Warning: OOC, Alternative Universe

Disclaimer: Masashi Kishimoto

EsCream presenting:

Most Wanted

.

.

.

Chapter 1: PROLOG

Kakashi Hatake's POV

Seluruh dunia tau aku memiliki seorang adik. Dan mereka benar bahwa aku sangat mencintai adikku; bahwa aku tidak akan bisa hidup tanpanya. Oleh karena itu, tak kubiarkan seorangpun di dunia ini tau tentang identitas Hinata. Aku sangat mementingkan keselamatannya.

Saat ini Hinata dalam perjalanannya ke Indonesia. Ia akan bersekolah di sana hingga aku selesai mencapai tujuanku. Sebenarnya aku merasa terpukul harus membiarkannya hidup di negara berkembang itu. Namun tempat itulah yang menurutku aman untuk saat ini.

Aku juga sudah menghapus semua data tentang hubungan darah kami, membakar akte lahir, juga menghilangkan semua info tentang keluarga Hatake. Meskipun mereka terlanjur tau aku punya adik, tapi mereka tidak akan ingat rupa adikku. Aku telah merubah penampilannya, dari model rambut hingga warna bola matanya. Semua itu kulakukan agar tak seorangpun akan mengenali dia sebagai adik dari Kakashi Hatake, pria terkaya keempat di duni

Adikku adalah gadis yang sangat cantik. Sejak kecil kami memang dibesarkan di keluarga kaya raya. Ayahku Sakumo Hatake adalah pemilik perusahaan besar semasa hidupnya. Namun, dua minggu lalu ia tewas bersamaan dengan ibuku, Mayumi Hatake dalam satu pembataian sadis terhadap seluruh penghuni hotel saat mereka sedang berlibur. Saat kematian kedua orang tuaku, aku sedang menjalani kuliah semester akhir sedangkan Hinata baru saja duduk di bangku SMA.

Pembantaian itu, jelas dilakukan oleh oknum besar. Hotel yang menjadi saksi bisu pembantain mengerikan itu adalah hotel bintang 5 di Dubai. Selain ayah dan ibuku, kerabat-kerabat perusahaan orang tuaku juga terbunuh hari itu. Pihak pembantai tampaknya sangat membenci kesuksesan keluargaku. Dan mereka cukup kaya dan berpengalaman, untuk bisa membantai habis seluruh penghuni hotel tanpa satupun dari mereka tertangkap. Satu otak saja tidak akan sanggup melakukannya. Aku yakin beberapa otaklah yang menjadi dalang dibalik pembantaian itu.

Ayahku tau ia akhirnya akan terbunuh. Ia sudah menulis surat warisan jauh-jauh hari sebelumnya. Pengacara kepercayaan ayahku menyerahkan surat itu padaku dan langsung memintaku untuk pergi bersembunyi sejauh-jauhnya, karena orang-orang yang sudah membunuh kedua orangtuaku juga akan datang membunuh aku dan adikku. Setelah kami pergi, aku mendengar kabar pengacara ayahku tewas terbunuh. Aku menyempatkan diri datang ke pemakamannya sebagai tanda hormatku pada kesetiaannya.

Surat wasiat ayahku mengatakan bahwa aku dan adikku berhak atas semua harta yang pernah terkumpul olehnya. 20 Miliar Dollar Amerika Serikat, sejumlah itulah yang ditinggalkan ayahku untukku dan Hinata. Juga perusahaannya, yang saat itu gentar karna pemimpinnya tewas.

Aku lalu menjual perusahaan ayahku. Tidak, tidak, bukannya aku bodoh. Tapi bisnis bukan kesukaanku. Aku mengadakan suatu pelelangan rahasia. Dengan sangat cepat perusahaan terkenal itu terjual seharga 32 Miliar Dollar Amerika Serikat. Total kekayaanku kini 52 Miliar Dolar Amerika Serikat, yang membuat namaku melesat menjadi orang terkaya keempat di dunia.

Aku bukan orang yang ceroboh, tidak. Aku sudah memikirkan sampai dua langkah ke depan. Sejak kecil aku tidak pernah berniat untuk melanjutkan usaha ayahku, tapi aku akan membuka usahaku sendiri. Perusahaan mematikan yang akan meneror setiap orang di balik pembantaian kedua orangtuaku.

Dengan uang aku berhasil mendapatkan akses jaringan yang luas. Aku berhasil mendapatkan nama-nama orang yang terlibat. Mereka semua berjumlah sepuluh orang, dan mereka semua punya harta kekayaan yang tidak main-main. Meskipun begitu, aku menantang mereka semua. Terbunuhnya salah satu dari mereka menjadi tanda peperangan antara kami sudah dimulai.

Aku tidak pernah sekalipun berpikir untuk menjebloskan orang-orang itu ke penjara. Mereka berhak mati... pelan-pelan.

Kisame - dead.

Dikurung 4 hari di ruang bawah tanah. Tanpa makanan dan minuman. Mati setelah empat hari tanpa air, juga sengatan racun dari kelabang. Luka-luka di tubuh: gigitan-gigitan tikus di seluruh tubuh, aku memelihara tikus-tikus dan tidak memberi mereka makan, lalu melepaskan tikus-tikus itu ke tempat dia dikurung. Ia berhasil membunuh 24 tikus-tikus malang itu karna itu masih hari pertama ia terkurung. Hari kedua aku membiarkan enam kelabang menemaninya di ruangan itu. Ia pria yang lumayan kuat karna ia masih berhasil membunuh keenam kelabang itu, namun ia tersengat di beberapa bagian tubuhnya. Hari ketiga sudah muncul gejala ia ingin langsung mati saja. Hari keempat, tewas.

Aku rasa aku kurang kejam. Mungkin karna ini pertama kalinya aku menyiksa manusia. Aku akan mempraktikkan hal-hal yang lebih kejam lagi ke sembilan target lainnya.

Setelah pria itu mati, aku memotretnya dan menyebarluaskan foto itu ke sembilan target lainnya, tak lupa dengan namaku tercantum. Meskipun objek fotoku tidak begitu menarik: seorang pria yang tergeletak mati dengan bekas gigitan di seluruh tubuhnya, beberapa bagian bengkak karena gigitan kelabang. Tikus-tikus dan kelabang-kelabang yang sudah mati dipukuli berserak di dekat tubuhnya. Celananya basah oleh air seninya sendiri. Juga ada kotoran manusia di dekatnya.

Yah... menggelikan.

Kau tanya aku kenapa aku sangat membenci mereka?

Orangtuaku disiksa habis-habisan sebelum dibunuh. Ibuku diperkosa secara brutal sebelum akhirnya dicekik hingga mati. Dari mana aku tau? Mereka memvideokannya dan melihatnya berulang-ulang untuk menyenangkan hati mereka. Aku mendapat video itu setelah membobol akun pribadi salah satu dari mereka. Mereka menjijikkan. Aku bahkan menyaksikan Kisame melakukan mansturbasi sambil melihat video pemerkosaan terhadap ibuku saat aku hendak menculiknya. Mahluk menyedihkan. Kalau ia hidup sekali lagi, aku akan menyiksanya lebih brutal dari apa yang sudah kulakukan untuk membunuhnya. Aku membiarkan mayatnya membusuk di ruang bawah tanah itu, membiarkan tikus-tikus kelaparan yang baru kumasukkan ke sana untuk menyantap dagingnya yang menjijikkan.

Alasan utamaku adalah Hinata. Hinata sangat terpukul saat ayah dan ibu kami tewas. Ia bahkan tidak bicara denganku selama seminggu dan selalu menangis, membuatku sangat tersiksa. Aku tidak tahan tidak bicara dengannya, apalagi melihatnya begitu bersedih. Mereka merenggut orang tua yang sangat Hinata sayangi. Aku tidak bisa membiarkan orang-orang itu hidup.

Aku akan menjemput Hinata suatu hari nanti dan berkata padanya bahwa semua orang yang telah membunuh orangtua kami sudah mati kubunuh...

Dan aku berharap dia akan makin menyayangiku.

Sembilan target lainnya: Hidan, Zetsu, Deidara, Kakuzu, Sasori, Tobi, Itachi, Konan, Pain.

To Be Continued

.

.

.

A/N: Nyawww, EsCream lagi! Yang hobi nulis chapter pertama sependek-pendeknya...

Pairing kali ini KakaHina. Kakashi itu kakak kandung Hinata. Kakashinya, sih, kelewat sayang sama adiknya. Bahasa gahoelnya: Sister Complex.

Enam hari lagi EsCream Ujian Semester. Doain bisa update beberapa chapter sebelum ujian laknat itu dan gak langsung kena writerblock pas lanjut ke chapter dua, yak!

Ditunggu kritik dan saran dari para pembaca. Semoga gak ada typo. EsCream orangnya perfeksionis, loh! (Gak ada yang nanya woi!)

Love,

EsCream