My Immortal © atacchan
.
Harry Potter © J. K. Rowling
.
Summary : Memiliki garis keturunan vampir bukanlah hal yang mudah. Hermione terjebak lagi dalam masa-masa sulit demi menyelamatkan hidup seorang vampir. Vamfic.
.
Timeline : Tahun Ketujuh Hermione. Harry dan Ron mengikuti pelatihan Auror sebagimana di Canon. Karena Hermione mengulang tahun dia jadi satu tahun dengan Ginny.
.
Cetak miring untuk flashback.
.
Don't Like? Don't Read!
.
First : Are You Kidding Me?
OoO
Hermione berjalan cepat tetapi dengan langkah ragu-ragu. Dia menatap patung Gargoyle yang menjadi pintu masuk ke kantor kepala sekolah.
"Fawkes," ucapnya pada patung Gargoyle dan patung itu menunjukkan tangga jalan ke kantor kepala sekolah.
Hermione menapaki tangga itu. Sampai di tangga teratas dia berjalan terus ke sebuah pintu yang menghubungkan tangga dengan kantor kepala sekolah.
Dari pintu itu Hermione dapat melihat dengan jelas bahwa Profesor McGonagall –selaku kepala sekolah- memanggilnya dan juga Draco Malfoy.
McGonagall dan Draco tampaknya tidak menyadari kedatangannya, yang membuat Hermione bertanya dalam hati 'Sebenarnya aku dipanggil untuk apa?'.
"Ehm, Profesor," panggil Hermione.
"Oh ya. Miss Granger, silahkan duduk dulu. Aku masih menunggu satu orang lagi." kata Minerva yang menyihir kursi dari udara kosong tepat disebelah Draco.
Mau tidak mau Hermione duduk di kursi dan diam. Siapa lagi yang mereka tunggu? Hermione kira hanya dia yang dipanggil ke kantor kepala sekolah.
OoO
"Selamat Malam anak-anak, jangan berkeliaran di jam malam."
Hermione sudah bersiap-siap kembali ke Asrama dan menikmati kasurnya ketika Profesor McGonagall menyampaikan kata-kata tambahannya.
"Oh, satu hal lagi. Miss Granger diharapkan datang ke kantorku sekarang." tambahnya yang sukses membuat Hermione mendesah tidak sabar.
"Ada apa Mione?" tanya Ginny padanya.
"Entahlah Gin, aku rasa aku belum melanggar apapun."
"Yeah, kita baru menginjakkan kaki di Hogwarts hari ini." komentarnya.
"Aku duluan Gin," kata Hermione dan menggambil jalan yang berlawanan dengan jalan yang diambil Ginny.
Hermione berjalan melewati koridor ke arah kantor kepala sekolah sambil menatap kastil dengan intens. 'Banyak yang berubah,' batinnya.
"Miss Granger," panggil seseorang.
Hermione membalik badannya dan mendapati bahwa Profesor Sprout lah yang menanggilnya.
"Ya Profesor?" tanyanya.
"Kata kunci kantor kepala sekolah adalah nama burung Phoenix milik Dumbledore."
Hermione mendapati nada sedih dalam kata 'Dumbledore'. Sejujurnya dia juga masih merasa kehilangan.
"Terima kasih Profesor," kata Hermione dan melanjutkan perjalanan ke kantor kepala sekolah.
OoO
"Lama sekali," komentar McGonagall saat perapian di kantor kepala sekolah menghijau –pertanda seseorang sedang menggunakan jaringan Floo ke kantor kepala sekolah- dan memunculkan sosok seseorang.
"Maaf Profesor," jawab suara itu diiringi dengan cengiran khasnya.
Mata Hermione membelalak seketika. "Harry?" panggilnya.
"Eh, Hermione."
Hermione memberikan pandangan bertanya yang dibalas Harry dengan pandangan 'Aku juga tidak tahu' dan mengalihkan pandangannya kepada Profesor McGonagall yang menginterupsi acara tatap-menatap antara Hermione dengan Harry.
"Ehm,"
Ketiga anak remaja disana langsung memberikan pandangan penuh kepada kepala sekolah Hogwarts.
"Jadi kita langsung saja." kata McGonagall setelah sebelumnya menyihir satu lagi kursi kosong dari udara untuk Harry.
OoO
Hermione masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Dia mengaharapkan sedikit saja kata tidak persetujuan dari Draco tetapi Draco hanya mengangguk sebagai tanda bahwa yang dikatakan McGonagall sepenuhnya benar.
"Aku dan Harry akan mencari Sanguini, aku rasa dia tahu mengenai hal seperti ini. Aku berharap kau mau membantu Miss Granger." kata McGonagall yang menatap lurus pada Hermione.
Hermione mengangguk.
"Baiklah kalau begitu, aku dan Harry akan memulai pencarian Sanguini hari ini- Ah, silahkan Hermione."
"Maaf sebelumnya, tetapi bagaimana mencari cara penyembuhannya Profesor?"
Minerva tampak berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Hermione. "Ini memang sedikit sulit, tetapi kita harus mencari satu persatu. Kau bisa mencarinya dari buku-buku dibagian terlarang –Jangan membaca hal yang tidak perlu kau ketahui Miss Granger- dan meminta bantuan Madam Pince. Mister Malfoy juga akan membantu."
Hermione mengangguk.
OoO
"Kita memulai pencariannya besok saja. Setelah kelas, aku tahu kau tidak akan meninggalkan kelasmu." jelas Draco.
Hermione hanya mengangguk pertanda setuju dan beranjak pergi ke Asramanya.
"Ah ya," seru suara itu lagi.
Hermione berbalik dan melemparkan pandangan bertanya.
"Aku tahu kau tidak akan mengatakan soal ini pada siapapun dan ku harap memang begitu, tapi jika boleh aku tidak mau Weasley tahu, sekalipun kau dan dia berteman. Cukup Potter saja yang tahu." jelasnya.
Hermione menaikkan alis. "Yeah,"
"Dan satu lagi,"
"Apa?" tanya Hermione.
"Terima kasih sudah mau membantu." kata Draco dan langsung berjalan pergi.
Hermione menatap punggung Draco yang makin menjauh, 'Terima kasih?'. Hermione mulai merasa bahwa dunia sihir memang penuh hal aneh.
Hermione berjalan ke Asramanya sambil terus berpikir keanehan apa saja yang sudah dialaminya sejak menginjakkan kaki di dunia sihir.
Berteman dengan seorang Harry Potter yang nyawa diinginkan oleh salah satu penyihir hitam terhebat adalah suatu hal menakjubkan yang dimasukkannya ke daftar keanehan.
Diantara berjuta-juta penyihir didunia, kenapa dia yang menjadi teman Harry coba?
Lalu, malam ini. Dia masih tidak percaya bahwa McGonagall telah mengatakan bahwa Draco Malfoy adalah seorang atau mungkin seekor vampir. Mendengar hal tersebut hampir sama dengan mendengar bahwa Voldemort memiliki hidung, yang pasti akan menghasilkan sejenis pertanyaan 'Bagaimana bisa?' atau 'Kau bercanda?'.
Hermione tidak habis pikir. Dia mengucapkan sandi Asramanya dan masuk. Dia tidak langsung ke kamarnya karena fakta baru bahwa Draco adalah vampir –muda- cukup menganggunya.
OoO
"Saat Draco berserta Ayah dan Ibunya akan meninggalkan lokasi pertempuran, mereka mendapat gangguan. Beberapa manusia serigala dan vampir datang menghadang mereka."
Hermione memandang tidak percaya.
"Mereka tidak akan membiarkan siapapun pergi, mereka telah menjadi pengikut kuat Pangeran Kegelapan dan mereka tidak ingin ada penghianatan." terang Draco.
McGonagall mengangguk dan melanjutkan. "Mereka selamat tetapi salah satu vampir sempat menyandra Draco. Dia meninggalkan bekas gigitan."
Harry tampaknya lebih bisa menganggap bahwa ini hal serius dibanding Hermione yang masih membelalakkan mata.
Draco melonggarkan dasinya dan menarik kerah kemejanya turun sedikit sehingga mengekspos lehernya. Ada bekas gigitan disana.
"Kalian tahu apa akibatnya kan?"
"Orang yang digigit vampir akan menjadi vampir juga." kata Hermione takut-takut.
"Benar Miss Granger, tetapi yang menggigit Draco bukan vampir dewasa. Hanya vampir muda yang mendapatkan gigitan dari vampir lain. Mereka bergabung karena diiming-imingi hadiah dari kau-tahu-siapa. Dia menjanjikan agar mereka bisa kembali menjadi manusia."
"Tapi bukankah vampir tidak bisa kembali?" tanya Harry.
"Bisa, jika dia belum tiga bulan dari waktu dia mendapat gigitan. Vampir muda memerlukan waktu tiga bulan untuk benar-benar menjadi vampir." Jelas Hermione dengan nada sedikit bergetar.
McGonagall mengangguk. "Karena itu aku butuh kalian."
OoO
Kelas Mantra baru saja selesai. Sampai makan siang dia tidak ada kelas dan entah ini disengaja atau memang kebetulan kelas yang diambil Hermione sama dengan kelas yang diambil Draco.
"Maaf anak-anak, seperti yang kalian tahu aku memang pengurus perpustakaan. Tetapi, aku juga tidak pernah menemukan buku seperti itu. Mungkin ada di seksi terlarang. Kalian bisa mencarinya disana, masih ada buku yang harus ku sortir." tunjuk Madam Pince ke tumpukkan buku.
Hermione dan Draco mengangguk mengerti.
Mereka masuk ke seksi terlarang. Hari itu perpustakaan cukup sepi sehingga masuk ke seksi terlarang tidak akan menimbulkan kehebohan.
Draco menyortir buku-buku di rak kanan sedangkan Hermione di rak kiri. Cukup sulit mencari buku itu sebenarnya, karena buku di seksi terlarang banyak yang sudah tidak berjudul dan sampulnya juga sudah tidak baru lagi.
Hermione menyentuh sebuah buku dengan sampul kulit, buku tersebut seakan disegel. Hermione menatap buku itu dalam-dalam. Dari tekstur kulitnya yang keras sepertinya buku itu sudah lama disana. Lagipula buku itu sangat berdebu.
Hermione mengayunkan tongkatnya untuk membersihkan bukunya dan memasang mantra Muffliato. Sekedar berjaga-jaga siapa tahu buku tersebut berteriak.
Hermione membuka ikatan buku itu pelan-pelan. Meskipun buku itu cukup tidak meyakinkan untuk dibuka, mereka sudah diingatkan untuk meneliti semua buku.
Seseuai dugaan Hermione. Buku itu memang tidak berteriak, tetapi dia berbicara dengan kuat.
Draco yang mendengar suara itu langsung menatap Hermione yang masih memegang buku itu takut-takut.
"Makhluk sihir abad ke 15. Ada banyak makhluk sihir yang kita ketahui hidup di dunia sihir. Mulai dari abad 12 sudah ditemukan sekiranya 112 makhluk sihir yang tidak berbahaya. Pada abad ke 15, ada sekitar 100 penemuan baru terhadap makhluk sihir. Beberapa hanya argumen dan sisanya nyata. Apa yang kau cari?" kata buku tersebut dengan lantang.
"Vampir," kata Draco yang sekarang berada disebelah Hermione. Hermione hampir melompat kaget karena dia tidak menyadari bahwa Draco sudah be rada di sebelahnya.
Lembaran buku itu membuka dan menampakkan sebuah rangkaian kata kecil diiringi sebuah gambar yang diidentifikasi Hermione sebagai contoh dari vampir abad 15.
"Vampir adalah makhluk abadi. Mereka membutuhkan darh sebagai makanannya. Meskipun termasuk makhluk sihir, vampir aslinya adalah persilangan manusia dengan makhluk sihir yang sampai sekarang belum diketahui jelas. Vampir dapat menghabisi seseorang dengan meminum darahnya sebanyak mungkin. Gigitan vampir, sekecil apapun juga bisa menyebabkan penyihir atau munggle menjadi vampir. Tetapi dalam kasus biasanya vampir tersebut masih lemah dan dalam 3 bulan barulah korban menjadi vampir seutuhnya." terang buku itu panjang lebar.
"Bagaimana cara menggembalikkan vampir ke wujudnya semula?"
"Tidak ada." jawab buku itu.
Draco menghela nafas berat dan kembali menyusuri rak buku bagiannya.
Hermione menutup buku mengenai 'Makhluk Sihir Abad ke 15.' dan mengembalikkannya ke rak tempat Hermione mengambil buku itu.
Hermione menatap Draco yang menelusuri buku-buku di rak bagiannya dengan cermat. Hermione entah mengapa merasa simpati.
Bagaimanapun kau tidak akan tahu ke masa depanmu seperti apa kan? Buktinya dua tahun yang lalu Draco yang dikenalnya masih berwujud musang menyebalkan. Tetapi Draco yang didepannya sekarang terlihat biasa dan lemah.
Hermione mengingat-ingat isi buku yang sudah dikembalikannya.
'Tetapi dalam kasus biasanya vampir tersebut masih lemah'.
'Apakah Draco juga tidak bisa makan makanan yang biasa? Apa dia tidak tersiksa sekelas dengan banyak penyihir? Kan vampir bisa mencium bau darah dari jauh, pasti dia sangat menahan diri.' batin Hermione.
.
TBC
.
OoO
.
Review?
.
