Between Childhood Friend
Rated : T
Genre : Romance, Friendship
Discaimer : Kuroko no Basuke milik Fujimaki Tadatoshi
Summary : Kalian bertiga merupakan tiga serangkai yang tak terpisahkan. Kamu selalu menjadi supporter dalam hidup mereka berdua, sedangkan mereka berdua merupakan orang yang paling berharga dalam hidupmu. Apa yang akan kamu lakukan ketika mereka berdua memiliki perasaan padamu? Kuroko si poker-face nan kalem yang selalu menghapus air matamu atau Ogiwara si usil nan ceria yang tak pernah gagal mengukir senyum di wajahmu, siapakah yang akan kau pilih? KurokoXReaderXOgiwara
Author Note : Hehe pengen nyoba bikin genre Romance. Maaf kalau garing atau aneh. Enjoy!
Prologue
"Kuroko pass bola-nya padaku! Aku akan menunjukkan My Super Ultra Amazing Three Pointer Shoot!"
"Hai Ogiwara-kun. Tangkap!"
"AAAH! Kuroko jangan pass tepat ke wajahku dong!"
"Maaf Ogiwara-kun, wajahmu tidak kelihatan tadi"
"Dasar kau cari alasan! Rasakan gelitik no jutsu!"
"Ampun Ogiwara-kun! Ampun!"
Kedua anak laki-laki itu asyik berkejar-kejaran di lapangan basket perumahan. Anak laki-laki bersurai biru muda sibuk melarikan diri dari serangan 'gelitik no jutsu' yang sedang dilancarkan oleh temannya yang bersurai jingga. Tawa dan teriakan mereka menggema di area perumahan yang sepi tersebut. Peluh keringat bercucuran deras dari kening mereka, tetapi hal itu tidak mengganggu keasyikan mereka bermain. Keceriaan terpancar jelas di wajah riang mereka beberbeda 180 derajat dengan aura yang dipancarkan oleh seorang gadis kecil berambut hitam pendek yang meringkuk diam di samping lapangan basket sambil memandangi kedua anak laki-laki tersebut.
Asyiknya punya teman, bisa bermain setiap hari pikir gadis kecil itu. Tanpa disadari oleh kedua anak laki-laki tersebut, setiap hari seorang gadis kecil selalu berdiri meringkuk sambil memeluk lututnya di pinggir lapangan basket. Menatap iri pada mereka berdua yang penuh keceriaan. Ingin ikut bermain, tetapi apa daya rasa malu menghalangi.
Andai ada anak perempuan lain di perumahan sepi ini gadis itu kembali mengeluh. Dia baru saja pindah ke kawasan perumahan ini tetapi sayangnya tidak banyak anak-anak yang tinggal di sini. Perumahan tempat kedua anak laki-laki dan gadis kecil itu tinggal didominasi oleh orang-orang tua. Jarang ada anak-anak di sekitar perumahan ini kecuali mereka bertiga.
"Ayo kita mulai lagi Kuroko!" anak laki-laki bersurai jingga menghentikan serangan 'gelitik no jutsu'-nya.
"Hai Ogiwara-kun" anak bersurai biru muda berlari mengambil bola basket yang telah menggelinding jauh.
"Pass ke sini! Pass ke sini!".
"Ogiwara-kun, tangkap ini!" sang pemegang bola mengambil ancang-ancang lalu melemparkan bola basket jauh ke angkasa.
"Terlalu jauh Kuroko!".
Bola basket itu melambung tinggi, melewati kepala si surai jingga bahkan melewati ring basket. Malangnya bola itu menurunkan kecepatannya dan melaju ke bawah menghantam wajah sang gadis kecil hingga terjatuh dari posisinya. Setitik air mata jatuh meluncur ke pipi sang gadis menandakan bahwa gadis itu merasa sakit.
"Maaf, aku tidak bermaksud mengenaimu" sebuah jari mungil mengusap air mata di pipi gadis itu. Sang gadis mendongak hanya untuk menemukan sepasang manik seindah biru laut menatapnya cemas.
"Wah Kuroko tembakan bagus! Kau mengenainya tepat di wajah" si surai jingga menepukkan tangannya tanda kagum.
"Ogiwara-kun ini bukan waktunya takjub. Dia sedang kesakitan" pemilik mata biru laut itu mengusap air mata yang mulai mengucur deras di pipi sang gadis "Apa masih sakit?" tanyanya lembut yang ditanggapi dengan anggukan pelan oleh sang gadis.
"Maaf-maaf" si surai jingga meletakkan tangannya di atas kepala sang gadis lalu mengacak-acak rambut sang gadis dengan pelan "Shuh! Shuh! Pergi jauh-jauh rasa sakit!".
Sebuah senyum kecil muncul di wajah sang gadis.
"Ibuku selalu melakukan itu ketika aku merasa sakit" sang gadis terkekeh pelan "Sekarang sudah lebih baik".
"Aku sering melihatmu di sekitar sini, siapa namamu?" tanya si surai jingga.
"Ogiwara-kun, tidak sopan untuk menanyakan nama orang lain sebelum memperkenalkan nama kita" tegur si surai biru muda "Namaku Kuroko Tetsuya dan si jingga dengan butiran nasi di pipinya adalah temanku, namanya Ogiwara Shigehiro".
"Bu-butiran nasi?!" buru-buru Ogiwara mengelap pipinya dengan tangannya. Sebutir-dua butir nasi sukses menempel di telapak tangannya. Pipinya memerah tanda malu.
"Kuroko-kun, Ogiwara-kun" sang gadis menunjuk anak laki-laki itu satu per satu untuk memastikan dia tidak salah mengingat nama.
Kuroko dan Ogiwara mengangguk.
"Mau main basket dengan kami?" tawar Kuroko.
Sang gadis hanya menggeleng pelan dan bergumam "Aku tidak bisa main basket".
"Tidak usah takut, akan kami ajari" Ogiwara menarik tangan kiri sang gadis.
"Oh ya kamu belum memberitahu namamu" Kuroko ikut-ikutan menarik tangan kanan sang gadis dan menyeretnya menuju lapangan "Akan susah memanggilmu jika kami tidak tahu namamu".
"Kalau begitu kita panggil saja dia sang gadis yang terlempar bola" Ogiwara mengusulkan dengan senyum jahil.
Gadis itu cemberut. Dia tidak menerima nama panggilan seaneh itu. Dia kan punya nama.
"Aku punya nama kok! Namaku [Name]"
Yup, gadis itu adalah kau.
"Kalau begitu, mulai sekarang akan kupanggil kamu dengan [Name]-chan!" Ogiwara mendeklarasikan nama panggilannya untukmu.
"Tapi aku juga mau memanggilnya [Name]-chan" Kuroko kesal karena nama panggilannya
untukmu telah diklaim terlebih dahulu.
"Aku mengatakannya lebih dulu!" Ogiwara membusungkan dadanya.
"Aku yang mengatakannya lebih dulu….tapi dalam hati" Kuroko tidak mau kalah.
"Dasar Kuroko, selalu saja cari alasan!" Ogiwara kembali melancarkan serangan 'gelitik no jutsu' pada Kuroko sedangkan Kuroko telah mengambil jurus langkah seribu dan menjauhi Ogiwara.
Kamu hanya tertawa pelan melihat kelakuan dua teman barumu itu. Ogiwara dengan ganas berusaha menggelitik Kuroko sedangkan Kuroko berlari dengan wajah poker face. Sungguh tontonan yang menggemaskan. Sejak hari itu, tanpa kau sadari hidupmu telah dihiasi oleh warna jingga dan warna biru muda.
-to be continue-
Maaf kalau prolog-nya membosankan ==.
