Eternal Love Series:
1st Gate: A Beautiful Stranger
oOo
By:: An Youngtae
Rate:: T
Genre:: Romance, Drama
Warning:: Shounen-ai (Boys Love), AU, OOC, Typo(s)
Cast:: EXO Members (and Ex-members)
Main Pair:: HunHan
Support Pair:: KrisTao, SuD.O, LayKai, ChanBaek, ChenMin
Disclaimer:: I don't own them. They belong to God, their parent, and themselves.
Author's Note:
Pertama, ini bukan fanfict comeback saya. Oke? Lanjut.
Fanfict ini saya buat sekitar tahun 2013 awal. Benar, saat EXO masih adem ayem. Jadi jangan heran kalau saya masih pakai format OT12. Walaupun yang muncul di first series ini cuma beberapa.
Dan masalah couple/pairing, saya mohon untuk tidak banyak berkomentar soal itu. Karena setiap orang punya preferensi masing-masing, apalagi soal couple/pairing.
Oke. Apakah sudah jelas? Saya sendiri tidak bermaksud mengatur readers sekalian, saya hanya ingin pengertiannya saja.
Last, happy reading, minna-san~ :)
That was the first time I've ever seen…
A person who looked like an angel..
So Beautiful..
A beautiful stranger in my life..
Jpret! Jpret!
Entah sudah ke berapa kalinya namja berkulit putih susu itu mengambil gambar obyek di sekelilingnya dengan kamera kecilnya. Memfoto obyek yang dilihatnya dalam kesehariannya adalah hobinya. Bilang saja begitu. Karena entah karena dorongan apa, sejak kecil ia suka sekali mengabadikan momen-momen yang muncul di dekatnya. Bakat ataukah hobi, itu bukan masalah baginya. Meski hasil foto jepretannya itu pernah dinilai oleh saudaranya yang merupakan pengamat seni sebagai foto yang bernilai seni tinggi, ia tak mau memanfaatkannya untuk hal-hal yang menunjang ekonominya. Tidak, ia bukan orang yang mata duitan. Oleh sebab itu ia mengambil semua obyek—dalam bentuk foto—itu hanya untuk koleksinya. Koleksi pribadinya.
Bugh!
"A-yo! Sehun-ah! Sibuk memotret lagi, huh?"
"Aish.. Chanyeol-hyung, bisakah kau berhenti mengagetkan orang lain dengan gayamu yang meniru Kris-hyung itu? Fotoku jadi jelek begini 'kan…"
Namja itu menyungut kesal ketika dengan tanpa sengaja namja tinggi dengan surai karamel bergelombang itu membuat gagal salah satu karyanya. Tak hanya itu, obyek—kupu-kupu—yang baru akan ditangkapnya dengan kameranya itu juga langsung pergi dari dedaunan tempatnya hinggap tadi. Benar-benar sial.
"Ayolah, jangan begitu.. Oh ya, kau mau kuajak jalan-jalan tidak?" ajak Chanyeol pada Sehun, namja hobi fotografi itu.
"Ke mana? Kalau tempatnya membosankan, aku pass saja," jawab Sehun cuek, yang Chanyeol yakini ingin menolak ajakannya tersebut.
"Tidak akan! Aku jamin! Daripada liburan musim panas kali ini hanya kau gunakan untuk tidur-tiduran saja di kamar—"
Sebuah lirikan tajam dari Sehun menusuknya.
"Oke, kuralat, daripada melakukan hal-hal yang tidak penting—"
Lagi, tatapan tajam yang semakin intens dari Sehun.
"Arrgh! Sudahlah, itu tidak penting! Pokoknya untuk liburan musim panas aku mengajakmu ke vila milik Kris-hyung. Jebal Sehun-ah.. Kau ikut ya? Ya? Kujamin kau bisa memotret pemandangan di sana sepuasmu!" tawar Chanyeol berapi-api. Sehun terlihat sedang memikirkan tawaran terakhir dari namja tinggi itu.
"Bagaimana? Kau mau?" tanya Chanyeol meyakinkan.
"…Oke, aku mau. Kapan kita berangkat?"
"Minggu ini, hari Sabtu jam 7 tepat, di rumah Kris-hyung. Jangan sampai terlambat, oke?"
Dengan kalimat terakhir itu, Chanyeol melesat pergi meninggalkan Sehun yang sedang mengetik note di kalender smartphone-nya.
'Yah.. tidak salah juga 'kan, ikut yang seperti ini?'
Dan dengan pemikirannya, Sehun kembali mencari obyek yang akan tersimpan dalam memori kamera digital kecilnya. Menangkap setiap pemandangan yang menarik perhatiannya, sembari mengandai apa yang akan didapatnya ketika ia berada di vila sunbae-nya yang terletak di sekitar pantai itu.
"Yo! Sehun-ah! Kukira kau tidak datang, kami hampir saja meninggalkanmu tadi."
"Ya yah.. Terserah."
Namja yang dipanggil Sehun itu memanggul tas ransel yang berukuran besar. Isinya? Entahlah, yang penting dia sekarang sedang berjalan menuju bagasi mobil milik sunbae-nya. Dan setelah ia memasukkan tasnya itu ke dalam sana, ia tak perlu bercapek-capek membawa tas yang menurut pandangan orang lain pasti sangat berat.
"Cepat masukkan tasmu ke dalam," perintah namja tinggi keturunan Chinese yang tidak lain dan tidak bukan adalah sunbae yang mengadakan acara liburan kali ini—yah, itu pun pendapat yang didapatnya dari "pemaksaan" Chanyeol beberapa hari yang lalu.
"Ne, Kris-hyung. By the way, siapa saja yang ikut?" Sehun bertanya sembari sibuk menyusun tasnya di atas tumpukan tas-tas yang lain. Dari keberadaan tas-tas itu, sepertinya yang ikut cukup banyak.
"Mereka semua sudah ada di dalam. Beruntunglah masih tersisa satu tempat duduk untukmu, Sehun." Kris berkomentar dengan masih bersandar di mobil. Mengawasi Sehun yang sedang mengurusi urusannya.
"Ya.. Beruntungnya aku, kalau tidak pasti aku akan langsung pulang dan 'meneror' Chanyeol-hyung dari rumah." Sehun menyeringai setan.
"Magnae begini, pikiranmu benar-benar evil ya?"
"Jangan salahkan aku, salahkan kakak sepupuku yang dulu terkenal dengan ke-evil-an dan kejahilannya se-sekolah." Setelah memastikan semua sudah tertata rapi, Sehun melirik ke arah Kris untuk menutup pintu bagasi.
"Itu artinya, ke-evil-annya menurun padamu," komentar Kris sambil menutup dan mengunci bagasi mobilnya. Seringai terpasang di bibir tipisnya.
"Terserah padamu sajalah, hyung."
Sehun berjalan meninggalkan Kris yang masih mengunci pintu. Tangannya meraih pintu mobil dan membukanya. Terlihat olehnya beberapa namja yang sudah cukup dikenalnya.
"Sehun-ah! Kau ikut juga?" Namja ber-eyeliner tebal yang juga sunbae-nya menyeletuk dari dalam mobil. Di samping kanan namja itu, duduklah namja bernama Chanyeol yang mengajaknya sampai memohon-mohon beberapa hari yang lalu.
"Ne, Baekhyun-hyung.. Aku diajak orang yang duduk di sebelahmu itu," ujar Sehun. Jari telunjuknya mengarah pada Chanyeol yang sedang asyik mendengarkan lagu.
"Whoa.. Tumben sekali kau mau ikut, ada apa hm?" sahut seorang namja lain di sebelah kiri Baekhyun. Kacamata bertengger di wajahnya. Bukan untuk membantu penglihatannya, melainkan lebih ke arah mode. Baekhyun, Chanyeol, dan namja itu adalah sunbae satu kelas di atasnya.
"Aku sepertinya juga harus menanyakan hal itu padamu, Jongdae-hyung." Sehun mulai memasuki mobil dan menggoyangkan tubuh seorang namja berkulit tan—yang sudah tertidur meski mereka belum berangkat—untuk menggeser tempat duduknya. Terkejut karena dibangunkan secara tiba-tiba, namja itu berdecak kesal.
"Ck! Thehun-ah, jangan membangunkanku tiba-tiba seperti itu. Kau merusak mimpi indahku saja."
"Itu salahmu, Jongin-hyung. Dan biar kutebak, kau terjaga sampai malam gara-gara main game 'kan? Dan satu hal lagi, namaku 'Sehun', bukan 'Thehun', okay?"
"Bagiku itu terdengar sama saja." Dengan cuek, namja bernama Jongin tadi tak mengindahkan protes dari namja teman sekelasnya itu. Meski mereka sekelas, tapi Jongin lebih tua beberapa bulan dari Sehun.
"Sudahlah, tidak baik bertengkar terus." Sebuah nasehat datang dari namja bermata bulat besar—kelihatannya—di samping Jongin. Dia juga sunbae satu kelas di atasnya.
"Ne, Kyungsoo-eomma~"
"Ya! Kenapa kau selalu memanggilku begitu sih?" protes Kyungsoo pada Sehun. Namja yang sejak tadi berada di kursi depan menengok ke belakang untuk mendapati para hoobae-nya yang sedang "berbicara" satu dengan yang lain.
"Sudahlah, cepat kalian atur posisi duduk kalian. Duduk yang tenang, ne?" Namja itu tersenyum angelic.
"Ne, appa~"
Setelah "digoda" oleh Sehun, namja itu lekas-lekas berbalik dan kembali duduk tenang. Sehun sempat menangkap semburat merah di wajah sunbae-nya itu setelah panggilan Sehun padanya. Seringai setan kembali terpasang di bibir Sehun.
Namun namja jahil itu segera duduk tenang dan mulai memasang earphone-nya untuk mendengar list lagu-lagu yang sudah dimasukkannya ke dalam iPod miliknya tadi malam. Hanya untuk menghilangkan kebosanan selama perjalanan. Itu sudah biasa bukan?
Tak berapa lama, Kris membuka pintu bagian pengemudi. Namja itu mulai menduduki kursi pengemudi dan menutup pintunya kembali. Ia memeriksa temperatur dan stok bahan bakar mobilnya, tak lupa juga mengunci pintu yang belum terkunci dengan tombol kunci otomatis. Kaca untuk melihat keadaan penumpangnya juga dicek, serta menyalakan Air Conditioner mengingat suhu dalam mobil itu akan panas jika semua jendela tertutup.
"Oke, kalian semua sudah siap? Joonmyun, sabuk pengamanmu?" tanya Kris pada semua orang di mobilnya. Penumpang di bagian belakang mengangkat jempol mereka.
"Sudah, hyung," jawab Joonmyun yang duduk di sebelahnya. Namja yang sempat menjadi obyek kejahilan Sehun itu bertugas sebagai pengawas selama perjalanan.
"Okay, let's go on vacation!"
Aroma khas air laut menyeruak ke dalam mobil lewat jendela yang terbuka. Setelah kurang lebih tiga jam lebih perjalanan dengan bernapaskan udara dingin AC, akhirnya mereka bisa dengan leluasa menikmati udara langsung dari luar. Birunya laut juga mulai tampak dalam pandangan mereka. Liburan musim panas memang lebih baik dilakukan di daerah berudara segar, dan menghindari asap-asap kendaraan bermotor yang sudah menjadi trademark area perkotaan.
"Hyung, kira-kira kapan kita sampai ke vilamu?" tanya Joonmyun sembari mengawasi jalan yang terpampang di depannya. Matanya agak menyipit dengan silaunya sinar matahari yang terik.
"Sekitar sepuluh menit lagi kurasa kita sudah sampai," jawab Kris yang masih menyetir dengan penuh konsentrasi.
"Ooh…"
Satu tanggapan—yang tak pantas disebut tanggapan—berasal dari Joonmyun yang sedang memasang kacamata hitamnya untuk menghindari sinar yang menyengat dari matahari. Ia menoleh ke belakang untuk memeriksa hoobae-hoobae-nya yang masih tertidur pulas. Tersenyum kecil kemudian kembali fokus menghadap jalanan di depannya.
"Hyung… Kapan kita sampai? Hoaahm…"
Suara Sehun terdengar beberapa saat sesudah Joonmyun kembali menghadap ke depan. Suara sang magnae terdengar masih serak dan lelah setelah kegiatan tidurnya. Sementara itu, dua namja di sebelahnya masih terlelap dengan namja yang lebih pendek bersandar di pundak si namja tinggi tan di dekatnya.
"Ah.. Kau sudah bangun rupa—"
Belum sempat menyelesaikan rangkaian kata-katanya, Joonmyun terhenti begitu saja melihat posisi kedua hoobae-nya. Jongin dan Kyungsoo…
"Bumi kepada Kim Joonmyun, hello~ Kau mendengarku 'kan?"
Sehun menggoyangkan tangannya di depan wajah Joonmyun yang membuat namja itu sedikit mundur karena kaget. Sehun mendengus malas.
"Sehun-ah, kau mengagetkanku! Dan jangan bicara tidak formal seperti itu!" seru Joonmyun sedikit kesal. Hoobae-nya yang satu itu memang ada-ada saja.
"Appa marah~ Takuuut~"
Sehun menggoyangkan badannya ala orang yang menggigil kedinginan. Tanpa mempedulikan tatapan garang—yang tak ada garang-garangnya—dari Joonmyun, namja yang terkadang suka bersikap seenaknya selain bermuka datar itu kembali memasang earphone sebelah kanannya. Berjaga-jaga kalau saja ia diajak bicara seseorang.
Membosankan memang kalau di dalam mobil itu hanya ada tiga orang yang terjaga sedangkan yang lain masih terlelap di alam mimpi. Apa lagi salah satu dari trio itu sedang berkonsentrasi mengendarai mobil yang mereka tumpangi, berkuranglah trio itu menjadi duo. Joonmyun yang dengan sabar menemani Kris mengawasi jalan dan Sehun yang asyik memandangi laut sambil mendengarkan musik. Dalam pikirnya Sehun tak habis pikir kenapa Joonmyun bisa sesabar itu.
Apakah ada orang yang bisa menahan kesabarannya seperti itu? Bahkan ketika marah pun hanya berupa seruan yang harus beberapa kali diulang hanya untuk membuat sang target kemarahan mengerti dan jera? Ada. Buktinya orang yang duduk di depannya itu adalah contohnya. Sehun sungguh kagum dengan sifat Joonmyun, namun ia juga kasihan pada namja yang sudah ia anggap hyung-nya sendiri itu. Joonmyun sudah terlalu lama bersabar..
"Itu dia vilanya, kalian bisa melihatnya 'kan?"
Sehun melongok keluar jendela yang baru saja dibukanya. Sebuah vila bercat putih yang berlokasi di dekat pantai menangkap perhatiannya. Vila yang besar namun sederhana, ditambah lagi tak jauh dari sana terdapat pegunungan yang mungkin hanya berjarak tak sampai lima kilo.
Sehun tersenyum puas. Sepertinya Chanyeol benar-benar menepati janjinya. Dan ia akan memanfaatkan waktu seminggu ini untuk mengumpulkan obyek menarik untuk kamera digital kesayangannya.
'Kau sungguh-sungguh mengajakku ke tempat yang menarik, Chanyeol-hyung.'
"Di sini ada empat kamar, jadi tiap kamar ditempati dua orang, hǎo?"
Kris menjelaskan kepada ketujuh namja yang sedang mengamati keadaan vilanya. Sungguh besar dan luas, pikir mereka.
"Hey, kalian memperhatikanku tidak?" protes Kris yang merasa diacuhkan. Ia bersendekap sambil melayangkan death glare mematikan kepada mereka. Merasa keadaan akan bertambah buruk jika mereka tak mengindahkan sang pemilik vila, akhirnya mereka menggeleng dengan cepat.
"Ti-tidak kok, hyung. Nah, kalau begitu bagaimana kalau kita undi saja?" tanya Chanyeol, meski di awal agak terbata karena masih begidik ngeri melihat tatapan tajam Kris.
"Shireo~ Shireo~ Aku cuma ingin dengan Yeollie~" rengek Baekhyun seraya mengapit tangan Chanyeol dengan posesif. Meskipun Baekhyun sedikit lebih tua dari Chanyeol, tapi sifatnya bisa dianggap lebih childish dibanding namja dengan tinggi 185cm itu.
"Mwo? Kenapa aku harus sekamar denganmu, hyung? Bukankah sejak dulu ketika ada kegiatan menginap kita selalu sekamar? Apa kau tidak bosan?" Chanyeol mengernyitkan alisnya sambil melihat Baekhyun yang segera mengerucutkan bibirnya.
"Jadi Yeollie bosan sekamar denganku? Kau tidak mau bersama denganku, begitu?" Baekhyun merengut, ia kesal dengan sikap Chanyeol yang seperti itu. Ia tak ingin sekamar dengan orang lain kecuali Chanyeol. Titik.
"Ne, ne.. Baiklah, aku akan sekamar denganmu, hyung."
"Jeongmal? Kau baik sekali Yeollie~" Baekhyun spontan merangkul leher jenjang Chanyeol. Chanyeol salah tingkah, sedangkan kumpulan namja di sekitar mereka hanya menatap bosan adegan yang sudah sering mereka lihat itu.
"Alright, jadi sekarang tinggal kita berenam. Joonmyun, kau ingin sekamar dengan siapa?" Kris bertanya pada namja bertinggi jauh di bawahnya yang sedang tersenyum kecil memandang tingkah Baekhyun dan Chanyeol.
"O-oh.. Ya.. Kalau bisa aku ingin sekamar dengan—"
"Jongin-ah, kau sekamar denganku saja ya? Bagaimana?"
"Terserah hyung saja."
Tak sengaja telinga Joonmyun menangkap percakapan antara Kyungsoo dan Jongin. Ia menghela napas pelan sebelum melanjutkan ucapannya. Meski agak tak rela dan sedikit... Kecewa.
"—Sehun-ah."
Sehun sedikit melirik ke arah Joonmyun, terlihat jelas ada jejak kemurungan di wajah yang selalu tersenyum itu. Sehun menyipitkan matanya dan berdecak pelan agar tak ada yang mendengarnya.
"Oke, aku setuju. Tapi kuharap kau bisa betah dengan barang-barangku ini, hyung." Sehun mengangkat tas ransel besarnya untuk menunjukkannya pada Joonmyun.
"Tidak apa-apa Sehun-ah, aku tahu hobimu apa. Jadi tidak masalah." Joonmyun tersenyum maklum, sedang Sehun mengangguk dengan wajah datarnya.
"Hyung, aku sudah berbicara dengan Jongin kalau aku akan sekamar dengannya," ucap Kyungsoo seraya menunjuk Jongin yang ada di sampingnya. Kris berderum kecil.
"Jadi sisanya tinggal aku dan kau, Jongdae."
"Baiklah, hyung," ujar Jongdae sembari bersiap-siap mengambil koper ukuran sedangnya yang diletakkannya di sebelahnya.
"Sekarang tinggal kamar yang akan kita tempati. Ada dua kamar di lantai atas dan dua kamar di lantai bawah, kalian ingin yang mana?" tanya Kris. Ia tatap satu per satu dari mereka.
Sehun menunjuk atas dengan telunjuknya, ia sedang irit bicara rupanya. Joonmyun tidak menjawab apa-apa dan sepertinya menyerahkannya pada roommate-nya. Baekhyun berkata "Bawah saja!" kepada Chanyeol dengan semangat, mungkin agar memudahkannya untuk segera pergi keluar. Kyungsoo ingin berada di kamar atas, sedangkan Kai cuek-cuek saja. Jongdae cuma menunjuk ke Kris, menyerahkan pilihannya ke Kris.
"Kalau begitu sudah diputuskan. Sekarang bawa barang-barang kalian ke kamar, oke?"
"Ne…"
Bruk!
Sehun melemparkan tasnya ke atas tempat tidurnya. Di kamar tidur itu terdapat dua buah tempat tidur berwarna putih yang masing-masing dimuati oleh satu orang. Sehun memilih tempat tidur yang berdekatan dengan jendela agar ia bisa melihat pemandangan laut dengan mudah dan Joonmyun sudah memaklumi hal itu. Karena Sehun pasti memilih tempat di mana ia bisa melihat pemandangan dengan bebasnya.
"Sehun-ah, kau mau istirahat dulu atau langsung jalan-jalan?" tanya Joonmyun sembari menata barang bawaannya ke dalam lemari di dekat tempat tidurnya. Sehun ikut mengambrukkan dirinya setelah tasnya mendarat di kasur.
"Istirahat dulu, masih ngantuk," ujar Sehun sambil mendekap bantal di dekatnya dan menenggelamkan kepalanya di bantal.
"Kalau begitu kau bisa jaga rumah 'kan? Hyung akan pergi sebentar."
"Hmm…"
Joonmyun tersenyum lembut mendengar jawaban malas Sehun. Mungkin saja hoobae-nya itu masih lelah dan mengantuk karena harus berangkat pagi-pagi. Joonmyun meletakkan sepotong bajunya yang terakhir ke dalam lemari dan menutup lemari itu.
"Hyung pergi dulu ya, Sehun-ah."
"…."
Tak ada jawaban dari Sehun dan hal itu membuat Joonmyun yakin bahwa Sehun sudah terlelap. Perlahan dia membuka pintu kamar serta melangkah ke luar, kemudian menutup pintu kamar dengan pelan.
Krieet.. Blam.
..::To Be Continue::..
