Cherry Blossom

Masashi Kishimoto, NejiTen! SemiCanon(?)

.

.

Apa kalian tahu mitos? Sebuah cerita yang diceritakan dari mulut ke mulut. Ada yang mempercayainya, ada yang tidak. Mitos bukanlah hal yang tabu lagi bagi kehidupan sekarang, bukan? Banyak kejadian yang dikaitan dengan mitos -walau tidak semua benar-, semua temanku percaya, lalu apa kau pernah mengalaminya? Apakah kau percaya dengan mitos?

Kalau aku...

_._._._

Istirahat siang itu, di bawah sebuah pohon sakura besar yang sedang bermekaran, dibuka dengan aku yang bertanya pada mereka.

"Apa kalian percaya mitos?" ucapku memecah kesunyian yang hanya diisi dengan gemerisik daun, dan hela nafas kelelahan kami.

"Mitos?! Mitos apa?!" Lee menunjukkan respon langsung saat kata-kata itu meluncur dari bibirku, dengan mata dan semangat yang berapi-api tentunya.

"Itu lhooo~~" aku mendekatkan tubuhku padanya, seraya melirik ke arah kananku, penasaran dengan respon yang dia berikan.

"Apa?! Apa?! Cepat beri tahu aku Tenten!!!" ku lihat Neji juga mencondongkan sedikit tubuhnya padaku, lengkung kecil tergambar di wajahku.

"Kalau kau bisa menangkap bunga sakura yang sedang berjatuhan, kau akan menikah dengan cinta pertamamu!!!" seruku semangat dengan dua tangan ku kepal di depan dadaku.

"SAKURA-CHAN TUNGGU AKUU!!!!!" teriaknya, kemudian dia mulai menangkap-nangkap sakura yang berjatuhan dengan lincahnya.

"Jadi, apa itu benar?" tak kuduga! Ne-neji menanyakannya!

"Entahlah, apa kau percaya?" dia terdiam, memperhatikan Lee yang sekarang sedang menari-menari tidak jelas dengan harapan mendapat bunga tentunya, dan aku berani bertaruh dia tidak dapat.

"Mungkin," seketika hatiku menghangat, Neji yang diam, dingin, dan keren ini percaya mitos?! Walau masih mungkin sih, tapi apa dia tidak menanyakanku balik. Cih, dasar laki-laki.

Aku berdiri, menatap pohon sakura tempat kami berteduh. Apa kalau aku tangkap, aku akan menikahinya? Aahh, apa-apaan aku ini, memikirkannya saja membuat pipiku bersemu merah. Kami-sama semoga Neji tidak melihatnya. Hmm, bagaimana caraku mendapatkannya tetapi tetap tidak menarik perhatiannya?

"Aku ke Lee dulu. Lee, aku ikuttt!! Ayo kita berlomba! Siapa yang menang, boleh minta apa saja dari yang kalah!" ucapku seraya membuka gulunganku, mengeluarkan jaring yang biasa digunakan untuk menangkap serangga.

"Oke! Siapa takut!" dengan itu, dia mulai meraih bunga-bunga yang berjatuhan dengan taijutsunya, yang jujur saja aku ingin tertawa melihatnya. Lalu kami berduapun asik dengan perlombaan menangkap bunga sakura ini, kalau dipikir-pikir, bukankah cara ini akan menarik perhatiannya?

Sudah setengah jam kami berdua mencoba meraih bunga sakura itu, tapi nihil. Tidak ada yang bisa mendapatkanya, ughh, apa aku benar-benar tidak bisa bersama dengannya? Sekali lagi aku melirik ke arah Neji, dan astaga! Dia melihat ke arahku, dan kulihat tangannya seperti menggenggam sesuatu, jangan bilang itu!!

"TIDAKKK!!! SAKURANYA!!!!"

"NEJIII!!! KAU BERHASIL?!" tanpa mengindahkan teriakan Lee, aku berlalu menghampiri Neji.

"Berhasil apa? Aku mau pulang," ucapnya dengan tangan dimasukkan ke saku, lalu berlalu. Aku menatapnya, kulihat Lee yang menangis tersedu dan berusaha memeluknya, tentu saja Lee mendapat penolakan mutlak. Aku tersenyum, lalu berlari menyusul mereka.

"Tunggu akuu!!!"

--

Dengan suasana yang sama dengan 5 tahun lalu, kami beristirahat di bawah pohon Sakura yang sama. Hari yang amat sangat sangat sangat melelahkan, bagaimana tidak? Guru Gai memberikan kami latihan tanpa istirahat selama 4 jam! Itupun setelah aku memprotesnya.

Lagi-lagi, aku teringat mitos yang kukatakan saat itu, aku menengadahkan tanganku, siapa tahu ada bunga sakura yang bisa ku raih, lalu aku bisa menikah dengannya. Aku terkekeh saat memikirkannya, ku lirik Neji tepat di kananku, ahh, kenapa dia melihat ke arahku juga!! Semburat merah tercetak jelas di wajahku. Saat kusadari kami hanya berdua, makin malulah aku! Kemana pula Lee?

"A-ada apa?"

"Kau, percaya?" ehh, jadi dia masih mengingatnya?

"A-ahh, hehehe, percaya tidak percaya, dicoba saja, siapa tahu benar terjadi," aku mengalihkan pandanganku darinya, dan baru ku lihat Lee sedang berusaha meraih sakura-sakura yang berterbangan itu.

"Hmm, begitu," singkat sekaliii... Apa aku katakan sekarang saja ya? Ahh, tapi aku malu, lagipula aku perempuan, pokoknya malu! Lalu, kusadari dia tengah memandangku lagi. Aku melirikkan mataku, dia memandangku dengan penuh selidik, seolah-seolah ingin megorek semua informasi yang aku punya, atau dia penasaran padaku? Ahh, kenapa aku memikirkan hal seperti itu lagi? Rona merah wajahku pastilah bertambah. Lalu, keheningan pun datang, walau begitu aku tidak merasa sepi sama sekali. Mungkin karena ada teriakan-teriakan Lee, atau karena orang di sampingku ini.

"Sama," ucapnya tiba-tiba.

"Hah? Apanya?" aku menolehkan wajahku ke arahnya, kali ini dengan rona yang berhasil ku hilangkan.

"Warna wajahmu dengan sakura," ucapnya, matanya terus saja memperhatikan sakura yang berjatuhan. Lagi, wajahku semakin merah saat tahu apa yang dia maksudkan.

"A-aku kepanasan, ha ha ha, hari ini panas ya," ucapku kikuk dengan mengipas-ngipas kerah bajuku.

"Aku tidak bertanya kenapa," Kami-sama! Dia mengatakan hal itu saat mata kami tepat bertatapan! Ahh, wajah itu sudah lebih dewasa sekarang dan lebih tampan tentunya. Tapi, aku tidak sempat mengaggumi parasnya itu, aku kelewat malu. Bisa-bisanya aku menjawab seperti itu, padahal dia tidak bertanya, bodoh!

"E-eh," ku garukkan telunjukku ke pipi seraya mengalihkan pandanganku darinya, kutangkup wajahku, mungkin sekarang bukan sama seperti sakura lagi, tapi seperti tomat kesukaan Sasuke! -jangan tanya, aku tahu darimana- Gawatnya, dia masih tetap memperhatikan aku!!

"HUWAA!! TENTEN! NEJI! KENAPA AKU SELALU TIDAK BISA MENDAPATKANNYA? SAKURA-CHANKUUU!!" raung Lee yang sedang berlarian ke arah kami. Spontan aku berdiri dan berkacak pinggang, bermaksud menghindari tatapannya.

"Menyerahlah Lee, lagipula Sakura sudah menyukai Sasuke, kau pasti kalah dari Sasuke yang keren itu," tawa ejekan keluar dari mulutku.

"TENTEN JAHATT!!!" lalu dia berlari entah kemana.

"Aku dan Sasuke, siapa yang lebih keren?" aku terkejut mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Neji, oh jangan lupakan wajahnya yang merona, kemudian aku terkikik geli.

"Kenapa bertanya? Sudah jelaslah... Sasuke!" mengerjainya sedikit tak apa kan? Kulihat dia mengepalkan erat tangannya, ehh ada warna pink di genggamannya, ah mungkin aku salah lihat. Lalu, ku lihat rautnya menjadi sedih, eehh, apa aku salah lihat lagi?

"Begitu ya," lalu dia berlalu, dan aku hanya bisa memandangnya, mengurungkan niatku untuk mengatakannya. Tanpa tahu bahwa itu kesempatan terakhirku.

_

Memori itu terlintas di kepalaku, saat aku menatap sebuah batu yang terukir namanya 'Hyuuga Neji'. Pipiku yang basah sudah mengering entah sejak kapan. Sambil menggengam erat toples berisikan bunga Sakura yang diberikan Hinata padaku

"Apanya yang menikah, mengatakannya pun tidak,"

_._._._

... Tidak percaya, dan tidak akan pernah percaya.

FIN

AN :

Hey Ho!! Salam kenal reader sekalian /inipun klo ad yg baca TT

Yes, saia penghuni baru di ffn, setelah sekian lama berkeliaran jd sider :v /Maafkeun diriku

Jadi, ini ff prtma yg ku post di ffn, crosspost dri Line@..

Saia msh noob, silahkan review jika berkenan, kritik dan saran sangatlah diterima~

Maaf jika alur kecepetan,tipo dan paragraf panjang" krn ngeditny di hape.. Soalny ffn ga bsa dibuka di lptpku TT dan krna oe bingung genrenya jadi dimasukin romance aje :v Tdny mau bikin angst tp ga kerasa, so bakso yaudin, jadilah begini :"

Salam,

Mizuo