Ternyata otak Shicchi tak pernah waras kalo buat fiction. Kali ini bagi yang mau nimpuk Shicchi silahkan sajjah deeehhh… -ojigi-. Karena fiction kali ini diluar dugaan Shicchi wkwkkwkwkwkwk -kabur-

Enjoyed yah…

Disclaimer

Bleach © Kubo Tite

Sensei I love you

By Shicchi Kurosaki

Di pagi yang cerah itu….

"Kaien…." Teriakku dan langsung bangkit dari tempat tidur. Mimpi buruk, pikirku. Ini sudah yang ke tiga kalinya aku memimpikan orang itu. Orang yang dulu pernah singgah di hatiku. Aaahhh… kenapa harus jadi seperti ini siih…

Oh, namaku Kuchiki Rukia. Aku 15 tahun. Aku Siswi SMU kelas dua. Aku tidak terlalu pintar ataupun bodoh. Aku tak terlalu menunjukkan diri di depan kelas. Lebih sering bergaul dengan teman laki-laki namun aku tidak tomboy. Kau tau maksudku 'kan?

Aku sekolah di Karakura high school. Yaaah sekolah yang penuh kenangan yang cukup unik. Dari murid-murid yang super jail hingga guru yang akhirnya curhat dengan anak muridnya tentang kehidupannya. Kau bisa bayangkan itu. Kau mau dengar kisahku yang unik?

NORMAL Point of View

"Rukia… waktunya sarapan…" teriak ibunya dari bawah.

"Iya ibu…." Kata Rukia. Setelah memakai seragam sekolah, merapikan rambutnya dan setelah dia merasa cukup akhirnya dia turun ke ruang makan.

"Kau ini jangan lupa sarapan, nanti lemas…" kata Ibunya. Rukia hanya tersenyum jail sambil tertawa lalu mengambil makanannya.

"Ohayou Kuchiki," kata teman sebangkunya Momo. Rukia langsung membalas sapaannya dan duduk di sampingnya.

"Sekarang ini hari rabu, kan? Sejak pak Ukitake pindah ke sekolah lain, kita jadi menganggur saat pelajaran olah raga ya…" kata Momo

"Tapi… kalian tak tau kalau akan ada guru baru. Yang kerennya, dia baru 19 tahun loooh…" kata temannya yang duduk di depannya.

"Benarkah? Berarti masih kuliah dong…? Apakah dia kerja sambilan ya?" tanya Rukia. Semuanya pada menggeleng.

"Hey… guru baru itu datang… waaah kawaiiii…." Kata Nanao. Semua pada duduk di tempat masing-maing. Hingga akhirnya guru yang mereka bicarakan itu datang.

"Haaah…. Di…dia…" ucap Rukia takjub. Wajahnya yang tampak muda dengan seius namun masih menampakkan senyuman buat murid barunya.

"Ya, saya sensei kalian yang baru menggantikan Ukitake-sensei yang telah pindah ke sekolah lain," katanya. Semua terdiam. Semua mata memandangnya. Dengan tatapan takjub karena sensei mereka kali ini masih mahasiswa.

"Kawai…" rata-rata semua siswi bergumam begitu. Tapi tidak untuk Rukia. Dia hanya heran melihat semua teman wanitanya bertingkah ala fans girl.

"Ano… Ise-chan…kenapa mereka semua begitu?" tanya Rukia. Nanao hanya menggeleng tanpa memeperhatikan wajah Rukia. Wajahnya masih tak berpaling dari sensei itu.

"Yah… ore wa Ichigo Kurosaki" Kata sensei baru itu.

"I..ichigo?" gumam Rukia terkejut.

"Kalian semua boleh memanggil saya dengan Ichi-sensei." Katanya. Semua wanita yang ada disitu hanya mengangguk senang, sebagian teriak centil mengatakan 'dengan-senang-hati-sensei'.

"Sekarang, karena saya guru baru disini kalian boleh memilih pelajaran kita kali ini. Kalian mau praktek di lapangan atau teori di kelas?" tanya. Akhirnya semua memilih untuk praktek di lapangan.

"Tim putri berjumlah enam orang, begitu juga tim putra," jelas sensei itu sambil membawa bola basket. Di sebelah kanan sudah ada Rukia dan Momo sementara di sebelah kiri ada Hitsugaya dan Renji.

"Kalahkan kami ladies…" kata Ikaku di belakang Hitsugaya. Momo hanya tersenyum enteng.

"Siap… mulai…" kata Sensei seraya melambungkan bolanya ke atas. Momo menangkap bola itu lalu berlari ke arah ring tim putra. Hitsugaya menghadang Momo di belakangnya.

"Hey… menyerahlah…" kata Hitsugaya bernafas di leher Momo membuatnya blushing. Namun Momo langsung sadar dari lamunannya dan mengoper bolanya ke Tatsuki.

"Tatsuki-chan…" kata Momo sambil melempar bolanya kea rah Tatsuki yang sendiri.

"Yosh…" kata Tatsuki sambil men-dribble bola menuju ring putra. Di depannya ada Hisagi dan Renji, namun dengan lihainya dia menghindari mereka berdua.

"Rukia… ambil…" kata Tatsuki sambil melempar bola tersebut kea rah Rukia yang ada di sampingnya.

"Masukkan," gumam Ichigo-sensei pelan. Kemudian, Rukia melompat dan memasukkan bola ke ring itu.

"Priiiiiiiiiiiit….." Ichigo sensei membunyikan pluitnya, setelah 30 menit kemudian, pertandingan telah berakhir.

"Aku tak percaya kalau di kelas ini tim basket putrid lebih bagus daripada pria," kata Ichigo.

"Mereka hanya beruntung, sensei…" kata Renji. Rukia langsung menghajar muka Renji dengan tendangan di kakinya.

"Itai…" kata Renji sambil mengelus wajahnya.

"Mereka selalu kalah, sensei…" kata Rukia tersenyum. Ichigo juga tersenyum. Namun, wajah Rukia kini mengamati setiap inci wajah gurunya.

"Kaien-dono…" gumamnya. Ichigo melihat ke arah Rukia, dan menatapnya.

"Kenapa, Kuchiki-san?" tanya Ichigo. Rukia yang kaget langsung sadar dari lamunannya kemudian menggeleng.

"Tidak apa-apa, sensei…" kata Rukia sambil menunduk menyembunyikan blushingnya.

Kuchiki Mansion…

"Kenapa aku selalu teringat sensei itu?" kata Rukia. Momo yang ada disampingnya hanya membolak-balik majalahnya.

"Jangan bilang kamu jatuh cinta dengan Ichi-sensei, Kuchiki-san…" kata Momo melirik Rukia. Rukia hanya diam, kemudian dia berjalan menghadap jendela kamarnya yang terbuka. Dia duduk di daun jendela itu sambil merasakan angina yang bertiup menghancurkan rambutnya.

"Entahlah, Hinamori…" katanya.

"Aku merasa dia sangat mirip dengan Kaien-dono," katanya. Momo menghela nafas.

"Lupakan masa lalumu, Kuchiki." Kata Momo yang juga ikut berdiri disamping Rukia. Rukia terdiam. Dia memeluk erat lututnya. Tubuhnya gemetaran.

"Aku tak bisa melupakan kejadian itu, Hinamori…" kata Rukia. Kini air matanya mengalir deras. Momo hanya mengelus punggung Rukia sambil bersenandung kecil.

"Ssssh…" kata Momo pelan. Namun Rukia tetap gemetaran.

"Aku… tidak bisa menolong Kaien… sekarang… orang yang menyerupai wajahnya datang kembali ke kehidupanku, seolah-olah…" Rukia menggantung kata-katanya.

"Masa laluku akan terulang lagi," kata Rukia. Momo tersenyum.

"Rukia… mungkin itu maksudnya. Kau harus memperbaiki kesalahanmu saat bersama Kaien," kata Momo. Rukia mengarah ke Momo.

"Memperbaiki kesalahan?" tanya Rukia. Momo mengangguk.

"Kalau memang Rukia dengan Ichi-sensei nantinya, jangan mengulangi kesalahan yang telah kamu lakukan terhadap Kaien," kata Rukia.

"Tapi… ngomong-ngomong…" Kali ini Momo yang menggantung kalimatnya.

"Apa benar Rukia menyukai Ichi-sensei?" tanya Momo. Rukia, kini wajahnya semerah tomat.

"Haaaaaaaaaaaah?" tanyanya sambil memegang wajahnya yang panas. Momo hanya tersenyum simpul.

"Sudahlah, jangan kau sembunyikan lagi," kata Momo tertawa.

"I…ia…" kata Rukia menunduk.

"Waaah… cinta pandangan pertama ya?" kata Momo sambil tertawa.

"Momo diaaaaaaaaaaaaaaaam!"

Di tempat lain…

"Kenapa aku jadi mengingat dia, ya?" tanya Ichigo.

"Namanya Rukia Kuchiki, ya…" gumamnya lagi. dia mengingat senyuman, cara Rukia bermain basket, caranya tertawa, dan lainnya.

"Mana mungkin aku jatuh cinta pada muridku?"

**** To Be Continue****

Nya-ha!

Maaf minna Shicchi udah lama tak update story –di baker-... Maaf juga kalau satu chapter ini Cuma sedikit –kabur dari readers-

Yaaaah… ada yang kangen ama shicchi gak? –ngarep-

Readers: buuuuuhhhh…. –ngelempar karung beras-

Author: hiks.. jahat ahhh….

Ichigo: kok gue jadi guru? Gue baru 17 tahun tauuu kau tambahkan 2 tahun pula

Rukia: kaien donooooooo –nangis gajebo-

Ichigo: ru-rukia…. Jangan nangis… nanti…

Rukia: -muka blushing- nanti….?

Ichigo: nanti… bisa banjir nih panggung, gue ngepelnya capek tau!

Rukia n author: -sweat drop-

Author: ok deh… mari kita ripyu bersama ^^ -plak-

Ripyu anda akan sangat membantu warga yang ada di jalur gaza –plak-