
"Kenapa kau marah? Gara-gara tadi?" tanya Usui sambil memasukkan tangannya ke kantung celananya.
"Ya! Kenapa aku marah? Wajar kan kalau aku marah!" teriak Misaki.
"Aku hanya menculikmu sebentar. Lagipula aku lihat café sepi kok," ucap Usui cuek.
"Tapi kan paling tidak bilang dulu, kan bisa sms atau telpon. Malah main tarik aja ke dalam mobil. Kau beruntung aku tidak telpon polisi," ucap Misaki sambil memalingkan mukanya.
"Segitu marahnya ya sama aku?" tanya Usui sambil tersenyum menyeringai.
"Hmph!"
Usui berjalan mendekati Misaki lagi dan memeluknya lagi dari belakang. Tampaknya Misaki tidak marah lagi. Kemudian Usui menaruh dagunya berada di atas kepala Misaki. Tangannya melingkari dengan manisnya pinggang ramping itu.
"Memangnya salah ya kalau aku ingin menikmati senja di pantai bersama pacarku?"
"Tentu saja salah baka!" ucap Misaki sambil mencubit kecil tangan Usui. "Mana ada pacar yang menculik pacarnya sendiri."
Usui menghela napas dan memutar Misaki untuk menghadapnya. Usui menatap Misaki dengan mata emeraldnya. Emerald bertemu dengan hazel.
"Aku akan menunjukkan kepadamu cara meminta maaf ala Usui Takumi."
Usui segera menempelkan bibirnya ke bibir merah Misaki. Mata Misaki terbuka lebar namun ia segera menutupnya kembali. Tangannya segera dilingkarkan ke leher Usui dan Usui menariknya lebih dekat. Bibir mereka saling berpagutan dengan lembut namun dalam. Usui meraih kepala Misaki dengan salah satu tangannya dan menelengkan kepalanya untuk memperdalam ciuman mereka. Misaki segera membuka mulutnya, membiarkan lidah Usui masuk. Lidah mereka bersilat untuk saling mendominasi. Misaki mengeluarkan desahan kecil, sebuah tanda jika ia menyukainya.
Ciuman mereka berakhir 3 menit kemudian. Misaki melepaskannya ciuman itu, namun ia terpaksa melakukannya. Jika tidak, mereka berdua bisa kehabisan nafas dan bisa pingsan. Usui membawa Misaki ke dalam pelukannya. Kepalanya bertumpu di leher Misaki. Napasnya yang masih terengah-engah bisa Misaki rasakan. Misaki mengecup bagian leher Usui untuk membantu menenangkannya.
Setelah nafas mereka kembali normal, Usui mengajak Misaki untuk berjalan-jalan mengitari pantai. Mereka bergandengan tangan sambil bermain-main air. Kadang-kadang Usui suka jahil dan menyipratkan air ke arah Misaki. Misaki juga membalas Usui hingga mereka berdua hampir basah kuyup.
Ketika merasakan sudah hampir saatnya, Usui menghentikan permainan mereka. Ia berdiri di sebelah Misaki.
"Lihat! Detik-detik terakhir matahari terbenam!" ucap Usui sambil tersenyum gembira. "Ayo hitung mundur!" ajak Usui. Misaki mengerjapkan matanya melihat perilaku Usui tetapi ia mengangkat bahunya dan berputar ke arah matahari terbenam.
"10," bisik Usui, Misaki mengikutinya dari belakang.
"….3…..2…"
Dan ketika sinar merah matahari itu menghilang dari pandangan, giliran Usui untuk menghitung, tetapi yang disebutkannya malah membuat Misaki tak bisa berkata apa-apa, hanya sekedar bisikan.
"Menikahlah denganku."
.
.
THE END
Just review!
