A Letter to Unknown
Disclaimer: Tite Kubo
Anneyong haeseyong!
Waduh, maaf temen-temen lama vakum gara-gara sibuk ngurusin kegiatan sekolah. Hehe Setelah lama nggak buka fan-fic dan nerbitin tulisan, aku pengen bikin sesuatu yang beda. Semoga A Letter to Unknown bisa membuat kalian terhibur ^w^
Ichigo merasa heran kenapa hampir setiap hari ada balon yang diterbangkan dari jendela tetangga sebelah rumahnya. Anehnya balon itu slalu jatuh di kebunnya. Ia penasaran dan ternyata menemukan surat yang diikatkan di balon itu. Dan isinya..
R n R please ^w^
Dear: Hitsugaya
Hai Hitsu-kun!
Lama tak menyapamu. Aku sebenarnya sangat merindukanmu. Andaikan aku bisa menulis surat untukmu. Yaa.. ini suratku. Tapi aku tak yakin kau bisa membacanya. Kau yang jauh di sana..
Kau tahu Hitsu.. Bisa saja aku mengirimimu e-mail dan aku bisa berkomunikasi denganmu..
Tapi.. Aku terlalu malu.. Aku takut tidak dapat mengendalikan diriku..
Dari banyak laki-laki yang ada di dekatku tak ada satu pun yang bisa membuatku jatuh cinta.. Karna bagiku hanya dirimu yang paling istimewa.. Aku tidak bercanda, Hitsu-kun.. Sungguh..
Entah apa yang bisa membuatmu terus bertahan di hatiku. Aku bingung.. Padahal banyak orang yang lebih perhatian jauh daripada dirimu. Namun mungkin karna dirimu yang hadir pertama..
Aku merasa menjadi gadis paling melankolis. Ini karna KAU! Tiap mengingatmu, aku tak pernah bisa menghentikan air mataku sendiri..
Mungkin dengan begini aku akan lega..
Kumohon lekas kembali.. Kau yang selalu membuatku tersenyum.. Berjanjilah! Buktikan padaku bahwa kau tak kembali dengan sia..
"Wah.. aku tak tahu harus tertawa atau menangis. Tapi kuakui gadis ini benar-benar konyol. Ini sudah ketiga kalinya dalam seminggu. Apa dia selalu seperti ini? Aku ingin melihat seperti apa dia"
"Kau sedang apa, Ichigo?"
"Oh.. tadi habis nyiram anggrek yang aku beli kemarin, Ma"
"Kamu ini emang lebih rajin daripada Mama"
"Hehe.. Oh iya Ma, Mama tahu tentang tetangga sebelah? Kok kayaknya tertutup banget?"
"Kamu jangan berfikir begitu, sayang.. Kita kan baru seminggu ini pindah. Mama malah yang merasa tertutup soalnya belum sempet bertamu ke sana"
"Iya juga, Ma. Gimana kalau kita bawain bunga atau kue, Ma? Sebagai tanda persahabatan"
Mama Ichigo pun tersenyum dan mengacungkkan jempol sambil berkata,"Briliant! Let's we make a rainbow cake!"
Ichigo pun berjalan sambil berjingkrak senang mengikuti Mamanya ke dapur. Ia merasa kesempatannya untuk bertemu gadis misterius itu akan terbuka lebar.
Tapi pada kenyataannya..
"Maaf Bu, Nyonya sedang keluar. Kalau Tuan seperti biasa kerja."
"Hmm,, kalau begitu titip saja buat ibu sama bapak kalau nanti pulang."
Ichigo pun kesal dan berkata lirih,"Failed! Failed! Failed!"
"Kamu ngomong apa, sayang?"
"Ee..ee."
"Emm.. begini saja, Bu. Atau mau ketemu sama Non Momoka saja?"
"Ooohh.. jadi namanya Momoka," ucap Ichigo spontan lalu langsung memegangi mulutnya.
"Iya. Tuan sama Nyonya itu punya dua anak, namanya Non Momoka sama Non Rukia. Kamu kenal dengan Non Momoka?"
"Emm.. belum, Bi."
Setelah berfikir Mama Ichigo memutuskan untuk pamit saja dan menitipkan kue itu pada bibi itu.
"Sampaikan saja salam dari saya, Ibu Honoka tetangga baru yang tinggal dua rumah dari sini." Mama Ichigo pun menunjuk kearah rumah bercat biru laut itu dan berkata lagi,"Itu dia".
Bibi itu menggangguk kan kepalanya sambil berkata,"Ooh.. iya.. iya.. Kapan-kapan boleh kan saya berkunjung ke rumah ibu? Rumah ibu sangat indah. Bunga-bunga itu juga sangat cantik. Sepertinya ibu suka sekali merawat tanaman."
"Ohoho jangan sungkan. Rumah saya selalu terbuka bagi siapa saja. Tapi rumah saya kosong kalau pagi hingga siang karna saya harus bekerja dan anak saya ini sekolah."
"Berapa bersaudara, Bu?"
"Kakaknya laki-laki sedang bekerja di Jerman menjadi teknisi pesawat terbang. Bu, kami pamit dulu ya.. Sampaikan salam saya pada Ibuu.."
"Ibu Riyuka"
"Oh iya maaf saya hampir lupa.. Ibu Riyuka dan Pak Ryutaro"
"Baik, Bu. Nanti saya sampaikan"
Tanpa perkenalan yang Ichigo harapkan, ia pulang bersama Mamanya. Meskipun begitu, malam harinya surat itu datang .. Dan sepertinya kesempatan besar datang.
"Ah, balon! Kenapa baru selarut ini dia menerbangkannya? Untung saja aku belum tidur.. Yah, ngangkut di pohon lagi. Haduuuh.."ucap Ichigo lalu beranjak memanjat pohon. Tapi saat melihat ke atas, ia melihat seorang gadis yang sedang menggapai-gapai balon itu.
Ichigo tidak jadi memanjat pohon dan berteriak pada gadis yang hampir jatuh itu,"Hey, Awas! Kau bisa jatuh!".
"Tenang aku bisa mengambilnya", ucap gadis itu setelah berhasil menggambil balon itu dan.."Aaaaaaaaaa"
Bruuk..
Sedetik.. dua detik.. tiga detik..
Mata mereka beradu dan ucapan Ichigo menghentikannya..
"Jelek! Turun jelek!"
Gadis itupun melompat turun dari gendongan Ichigo dengan raut muka cemberut.
"Maaf",ucap gadis itu lalu menunduk tanda menyesal.
Ichigo langsung merebut balon yang ada di tangan gadis itu dan mengambil suratnya.
Gadis itu marah setelah tahu suratnya diambil Ichigo. Lalu ia berkata,"Kembalikan".
"Tidak! Barang yang sudah masuk ke wilayah rumahku adalah milikku! Pulang sana!"
"Maaf jika aku tidak sopan masuk ke kebunmu, tapi tadi itu kecelakaan. Sudahlah kembalikan. Aku akan segera pulang"
"Asal kamu tahu, aku tinggal dengan ibuku yang sangat pemarah. Jika dia tahu ada orang yang membuat kebunnya berantakan seperti ini maka..kreek"ucap Ichigo sambil memperagakan orang yang memotong lehernya dan melanjutkan ucapnya,"Mati!"
Wajah gadis itu langsung pucat dan ia bertanya,"Hah.. benarkah?"
"Untuk apa aku bohong. Aku sih nggak bisa bayangin aja semisal ada orang asing masuk ke rumahnya pasti ibu langsung naik darah dan bisa-bisa kamu dikurung seumur hidup!"
"Aduh, kamu jangan nakut-nakutin! Gimana kalau aku minta tolong sekaliii iiniii aja? Boleh ya? Tolong biarkan aku pulang. Kalau Mama sampai ngecek ke kamar dan aku nggak ada pasti heboh deh rumahku."
"Emm.. gimana ya?"ucap Ichigo berlaga mempertimbangkan dengan matang lalu ia berkata lagi,"Oke setuju. Tapi balonmu dan suratmu ini untukku dan besok aku akan memberikannya padamu besok di taman kota jam sembilan."
"Baiklaah.. Tapi untuk apa? Kenapa kamu tidak memberikannya padaku sekarang? "
"Itu bukan urusanmu"
"Aku bersedia tapi kamu nggak boleh baca surat itu! Karna itu privacy! You know the meaning of privacy, right? So, deal?"ucap gadis itu sambil mengulurkan tangannya pada Ichigo untuk tanda persetujuan.
"Oke deal!", ucap Ichigo sambil menjabat tangan gadis itu lalu ia berkata,"Let's go, follow me!."
Setelah sukses mengantar gadis itu pulang, Ichigo masuk ke kamarnya dan membaca surat itu. Sebelumnya ia berkata,"Gadis itu terlalu polos tapi menarik juga".
Dear: Hitsugaya
Hitsu..
Sepertinya aku lelah menunggumu.. :'(
Usai membaca surat itu dengan raut muka merasa bersalah, ia berkata,"Hah.. sepertinya aku salah time". Lalu ia pun terlelap dengan rasa sesak yang entah muncul dari mana.
Gimana kisah Ichigo dengan gadis yang menurutnya bernama Momoka itu? Read chapter 2
Makasih :)
