Chapter 1

Terpaan angin lembut memainkan setiap helaian rambut hitam legam miliknya baguslah cuaca saat ini sangat cerah semua mahluk yang mereka sebut manusia sangat menyukai cuaca seperti ini. Semua melakukan aktifitas banyak manusia yang berlalu-lalang di tempat itu, ada yang berkumpul bersama teman mereka, bercanda cekakak-cekikik, para orang tua bersama anak mereka, tak hanya itu cukup banyak dari mereka yang berpasangan berjalan sambil berpegangan tangan, dan ia selalu tahu tempat ini memang selalu ramai entah sudah keberapa kali dirinya selalu mendatangi kota ini selama 3 tahun ini.


The Air © Viechi

Bleach © Kubo Tite

Rated : M (ringan)

Hanya memeriahkan #EndOfArcana

Happy Reading

Dont't like? Then review! Tell me wat's on your mind ^v^


Dirinya memang sangat menyukai kota ini, yah kota Karakura banyak sekali kenangan di kota ini kota yang membuatnya memiliki seorang teman dan sahabat lebih dari itu seseorang yang sangat berharga hingga saat ini seorang pria berambut orange dirinya selalu memanggil kepala jeruk jika mereka sudah bertengkar mengenai hal sepele keduanya terlalu gengsi untuk mengalah, namun seperti itulah keakraban mereka, oh dan jangan kalian lupakan bahwa dirinya selalu menyayangi sikepala jeruk ini. Dulu dirinya memang menyayanginya sebagai seorang sahabat namun semakin seriang ia bertemu dan bertengkar dengan si kepala jeruk ia mulai memandangnya sebagai seorang lelaki. Tentu saja perasaannya pun berubah hingga sekarang dengan hanya memikirkanya saja membuatnya frustasi.

Perasaan merindu yang tak bisa ia pungkiri hingga saat ini, sampai kapan kau akan bertahan, hah? Dan sampai kapan kau menghela nafas akibat frustasi yang menyerangmu akhir-akhir ini akibat keputusan yang kau ambil.

Manik violet miliknya tak pernah lepas dari sepasang kekasih lelaki tinggi berambut orange dan gadis berambut panjang orange mereka tidak sedang memadu kasih seperti yang dilakukan pasangan yang lain berpegangan tangan atau merangkul lengan pasangan mereka seolah ingin menunjukan bahwa "dia milikku", mereka hanya duduk di bangku taman jarak mereka duduk tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh.

Keduanya terlihat sedang mengobrol, entah apa yang mereka bicarakan. Semakin lama ia memandang mereka semakin cepat pula reiatsu miliknya diketahui keduanya. Tujuanya datang kekota ini selalu sama ia ingin melihatnya kemudian kembali ke soul society dengan cepat jika berharap kehadirannya tidak diketahui.

"ittaii.." seorang anak kecil berlari dan terjatuh tak jauh dari mereka, sontak si pria segera menghampiri anak itu.

"Kau baik-baik saja?" si pria membantunya berdiri dan membersihkan kotoran di pakaian anak itu.

anak itu menjawab dengan anggukan, "ibu bilang aku harus kuat jika jatuh, karna aku seorang laki-laki" terangnya menahan sakit di lututnya menggantinya dengan cengiran lebar memperlihatkan gigi susu yang rapi. Ibu bilang haus kuat.

"Anak pintar, lain kali harus lebih berhati-hati. Oke!" ia memeberi nasehat sederhana tangannya mengusap lembut kepala si anak.

"Ha'i" anak kecil itupun segera meninggalkannya pergi mengejar teman sebayanya.

Gadis yang mengawasinya dari atas tersenyum

"Ichigo"

bibir mungilnya bergerak mengucakan nya seolah menjadi gejala yang membuatnya sulit untuk disembuhkan kecuali dicegah yaitu tidak menemui Ichigo selamanya jika ingin sembuh, namun pada kenyataanya ia tidak ingin sembuh. Keinginannya sudah terpenuhi waktunya gerbang pemisah antara dirinya dengan dunia manusia sudah tertutup.

Seperti sebuah sinyal Ichigo segera berbalik menatap kearah langit merasakan sesuatu yang tidak asing baginya pendengarannya sempat mendengar namanya disebut. Namun Ichigo tidak menemukan apapun atau seseorang yang memanggilnya, tidak ichigo rasa bukan untuk memanggil melainka hanya lantunkan namanya. Rahang Ichigo mengeras. Rukia. kenapa?.

Melihat ada yang aneh dengan ekspresi kekasihnya ia pun mengikuti arah pandang Ichigo di langit tidak ada apa-apa hanya langit dan awan, atau bisa jadi bukan objek keduanya yang Ichigo lihat.

"Kurosaki-kun daijoubu?" kekasihnya merasa khawatir ia hanya ingin memastikan Ichigo apa ia benar-benar baik saja karna bukan jarang lagi Ichigo memandang ke arah langit seperti ini.

Ichigo memalingkan wajahnya pada kekasihnya. Kemudian menggeleng jeda sesaat "Inoue, gomen bisa kita pulang sekarang?"

Ada rasa kecewa dari ajakan Ichigo bukan apa-apa meraka baru 1 jam habiskan waktu bersama setelah satu bulan Ichigo sibuk dengan kuliah kedokterannya.

"Hm, baiklah. Tapi apa kurosaki-kun benar-benar baik saja?"

"Tidak adak yang perlu dikhawatirkan Inoue, ayo aku antar kau pulang"

Selalu, Ichigo selalu mengatakan itu. ada apa denganmu Ichigo tak bisakah kau lebih terbuka terhadapku?

Inoue merasa dirinya sama sekali tidak berguna selama menjadi kekasihnya, Inoue merasa Ichigo sedang menghindarinya akhir-akhir ini. Bahkan selama 3 tahun ini mereka sama sekali tidak ada perkembangan yang pasti pada hubungan mereka selama itu hubungan mereka terasa hambar. Dulu mereka memang selalu pergi berkencan berpegangan tangan selalu inoue yang lebih dulu.

Mereka sudah didepan rumah Inoue.

"Kurosaki-kun, maukah kau minum teh dulu sebelum pulang?" Inoue tahu menawarkan teh adalah hal yang biasa namun bukan acara minum teh yang Inoue utamakan ia hanya ingin lebih lama bersama Ichigo.

Tanpa pikir lama Ichigo segera menggelengka kepala "Tidak, maaf tidak untuk hari ini Inoue mungkin lain kali saja." Seulas senyum ia sertakan berharap penolakannya tidak terlalu menyakitkan.

"kalau begitu aku pulang dulu, ja." Ichigo segera berbalik meninggalkan Inoue di belakangnya baru beberapa langkah Inoue berlari memeluk punggung Ichigo.

"Kurosaki-kun, katakanlah padaku jika terjadi sesuatu aku ingin selalu berada disamping mu kurosaki-kun biarkan aku meringankan bebanmu. Aku ingin tau apa yang kau pikirkan jadi kumohon biarkan aku membantumu." Inoue semakin mengeratkan pelukannya, satu tangan Ichigo terangkat menggenggam tangan Inoue.

Kau tidak mengerti inoue terlalu sulit bagiku untuk mengatakannya.

Yah terlalu sulit dan terlalu rumit untuk dijelaskan ah seandainya tuan takdir tak mempermainkan kehidupan perasaanya maka akan lebih mudah baginya untuk hidup lebih bahagia dan bebas memilih siapapun yang ia inginkan. Bukan tapi yang ia cintai.

"Inoue" ucapnya seraya perlahan melepakan pelukan Inoue berbalik memegang kedua lengan atas Inoue " tak ada yang harus kau khawatirkan dan tak ada yang aku pikirkan saat ini-" bohong jika Ichigo tidak memikirkan apapun "-tenang saja aku pasti akan mengatakannya jika aku mau" yah jika Ichigo mau, kali ini ia mengatakan yang sebenarnya.

"Tapi-"

Ichigo segera memotong ucapan inoue "Aku hanya lelah Inoue"

"Baiklah Kalau begitu" inoue tidak bisa memaksa Ichigo perlahan wajahnya medekat mencoba memperpendek jarak dirinya dengan Ichigo. Dan Ichigo tahu.

"Masuklah, aku akan pergi sekarang" Ichigo mencoba menghentikan inoue dengan cara mengusap lembut kepala inoue. Ichigo sama sekali tidak menginginkannya saat ini. Dan akhirnya ichigo benar-benar pergi.

Gomen Inoue.


Rukia sudah berada di soul society keinginannya sudah terpenuhi. Ingin rasanya Rukia menghampirinya melepskan sesuatu yang ia tahan selama ini. Namun ia tahu dirinya tak sanggup melakukan apa yang dikehendaki benaknya sendiri. Tidak. Tidak. Tidak jika ia lakukan itu semua hubungan yang mereka bangun akan hancur karena ke egoisan dirinya terutama Rukia tidak ingin persahabatannya dengan Inoue hancur karena gadis itu sangat mencintai Ichigo. Dia bukan seseorang yang patut diperlakukan seperti itu.

Sungguh Rukia merasa tidak puas dengan hanya melihatnya.

Diwaktu yang sama, tempat yang berbeda.

Rukia : aku ingin bertemu denganmu.

Ichigo :aku ingin bertemu denganmu.

Entah faktor kebetulan atau mungkin ada sebuah ikatan yang terhubung membuat mereka semiliki keinginan yang sama dan keinginan mereka bertambah.

Rukia : dan aku ingin bebagi udara denganmu. Lagi.

Ichigo : dan aku ingin bebagi udara denganmu. Lagi.

TBC


Bersedia untuk mereview? Oke aku tidak memaksa kok so enjoy aja.

Yo! Minna-san Konichiwa. Terima kasih sudah bersedia meluangkan waktunya untuk sekedar membaca fic pertama Ichiruki ku yang yah, sangat biasa.

Setelah lama hiatus dari perfanfika ini saya merasa tergerak kembali menulis fic baru karena salah satu pair tercinta saya ichiruki tidak berakhir canon. Sumpah saya nagis pas baca ending komik bleach ternyata yang jadi istri Ichigo bukan Rukia melainkan nona Semok Orihime Inoue. Sumpah gedeg + nyesek bnget. Tapi yah mau bagaimana lagi semuanya atas kehendak abang Tite Kubo saya tidak bisa berbuat apa-apa T-T. Yang penting saya masih mencintai Ichiruki. Oke cukup sesi curhat saya #kaya ada yang peduli aja.

rated M untuk chapter berikutnya.