Title : My Answer is You
Author : Neoppuniya
Main Casts : Park Chanyeol, Byun Baekhyun, Kim Taehyung
Other Casts : Jung Daehyun, Do Kyungsoo, Kim Jongin, Park Jimin dan akan bermunculan sesuai cerita.
Genre : Romance, Family, Fluff, Slice of Life
Rated : T
Disclaimer : Cerita inihanya fiksi, murni dari ide saya. Genderswitch (GS), jadi tolong kalau tidak suka, tinggalkan fanfic ini. Terimakasih dan selamat membaca.
Chapter 1 : Introduction.
"Gimana, Kak?" Tanya seorang wanita dengan mata bulat berbinar pada pria yang duduk di depannya. Pria yang tengah membolak balikkan lembaran di tangannya itu hanya menghela nafas lalu mendongakkan kepala. Sedikit melirik ke arah jendela ruangannya yang transparan, kemudian memandang perempuan di depannya.
"Kau tau kan Kyungsoo, aku cuma cinta kamu." Ucap pria itu kemudian meraih telapak tangan Kyungsoo dan menggenggamnya.
Jepret!
Kyungsoo menoleh ke belakang karena mendengar suara kamera. Disana ia melihat seorang pria dengan wajah bete nan tampan -menurut Kyungsoo- sedang menggendong anak laki-laki di tangan kiri dan memegang ponsel di tangan kanan.
"Apa yang kau lakukan Jongin?" Tanya pria yang masih menggenggam tangan Kyungsoo. Ia sudah tau pria yang membawa anak itu akan masuk ruangannya saat melirik jendela tadi.
"Aku mau membuat berita, judulnya CEO One Broadcast Media yang dingin, berkharisma dan disiplin ternyata memiliki sister complex akut." Jawab pria itu sinis sambil melirik tangan kedua orang di depannya yang masih bertautan. Kemudian ia menurunkan putranya dari gendongan.
"Oh sayang, sudah selesai pipisnya? Sini Jimin duduk sebelah Mama." Ucap Kyungsoo pada anak laki-laki imut itu sambil menepuk kursi di sebelahnya. Menurut, anak berusia 5 tahun itu duduk di sebelah Kyungsoo lalu memeluk perut buncit mamanya. Jongin duduk di sebelah lain Kyungsoo. Pria yang duduk di hadapan mereka menghela nafas lagi lalu menyenderkan tubuh tingginya di sofa.
"Kenapa lagi dia?" Tanya Jongin pada istrinya. Kyungsoo mengambil beberapa lembar kertas di meja dan menyodorkannya pada Jongin dengan semangat. Seketika wajah bete Jongin tergantikan dengan ekspresi menahan tawa setelah melihat kertas yang diberikan Kyungsoo.
"Kyungsoo please, berhenti menyuruhku kencan buta lagi!" Ucap pria tinggi itu dengan sedikit merengek. Benar-benar out of character, kata Jongin dalam hati.
"Ayolah Kak, aku cuma meneruskan keinginan mendiang Mama. Lagipula apa salahnya sih datang dan temui wanita-wanita ini?" Kata Kyungsoo lembut sambil mengelus perut buncitnya.
"Iya Kyungsoo benar, jangan mengurus perusahaan terus, bisa-bisa jadi perjaka tua loh nanti. Ngga malu sama adiknya yang bahkan mau punya dua anak ini?" Goda Jongin. Ia sengaja merangkul Kyungsoo dan ikut mengelus perut besar istrinya. Ah senang sekali dia mengerjai atasan sekaligus kakak iparnya ini.
"Hei, jangan bicara seolah aku ngga laku dong. Yang benar saja, seorang Park Chanyeol yang tampan harus pergi ke kencan buta, malasnya. Duh Kyung, kenapa sih kamu mau sama yang beginian?" Omel Chanyeol sambil menunjuk-nunjuk Jongin. Dia iri, pastinya.
Oh akhirnya kita tahu siapa nama pria yang memiliki sister complex tadi. Ya, dia Park Chanyeol. CEO One Broadcast Media yang luar biasa tampan namun belum laku –begitu julukan Jongin. One Media merupakan perusahaan besar yang bergerak dalam bidang media telekomunikasi, dan kurang lebih 3 tahun belakangan mereka memperluas jaringan dengan mendirikan sebuah stasiun televisi yang diberi nama One Broadcast Media atau lebih dikenal OBM. Dan Park Chanyeol, seorang broadcaster berpengalaman, dipercaya menjadi CEO stasiun TV yang baru naik daun ini.
Sudah tampan, kaya, cerdas pula. Kurang apa sih sebenarnya Park Chanyeol ini? Kurang laku mungkin ya? Ah, hei jangan memihak Jongin. Kata itu telalu hina untuk si tampan Park Chanyeol. Ia lebih suka dijuluki 'terlalu pemilih', pemberian adiknya yang paling cantik, Kyungsoo. Begitulah, namanya juga sister complex. Biarkan saja. Kembali ke ruang kerja Chanyeol saja, yuk!
"Mama, ayo pulang. Jimin ngantuk." Akhirnya si bocah bantet -panggilan Chanyeol pada Jimin bila tidak ada Kyungsoo- itu bersuara.
"Oh? Mama juga lelah sih. Baiklah kalau begitu, Jimin beri salam dulu sama Paman Chanyeol." Mematuhi mamanya, Jimin berdiri lalu menghampiri Chanyeol dan membungkukkan badannya sopan.
"Paman, Jimin pulang dulu yaa." Ucapnya dengan imut. Sesebalnya Chanyeol dengan Jongin –karena menurutnya telah merebut Kyungsoo darinya-, mana bisa ia menolak keimutan Jimin. Chanyeol menunjuk pipi kanannya sambil mensejajarkan diri dengan Jimin. Minta dicium gitu.
Setelah Chanyeol mendapat ciuman dari Jimin, Kyungsoo berdiri perlahan sambil mengelus perutnya. "Kami pulang dulu ya Kak. Tolong dipertimbangkan lagi lah, aku ngidam liat Kakak menikah nih."
Melotot, mata bulat Chanyeol semakin bulat. Dia tidak habis pikir dengan adiknya ini. "Mana ada orang hamil tua masih ngidam? Sudah jangan bicara aneh-aneh."
Jongin tertawa. Ia beranjak dari kursi dan meraih Jimin yang langsung terkulai imut di bahunya. Tak lupa ia merangkul pinggang Kyungsoo mesra sambil tersenyum nistah ke arah Chanyeol. "Kenapa Pak? Bapak CEO pengen yaa? Makanya cepet nikah, hahahaa!"
Dengan berjalan sedikit cepat, Jongin membawa istri dan anaknya keluar ruangan Chanyeol sebelum bosnya itu murka dan melemparinya dengan sepatu. Padahal Chanyeol tidak akan melakukannya sih, setidaknya kalau ada Kyungsoo dan Jimin di sana.
Chanyeol beranjak menuju meja kerjanya. Membaca kertas berisi daftar wanita yang diberikan Kyungsoo tadi. Melihatnya satu per satu, kemudian memasukkannya ke dalam laci. Ia mengusap wajahnya kasar lalu memejamkan mata.
"Menikah ya?" Gumamnya.
Park Chanyeol, 29 tahun. Lajang.
"Mama pulaaaaang!" Teriak seorang wanita cantik dengan rambut cokelat gelap sebahu sambil membuka pintu rumahnya. Berhenti sebentar di depan rak sepatu lalu melepas sepatu higheelsnya yang menyiksa. Merasa tidak ada sahutan ia berjalan menuju ruang tamu.
"Mama pulang." Ia mengulangi kata-katanya karena merasa tidak digubris seseorang yang sedang asyik tertawa di depan TV.
"Oh? Selamat datang Mama." Akhirnya Baekhyun mendapat respon, walaupun yang merespon tetap fokus pada televisi.
Sebal karena merasa diacuhkan, Baekhyun menghempaskan tubuhnya di samping putranya. Sedikit menubruk, lalu memeluk lelaki kecil itu. "Taetae nonton apa sih sampai Mama ngga disambut?"
"Bahahahahaaa!" Bukannya menjawab, anak yang dipanggil Taetae tadi malah tertawa terbahak-bahak. Baekhyun jadi khawatir, kan? Jangan-jangan anaknya ada gangguan jiwa. Hush, apa yang Baekhyun pikirkan?
Ia menolehkan kepalanya mencoba mencerna apa yang membuat putranya asyik sendiri. Di layar 21inch itu ia melihat Lee Kwangsoo terpeleset dan jatuh dengan nistahnya di kolam lumpur. Oh, Running Man, pantas saja. Begitu batin Baekhyun. Tidak terima putranya direbut Lee Kwangsoo, -menurut Baekhyun- ia menangkup wajah Taetae lalu menolehkan ke arahnya. Seketika ia menghujani wajah putranya dengan ciuman.
Cup. –ini di dahi
Cup. –di hidung
Cup. Cup. –di pipi kanan dan kiri
"Muuuuachh!" Yang ini di bibir. Duh, Baekhyun sudah seperti pedofil kan kalau begini?
"Iiih apa sih Mama bauuu! Sana sana jangan cium Taehyung!" Bocah 10 tahun itu mendorong mamanya yang tiba-tiba memberikan serangan seribu ciuman. Jurus itu lebih mengerikan dari derita seribu tahun milik Kakashi di Naruto, menurut Taehyung.
"Salah sendiri Mama dicuekin, huh!" Ujar Baekhyun sambil bersedekap, pura-pura ngambek.
"Kan tadi Taehyung sudah bilang 'selamat datang mamaa' gitu. Mama jangan cium cium lagi ah Taehyung kan sudah gede!" Protesnya sambil mengusap bekas ciuman Baekhyun di wajahnya.
"Ih kata siapa gede? Kalau habis nonton film horor juga bobonya masih nyari mama."
"Tapi kan ngga sering!"
"Kalau tengah malem kebelet pipis juga minta temenin mama."
"Sekarang sudah berani kok!"
"Minggu kemarin dikejar anjing, pulangnya sambil nangis terus peluk mama."
"Aaa mama! Jangan cerita ke siapa-siapa!" Taehyung cemberut, kehabisan kata-kata. Baekhyun merasa menang.
"Iiih manisnya anak mamaa, ululuuu~" Baekhyun mulai lebay. Dicubitnya pipi Taehyung sampai si empunya teriak teriak.
"Twaehyung nggwa manwis, Twaehyung twampan kwaya papwaaaa!"
Baekhyun menghentikan aksinya mencubit pipi Taehyung. Walaupun tidak jelas, Baekhyun tahu Taehyung berkata apa. Dia bilang dia tampan seperti papanya. Baekhyun beranjak menuju dapur, menutupi perubahan ekspresinya. Ia mengambil air dingin lalu menuangnya dalam gelas.
"Taetae sudah mengerjakan tugas sekolah?" Teriaknya dari dapur.
"Sudah, tadi Taehyung juga sudah bersih-bersih kamar, menata baju, sepatu, sama buku pelajaran." Jawab Taehyung dengan bangganya.
"Oh benarkah? Hebat sekali anak mama." Baekhyun menengguk air minumnya sampai habis kemudian keluar dapur dengan senyuman keibuan. Ia mengelus kepala Taehyung lalu berjalan menuju kamarnya.
"Mama mandi dulu ya, setelah ini masak lalu kita makan malam. Oke?"
"Yes, Mam!" Jawab Taehyung dengan cengiran khasnya.
Baekhyun menutup pintu kamarnya. Meletakkan tasnya di meja, lalu berbalik dan tersenyum lembut.
"Hai love, aku pulang."
"Hari ini melelahkan seperti biasa, Taehyung juga manis seperti biasanya. Ah, Taehyung bilang tidak mau dipuji manis karena menurutnya ia tampan sepertimu. Manis sekali kan?" Baekhyun terdiam, seolah menanti jawaban. Menyadari sesuatu, ia lekas beranjak.
"Ah apa yang kulakukan, Taehyung kelaparan di luar." Dengan tergesa-gesa ia masuk kamar mandi. Meninggalkan sebuah foto besar berbingkai ukiran kayu indah di samping meja rias, yang sebelumnya ia ajak bicara. Foto dirinya dengan seorang pria memakai baju pengantin, tersenyum dan bergandengan mesra.
Byun Baekhyun, 33 tahun. Janda.
Sorry for typo. I am beginner, so... mind to review?
