My Girl Have A Nine-Tails
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Rate : T
Genre : Romance
Pair : MinaKushi
Warning : AU, OOC, Typo, dll.
Di sebuah rumah kediaman Namikaze, seorang pemuda berambut kuning sedang asik mengutak-atik sebuah benda yang ia temukan di hutan beberapa hari yang lalu. Ia ingin mengetahui lebih dalam tentang benda mati tersebut, karena saat ia mengalami kecelakaan ia melihat benda mati itu dan ia berpikir kalau benda itu telah menyelamatkan dirinya.
Flashback
seorang pemuda berambut kuning hendak pulang ke Jepang setelah menyelesaikan kuliah di Amerika. Di Amerika ia tinggal bersama keluarganya yang berasal dari Jepang juga. Mereka berangkat dengan menumpangi pesawat. Saat di Jepang pesawat sudah sampai di pulau tempat Minato tinggal tiba-tiba cuaca menjadi tidak bersahabat dan mengeluarkan petir sehingga pesawat tak dapat menghindarinya, dan terjadi kerusakan pada sayap sebelah kiri, pesawat menjadi tak seimbang dan tak berarah. Semua penumpang menjadi panik termasuk pemuda berambut kuning itu. Tapi kedua orang tuanya segera memeluknya dengan tujuan supaya anak mereka tidak mengalami luka yang sangat dan bisa tetap hidup.
DUASSSSHH!
Pesawat terjatuh ke tanah dan terseret sampai di pinggir hutan yang bersebelahan dengan jurang. Semua penumpang telah dilumuri oleh darah mereka masing-masing. Hanya Minato saja yang tidak terluka, ia selamat dari benturan pesawat itu karena ayah dan ibunya sudah melindunginya.
"Minato! Cepatlah keluar! Pecahkan saja jendelanya! Pesawat ini akan jatuh ke jurang. Cepatlah!" ujar ayah Minato. Yah pemuda berambut kuning itu adalah Minato, Minato Namikaze. Ia melihat kedua orang tuanya berlumuran darah. Kemudian ia memecahkan jendela dan berlari keluar menyelamatkan diri dan meninggalkan kedua orang tuanya. Lalu ia pergi melewati hutan dengan wajah yang dilumuri tangisan air mata seorang Namikaze. Minato kelelahan mencari jalan keluar dari hutan itu. Akhirnya ia tersungkur jatuh ke tanah. Tepat di depannya ia meliat sebuah benda mati yang berbentuk seperti foto dinding, dengan lukisan rubah berwarna merah yang berekor sembilan. Ia sudah terlalu kelelahan untuk bangkit menelusuri hutan dan mencari jalan keluar. Lalu ia tertidur pulas dengan air mata yang mengalir di pipinya. Air mata itu membasahi lukisan rubah berekor sembilan itu lalu lukisan itu tiba-tiba bercahaya. Minato tidak menyadari hal itu karena ia berada dalam masa tidurnya. Cahaya itu semakin lama semakin terang, semakin terang, dan semakin terang. Akhirnya semuanya terlihat putih dan tidak ada satu benda apapun kecuali lukisan rubah itu dan pemuda berambut kuning yang tengah terlelap.
Kemudian cahaya terang itu kembali redup menjadi seperti semula, tetapi tempatnya menjadi berbeda, bukan lagi berada di hutan tapi di ruangan sekolah.
"Dimana ini?" Minato masih bingung dengan keadaan ini. "Tunggu! Aku mengenali tempat ini." Minato mulai mengetahui dimana sekarang ia berada.
Lalu ia berlari keluar ruangan, "Ah ya! Bukankah ini tempat sekolahku dulu? Kalau begitu aku sudah tidak tersesat karena dari sini aku sudah ingat jalan menuju rumah."
Saat hendak melangkah pulang tiba-tiba Minato merasa kegelian di badannya. Ia mengambil benda yang membuatnya kegelian di balik jaketnya yang ia pakai sejak akan pergi ke Jepang. Ternyata benda itu tidak asing lagi baginya. Benda itu adalah lukisan rubah berwarna merah yang berekor sembilan yang ia temukan di hutan. Lalu ia bertanya-tanya 'benarkah kalau benda itulah yang sudah menyelamatkannya? Karena hanya benda itu yang masih mengikutinya sejak dari hutan itu.'
End of Flashback
Minato masih mengamati benda itu baik-baik. "Mungkinkah kalau kau yang telah menyelamatkanku waktu itu?" tanya Minato pada benda mati tersebut. "Kalau benar aku sangat sangat sangat berterimakasih padamu, dan bila bukan aku akan tetap menganggapmu sebagai benda keberuntunganku." ucap Minato. Matanya menunjukkan kalau ia menerawang jauh kejadian saat kecelakaan pesawat itu. Lalu ia menangisi kepergian ayah dan ibunya, tetesan air matanya terjatuh di lukisan rubah itu, lalu ia mencium lukisan rubah itu.
TCHRIIIIINNGG!
Benda itu bercahaya lagi, tapi tidak sampai seterang yang dulu. Tiba-tiba keluarlah sesosok wanita cantik dari lukisan tersebut. Lukisan itu menjadi tidak bergambar, lukisan rubah berwarna merah dan berekor sembilan telah menghilang. Kini yang ada di hadapan Minato adalah sosok wanita cantik berambut merah mempunyai sayap, dan di belakangnya terdapat ekor berjumlah sembilan yang membuatnya tampak menawan. Minato menjadi sangat terkejut atas kejadian itu sambil menghapus air matanya.
Tak disangka wanita itu mendekatkan diri pada Minato tanpa berjalan, ia melayang di udara sambil mendekati Minato. Minato yang terkejut segera menjauhi wanita itu. Ia mundur dan terjebak sampai punggungnya membentur tembok. Wanita itu tetap mendekati Minato dengan perlahan-lahan.
"Mundurlah! Jangan dekati aku!" teriak Minato sambil menjatuhkan diri ke lantai dalam posisi duduk. Tapi wanita itu sakarang sudah berada di hadapan Minato. Kakinya kembali menempel di lantai. Kemudian ia duduk di lantai dengan meniru gaya seperti Minato. Tangan wanita itu mulai bergerak dan menghapus air mata yang membasahi pipi Minato. Minato terkejut karena makhluk yang di depannya sekarang tengah membelai pipinya.
Ia heran dengan sikap wanita yang di depannya, 'Ternyata dia makhluk yang sangat baik,' pikirnya.
"K...kau siapa?" Minato bertanya pada wanita berambut merah menawan tersebut.
"Aku... adalah.."
TO BE CONTINUED
Saya sengaja bikin fict di chapter 1 ini nggak panjang. Cuma buat ngetes udah bagus atau masih banyak kesalahan.
Please, R&R!
