I KEEP YOUR PROMISE !
Disclaimer : Sungmin milik Kyuhyun, Eunhyuk milik Donghae. Nah.. kalau FF abal ini milik saya yang pasti ^^
Summary : Sungmin seorang yeoja manis banting tulang(?) mencari pekerjaan setelah lulus dari University. Bisakah ia mendapat pekerjaan yang ia inginkan? * ga bisa bikin summary *
Genre : Romance, Drama
Rate : T
Warning : Gs, Typo(s) everywhere, cerita pasaran
Pair : Kyumin and other..
.
.
.
CHAPTER 1
.
.
.
.
"YA.. Lee Sungmin Irona palli" teriak Nyonya Lee Jung Soo dari ruang tengah. Berharap sang putri tercinta terbangun karana suara merdu(?)nya itu. Waktu sudah menunjukan pukul 8 pagi, tapi ia tidak melihat batang hidung dari putrinya itu. Karena tidak ada sahutan dari sang putri, Jung Soo pun bergegas menuju kamar putrinya itu dengan apron yang masih melekat di tubuhnya.
BRAAAKKK
Suara pintu di buka dengan agak keras oleh Jung Soo. Entah bagaimana caranya ia tidak habis pikir tentang putrinya itu yang masih bisa terlelap walaupun dari tadi ia berteriak memanggil namanya, ditambah dengan dentuman pintu yang di buka dengan keras. Sang putri masih terlelap begitu damai, ia masih meringkuk membelakangi pintu kamar. Dengan langkah tergesa dan menahan kekesalannya, Jung Soo menghampiri putrinya itu.
"Yaaa Sungminnie.. Lee Sungmin palli irona.. yah yahh.."teriak Jung Soo sambil menepuk-nepuk pantat sang anak. "Ya Tuhan.. apa kesalahanku dimasa lalu sehingga aku mempunyai putri yang sangat pemalas ini" gerutu Jung Soo. Jung Soo menghembuskan nafasnya berat, wajahnya sudah merah padam karena menahan kekesalan kepada putrinya itu.
"YAA LEE SUNGMINNNN GADIS PENDEKKKK BANGUN KAU,,"
"OMONA,, UMMMMAAAA" teriak sungmin kaget dengan tingkah Ummanya itu. Karena kesabarannya sudah habis, akhirnya Jung Soo berteriak dengan sangat keras tepat di telinga sungmin.
"Umma kau membuatku tuli dan aku tidak pendek. Hanya kurang tinggi saja" walaupun enggan akhirnya Sungmin terbangun juga. Ia mengusap-usap telinga sebelah kirinya yang terasa sakit.
"Eoh memang itu yang Umma mau, kurang tinggi dan pendek itu sama saja artinya cepat bangun. Ckckck beginikah tingkah laku seorang gadis berumur 24 tahun, yang katanya sudah dewasa? Uh dewasa darimananya? Umma yakin, jika Umma tidak membangunkan mu pasti sampai sore hari kau masih terlentang di atas kasur." Jung Soo pun melenggang pergi dari kamar putrinya itu, menuju dapur karena ia harus menyiapkan sarapan.
Sedangkan Sungmin, ia hendak akan membaringkan tubuhnya lagi untuk melanjutkan tidur, tiba-tiba suara Eommanya kembali berkumandang (?) dari lantai bawah "Jangan coba-coba tidur kembali. Kalau tidak, Umma tidak akan memberikan uang saku untukmu selama seminggu ARRASEO?"
"ARRRA,,,AKU BANGUN,,,". Sungmin hanya bisa mendengus kesal. Walaupun pelan tapi ia dapat mendengan suara cekikan Ummanya. Dengan kesal ia pun bangun dari tempat tidurnya dan beranjak pergi menuju kamar mandi yang berada didalam kamarnya itu.
.
.
.
.
.
SUNGMIN POV
Seperti biasa Umma selalu berteriak setiap paginya untuk membangunkan ku. Sebenarnya aku sudah bangun dari tadi hanya saja aku malas sekali harus bangun pagi-pagi jadi aku tidur lagi deh. Umma bener-benar ingin membuat telingaku tuli. Ia berteriak dengan sangat keras entah mencapai oktaf keberapa tepat di telingaku. Aku pun langsung terbangun dan reflek langsung mengusap-usap telingaku yang sakit dan berdenging.
Walaupun kesal dan marah, aku langsung menuruti perintahnya untuk bangun dan segara mandi setelah ancamannya yang mengatakan kalau akau masih saja tidur ia tidak akan memberikanku uang saku selama 1 minggu. Oh ANDWAE.
Tentu saja aku langsung takluk. Secara, walaupun aku sudah berumur 24 tahun dan sudah lulus dari University aku masih belum mendapatkan pekerjaan.
Semenjak aku lulus lima bulan lalu, aku sudah melamar kesana kemari. Tapi hasilnya nihil. Jujur aku malu sekali. Malu terhadap Umma dan Appa, adikku, dan teman-temanku. Aku anak sulung di keluargaku, harusnya aku bisa membuat Appa dan Umma bangga padaku. Hah.. malang sekali nasibku. Hanya menjadi anak yang tidak berguna, parasit. AAARRRHHttt.
SUNGMIN POV END
.
.
Setelah selesai mandi dan membereskan tempat tidurnya, Sungmin pun menuju ruang makan. Maklum perutnya sudah mengadakan demo dari tadi.
"Sudah bangun?" sindir Jung Soo yang sedang mengambilkan nasi untuk suaminya. Sungmin hanya mendengus sambil mengerucutkan bibirnya mendengar ucapan Eommanya itu. Ia pun mendudukan dirinya di sebelah Sungjin adiknya.
"Apa rencanamu hari ini Princess~" goda Sungjin. "Nonton Tv, Tidur, mencuci piring, menemui Hyukkie Noona, jalan-jalan ke supermarket atau per,,"
"DIAM KAU,, dasar anak kecil urusi saja urusanmu" sela Sungmin sebelum Sungjin menyelesaikan ucapanya.
"kekekke,,, habisnya apa lagi yang kau lakukan selain yang tadi aku sebutkan hah? Tidak ada bukan?" ujar Sungjin lagi.
'ohh ayolah ini masih pagi'' batin Sungmin.
"betul sekali,,pekerjaanmu setiap hari seperti itu bukan? Carilah pekerjaan lebih giat lagi. Kau tidak ingin merasakan senangnya mendapat uang pertama dari hasil jerit payahmu sendiri eum?" tambah Jung Soo.
'tuh kan mulai lagi deh, menyebalkan' batin Sungmin.
Sungmin hanya diam mendengar perkataan Sungjin dan Ummanya. Bukannya ia tidak berusaha. Tapi memang belum ada perusahaan yang mau menerimanya bekerja. Setiap hari Sungmin pergi mencari pekerjaan dan ia lakukan itu sudah dari lima bulan lalu. Hatinya mencelos, ia berusaha mati-matian menahan airmatanya untuk tidak jatuh di hadapan orang tuanya itu. Hampir setiap hari Eomma dan Sungjin mengolok-ngoloknya.
"ssst sudah hentikan.. kalian ini bisanya hanya menggoda Sungmin saja, dan kau Lee Sungjin cepat habiskan sarapanmu kau tidak ingin terlambat kuliah bukan?" suara Kangin mengintrupsi.
"Tentu saja,, pokoknya Appa tenang saja tidak perlu khawatirkan aku. Aku akan lulus dengan nilai terbaik dan membuat Appa dan Umma bangga padaku. Dan tentu saja aku akan langsung mendapat pekerjaan tidak seperti,,," Sungjin menggantungkan ucapnnya dan melirik kearah Sungmin yang masih duduk diam tanpa suara.
BRAAATT
Suara kursi tergeser dengan keras. Ia tahu apa yang dimaksud oleh adiknya itu. Sungmin pun berdiri dari duduknya. "Kalian menyebalkan" kata Sungmin lalu ia pergi, dan tidak menghiraukan Appanya yang terus memanggil namanya. Sungmin sudah bosan dengan semuanya.
Kangin meliahat punggung putrinya itu yang semakin menjauh, dan beralih melihat istri dan anak laki-lakinya bergantian.
"heumm,,, kalian sudah keterlaluan padanya" kata Kangin. "memangnya menjadi pengangguran keinginan Sungmin? percayalah pada Appa ia sudah berusaha semampunya."timpalnya lagi.
.
.
"hummnn,,, yah sampai kapan kau akan begini terus?" tanya seorang yeoja dengan gummy smilenya kepada sahabat karibnya yang sudah dari 2 jam lalu duduk tenang dengan wajah yang cemberut. "ihh menyebalkan~" gumam Eunhyuk.
Ya. Sejak ia keluar dari rumah. Sungmin pergi ke toko bunga milik Eunhyuk sahabatnya. Sungmin dan Eunhyuk sudah bersahabat sejak duduk di kelas 5 SD. Sejak saat itulah mereka bersahabat.
"Nugu?"
"Kau!"
"Aku tidak menyebalkan Hyukkie" cicit Sungmin. Eunhyuk atau Hyukkie hanya memutar bola matanya malas.
"Hahhh" Sungmin hanya menghembuskan nafasnya kasar.
"Wae.. ahjumma memojokanmu lagi eum?" tanya Eunhyuk prihatin. Sungmin hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
"Aku juga tidak mau seperti ini hyukkie, a-aku juga ingin mendapat pekerjaan. Aku sudah berusaha sungguh. Tapi ke-kenapa Eomma tidak bisa mengerti itu?" Sungmin sekuat tenaga menahan airmatanya agar tidak terjatuh.
"Arra. Aku mengerti kok. Dan aku percaya sahabat baikku ini tidak akan selamanya menjadi seorang pengangguran" Eunhyuk berusaha untuk menghibur sahabatnya itu. "Dan aku yakin tidak lama lagi kau akan mendapatkan pekerjaan" tambahnya.
Sungmin hanya diam sambil menundukan kepalanya. "Ya! Kau tidak percaya pada ucapanku?!" Sungmin hanya mengangukan kepalanya. "Yaishhh..!anak ini benar2" geram Eunhyuk. Ia tidak tahu kenapa sahabatnya ini menjadi seorang yang pesimis seperti ini.
"Lee Sungmin" panggil Eunhyuk. "Dengarkan aku! Kau jangan seperti ini. Kau jangan menjadi pesimis. Tetapkan hatimu, dan yakin jika kamu bisa mendapatkan pekerjaan dalam dekat ini. eoh!" Eunhyuk berusaha meyakinkan. Sungmin hanya melihat sahabatnya dengan wajah heran dan bertanya-tanya.
"APA?! Kenapa kau melihatku seperti ini?"
"Hyukkie-ah,, Kau benar Hyukkie sahabatku?" tanya Sungmin.
"Maksudmu?" balik Eunhyuk bertanya.
"Kata2mu tadi, nomu kamkyeokhaeso nunmuri nanda(menyentuh banget, sampe mau nangis )" kata Sungmin dengan mata yang berbinar.
"cihhh..kau berlebihan. Hentikan itu, aku jadi ingin buang air besar mendengar kata2 seperti itu." Sinis Eunhyuk, padahal dalam hati ia bersyukur sahabatnya sudah kembali seperti semula menjadi orang yang ceria dan menyebalkan tentunya. "Jha! karna kau sudah kembali menjadi dirimu yang menyebalkan. Kau harus membantuku membersihkan toko ini arra"
"Sippppp! Akan aku lakukan apapun untuk sahabat terbaikku ini. heheh"kata Sungmin sambil berdiri dari duduknya menghampiri Eunhyuk yang masih duduk dan bergelayut pada lengan Eunhyuk.
"ihh! Sudah aku bilang hentikan mengucapkan kata2 menjijikan seperti itu. Kau seperti seorang wanita yang meminta belas kasih pada para pria agar menikahimu"cibir Eunhyuk.
"Baiklah,,baiklah Nyonya muda. Tapi setelah aku membantumu membersihkan toko bunga ini. Kau harus memberiku makan. Ya!ya!ya"
"Mwo?! Shiro! Untuk apa? Aku sudah meluangkan waktu berhargaku hanya untuk menemani seorang gadis yang sedang frustrasi karena dia belum mendapatkan pekerjaan."
"Ya! Itu kau tahu! gadis yang frustrasi itu seorang penganguran. Mana ada uang untuk membeli makanan" kata Sungmin sambil memasang wajah memelasnya.
"heumm,,, memang sulit beradu mulut denganmu" akhirnya Eunhyuk menyerah. Bagaimana kerasnya ia berusaha, ia tidak bisa mengalahkan Sungmin dalam bidang (?) bersilat lidah. Sungmin tersenyum jail pada Eunhyuk atas kemenangannya.
"Hyukkie-ah GOMAWO, SA-RANG-HAE" kata Sungmin sambil mengangkat kedua tangannya keatas kepala hingga berbentuk seperti LOVE.
"Menjijikan.."
.
.
Jam sudah menunjukan pukul 22.34. Sungmin sedang dalam perjalan pulang, setelah seharian menghabisakan waktu bersama Eunhyuk. Setelah membersihkan toko bunga. Ia dan Eunhyuk pergi makan, setelah makan Sungmin dan Eunhyuk pergi ke Supermarket. Niat awal mereka hanya untuk membeli kebutuhan wanita untuk satu bulan kedepan. Tapi mereka melihat ada satu stand pakaian yang sedang mengadakan discount besar-besaran. Mereka pun tenggelam(?) dalam kegiatan mereka sampai lupa waktu. Ya walaupun Sungmin hanya bisa gigit jari, ia hanya melihat-lihat saja. Sungmin akui ia ingin membeli satu dua pakaian yang ia rasa pas dengan seleranya. Tapi apa boleh buat niat itu harus musnah. Uang dari mana untuk membayarnya pikir Sungmin.
BRUGH! PACK! BRUGH
Sungmin menghentikan langkahnya ketika ia melihat seorang namja yang sedang dipukuli oleh 5 namja lainnya. Bukannya mengindari area kekerasan itu, Sungmin malah menghampiri keributan itu.
"Memang semua orang kaya itu bermulut besar" kata namja yang bertumbuh tambun itu sambil menendang perut namja yang sudah tersungkur itu.
"YAH! Berbagilah sedikit pada kami eoh..!" kata namja satu nya lagi sambil menjambak rambut namja yang sudah babak belur itu.
"Cihhh..jika kalian ingin uang maka cari lah sendiri. Dasar orang-orang tidak berguna kalian." Kata-kata merendahkan meluncur dari mulut namja yang sudah babak belur itu.
"MWO! HAHAHAH.. berani sekali kau habisi dia" perintah namja berambut panjang itu kepada anak buahnya, sepertinya ia adalah ketua kelompok itu. Belum sempat mereka malancarkan aksinya itu, sebuah suara merdu dari arah belakang mereka mengintrupsi.
"YAAA!Apa yang kalian lakukan?" teriak Sungmin.
"cihh... APA? MEMANGNYA KAMI MELAKUKAN APA? Semua ini bukan urusanmu Nona" jawab salah satu namja.
"Tentu saja ini menjadi urusanku, karena kalian melakukannya dihadapanku" kata Sungmin tak ada nada ketakutan dari suaranya.
"WAH.. kau benar menyebalkan yeoja pendek.."hardik namja bertubuh tambun itu.
"YA!Aku tidak pendek, aku hanya kurang tinggi saja kalian tahu.." geram Sungmin tidak terima jika ada yang mengatakan dirinya pendek. Sedangkaan namja yang sedang duduk dengan wajah penuh memar hanya tersenyum, melihat tingkah Sungmin yang terkesan kekanak-kanakan.
"Sama saja artinya Sudah pendek, gendut, ditambah dengan otak yang BOD~"
BUGGGHT
Sebelum namja bertubuh tambun itu selesai dengan ucapannya, sebuah bogem telah ia terima dengan keras dari Sungmin. Namja bertumbuh tambun itu langsung limbung dan reflek memegangi perutnya karena menerima pukulan di ulu hatinya.
"SUDAH KUBILANG AKU TIDAK PENDEK. KAU BILANG AKU GENDUT?! LIHAT DIRIMU. KAU YANG GENDUT."teriak Sungmin pada namja yang sudah tidak mampu berdiri itu.
"Brengsek.." kata namja berambut panjang itu. Ia dan anak buahnya yang lain beralih menghampiri Sungmin, dan siap melayangkan pukulannya pada Sungmin.
"Dasar Bodoh,,,Kalian tidak bisa mengalahkannya" gumam namja yang sudah babak belur itu dengan menyunggingkan senyuman manisnya itu.
BUGHHHH
BRAKKK,,,
SRATTTT,,,
BRUGHHHT
Perkelahian itu pun tidak terelakan lagi. Hampir 15 menit ke-5 namja itu baku hantam dengan Sungmin, dan selama 15 menit pun mereka berlima kehabisan tenaganya untuk melawan Sungmin. dan kesempatan itu tentu di gunakan dengan baik oleh Sungmin.
SEE! Kelima namja itu sudah tergeletak tak berdaya di tanah dengan memar diseluruh wajah dan darah tentunya. Mereka berlima mengerang kesakitan. Ada diantara kelima namja itu yang mendapatkan pukulan tepat di tulang iganya sampai patah karna pukulan yeoja manis bernama LEE SUNGMIN. Sedangkan yeoja manis itu dalam keadaan baik-baik saja, tak ada satu pukulan pun yang ia dapat dari kelima namja itu.
Setelah memastikan semua gangguan telah dimusnahkan. Sungmin pun menghampiri namja korban pemukulan oleh kelima namja itu. Ia berjongkok dihadapan namja itu.
"Hei!Gwenchana?! Apa kau bisa berdiri?!"tanya Sungmin. Namja itu belum menunjukan wajahnya karena semenjak tadi ia terus menunduk.
"Hey!" Sungmin pun memegang bahu namja dihadapannya itu. Seulas senyum terukir lagi di bibir namja itu. Ia pun mendongkakkan kepalanya, memperlihatkan wajah tampannya pada Sungmin.
Namja itu tersenyum pada Sungmin. "Nan gwenchana, Sungmin Noona~"
"KAUUU..." pekik Sungmin sambil menunjuk wajah dihadapannya itu.
.
.
"AHKKK ,,Akhh appo,, Noona jebal pelan-pelan,," teriak seorang namja tampan ketika seorang yeoja manis bergigi kelinci megoleskan sedikit alkohol pada wajah namja tampan itu. Ia merasakan linu di sekujur tubuhnya karena di pukuli preman.
"Diam kau jangan berisik. Kau kan namja harusnya luka segini tidak membuatmu sakit" haridik Sungmin.
"ishhh kau menyebalkan Noona,, Ahkkkk sakit..."
"uhhh kenapa semua orang mengatakan aku ini menyebalkan sih,, !"
"ya memang itu kenyataanya,, kau memang menyebalkan,,,Akhh" jerit namja itu lagi. Ketika Sungmin menekan luka pada lengannya itu.
"BISAKAH KAU DIAM LEE DONGHAE,, dari tadi kau merengek saja seperti yeoja yang tidak mau diputuskan oleh kekasihnya" gerutu Sungmin.
Setelah kejadian pukul-pukulan. Sungmin pun sudah mengetahui siapa namja yang sudah ia tolong itu. Lee Donghae namja yang memiliki senyuman termanis menurut Sungmin dan Eunhyuk. Sekarang Sungmin dan Donghae berada di taman dekat rumah Sungmin. Ia sedang mengobati luka Donghae.
YA! Sungmin, Eunhyuk, Donghae dan Dia mereka bersahabat baik. Sungmin dan Eunhyuk bertemu dengan Donghae ketika mereka duduk dikelas 1 Senior High School. Setelah menyelesaikan pendidikan Senior High School, Sungmin dan Eunhyuk tidak bertemu dengan Donghae dan Dia lagi. Karena waktu itu, Donghae mengatakan bahwa ia dan Diaakan meneruskan pendidikan diluar negeri.
"Yah Noona,, hei Noona ,,," karena heran melihat Sungmin yang dari tadi melamun, Donghae pun melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Sungmin. berharap yeoja manis dihadapannya ini akan tersadar kembali dari acaranya melamun. "YAHH SUNGMIN NOONA PENDEKKKK"
TEEETTTTT
"Akhhh Appo.. Appo,," rintih Donghae. Karena sungmin menekan luka memar di lengannya.
"SIAPA YANG PENDEK Mokpo?" Sungmin pun memberikan deathglarenya.
"Ahh heheh ani ani ani.. kau hanya kurang tinggi saja ya.." tapi Sungmin masih menatap tajam pada Donghae. Donghae juga tidak mengerti letak perbedaan antara PENDEK dan KURANG TINGGI?. "Jangan seperti itu. Hah! Jika begitu kau seperti Dia saja. benar2 menakutkan." Jelas Donghae.
Sungmin menundukan kepalanya ketika ia mendengar kata-kata Donghae. "Ba-bagaimana keadaannya? Dia baik2 saja bukan?" tanya Sungmin penasaran.
"Eoh! Dia baik-baik saja. Sangat baik malahan. Aku tahu kau merindukannya,, iyakan?" Donghae mengerlingkan matanya pada Sungmin.
"SIAPA?"
"Tentu saja kau Noona, kau kira siapa lagi yang akan merindukan Evil itu selain kau!" Sungmin hanya diam, merenungkan sesuatu tepatnya.
"Ya! Kau benar.. aku merindukannya"cicit Sungmin hampir tidak terdengar.
'HAHAHHA si Evil itu pasti akan senyam-senyum sepanjang hari, jika mendengar apa yang baru saja Sungmin Noona katakan' batin Donghae.
"Ahh,,, Noona! Bagaimana keadaan Hyukkie?" tanya Donghae. Sungmin memberikan tatapan tajamnya lagi pada Donghae seakan mengatakan 'Kau menanyakan kabar Hyukkie sedangkan aku tidak'.
"M-MWOO? Bahkan kau pun tidak menanyakan keadaanku" jawab Donghae, ia tahu maksud dari tatapan itu.
Sungmin hanya mengerucutkannya bibirnya dan memalingkan wajahnya.
JEPREETT
"Yahhh! Apa yang kau lakukan?" teriak Sungmin, ketika ia mengetahui apa yang Donghae lakukan tadi. Donghae memotret dirinya yang sedang mengerucutkan bibir.
"tinggal tekan SEND..."kata Donghae. "Sippp Selesai deh.." Donghae tersenyum lebar pada Sungmin. Sungmin hanya mengerutkan dahinya heran.
"Yah! Apa yang kau lakukan Mokpo?" Sungmin bertanya lagi.
"aku? Aku hanya mengirimkan foto wajah awet mudamu yang sedang mengerucutkan bibir kepada si evil itu. Dia pasti akan langsung mencetak fotomu itu dan langsung ia pajang di nakas tempat tidurnya hahahah..." jelas Donghae.
"Yahh Hentikan itu..." Sungmin menundukan kepalanya, karena ia tahu sekarang ini wajahnya sudah memerah. Ia malu sekali dengan kata2 Donghae tadi. Tawa Donghae makin keras melihat respon dari yeoja dihadapannya itu.
"Berhenti tertawa Mokpo!"
"HAHAHAH kau lucu sekali Noona HAHAHHAH"
"Ya! Berhenti kataku"
"HAHAH ahhh arrraseo...heheh" Donghae melihat jam tangannya. "Noona aku pinjam ponselmu." Sungmin menyerahkan ponselnya.
"Ini.. itu nomor ponselku Noona. Sebenarnya aku masih ingin mengobrol panjang lebar denganmu Noona" kata Donghae sambil menyerahkan kembali ponsel milik Sungmin. "Tapi mau bagaimana lagi, si evil itu pasti mencariku" sambungnya lagi.
"Tidak bisakah kau tetap disini sebentar lagi?" pinta Sungmin.
"Tidak Mungkin. Si Evil itu pasti akan membunuhku jika ia tahu aku berlama-lama bersamamu. Kau tahu sendiri bukan sifat protectifnya itu."
"eum Arrasseo" kata Sungmin sedikit tidak rela ketika mengatakannya. "Aku pergi Noona" Donghae pun berdiri dari tempat duduknya.
"Hubungi aku ya Noona, dan jangan sungkan padaku jika kau membutuhkan sesuatu. Annyeong" Donghae pun melambaikan tangannya sebelum ia pergi.
.
.
DREET DREET DREEET
"Yeoboseyoooo ~~~~" kata Donghae dengan nada sedikit menggoda menurutnya. "Kau sudah menerima foto yang kukirim itu?"
"YAAHHHH ! Aku saja belum bertemu dengannya hyung" teriak orang yang berada disebrang sana.
"HAHAHA,,, kau saja yang kurang beruntung Evil. Terima saja nasibmu itu" ejek Donghae.
"AWASSS SAJA KAU PULANG NANTI HYUNG. AKU TIDAK AKAN MEMBERIKAN BELAS KASIHAN PADAMU" ancamnya
"kekekek takut~~~ memangnya apa yang akan kau lakukan padaku hahh? Aku menantangmu" tangtang Donghae pada orang yang meneleponnya itu.
"Jongmalyo?" tanya orang disebrang sana. Jika Donghae berhadapan langsung dengan orang itu. Donghae pasti melihat, sebuah seringai yang menakutkan dari orang yang sedang menelponnya itu. "Akan ku pastikan kau akan menyesal LEE DONGHAE hyung~~~HAHAHAHAH" gantian orang itu yang tertawa.
Plip
'Lihat saja nanti LEE DONGHAE, jika kau sudah pulang maka BOOM,, kau akan mendapatkan kejutan dariku hahahahah' batin seseorang jauh di sana.
.
.
.
TBC
.
.
.
Pasti tahu yang dimaksud dengan DIA? Dan yang nelpon Donghae? Pasti Chingudeul pada tahu kan. Saya tahu FF semacam ini udah bejibun hehe mian ne...Seperti biasa saya menerima kritik dan saran yang membangun.
MAKASIH BUAT YANG UDAH MAU BACA (^^)
RnR please *kedip2 pake puppy eyes mommy bunny Min ^^
