Disclaimer : Persona emang punya ATLUS. Sampai aku brewokan pun Persona tetap punya ATLUS.
Warning : mungkin Chie jadi sedikit OOC. Yosuke juga. Entahlah. Akupun bimbang... *disumpel sendal*. Oh iya, Fic ini multi-chap!
A/N : Selamat Pagi, Siang, Sore, Malam, Subuh, Saudara! Perkenalkan, saya author baru, pankoi. Yoroshiku! Mohon bimbingannya dari saudara semua!
Aimai Hoko.
(Love Lost Course.)
©pankoi
—Thursday, After School.
"Chie, Sabtu ini ada acara?"
Aku menoleh, lelaki berambut abu itu menanyakan hal itu padaku.
"Tidak ada. Ada apa, Souji-kun?"
"Ayo kita jalan."
"Besok lusa Souji-kun ngajak aku kencan~!"
"Jangan bercanda kamu, Souji itu mana mungkin suka dengan cewe bringas kayak kamu."
Aku kaget, marah, dan malu. Ya, tetap disampingku ada lelaki yang selalu menggantungkan sebuah headphone di lehernya.
—Yosuke Hanamura.
"Apa-apaan kau ini?!"
"...Jadi kamu ini suka dengan Souji ya?"
"E-e-enggak kok...!" aku menutupi wajahku yang memerah. Sialan dia, dengan mudahnya ia mengetahui rahasia yang kututupi dari semua orang.
"Suka itu bukan hal yang memalukan tau. Kau suka Souji kan'?"
Aku memberhentikan langkah kakiku. Aku terdiam melihatnya,
"Sejak kapan kamu jadi sok bijak seperti itu?"
"Kurang ajar kamu! Aku ini memang bijak dari sananya yah!"
"Yah, terserahlah~..." aku berjalan menuju gerbang sekolah.
"Kamu mengalihkan pembicaraan."
Aku menoleh, aku menatapnya sesaat. "...Mengalihkan pembicaraan apa?"
"Aku bertanya, kamu ini suka Souji ya?"
"Itu bukan hal yang penting untuk di bahaskan? Lagi pula enggak ada pentingnya sama sekali. Dan berhentilah mengerjaiku dengan bertanya seperti itu."
Dia mengajakku adu mulut lagi? Hhhh, setiap hari anak ini memang selalu mencari masalah...
"Aku ini bertanya dengan serius."
Aku memandangnya. Ia menatap mataku. Mukanya memang sedang serius. Tapi kenapa, aku merasa ia menyukaiku?
"...ugh." aku benar-benar merona saat ini, aku langsung pergi meninggalkannya. Meskipun ia berteriak memanggil namaku.
"Chie..."
—Friday, Early Morning.
Rasanya aku tak sanggup ke sekolah hari ini...
Rahasiaku diketahui oleh orang tak terpercaya, Yosuke.
Aku tak tahu ia akan memberi tahu Souji-kun kalau aku menyukai Souji-kun atau tidak.
Dan ia bersikeras menanyakan bahwa aku menyukai Souji-kun atau tidak...
Terlebih lagi dia sepertinya menyukaiku.
Dan lebih parahnya lagi, ia duduk di belakangku.
"Selamat pagi, Chie-senpai~!"
"Yo, pagi, Chie-senpai."
"Selamat pagi, senpai."
Sang Trio Kouhai.
"Kenapa Senpai? Kok enggak semangat banget sih~?" kalian-tahu-siapa-yang-berbicara-saat-ini.
"Pagi kalian bertiga. Oh, aku enggak apa-apa kok..." aku berusaha ngeles sebaik mungkin.
"Aku lesu karena kaset DVD-ku yang kuincar dari dulu udah habis." Lanjutku.
"Hm? Kaset apa, senpai? Kalau ada, biar aku carikan di internet..." kali ini sang Ouji Tantei membuka mulut.
Matilah aku. Film apa yang aku mau? Semua film yang aku mau aku sudah punya semua. Aduuuuh... Apa? Apa? Apa?
"U-um, T-twilight..." BARUSAN AKU NGOMONG APA?!
"Wow, selera film Chie-senpai ternyata sudah berubah?". Kanji-kun, kau salah... Aku hanya salah sebut... "Bu-bukan begitu. Aku ta—"
"...Yo."
"Selamat pagi..."
Kedua suara itu sangat familiar di telingaku.
"Pagi, Yosuke-senpai, Souji-senpai~!"
"Yo!"
"Pagi, Senpai."
Aku diam, menatap Yosuke. Ia rupanya sadar kalau aku menatapnya, ia langsung menatapku balik.
Aku membuang muka, sebetulnya aku malu untuk bertemu Yosuke maupun Souji.
"...A-aku pergi dulu ya. Sampai nanti!".
"Loh? Chie-senpai?" Rise bingung.
"Biarkan saja..." Yosuke angkat bicara.
"...Eh?"
Aku pergi ketempat mangkalku—atap sekolah. Disana, aku merasa tenang. Aku ini kenapa ya, tiba-tiba jadi begini? Aku bilang Yosuke suka padaku. Tapi...
Itu belum tentu benarkan? Karena itu hanya menurutku saja.
Lalu, Souji-kun, entah kenapa ia mengajakku untuk pergi bersamanya besok. Apa Souji-kun menyukaiku? Aku penasaran...
"Jangan bercanda kamu, Souji itu mana mungkin suka dengan cewe bringas kayak kamu."
Sialan kau, Yosuke.
—Friday, Lunchtime.
"Chie, kamu kenapa?"
Lamunanku hilang saat mendengar suara lembut ini.
"...Oh, Yukiko. Enggak apa-apa kok."
Yukiko diam, lalu tersenyum. "Kalau ada masalah, cerita ya. Aku gak mau kamu jadi murung begini..."
"Ahahaha! Aku murung? Enggak kok!" aku berusaha menghilangkan kegalauan-ku. Dan kembali ceria agar Yukiko tersenyum.
Dasar Yukiko, meski aku seperti ini ia tetap melihatku dengan pandangan aku-tahu-kamu-lagi-galau.
Aku cemberut, lalu ia tertawa, "pfft... Baiklah, baik... Kamu enggak murung lagi... Boleh aku mengambil foto wajahmu yang sedang cemberut tadi?" ucapnya sambil menahan tawanya.
"Tidak Yukiko, 100 tahunpun takkan boleh!"
Terimakasih Yukiko, berkat kamu, aku kembali ceria.
—Friday, Afterschool.
"Souji, mau ikut ke Okinawa? Kou sama Daisuke juga ikut."
Pulang sekolah, Yosuke langsung mengajak Souji-kun pergi.
"Oke. Aku ikut.". "Yukiko, Chie, mau ikut?" tawar Souji-kun.
Yosuke memandangku lagi. Emang salahku apa dengan dia?
"Maaf, aku mau beli kamus besar Bahasa Indonesia(?) hari ini. Sampai jumpa. Bye, Chie." Yukiko berlalu sambil melambaikan tangannya padaku.
"Bye, Yukiko!" aku melambaikan tanganku.
"Jadi, tinggal kamu, Chie. Mau ikut?" Souji-kun bertanya kembali padaku. Duh, jantungku berdebar sangat cepat.
Dan lagi-lagi, Yosuke memandangku lagi. Tatapannya kosong, seperti menerawang.
"U-um... Aku gak ikut. Maaf, sampai jumpa!" aku mengambil tasku, lalu aku pergi, berlari. Menuju rumah secepat mungkin.
"...Ada apa dengan Chie?"
"AKU BENCI YOSUKE!"
Aku menjerit sekeras-kerasnya di Samegawa. Tak peduli ada Kakek-kakek menatapku dengan tatapan bising-kau-bocah. Lalu kakek-kakek itu pergi.
Aku pengen jalan ke Okinawa bareng Souji-kun. Tapi si Yosuke... Tatapannya bikin badmood. Hhhh...
Aku sudah bosan, aku sebaiknya segera pulang ke rumah.
Langkahku terhenti saat melihat orang yang ada di depanku saat ini.
"...Yo."
"...Oh. Hai, Yosuke." Aku menjawab sapaannya. Tetapi aku memalingkan wajahku.
"Aku harus pulang, bye." Tambahku. Lalu aku pergi melaluinya.
...Tapi ia menahan tanganku...
"Aku ingin bicara denganmu."
"Bicara apa?" aku tetap memalingkan wajahku.
"...Chie, tolong lihat wajahku."
Aku tak ingin melihat wajahnya. Aku tak ingin melihat tatapannya itu. Aku tak ingin berbicara dengannya untuk saat ini.
Ia menghela nafas, "...Baiklah. Kamu menyukai Souji kan'? Ya atau tidak?" ia menekan kata 'ya' dan 'tidak'. Aku menahan nafasku. "...Ya."
"Sebaiknya kamu jangan menyukainya."
"Apa maksudmu, Yosuke?" aku mulai marah, menarik tanganku yang dari tadi di pegang olehnya.
"—Kh!" ia mendecak kesal. Tiba-tiba ia memegang kedua tanganku.
"Aku menyukaimu, Chie."
Ya? Gimana? Ngebosanin? Aneh? Romance-nya kurang?
Un, un! Terserah pendapat anda sekalian bagaimana.
Leave some review please? *puppy eyes*
Oya, no flame ya. Kalau review yang membimbing sangat saya terima.
Terimakasih~. *kasih handuk bekas*
