... Darah? (Naruto version) ...

.

.

Disclaimer: Naruto © Masashi Kishimoto

.

.

WARN: AU, OOC? Gaje, One-shot.

.

.

Pagi-pagi, Hinata bangun dari tidurnya dan langsung beranjak dari tempat tidurnya -tak lain dan tak bukan karena diapaksa adiknya- agar tidak terlambat ke sekolahnya tercinta -halah-, Konoha Gakuen.

Saat selesai mandi dan memakai seragamnya, tepat di kemejanya, dia melihat suatu noda -agak banyak- berwarna merah di seragamnya itu, berposisi -?- di belakang dekat tengkuknya.

"Wuih, apaan nih...? Kok merah gini?" tanyanya pada bingung dan sedikit kaget.

"Ah, biar sajalah... 'Ntar sampai di sekolah, aku bikin candaan aja deh," sambungnya lagi.

.

.

Hinata pun keluar dari persinggahannya -?- dan langsung dikagetkan oleh adiknya sendiri.

"WAH...? APA'AN ITU, NEE...?" tanya Hanabi terkejut sambil menunjuk ke arah noda tadi.

"Nggak tau... Mungkin waktu dicuci, luntur...?" tebak Hinata, asal.

"Oalah," Hanabi sedikit sweatdrop.

"Hahaha," tawa Hinata, ringan.

.

.

-Konoha Gakuen-

"Ohayou," sapa Hinata didepan pintu.

"Ohayou mo," balas Temari yang kebetulan didepan pintu juga.

Mereka pun berjalan ke tempat duduk mereka masing-masing. Dikarenakan tempat duduk mereka berdekatan, dimulailah kebiasaan mereka, bercakap-cakap sebentar.

Noda di seragam Hinata tadi tertutup oleh tas yang digandengnya, sehingga belum ada yang terkejut. Tibalah saatnya Hinata melepaskan tasnya dan hendak menaruhnya di bangkunya.

"Hi-Hinata-chan...! Bajumu kenapa?" tanya Temari, akhirnya.

"A-anu... Kemarin aku barusan melawan Shinobi yang hebaaat... banget! Trus, kusayat urat nadi yang di tangannya pake' kunai, darahnya itu muncrat ke seragamku ini," cerita Hinata.

"Ah, masa'?" tanya Temari, tidak percaya.

"Haha, nggak kok... Nggak mungkin... Ini luntur waktu dicuci," kata Hinata, to the point.

"Oalah..." balas Temari, sedikit sweatdrop -juga- seperti Hanabi tadi.

"Piss," sambung Hinata lagi sambil ber-'peace'-ria.

"Haha...!"

.

.

KRIIING...!

Bel tanda pelajaran masuk pun akhirnya berbunyi. Bunyi yang paling 'tidak enak' didengar oleh siswa kelas 6. Mereka sangat malas untuk mengikuti pelajaran, walau sebenarnya mampu.

Semua siswa pun masuk ke dalam kelas, segera duduk di tempat mereka masing-masing. Pada saat Kiba lewat di dekat Hinata, karena tempat duduknya di belakang Hinata, dia pun secara tak sengaja melihat noda yang di seragam Hinata tadi.

"Ne, Hinata! Kenapa seragammu itu? Kok merah?" tanyanya penasaran.

"Ini... Kemarin, aku barusan tawuran lawan anak-anak remaja. Jadi, disitu, kupukul-lah orang yang melawanku itu. Waktu kupukul, kepalanya berdarah sampai-sampai darahnya mengucur ke seragamku ini. Pas pula sewaktu pulang sekolah," cerita Hinata, ngelantur lagi.

"Ohya? Kok aku nggak diajak?" tanya Kiba antusias.

"Oh, tidak bisa!" jawab Hinata mengikuti gaya Sule. "Nggak boleh, 'ntar kau bisa jadi korban," sambung Hinata lagi.

"Ah, nggak masalah, yang penting-" kata-kata Kiba terputus.

"Yang penting apa?" tanya Hinata.

"Tunggu sebentar! Kau tawuran?" tanya Kiba, sedikit sadar.

"Iya, kenapa?" lagi-lagi Hinata bertanya.

"Nggak mungkin...! Kau nggak tawuran 'kan?" tanya balik Kiba, tidak percaya.

"Ho-oh... Baru nyadar, ya? Oke, seragamku ini luntur sewaktu dicuci," kata Hinata, mengaku.

"P-pantes..." ujar Kiba dengan gaya 'gubrak!'.

"Ahaha..." tawa Hinata.

.

.

-Jam pelajaran-

"Paham...?" tanya seorang guru, selesai mengajarkan mata pelajarannya.

"Hai, sensei!" jawab siswa sekelas, serentak.

"Loh? Hinata-chan! Bajumu itu kenapa?" tanya Tenten yang duduk tepat dibelakang Hinata, sambil menepuk pundak Hinata.

Hinata pun berbalik sambil memegang pundaknya yang ditepuk Tenten tadi dan berkata, "Mau tau? Kemarin, pulang sekolah, ada penjahat yang mau nyulik kami berdua alias aku dan Hanabi-chan. Melihat penjahat itu memakai pisau, aku pun langsung melempar Shuriken dan mengenai telinga penjahat itu. Telinganya berdarah dan sempat mengalir turun ke seragamku waktu dia kesakitan memegang telinga, dan lari...!" jelas Hinata.

"Hah? Hebat dong...!" puji Tenten.

"Sama Hinata semua bisa! Sampai berbohong pada Tenten bahwa seragam ini luntur sewaktu dicuci pun, bisa...!" sambung Hinata.

"Maksudnya? Bajumu luntur, gitu...?" tanya Tenten, salah pengertian.

"Yak! Benar 1000%!" kata Hinata.

"Oalah, Hinata-chan..." ujar Tenten menepuk jidatnya.

"Hahaha..." tawa Hinata penuh kemenangan -hah?-.

.

.

-Pulang sekolah-

Pada saat Hinata ingin menyandang tasnya... -author nggak bisa lanjutin (plak!)-

"Hinata-chan! Ada apa dengan bajumu?" tanya Ino, tiba-tiba.

"Tenang aja, Ino-chan... Kemarin, aku latihan Jyuuken di rumah. Karena mungkin Jyuuken-ku udah terlalu hebat -halah-, tanganku berdarah, dan tanpa sadar, darahnya itu kuoleskan begitu saja di seragamku ini," curcol -?- Hinata.

"Wah, keren tuh...!" puji Ino juga. "Coba kasih lihat samaku, mana bekas pukulan Jyuukenmu kemarin," ajak Ino, yang membuat Hinata terpaksa -?- untuk mengaku.

"E-eh...? Nggak bisa... Aku udah terlanjur menipumu... Seragamku ini luntur sewaktu dicuci," akhirnya Hinata mengaku dengan sangat terpaksa -?- dan mengulang kata-kata 'luntur sewaktu dicuci'.

"Bah..." Ino akhirnya bisa sweatdrop akibat curcol-?-an Hinata.

"Hahaha..." lagi-lagi tertawaan ringan Hinata terdengar juga di telinga Ino.

.

.

Di bangku Hinata, dari sebelah kiri belakangnya, ada Naruto. Disitu, Naruto pura-pura menjadikan penggaris menjadi pistol dan mengarahkannya pada punggung Hinata.

"Hinata...! Siap-siap kena serangan dariku...! Hiyah...!" seru Naruto.

"Akh...!" seru Hinata sambil menutup sebelah matanya menandakan dia ber'akting' kesakitan sehabis di tembak.

"Ahaha..." keduanya pun tertawa. Memang keduanya cocok menjadi pasangan yang serasi.

.

.

-Perjalanan pulang-

"Hanabi-chan! Tadi Aneki banyak ngerjain temen aneki...!" pamer Hinata pada adiknya, Hanabi.

"Huahaha...! Bagus... Bagus...!" puji Hanabi pada kakaknya, Hinata, karena baru kali ini ngerjain orang, teman, dan semacamnya.

"Hohoho..." Hinata juga ikut tertawa dengan Santa Clause mode.

.

.

-OWARI-

.

.

Sebenarnya saya udah buat juga di Fandom Kaleido Star, tapi, kaya'nya juga bisa di Fandom Naruto... ==d

Ya, jadilah...! Saya bikin yang perdana-?-nya di Fandom Kaleido Star, trus, versi lainnya di Fandom Naruto -ngelirik FKSI yang sepi sunyi senyap-

Ohya, review juga yang Kaleido Star, ya...! XD -maksa-

.

.

Saya tidak bermaksud bash-chara, dan gomenasai kalau ada fict yang mirip ini... ==v

Selamat me-review! (kalau mau)