Resonance Of Messiah
Messiah Hikari (M/N) : Halo Minna!! Hehehe, selamat datang di proyek besar saya. Kali ini saya akan berkolaborasi dengan Sora Tsubameki dan Coolkid4869. Kayaknya sekarang musim colab ya? *plak* hehehe, semoga karya ini bisa berkenan dihati para reader sekalian. Untuk sementara, chapter ini saya yang sepenuhnya membuat dengan sedikit tambahan editan dari Sora Tsubameki. Next chap, beware of the power of three author!! XD *apa, deh....plak!!*
Disclaimer : Kazuki Takahashi yang memiliki YuGiOh! Walaupun sembah sujud dihadapan dia pun, pasti YuGiOh! tak akan pernah menjadi milik kami. Hiks…. *plak*
Warning : Heavy theme and plot, hint pairing in realistic way (not sappy romance, this is Drama/Adventure) beberapa hint pairing standart : Puzzleshipping, Puppyshipping, Tendershipping and Bronzeshipping. (remember, the genre of this fic isn't romance so, don't expect too much for YAOI scene)
At last, please enjoy it!! ^^
-------Prolouge-------
Last Hope
Era futuristik. Sebuah era yang terletak di masa depan. Sebuah era dimana seluruh teknologi berkembang maju hingga menembus batas nalar dari manusia itu sendiri. Peradaban pun mulai mengalami sebuah evolusi yang cukup significant. Perkembangan dalam berbagai sisi kehidupan telah menjalar dan tersistem dengan begitu rapi. Ribuan, jutaan hingga milyaran bentuk pemikiran baru terus menguap di permukaan dunia. Bumi seakan menjadi wadah untuk menampung seluruh kreasi yang terbentuk oleh kumpulan eksistensi yang sudah eksist itu sendiri.
Seluruh perilaku manusia dalam era itupun mulai berubah. Cara berbicara mereka, cara berinteraksi, cara bersosialisasi, adat istiadat, pola pikir, motif, semua itu mengalami perubahan. Peraturan yang mengatur tata tertib kehidupan pun mulai berkembang meninggalkan paradigma tradisional. Wujud panorama kota pun juga ikut mengalami sebuah evolusi. Tak ada gedung kuno dengan dinding berbahan bata dan semen. Tak ada lagi hembusan udara segar dari pekarangan taman maupun hutan. Tak ada lagi area perkampungan kecil. Semua itu mengalami perubahan. Jendela refleksi berbahan hologram mulai menggantikan peran dinding. Pekarangan taman kini berganti menjadi bangunan-bangunan kokoh untuk tempat penelitian. Perkampungan dan rumah-rumah yang cukup terpencil pun lenyap berganti dengan area industrial modern. Semua itu seakan menjadi hal yang sangat biasa. Dalam era ini, hampir seluruh manusia menginginkan sebuah penemuan baru. Sebuah pemikiran yang tak realistis. Semua yang memiliki derajat maupun pangkat yang tinggi pasti akan menginginkan sebuah hal yang utopis. Mereka ingin mewujudkan sebuah utopia dan euphoria yang absolut.
Era itu seakan menjadi puncak kesempurnaan dalam batas eksistensi yang ada. Semua telah mencapai sebuah pemikiran tertinggi. Namun, semua itu ternyata bukanlah sebuah replika surga yang sebenarnya. Tapi justru merupakan sebuah tanda-tanda kehancuran yang begitu nyata. Kumpulan manusia itu terus saja berusaha untuk memikirkan evolusi baru. Mereka menginginkan hal yang lebih. Sebuah kesempurnaan yang lebih dari ini. Mereka tidak puas. Tidak puas dan semakin serakah. Motif hidup, semua itu mengarah pada penciptaan kesempurnaan yang absolut. Mereka menginginkan sebuah perfection. Kekuasaan, kekayaan kreasi, keabadian, kesempurnaan supremasi. Semua itu seakan menjadi sebuah tujuan yang akan selalu melekat dalam pemikiran mereka. Mereka berlomba-lomba untuk meraih semua itu. hingga tidak ada yang memperhatikan dampak sekelilingnya. Dunia semakin hancur. Seluruh manusia tak ubahnya seperti hewan. Hewan yang serakah akan kesempurnaan berlebih. Tak ada pemimpin yang dapat memimpin dunia dengan ideal. Tak ada penengah yang dapat mengakhiri perang dunia. tak ada satupun pihak yang bersih. Semuanya kotor. Kotor dan haus akan kesempurnaan. Dunia sudah berada diambang kehancuran yang kongkrit.
"Ini ti...tidak mungkin!! Project generasi 4 dengan nomor Seri C-810B telah mengalami reaksi!! Ki..kita berhasil!!!"
Ungkapan kegembiraan itu membuat seluruh orang yang berada dalam ruangan penelitian itu memasang paras lega. Sebuah penemuan yang merupakan satu-satunya harapan terakhir dunia kini telah berhasil tercipta dengan sangat sempurna. Hal itu merupakan sebuah keajaiban nyata yang begitu luar biasa. Rona kebahagiaan mulai terpancar dari seluruh anggota penelitian itu.
"Kakak!! Lihat ini, kak!! Kerja keras kita tidak sia-sia!! Kita berhasil menciptakannya!!" pernyataan yang diungkapkan dengan begitu ceria itu telah membuat sesosok pria brunet yang saat ini sedang memasuki ruangan menjadi tersenyum. Warna mata biru lazuardi yang dimilikinya terlihat memancarkan sebuah harapan saat mendengar pernyataan adiknya itu. Ia sungguh tak percaya. Bertahun-tahun ia berjuang untuk mewujudkan mimpinya, kini realisasi sudah ada di depan mata.
"Kau benar, Mokuba...kita telah berhasil. Dunia ini masih bisa diselamatkan." kepala grup penelitian rahasia itu terlihat begitu yakin dengan tekadnya. Ia percaya bahwa seluruh kehancuran dunia masih bisa dicegah sebelum terlambat.
"Apa kau yakin rencana kita kali ini akan berhasil, Seto? kau tahu sendiri bahwa kita tak bisa bergerak bebas sekarang. Hampir seluruh kepala pemerintahan mengincar kita!! Mereka semua ingin melenyapkan kita!! Semua ini gila!! Tak ada yang menginginkan keselamatan!!" sesosok figur pria berkulit tan gelap, terlihat begitu frustasi saat menyatakan hal itu. Kedua mata lavendernya menyiratkan sebuah kesan lelah. Ia lelah dengan semua kegilaan yang terjadi di eranya itu. Ia tak mengerti, mengapa seluruh manusia justru menginginkan sebuah kehancuran?
"Tenanglah, Malik. Aku yakin, project kloning generasi 4 dari prototype ini akan dapat membantu kita. Setidaknya kita harus mencobanya. Kita tidak boleh putus asa dulu." tutur Kaiba yakin.
Malik masih memasang ekspresi skeptis. "Aku tahu itu Seto. tapi, kita juga tak bisa mengandalkan dia saja. Untuk mencari anggota kita yang lain sungguh sangatlah sulit!! Bahkan aku yakin, banyak project generasi lain yang diasingkan di lain era!! Aku bahkan tak bisa melacak keberadaan Marik!! Mind link yang tersinkron di dalam tubuh kami berdua sudah tak dapat berfungsi dengan baik!! Saat ini, kau menciptakan kloning generasi 4 untuk menemukan prototype? Kemungkinan besar hal itu berhasil sungguh sangatlah sulit Seto!! perbandingannya satu banding satu juta!! Susunan dari project prototype sungguh begitu kompleks dan rumit!! Aku ragu jika kloningnya ini bisa melacak keberadaan prototype!! Bahkan kita kehilangan jejak dari project generasi 1 dan generasi 1-2. sial!!" dengan penuh amarah, sebuah pukulan dilayangkan Malik dengan begitu kuat ke arah dinding hologram di sampingnya. Ia begitu marah. Ia benar-benar muak dengan semuanya.
Kaiba mulai menghela nafasnya sejenak. Ia menepuk bahu partner kerjanya itu. "aku sudah mengatur semuanya Malik. Percayalah padaku. Aku yakin, project generasi 4 ini akan sangat berguna bagi kita. Kita tak boleh mundur sampai disini Malik. Kau haruslah ingat, dunia membutuhkan kita. Hanya kita satu-satunya harapan yang tersisa. Kita tak boleh menyerah. Harapan semua orang, bahkan harapan dari 'creator' kita sendiri sungguh sangatlah besar. Kita tak boleh memusnahkan harapan itu."
"Tapi, semakin lama tekanan ini semakin besar, Seto. Kita seakan terkurung di tengah-tengah jutaan pemangsa yang mengincar kita. Kita seakan menjadi sebuah tawanan!! Semua menginginkan organisasi kita hancur!! Padahal grup ini terbentuk dengan misi untuk menstabilkan keadaan dunia. Mengapa semua manusia seakan buta akan kesempurnaan dan kehancuran?!! Mengapa bisa begini?!! Mereka bahkan menghancurkan 'Messiah' generasi awal dengan begitu keji!! Sungguh bedebah!!"
Amarah benar-benar menguasai Malik sepenuhnya. Kaiba hanya bisa memalingkan pandangannya. Pernyataan Malik sungguh membawa sebuah kenangan yang begitu menyakitkan. Kaiba masih dapat mengingat dengan jelas kejadian itu. Sebuah kejadian dimana harapan dunia kembali redup hanya karena sebuah konspirasi licik dari para petinggi yang memiliki sebuah kekuasaan.
Dulu, semenjak tanda-tanda kehancuran mulai tampak di pertengahan era, beberapa ilmuwan mulai membentuk sebuah grup organisasi penelitian rahasia. Mereka membentuk sebuah organisasi dengan misi untuk menstabilkan keadaan dunia dan menyelamatkan nasib dunia dari kehancuran. Grup itu bernama 'Messiah'. Messiah terdiri dari beberapa anggota ilmuwan yang begitu jenius dan ternama. Para ilmuwan yang tergabung dalam grup Messiah itu mulai memikirkan sebuah pemecahan untuk menyelesaikan permasalahan yang melanda era futuristik mereka.
Saat itu, berbagai konflik bermunculan. Seluruh manusia yang memiliki kedudukan tertinggi, berlomba-lomba untuk mencapai kekuasaan mutlak. Mereka berlomba-lomba untuk mengincar kekayaan, kesempurnaan dan keabadian. Para ilmuwan menyebut komunitas itu dengan komunitas pecandu 'perfections syndrome'. Sindrom terkutuk itu seakan menjadi sebuah mimpi buruk bagi orang-orang yang berkedudukan rendah. Mereka ditindas, diperlakukan semena-mena, bahkan para ilmuwan-ilmuwan pun berlomba-lomba untuk menemukan sebuah penemuan agar mereka bisa meraih keabadian hidup. Jaman itu sungguh sangatlah gila. Keserakahan, arogansi, kesombongan, keangkuhan, keegoisan, semua itu merajalela hampir diseluruh belahan dunia. Seluruh manusia seakan tidak pernah puas dengan hasil alam yang diberikan oleh Tuhan. Mereka justru semakin menginginkan kesempurnaan yang lebih. Kesempurnaan yang tak bisa mati.
Berbagai perang dunia pun berlangsung. Banyak orang-orang berhati bersih yang tidak terkontaminasi dengan 'perfections syndrome' telah menjadi korban. Komunitas yang terdiri dari orang-orang serakah justru semakin mendominasi. Mereka berbuat seenaknya. Melakukan penelitian seenaknya. Melegalkan segala cara untuk mencapai sebuah kepuasan tertinggi. Mereka bahkan melupakan campur tangan Tuhan. Mereka seakan menjadi Atheis. Mereka seakan mendewakan teknologi. Yang mereka puja, hanyalah kesempurnaan dan immortalitas.
Grup Messiah telah menemukan suatu pemecahan baru untuk mengatasi keadaan era mereka saat itu. Mereka menciptakan sebuah project yang terdiri dari beberapa kloning manusia yang mendekati kesempurnaan dari era masa lalu. Project berupa kloning manusia itu menampung seluruh kemampuan dari sample kloning mereka itu sendiri. Masing-masing diciptakan untuk orientasi yang berbeda pula. Mereka diberi peran khusus. Sebuah peran yang sangat dibutuhkan dunia saat itu.
Namun, disaat keadaan dunia kembali stabil berkat campur tangan project-project grup Messiah, para pemimpin perfections syndrome kembali melancarkan serangan untuk merebut tahta kekuasaan mereka. Mereka berhasil memecah belah seluruh project Messiah dan menghancurkan grup harapan terakhir dunia tersebut. Kini, dengan beberapa anggota yang tersisa, Kaiba dan Malik kembali mendirikan grup Messiah generasi kedua. Mereka berusaha membuat project terakhir untuk melacak keadaan project-project lainnya yang menghilang. Namun, semakin lama, tekanan demi tekanan terus saja menghadang mereka. Bahkan, harapan mereka sendiri semakin terkikis bersamaan dengan rasa putus asa dan guncangan yang melanda psikis mereka masing-masing.
"Mokuba, cepat segera kurangi life fluid dari dalam tabung dan segera keluarkan project generasi 4 sekarang juga. Aku ingin melihat bagaimana kinerjanya." tak ada keraguan sedikitpun dalam tegasnya perintah itu. Mokuba hanya bisa mematuhi perintah seseorang yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri.
"aku mengerti, Kak."
Tak membutuhkan waktu lama untuk mewujudkan permintaan itu. Sebuah tabung kaca berisi cairan yang begitu bening seakan menjadi cangkang untuk sesosok figur yang berada di dalamnya. Secara perlahan-lahan, cairan bening yang bisa di sebut 'life fluid' itu mulai berkurang sedikit demi sedikit. Dinding tabung berupa kaca semi hologram itu mulai berputar dan terbuka secara perlahan-lahan. Figur itu terdiam untuk sesaat. Ia masihlah memejamkan matanya dan tak bergerak sedikitpun. Beberapa ilmuwan lainnya mulai mencoba mengeluarkannya dari dalam tabung. Kaiba, Malik dan Mokuba mulai memperhatikan gerak-gerik project mereka.
"Kenapa dia masih belum menunjukkan reaksi apapun? Aneh. Padahal saat ia berada di tabung tadi, kalkulasi sistematika dalam kinerja organ-organ tubuhnya mengalami peningkatan yang cukup drastis. Ini tidak masuk akal! Seharusnya saat ini, ia sudah bisa bekerja dengan baik!!" Malik frustasi. Ia tak mengerti mengapa perhitungan analisanya bisa mengalami kesalahan. Kaiba melipat kedua tangannya dan berpikir keras. Ia yakin tak akan ada yang salah dalam project terbaru mereka.
"Aku yakin, ia akan segera berfungsi, Malik. Ia adalah project Messiah generasi akhir yang paling sempurna. Semua variable penyokong sistem di tubuhnya sudah diperhitungkan secara akurat. Aku yakin, ia pasti membutuhkan waktu untuk mengatur seluruh kesinambungan antar komponennya." Malik mendesah pelan mendengar itu. Karena bagaimanapun juga, harapan terakhir mereka bergantung pada project yang berada dihadapan mereka itu.
"Huh, aku sudah tidak tahu lagi, Seth!! Jika ia gagal berfungsi, maka tamatlah riwayat kita. Aku sudah tak tahu lagi harus bagaimana!!" Pria berkulit tan itu mulai terduduk seraya menyangga dahinya. Dilematis benar-benar telah melanda mereka semua.
Kaiba pun pada akhirnya mulai memberikan perintah. "Semuanya, tolong sebaiknya segera pasang perangkat pemberi stimulus untuk merangsang sistem motorik pada tubuhnya. Aku yakin, ia masih memerlukan sedikit bantuan untuk mengatur sistem tubuhnya."
Project itu pun didudukkan disebuah kursi. Seluruh ilmuwan itu mulai memasangkan beberapa kabel penyambung perangkat pemberi stimulus pada project itu. Project berupa kloning sesosok pria itu terlihat begitu pucat. Seluruh perhatian kembali tertuju pada project itu. Ia terlihat seperti sesosok anak kecil karena tubuh mungil yang ia miliki itu. Ia terlihat seperti boneka porselin. Kulitnya begitu halus dan lembut. Tak ada yang tahu warna matanya yang terpejam itu. Kloning itu juga memiliki rambut jabrik dengan 3 warna. Keseluruhan hitam dengan ujung berwarna magenta serta dilengkapi dengan poni berwarna keemasan yang menggantung bak frame yang sangat sempurna untuk parasnya. Dan memasuki paras, kloning pria itu ternyata memiliki paras bak malaikat yang mampu mengundang rasa penasaran bagi setiap orang yang melihatnya. Mereka ingin melihat replika Gabriel ini hidup. Dengan kesungguhan itu, seluruh ilmuwan dalam kelompok itu mulai mengerahkan seluruh kemampuan yang mereka miliki. Tentu saja dengan pimpinan Kaiba dan bantuan Malik serta tak lupa dengan dukungan peran dari Mokuba. Mereka yakin, project ini akan benar-benar berhasil.
"Mai, bagaimana responnya?" sesosok ilmuwan wanita berambut pirang pun mulai menjawab pertanyaan yang dilayangkan oleh pimpinannya.
"Respon telah terdeteksi. Ada sedikit reaksi dalam sistem motoriknya saat reaktor dipasang disudut ini." ucap Mai. Kaiba menganggukkan kepala dan mencoba membuat sebuah formula dalam jurnalnya.
"Menurut perhitunganku, jika saat ini ia menunjukkan respon selemah ini, maka akan butuh beberapa hari lagi sebelum ia benar-benar berfungsi, Malik."
"Beberapa hari? Apa kau bisa memperhitungkan berapa hari yang kita butuhkan? Jangan bilang pengaktifannya membutuhkan jangka waktu berminggu-minggu!" Malik mulai sewot.
"Tenang saja, Malik. Sudah kuprediksikan bahwa ia akan aktif dalam 3-4 hari." Kaiba begitu yakin dengan analisanya. Malik pun pasrah mendengar itu.
"Lalu, apa sebaiknya kita masukkan dia lagi ke dalam life fluid?"
"Tidak. Hal itu tidak perlu. Seluruh pembentukan sel dan organ-organ tubuhnya yang lain sudah terbentuk dengan sempurna. Ia sudah tak membutuhkan bantuan life fluid. Aku yakin, jaringan-jaringan tubuhnya akan menghasilkan sebuah kekuatan dan energi yang bisa ia optimalkan sendiri." dengan langkah perlahan, pria brunet itu kembali mendekat pada figur projectnya. Kedua mata biru lazulinya mulai memperhatikan keadaan kloning pria itu secara keseluruhan. Semakin lama, keyakinan Kaiba pun bertambah. Ia yakin bahwa perhitungannya tak akan meleset.
"Sebaiknya kita lindungi dia dan jangan sampai ada orang luar yang tahu. Kita harus benar-benar menjaganya. Ia harapan terakhir kita." beberapa anggukan mengiringi pernyataan Kaiba. Untuk sesaat, mereka semua seakan merasakan sebuah kemenangan. Setelah seluruh keadaan penuh tekanan ini, hati mereka seakan tersirami oleh kedamaian. Tak ada rasa khawatir. Tak ada rasa cemas. Tenang. Tenang dan hening. Itulah rasa yang mendominasi moment itu. Namun, sebuah petaka tak akan berhenti begitu saja. Kedatangan sebuah cobaan sungguh tak terduga dan tak dapat ditunda lagi.
BLAM!!
"CEPAT KELUAR KALIAN SEMUA!!!"
Sorak ancaman itu mengagetkan para ilmuwan. Jantung mereka serasa berhenti berdetak. Masa-masa itu menjadi masa paling mencekam yang pernah mereka alami. Terlalu mencekam. Hingga tak ada yang bergerak. Semua mematung. Mematung dengan hembusan nafas yang tidak stagnant. Keringat dingin mulai bercucuran. Semua ini terlalu cepat terjadi. Mereka semua terlalu senang dengan progress project mereka. Sampai-sampai mereka tak memprediksi satu hal yang vital.
Musuh telah mengetahui tempat persembunyian mereka.
"I...ini gawat!! Komunitas ACI telah berhasil menjebol akses pintu utama!! Tak lama lagi, mereka pasti akan segera kemari dan memergoki seluruh penelitian kita!!"
"A..Apa?!!"
Ucapan salah satu ilmuwan itu membuat Kaiba dan yang lainnya menjadi shock. Komunitas ACI atau bisa disebut 'Anti Corrupted Idealism' adalah sebuah komunitas yang dibentuk dengan tujuan untuk membasmi para pemberontak yang menolak paham perfections syndrome. Dan grup penelitian Messiah adalah grup pemberontak nomor satu yang paling diincar di seluruh dunia. Grup Messiah sudah berulang kali berpindah-pindah tempat persembunyian. Bahkan, mereka berpindah di lain era agar komunitas ACI tidak dapat melacak keberadaan mereka. Namun, kali ini mereka harus bernasib naas. Komunitas ACI telah berhasil mengejar mereka sampai saat ini.
"Bedebah!! Aku tak menyangka mereka bisa melacak kita sampai seperti ini!! Bagaimana mereka bisa tahu kita kabur ke era ini?! Apakah kita semua diincar di semua era?!" Kaiba mulai menampakkan sisi frustasinya. Kepala penelitian grup Messiah itu sangat jarang menunjukkan rasa cemas dan paniknya dihadapan semua orang. Tapi sepertinya, kali ini adalah pengecualian untuknya.
"Hah, hanya ada satu era dimana kita tak akan diincar. Era itu adalah era purba!!" sindir Malik sarkastik. Kaiba hanya memutar bola matanya mendengar itu. Disaat keadaan genting begini, partner kerjanya itu masih saja bisa bercanda.
"Kakak, sebaiknya kita harus segera mencari cara agar kita dapat melarikan diri sebelum ACI memergoki kita!!" peringatan dengan nada khawatir yang disampaikan oleh Mokuba itu membuat pemikiran Kaiba kembali dalam realitas. Ia pun mulai membuat sebuah keputusan.
"Semuanya, kita harus segera kabur melalui akses bawah tanah!! Sepertinya, kita harus pindah ke lain era lagi...."
"Apa maksudmu dengan pindah ke lain era? Kau tahu sendiri bahwa mesin waktu kita saat ini benar-benar membutuhkan suplay energi!! Kita sudah menggunakannya berkali-kali. Setidaknya, kita harus menunggu selama 3 tahun agar mesin waktu pemindah partikel itu bisa berfungsi lagi, Seto!!" Malik emosi. Selama ini mereka memang berpindah ke lain era dengan menggunakan mesin waktu. Mesin waktu itu sudah susah payah diciptakan oleh Malik. Namun, mesin itu memiliki banyak kelemahan. Mesin itu sanggup memindahkan beberapa orang ke lain era, ke lain waktu, ke lain tahun atau ke lain masa. Tapi, sekali mesin itu digunakan untuk berpindah era, diperlukan waktu 3 tahun agar mesin itu dapat digunakan lagi. Jika mesin waktu pemindah partikel itu digunakan disaat suplay energinya menipis, maka resiko terberat yang harus diterima adalah sebuah kerusakan permanen.
"Aku sudah tak peduli, Malik. Keadaan ini benar-benar darurat!! Kita harus segera melindungi aset-aset kita terlebih dahulu!! Ya, Project!! Kita harus segera pindahkan dan sembunyikan project generasi 4 ke lain era!!" dengan cepat, Kaiba segera mengangkat dan membawa kloning pria yang masih tak menunjukkan tanda-tanda kehidupan itu bersamanya. Mereka semua berlari memasuki ruang akses bawah tanah yang sudah di desain khusus untuk keadaan mendesak. Beberapa ilmuwan itu terlihat mengatur napas mereka. Kali ini, Kaiba menggendong kloning itu dengan gaya bride style.
"Kau ingin memindahkan project kita di era mana? Apa kau yakin bahwa hal ini merupakan keputusan yang bijak? Kau tahu kan resikonya akan lebih fatal dan besar jika kita memindahkan project generasi 4 ini di lain era." Malik skeptis. Kaiba mendesah pelan. Ia tahu akan resiko dari tindakannya itu. Akan sangat berbahaya jika memindahkan project terakhir itu ke lain era tanpa pengawasan dari siapapun. Namun, ia tak punya pilihan lain. Ia harus melindungi project itu hingga akhir. Secara perlahan-lahan, ia pun mulai menatap project yang ia gendong itu. Project itu benar-benar terlihat sepeti malaikat yang tak bersalah. Begitu tak berdaya. Seakan tanpa dosa. Dari fisik mungilnya, ia terlihat begitu lemah dan polos. Siapa saja tak akan pernah menyangka bahwa kloning yang menyerupai anak-anak itu merupakan sebuah project penentu nasib dunia. Kaiba benar-benar sudah membuat sebuah keputusan mutlak. Apapun resikonya, ia akan mempertaruhkan apa saja asalkan project yang berada ditangannya itu selamat dan terlindungi.
Agar harapan mereka terlindungi.
"Hanya ini satu-satunya cara agar generasi 4 ini bisa selamat, Malik. Kita harus memindahkannya ke lain era. Sebuah era yang letaknya sangat jauh dari era ini. Kita pindahkan ia ke abad 21. Setidaknya, hingga tiba saatnya bagi kita semua untuk menyusulnya kembali kemari. Untuk sementara, kita harus menyembunyikan generasi 4 ke era itu." Malik hanya dapat mengeluh saat melihat kesungguhan yang tergambar di paras Kaiba. Ia yakin bahwa apapun nasehat atau saran yang ia katakan, pasti partner kerjanya itu keras kepala dan tak mau mendengarnya. Benar-benar pria berego tinggi.
"Baiklah jika memang itu pilihanmu. Aku akan segera mengatur agar mesin waktu pemindah partikel itu dapat berfungsi saat ini juga. Tapi kau harus ingat, Seto. Akan ada beberapa konsekuensi jika kau memindahkan generasi 4 ke era yang jaraknya terlampau jauh dari era ini." kedua alis Kaiba mulai bertaut mendengar itu.
"Konsekuensi?"
"Ya. Konsekuensi. Jika generasi 4 dipindahkan ke abad 21, ingatan dan memorinya sebagai seorang project akan......menghilang."
"Apa?!! Me....menghilang?!!" Kaiba terkejut. Malik menganggukkan kepalanya tanda serius.
"karena faktor tubuhnya yang masih dalam tahap shutting down, ia tak akan bisa mempertahankan memorinya. Meskipun kita menggunakan sistem sel microchip, semua itu akan percuma. Ia masih terlalu lemah, Seth. Ia masih belum mampu memfungsikan seluruh kelebihan yang ia miliki."
Kaiba pun terdiam dan berpikir. Otaknya berusaha keras mengkalkulasikan dampak dan peluang yang ada. Akan benar-benar berbahaya jika project kloning sempurna itu dilepas di lain era dan mengembara seorang diri tanpa memiliki ingatan apapun tentang dirinya. Namun, jika projectnya itu tidak segera dipindahkan dan kelompok ACI menemukan project generasi 4, maka mereka pasti akan segera memusnahkan kloning itu. Dampaknya akan sangat fatal jika generasi 4 musnah. Karena, project terakhir itu diciptakan dengan begitu sempurna melalui beberapa komponen dasar yang amat langka. Kaiba tak ingin menanggung resiko yang berdampak vital seperti itu.
"Aku sudah yakin dengan keputusan ini, Malik. Kita harus memindahkan dia untuk sementara. Setelah keadaan sudah cukup stabil dan aman, kita akan menjemputnya kembali." sudah tak ada keraguan lagi dalam ketegasan itu. Malik hanya dapat menganggukkan kepalanya.
"Aku mengerti."
BLAM!!!
"KELUARLAH KALIAN SEMUA!!! KAMI SUDAH BERHASIL MEMBOBOL AKSES PERTAHANAN KALIAN!!! JIKA KALIAN MASIH BELUM KELUAR JUGA, AKAN KAMI LEDAKKAN TEMPAT INI!!!" ancaman itu benar-benar serius. Keadaan Kaiba dan yang lainnya pun semakin mendesak. Kepanikan kembali melanda komunitas ilmuwan berhati bersih itu.
"Harus ada salah satu yang menjadi tawanan!! Kita harus mengalihkan perhatian mereka!! Mesin ini membutuhkan waktu untuk dapat berfungsi!!" jelas Malik panik. Semua terdiam mendengar itu.
"Biar aku saja yang menjadi umpan."
Pernyataan itu mengagetkan semuanya. Kaiba terbelalak saat tahu siapa orang yang mencalonkan dirinya untuk mengalihkan perhatian komunitas ACI.
"Ma...Mai?!!" wanita itu mulai mengembangkan senyumnya. Tak ada rasa berat dalam hatinya saat ia mengumandangkan keputusannya.
"Tenang saja. Aku akan berusaha mengalihkan perhatian mereka. Sebaiknya kalian cepatlah memindahkan project itu ke lain era. Aku pasti akan baik-baik saja. Jangan khawatir."
"Tapi, Mai kau...." Kaiba benar-benar sangat khawatir. Mai merupakan satu-satunya ilmuwan wanita di dalam grup mereka. Dan Kaiba sudah menganggap Mai seperti bagian dari keluarganya sendiri. Selama ini, wanita itu selalu membantu dan mendukungnya. Ia satu-satunya ilmuwan wanita yang tidak terjangkit perfections syndrome dan masih memiliki moral untuk memperbaiki keadaan masyarakat yang sudah rusak seperti saat ini. Perlahan-lahan, Wanita itu pun menepuk bahu pria brunet itu. Tak ada raut khawatir ataupun ketakutan yang tergambar di paras cantiknya itu.
"Aku hanya bisa berharap padamu. Kau harus bisa melindungi generasi 4. Kuserahkan seluruh keyakinan dan harapanku padamu, Seto. Kumohon, selamatkan dunia ini." berat. Pernyataan itu sungguh berat. Lagi-lagi, grup Messiah akan kehilangan satu lagi anggota mereka. Saat ini, jumlah dalam kelompok itu semakin sedikit. Banyak ilmuwan yang menjadi tawanan bahkan dibunuh dengan sadisnya oleh komunitas ACI dan pihak pemerintah pecandu perfections syndrome. Kini mereka harus menerima satu kenyataan yang begitu menyakitkan. Kehilangan satu orang anggota lagi.
"Kita harus melakukan ini, Seto. Tak ada jalan lain." Malik mencoba menenangkan pimpinan mereka itu. Dengan berat hati, Kaiba menyanggupi pengorbanan kawannya itu.
"Berhati-hatilah, Mai." Mai pun menganggukkan kepala mendengar itu. Dan ia pun mulai beranjak keluar dari ruang bawah tanah. Tak lama, terdengar suara komando yang memerintahkan pasukan mereka untuk segera menyergap Mai. Kaiba hanya dapat menggigit bibir bawahnya seraya menunduk.
"Cepatlah, Malik. Kita tak memiliki banyak waktu!!"
Tanpa basa-basi, Malik pun mulai mengatur setting mesinnya secepat mungkin. Mokuba dan para ilmuwan yang lainnya juga ikut membantu Malik. Suara langkah kaki komunitas ACI semakin mendekat ke areal ruang bawah tanah. Masa-masa itu benar-benar membuat andrenalin terpacu.
"Cepat, periksa tekanannya!! Tekanan energinya!! Cepat periksa!!" perintah Malik.
"Energinya menunjukkan angka minimum. Cukup untuk mengantar kita ke era lain selama 2 kali." jelas Mokuba. Semua pun menganggukkan kepala.
"Baiklah semuanya, ayo kita segera masuk!!" seluruh anggota ilmuwan mulai memasuki mesin waktu yang berbentuk ruang tabung itu. Kaiba juga melangkahkan dirinya memasuki mesin itu seraya menjunjung projectnya.
"Apa semuanya beres?" ilmuwan berkulit tan itu mencoba memastikan. Beberapa anggukkan lemah telah menjadi jawaban pernyataannya.
"Baguslah." Malik pun mulai memberangkatkan mesin waktunya. Dalam sekejap, mesin berbentuk tabung itu menghilang tanpa jejak. Seluruh ilmuwan yang berada di mesin itu hanya terdiam dan menunduk. Rasa sedih karena telah meninggalkan satu orang lagi anggota mereka akan selalu berbekas dihati masing-masing individu. Semua berjuang untuk perubahan. Rela berkorban demi sebuah harapan.
Dan mereka akan melakukan apa saja.
Apa saja.
Untuk menggapai keselamatan absolut.
Domino.
Sebuah kota di negara Jepang yang disinggahi oleh Mutou Sugoroku, seorang arkeolog. Pria tua renta itu terlihat membersihkan halaman rumahnya. Atau lebih tepatnya sebuah game shop. Ia begitu senang mengoleksi dan menjual belikan berbagai macam game. Namun, tak akan ada yang menyangka bahwa sebuah perubahan drastis dapat merubah satu sisi kehidupan yang paling stagnant sekalipun.
Tring!! Tring!!
Bel game shop pun berbunyi memecah keheningan yang ada. Secara perlahan-lahan, Sugoroku pun beranjak menyambut tamunya.
"Iya, silahkan masuk."
Beberapa orang pria terlihat menghampiri Sugoroku. Sugoroku sedikit terperanjat menatap beberapa figur pria yang masuk ke dalam game shopnya itu. Yang satu berkulit tan bak orang Mesir. Sedang yang satu bertubuh jangkung dan menggendong seorang pria yang berpenampakan seperti anak kecil. Bahkan, style pakaian yang mereka kenakan terlihat begitu asing. Style pakaian kedua figur itu terlihat seperti bukan style era ini. Kedua pria itu menatap Sugoroku tanpa ekspresi.
"A...ada yang bisa kubantu?" Sugoroku memberanikan diri untuk menanyakan maksud kedatangan dari tamu-tamunya itu. Pria bertubuh jangkung itu semakin mendekat pada Sugoroku. Raut khawatir mulai menghiasi wajah tampan pria itu.
"Kumohon jaga dia. Jaga dan rawat dia. Kami pasti akan kembali untuk menjemputnya." pria itu menunjuk kearah sesosok anak laki-laki yang ia gendong dihadapannya. Sugoroku seakan tak percaya dengan sebuah pernyataan yang baru saja ia dengar.
"Ka...kalian menyerahkan anak ini pa..padaku?!" Sugoroku skeptis. Rasa curiga mulai tumbuh dihatinya. Namun, rasa itu mulai berganti dengan rasa iba. Kedua figur pria dihadapannya itu terlihat bersungguh-sungguh meminta bantuannya.
"Kami mohon hanya anda satu-satunya orang yang bisa kami percaya saat ini. Ia sangat berharga untuk kami. Ia satu-satunya harapan kami. Kami mohon agar anda mau menjaganya. Setidaknya sampai kami akan datang dan membawanya kembali." Sugoroku pun sungguh tak dapat menolak permohonan itu. Ia pun mulai menerima anak laki-laki yang diberikan figur itu. Ia sedikit terperangah menatap sesosok figur yang saat ini ia gendong itu. Figur itu begitu cantik, mungil, ringan bagaikan malaikat.
"Siapa nama anak ini?" Sugoroku mengarahkan pandangannya pada figur pria dihadapannya. Pria itu menggelengkan kepalanya.
"Ia tak memiliki nama. Sebaiknya biar anda sendiri yang memberinya nama." kedua alis Sugoroku bertaut mendengar itu. Hal ini benar-benar kejadian teraneh yang pernah ia alami. Ia kedatangan beberapa figur asing yang memintanya merawat seseorang yang tak memiliki nama. Jaman pasti sudah gila.
"Ah, baiklah. Aku akan merawatnya seperti cucuku sendiri. Kapan kalian akan mengambilnya kembali?"
"Kami tidak tahu. Tapi yang jelas, kami pasti akan datang kembali dan menjemputnya." Sugoroku menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Kedua figur itu pun mulai pamit dan beranjak keluar dari game shopnya. Sugoroku kembali memperhatikan anak laki-laki yang ada telah diberikan padanya itu. ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga dan melindungi anak yang bersamanya itu. Ia seperti merasakan sebuah ikatan yang kuat dengan anak itu. sepertinya, seluruh skenario realitas ini memang sudah tersusun dalam rantai takdir.
"Aku pasti akan menjaga dan merawat anak ini. Selama aku menghembuskan nafasku. Aku pasti akan selalu melindungi anak ini." Sugoroku sudah bertekad bulat. Ia akan menjalankan sebuah misi yang sudah diemban olehnya.
Dan Sugoroku tak pernah tahu, bahwa anak yang hendak ia jaga itu, kelak akan mengubah nasib dunia di era terdepan. Sebuah era final dimana semua manusia akan menginjak titik kesempurnaannya.
Era futuristik.
To Be Continued
M/N : Semoga chapter prolouge ini tidak terlalu mengecewakan. Dimohon reviewnya ya minna untuk bahan evaluasi kami!! ^^ untuk Sora Tsubameki dan Coolkid4869 mohon kerjasamanya!! Ayo kita sukseskan proyek besar ini!! Yay!! Ciaoo!! XD
