STAR
Crossover :
Naruto x High School DxD
Disclaimer :
Naruto © Masashi Kismoto
High School DxD © Ichie Ishibumi
This Fict © Ryuukira Sekai
Genre : Fantasy, Sci-Fi and Military
Rating : M
Pairing : Naruto x ...?
Warning : Project Fict, Author Newbie, Typo Bertebaran, Sifat Karakter terbalik 180 derajat, AU, AR, Tidak ada genre Supranatural, dan banyak lagi.
Summary :
Bumi bukan lagi tempat yang sepenuhnya aman untuk hidup. Setelah Meteor yang membawa kehidupan baru jatuh ke planet ini, semuanya telah berubah. Manusia biasa tidak tau, kehidupan di balik bayangan yang penuh dengan pertarungan karena berusaha melindungi kelangsungan hidup umat Manusia.
"Remember 'Don't Like, Don't Read'!"
...:::STORY START:::...
Story One : Beginning
Chapter 01 : Awal Dari Segalanya
Tiga tahun yang lalu, dunia di gemparkan oleh Empat Meteor raksasa yang mengantam bagian tengah Laut Pasifik. Karena hal ini, seluruh organisasi pertahan dari seluruh Dunia di kerahkan untuk menyelidiki Meteor tersebut.
Empat Meteor itu sama sekali tidak muncul di radar satelit luar angkasa saat akan menabrak bumi, dan hal ini membuat dunia kebingungan. Padahal seharusnya, jika ada benda luar angkasa yang memasuki orbit Bumi, maka ratusan Satelit luar angkasa akan memberikan peringatan benturan pada pemerintah pusat.
Bahkan saat Manusia dengan berbagai peralatan canggih seperti radar, dan berbagai macam alat pendekteksi lainnya datang ketempat jatuhnya meteor, mereka sama sekali tidak mendapatkan tanda-tanda bahwa meteor itu pernah ada. Padahal terdapat bukti yang sangat nyata untuk ke-ada-annya Meteor itu, yaitu hancurnya sebuah pesawat Komersial dari Negara Amerika, yang mana di saat-saat terakhirnya mengatakan kemunculan empat meteor dari langit pada Pusat kendali, beserta sebuah Video singkat yang memperlihatkan empat Meteor yang membelah awan, sebelum akhirnya pesawat itu hancur karena berada di jalur lintasan jatuh salah satu Meteor.
Ilmuan-ilmuan terkenal di dunia yang di kawal oleh regu pelindung, menyelam kedasar Laut untuk membuktikan keberadaan Meteor yang di namai pemerintah sebagai Ghost, karena kedatangannya yang tidak dapat di diteksi seperti Hantu yang berada diantara batas antara ada dan tidak ada.
Saat mereka berada di dasar Laut, mereka menemukan empat Batu raksasa yang mereka yakini sebagai Ghost. Mereka menyelam semakin dekat pada benda mati itu dan memulai menganalisis semua data yang mereka dapatkan hanya dengan melihat batu panas itu.
Tapi sebuah ke anehan terjadi. Saat mereka ingin mengambil sampel dari Meteor tersebut, Benda yang di gunakan untuk mengambil serpihan meteor itu seperti menembus kedalam batu, seakan batu itu tidak nyata dan hanya sebuah Hologram atau Hantu.
Para penyelam itu mencoba untuk menggunakan tangan mereka untuk memegang Batu raksasa tersebut, tapi sama saja, tangan mereka menembus.
Beberapa menit mereka diam memperhatikan ke anehan itu, keanehan lainnya terjadi. Empat Batu raksasa itu menghilang dan memperlihatkan masing-masing sebuah bola padat yang ukurannya jauh lebih kecil dari besar Meteor sesungguhnya, terlihat seperti telur berukuran dua kali ukuran Tank Militer.
Dari masing-masing Bola itu terlihat sepasang Bola Mata Merah. Bola yang seperti telur tersebut bercahaya dengan terang dan selanjutnya, ...semua koneksi pada para penyelam lenyap bagaikan debu yang di tiup angin.
Dan beberapa menit kemudian, di katakan semua armada pertahanan yang jumlahnya tidak kurang dari dua puluh, ...Lenyap di dalam ledakan raksasa.
.
.
Itulah awal dari kisah berdarah dari gelapnya dunia. Awal dari kisah kehidupan dan kematian yang menyeret mereka yang memiliki kekuatan untuk memutuskan akhir dunia. Apakah mereka akan melindunginya, membiarkannya, atau menjadi pihak yang menghancurkannya?
.
.
.
.
.
Kejadian yang terjadi tiga tahun yang lalu, seperti hanya menjadi sebuah isu yang di ragukan kebenarannya. Pemerintah di seluruh dunia mencoba menutupi seluruh kenyataan itu dengan alasan agar tidak terjadi kepanikan. Pemerintah mengatakan kalau terjadi sebuah kecelakaan di sebuah Lab Rahasia di tengah lautan yang menyebabkan Ledakan besar itu. Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah juga membentuk sebuah Organisasi super Rahasia yang bergerak untuk melindungi umat Manusia dari balik bayangan.
Setiap hari dari tiga tahun yang lalu, Manusia hidup dengan tenang dan semuanya berjalan dengan normal. Semua itu berkat Organisasi rahasia tersebut.
Organisasi itu berisi orang-orang yang memiliki kekuatan unik dari seluruh dunia. Ada juga orang-orang terpilih yang di berikan alat Khusus yang dapat di gunakan untuk berperang dengan Makhluk yang berasal dari Meteor itu. Organisasi itu beri nama Shadow Protector, sang Pelindung Bayangan
Tapi bukan hanya itu, terdapat beberapa tim yang sangat khusus dari organisasi tersebut. Salah satunya adalah sebuah Tim yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki kekuatan dari World Spirit yang ingin melindungi bumi ini. Kekuatan dari Spirit yang mulai keluar dari persembunyiannya saat dunia mulai memasuki era perang bayangan.
Tim khusus itu di sebut dengan nama...STAR
.
.
.
.
.
Kouh Gakuen, sebuah Highschool bertaraf Internasional di Jepang dan merupakan Sekolah khusus untuk kalangan Elit di kota Kouh.
Waktu untuk memulai sesi belajar sudah di mulai beberapa menit yang lalu. Di Taman belakang sekolah yang sangat sepi, terdapat seorang gadis muda yang sedang duduk di bangkus taman sambil membaca sebuah buku. Gadis itu Berambut Hitam pendek sebahu dan mengenakan kacamata, serta seragam khusus di Kouh Gakuen. Wajahnya terlihat datar dan serius dalam membaca buku di tangannya.
Seorang Laki-laki muda yang menggunakan seragam Kouh Gakuen berjalan menuju gadis tersebut dan membungkukkan badannya saat berhadapan dengan gadis itu. "Maaf menganggu waktu anda, Sona-sama" ucap Laki-laki itu sopan.
Gadis itu menutup bukunya dan memandang kepada laki-laki yang masih membungkukkan badan di depannya. "Tegakkan badanmu, Naru-nii" ucap gadis itu. Laki-laki yang di pangil Naru itu menegakkan badannya. "Sudah kubilang berapa kali? Jangan bersikap formal padaku" ucap Gadis itu kesal.
"Maafkan saya, tapi saya tidak dapat melakukannya, Sona-sama" ucap Naru. Naru memiliki rambut Blonde dan mata Biru Sapphire yang indah, di wajahnya terdapat 3 garis halus pada masing-masing pipinya.
Gadis yang di panggil Sona sama oleh Naru menghela nafas pasrah. "Lupakan saja, kau tidak akan pernah mau bersikap biasa padaku lagi. Jadi ada masalah apa?" tanya gadis itu.
"Pelajaran sudah di mulai beberapa menit yang lalu, dan saya di suruh untuk mencari anda oleh Kodou-sensei untuk segera menghadiri kelasnya. Serafall-sama juga telah mengkhawatirkan anda" ucap Naru sopan. Gadis berambut Hitam itu berdiri dari bangku dan menghadap Naruto. "Baiklah, aku akan kekelas" ucapnya lalu berjalan melewati Naru.
Naru mengikuti gadis itu dari belakang, seperti seorang pelayan pribadi.
Naru atau lebih lengkapnya Naruto adalah seorang anak dari panti asuhan yang di adopsi oleh sebuah keluarga Kaya raya saat ia berumur 12 tahun. Keluarga itu mengadopsinya sebagai teman bermain sekaligus kakak dari putri-putri mereka mereka yang sering sekali kesepian di sebabkan mereka harus bekerja.
Naruto mengerti dengan tugasnya di keluarga itu, dan setiap harinya dia selalu bermain dengan dua gadis muda yang umurnya berselisih beberapa bulan dengannya. Tapi selama empat tahun bersama keluarga ini, Naruto merasa ia telah berhutang banyak dengan keluarga yang sudah sangat baik mengadopsi, merawat dan menjaganya. Dia sudah berumur 16 tahun, dia sudah mengerti dengan banyak hal. Keluarga ini sudah sangat baik padanya, walau hanya dengan mengasuh dan menjaganya selama beberapa bulan.
Naruto tidak ingin menjadi seseorang yang berhutang, jadi dia mengajukan diri untuk menjadi pelayan pribadi dari dua gadis muda yang menganggap dirinya sebagai seorang kakak. Keputusannya di tentang keras oleh Ayah dan Ibu angkatnya. Tapi Naruto terus memohon dan akhirnya keinginannya di setujui dengan berat hati oleh mereka berdua.
Sona Sitri adalah nama lengkap dari gadis cantik di depannya. Dulunya dia adalah seorang anak yang ceria saat Naruto masuk kedalam keluarga mereka. Tapi perlahan-lahan dia menjadi dingin setelah Naruto menjadi pelayan pribadinya. Naruto mungkin masih sering mengajaknya bermain dulu, tapi Sona merasa kalau hubungan mereka tidak sama lagi.
Dia merasa Naruto menjauh dari hidupnya. Yang dia inginkan adalah sosok seorang kakak, bukan seorang pelayan pribadi yang selalu menjaga sikap di depannya. Dia ingin Naruto yang hangat dan sering membuatnya tersenyum kembali dengan banyak tingkah konyolnya. Tapi dia tidak bisa, berapa kalipun dia meminta Naruto untuk berhenti menjadi pelayan, Naruto selalu menolaknya. Sejak saat itulah sifat Sona berubah. Entah ini salah Naruto yang memiliki pikiran terlalu dewasa atau salah Sona yang terlalu kekanak-kanakan dan egois karena menginginkan Naruto selalu menjadi kakaknya.
'Aku ingin Naru-nii kembali menjadi seperti dulu' itulah yang selalu berada di pikiran Sona dua tahun belakangan ini.
Sona dan Naruto masuk kedalam kelas mereka. Sona langsung berjalan menuju tempat duduknya, sedangkan Naruto meminta maaf lebih dulu kepada gurunya karena datang terlambat mewakili Sona.
"Kau kemana saja tadi? Kau membuatku khawatir" ucap Gadis manis berambut Hitam panjang Twintail yang berada di samping tempat duduk Sona. Gadis yang berada di samping Sona adalah Serafall Sitri, saudari kembar Sona yang sifatnya agak terbalik dari Sona.
Dia selalu bersikap ceria pada semua orang dan mudah dalam bergaul, sedangkan Sona memiliki pribadi yang agak tertutup. Di sekolah ini, Sona tidak memiliki banyak teman di karenakan sifatnya, tapi itu tidak masalah asalkan Naruto selalu ada untuknya. Yang dia perlukan hanya Naruto.
Naruto sudah selesai memberikan permintaan maaf dan sedikit penjelasan mengenai keterlambatannya kepada senseinya. Naruto di persilahkan duduk ketempat duduknya, dan di turuti oleh Naruto setelah membungkukkan badannya sedikit pada Kodou-sensei. Tempat duduk Naruto berada di urutan paling belakang dan pojok.
Kodou-sensei kembali melanjutkan sesi mengajarnya yang tadi sempat di interupsi oleh kedatangan Naruto dan Sona.
.
.
.
.
.
Jam terus berlalu dengan cepat dan tidak terasa, sudah waktunya untuk murid-murid pulang kerumah masing-masing.
"Sona-tan, ayo kita pergi Shopping. Ada beberapa barang bagus keluaran terbaru di Mall. Kau maukan menemani saudarimu ini?" tanya Serafall sambil memeluknya dari samping. "Baiklah. Baiklah. Lepaskan aku, Sera" ucap Sona karena dia merasa sesak jika di peluk seperti ini dalam waktu yang lama. Sona memandang ke arah Naruto.
Naruto membereskan bukunya dan bersiap untuk berjalan menuju Sona dan Serafall, sebelum beberapa gadis mengerumbunginya. Gadis-gadis ini mencoba mengajaknya untuk pergi jalan-jalan dan mungkin sedikit 'kencan' untuk mereka.
Naruto memang terkenal karena wajah tampannya dan sifatnya yang ramah dan lembut pada siapapun. Jadi tidak heran banyak siswi dan Kouhai yang menjadikannya sebagai Idola. Guru-guru di sekolah ini juga bangga dengan Naruto yang selalu mendapatkan prestasi tertinggi di setiap mata pelajaran. Mereka tau kalau Naruto adalah seorang pelayan pribadi sekaligus kakak dari Sona dan Serafall di keluarga Sitri. Tapi mereka tidak masalah apapun status Naruto, mereka menghargai Naruto karena dia adalah Naruto. Tidak ada yang lain.
"Sitri-kun, mau ya?" tanya salah seorang gadis bersikeras. "Ayo kita pulang, Naru-nii" Sona sudah mulai kesal dengan gadis-gadis yang tidak tau malu itu, terbesit sedikit kecemburuan pada kalimatnya.
"Saya berterima kasih karena mengajak saya, tapi maaf. Saya tidak bisa" ucap Naruto sopan. "Permisi" ucap Naruto lalu berjalan melewati gadis-gadis yang kini terlihat kecewa.
"Maaf membuat anda menunggu, Sona-sama. Serafall-sama" ucap Naruto menyesal. Serafall memeluk lengan Naruto erat. "Tidak apa-apa, Naru-tan" ucap Serafall sambil menyamankan posisinya.
"Ah, iya. Aku dan Sona-tan ingin pergi Shopping. Kau maukan, ikut dengan kami?" tanya Serafall. Naruto tersenyum simpul. "Saya akan terus mengikuti kalian, karena tugas saya adalah melindungi kalian berdua"
Selalu begitu. Setiap kali mereka mengajak Naruto, dia tidak pernah menolak sekalipun, dan kalimat yang di keluarkan juga selalu hampir sama.
"Ara? Apa ada yang bilang pergi Shopping?" sebuah kepala bersurai merah crimson muncul dari belakang Serafall dan berjalan kecil sampai dia berada di antara Sona dan Serafall.
"Rias?" gumam Sona. "Apa aku boleh ikut dalam acara kalian? Aku bosan jika harus pulang sekarang" ucap Rias pada Sona. "Tentu saja boleh, Rias-tan" kalau masalah menjawab pertanyaan, walaupun tidak di tanya, Serafall selalu saja menjawab paling awal tanpa meminta kepastian pada pihak yang di tanya.
Sona menghela nafas. Rias memandang wajah Naruto. "Tidak masalah bukan, Naru-kun?" ucap Rias dengan mengedipkan sebelah matanya."Tentu tidak masalah, Rias-sama" ucap Naruto dengan senyum simpul yang selalu menghiasi wajahnya.
Sona memandang Rias tidak suka, dia tahu apa yang di inginkan Rias. Dan dia tidak akan pernah memberikannya pada Rias.
.
.
.
.
.
Dari beberapa menit yang lalu, Naruto terus saja mengikuti langkah dari ketiga gadis di depannya. Mereka terus berpindah-pindah dari toko satu ke toko yang lainnya. Ketika mereka memasuki toko khusus wanita, Naruto ingin menunggu di luar, tapi Serafall dan Rias menyeretnya juga untuk masuk dan meminta Naruto untuk memilihkan mereka Pakaian santai dan Pakaian Dalam.
Dalam belasan menit, Naruto di suguhkan oleh pemandangan surga Duniawi saat Rias dan Serafall mengganti-ganti pakaian mereka dan menunjukkannya di depan Naruto untuk di beri penilaian. Naruto tidak banyak merespon selain berkata 'Cocok' dan 'Bagus'. Pipinya juga sedikit merona dan beberapa kali mencoba menghindari kontak agar tidak melihat pemandangan seperti itu.
Sona tidak ikut-ikutan pamer dan lebih memilih pakaiannya secara diam-diam.
Yang paling bersemangat dalam acara belanja ini adalah Serafall dan Rias. Naruto dan Sona? Mereka hanya di seret-seret oleh Serafall dan Rias. Mereka menjadi pusat perhatian karena tindakan Serafall dan Rias yang memeluk masing-masing lengan Naruto dengan erat. Sona menatap dari belakang dengan wajah cemberut tidak suka.
Mereka keluar dari Mall dan menuju parkiran setelah membayar semua barang belanjaan mereka di kasir. Naruto terus mengikuti mereka dari belakang, tapi suatu ketika, dia berhenti berjalan. Dan hal itu mengundang kebingungan dari tiga gadis yang menatapnya.
"Ada apa, Naru-nii?" tanya Sona khawatir dengan perubahan sikap Naruto. Naruto memandang kedepan. "Maaf, kalian boleh ke tempat Parkir lebih dulu. Saya ingin permisi ke Toilet" ucap Naruto lalu membungkukkan badannya pada gadis-gadis di depannya dan kemudian berlari menjauh.
.
.
.
.
.
Di sebuah menara pengawas di sekitar bukit Kouh, seorang laki-laki berdiri di puncak menara pengawas itu sambil memperhatikan sesuatu yang berada di hutan tepat di bawahnya. Laki-laki yang memiliki rambut Putih serta berpakaian Hitam ketat itu mengobservasi daerah di sekitarnya.
Di bawah sana, terdapat tiga makhluk aneh yang memiliki tubuh dua kali lebih besar dari Manusia. Salah satunya adalah makhluk mengerikan berwarna Merah Darah, berjalan dengan dua kaki dengan kepala yang berbentuk seperti Banteng dengan tanduk besar, badannya terlihat kekar dengan otot pada lengan, perut dan dadanya, dia tidak memiliki tangan, tapi di gantikan oleh Bilah Tajam yang mirip seperti pedang.
Satu lagi adalah makhluk yang memiliki tubuh seperti Banteng, kepala seperti Singa dan memiliki Sayap Elang di punggungnya. Dan satunya lagi, adalah Naga Hijau berukuran dua kali ukuran Mobil biasa, Punggung dan kepalanya di tumbuhi oleh duri-duri runcing, ekornya yang panjang bergerak liar kemana-mana.
"White-Dragon pada Shadow Protector. Aku menemukan tiga ekor Ghost di Kota Kouh daerah perbukitan. ALPHA, BETA dan DELTA. Semuanya berada di level 2" ucap laki-laki itu pada sebuah alat komunikasi kecil di telinganya.
["Dimengerti, White-Dragon. Apa kau dapat mengatasinya sendiri atau kau memerlukan bantuan?"]
Sebuah balasan terdengar dari alat komunikasi itu. "Tidak perlu. Aku yang akan melakukannya sendiri" ucap Laki-laki itu kembali. Setelah mengucapkan itu, laki-laki itu memutuskan kontak dengan markas pusat.
"Mari kita bermain dan menunjukkan sedikit kekuatan dari Dragon-Spirit pada makhluk-makhluk menjijikkan itu, Albion" ucap Laki-laki tersebut pada Naga kecil yang berada di bahunya. Naga Putih itu menggeram kecil, setuju dengan tuannya.
Saat Laki-laki itu ingin melompat dari menara yang ketinggiannya tidak kurang dari rumah tingkat lima, dia terkejut dengan yang di lihatnya. Makhluk-makhluk yang sebelumnya dia sebut sebagai Ghost itu sedang bertarung dengan seekor Rubah mekanik.
Tubuh Rubah itu berwarna Emas dan memiliki kobaran api di beberapa tempat di tubuhnya seperti, telapak kaki, pergelangan, Ekor dan Dahinya. Matanya berwarna merah menyala terlihat dengan jelas.
Sedikit aneh melihat sebuah robot yang ukurannya jauh lebih kecil dari para Ghost, dapat membuat Ghost terdesak hanya dengan kelincahan gerak dan serangan yang di titik fokuskan pada titik Vital di masing-masing tubuh Ghost.
"Bukannya itu Spirit?" gumam Laki-laki itu bingung. Robot Rubah Emas yang di anggap sebagai Spirit itu bergerak dengan sangat cepat dan berhasil membunuh Ghost yang memiliki kelas DELTA –Ghost dengan bentuk tubuh Manusia— dalam sekali serangan menggunakan cakar depannya yang memiliki kuku tajam berapi emas sampai tubuh DELTA terbelah.
Naga Hijau mengepakkan sayapnya pada Rubah tersebut, hembusan angin terjadi. Tapi Rubah tersebut menghilang dari tempatnya, dan pohon-pohon di belakang Rubah tadi terpotong-potong menjadi puluhan bagian.
Rubah itu muncul di samping Naga Hijau tersebut. "Fire Fang" sebuah suara lantang terdengar dari dalam Hutan. Laki-laki berambut Putih di atas menara pengawas tidak mengetahui dari mana asal suara itu dan terfokus pada pertarungan.
Rubah melompat dengan mulut yang terbuka lebar, mengincar leher Naga Hijau. Taring Rubah itu mengeluarkan Api Emas.
Gigi Rubah menancap dan Naga Hijau meraung kesakitan. Robot Rubah memperdalam gigitannya, lalu dari leher Naga yang di gigit itu mengeluarkan Api Emas dan menyebar keseluruh tubuh Naga.
Rubah itu terlempar sampai menabrak dan merobohkan 3 pohon yang di tabraknya. Ghost yang berbentuk Singa menyerangnya dengan menabrakkan kepalanya pada tubuh samping si Rubah.
Naga yang sudah bebas dari gigitan Rubah itu terbaring di tanah dengan badan yang gosong. Tidak ada lagi tanda-tanda kalau terdapat kehidupan pada tubuh mengenaskan itu. Ghost dengan Level ALPHA sudah mati.
Rubah itu bangkit dan berlari menuju tubuh Singa besar itu. Singa itu juga tidak mau kalah, mengepakkan sayapnya dan terbang kelangit, lalu menukik tajam kepada sang Rubah.
"Spirit Art : Sword" kembali sebuah suara lantang terdengar entah dari mana. Rubah itu membuka mulutnya dan sebuah tongkat kecil tercipta dari mesin-mesin di mulutnya. Tongkat kecil itu memanjang dan berubah menjadi Bilah Pedang. Rubah itu, dengan Bilah Pedang yang berada di mulutnya, melompat melawan Singa tersebut.
Singa itu mengarahkan cakar tajamnya pada Rubah. "Fire Slash" Bilah Pedang di mulut Rubah bercahaya Emas dan sedikit terbakar oleh Api yang berwarna sama. Api pada Ekor Rubah itu berkobar semakin kuat.
'CRASSHH!'
Suara sesuatu yang terpotong terdengar nyaring di Hutan Sepi ini. Dua Makhluk yang berbeda itu mendarat di daratan. Kepala Singa perlahan-lahan jatuh ketanah dan kemudian terbakar oleh Api Emas beserta tubuhnya.
Bilah Pedang di mulut Rubah itu kembali kebentuk semula, sebuah tongkat kecil. Tongkat itu kembali bergabung dengan bagian Mulut sang Rubah.
Tubuh rubah itu bercahaya terang, dan setelah cahaya menghilang, yang terlihat hanyalah seekor makhluk kecil yang imut dan menggemaskan. Seekor Rubah yang ukurannya sebesar Kucing berbulu Emas.
"Tidak salah lagi, Elemental Spirit yang memiliki elemen Api" gumam Laki-laki itu lagi. "Tapi dimana Interforce-nya? Apakah dia belum punya?" gumam laki-laki itu lagi dan mengamati daerah di bawahnya dengan teliti. Rubah itu menggaruk-garuk telinganya dengan kaki depannya, entah karena apa.
"Aku tidak melihat seorang pun di sekitar sini. Apa jangan-jangan dia liar?" kembali laki-laki berambut putih itu bergumam. "Kurasa aku harus menangkapnya dan menyerahkannya pada Shadow Protector untuk di carikan Interforce yang tepat" ucap laki-laki itu lagi.
"Grrr~" Naga Putih kecil yang berada di bahu laki-laki tersebut menggeram dan menajamkan pengelihatannya pada sebuah pohon rindang di bawah sana. Mendengar Naga yang merupakan Partnernya menggeram seolah waspada, laki-laki itu ikut menajamkan pandangannya pada tempat yang di tuju sang Naga Putih.
Rubah kecil itu berdiri dan memandang waspada sekitarnya, tapi saat melihat seseorang yang berada di balik pohon, rubah itu menghilangkan kewaspadaannya dan berlari kecil menuju orang tersebut.
Laki-laki berambut putih itu akhirnya melihat seseorang yang berdiri di bawah pohon di depan sang rubah. Laki-laki berambut putih tidak dapat melihat sosok tersebut dengan jelas karena terhalang dedaunan.
Rubah kecil melompat saat jaraknya dengan orang misterius tersebut sudah sangat dekat. Orang itu menangkap si Rubah dan mendekapnya lalu mengelus kepala sang rubah kecil penuh sayang. Sang Rubah pun sepertinya tidak keberatan dan terlihat menikmatinya.
"Apa dia Interforce-nya?" gumam Laki-laki tersebut. "Tapi bagaimana bisa? Aku tidak pernah mendengar mengenai Interforce baru. Dan juga Elemental Spirit berelemen Api Emas sangat langka atau mungkin tidak ada di dunia ini" gumam laki-laki itu lagi.
Rubah itu menyamankan posisinya di dada orang tersebut dan beberapa detik kemudian, Rubah itu berubah menjadi cahaya lalu masuk kedalam dada orang tersebut. Orang tersebut berlari menjauh.
Melihat orang misterius tadi telah berlari, lak-laki yang berada di atas menara melompat turun dan mencoba mengikuti orang misterius tadi. Tapi orang itu berlari dengan sangat cepat sehingga Laki-laki berambut Putih itu kehilangan jejak.
"Sial, bagaimana aku bisa kehilangan jejaknya?" gerutu laki-laki itu. "White-Dragon pada Shadow Protector" ucap laki-laki itu pada alat komunikasinya.
["Ada apa, White Dragon? Apa kau sudah menyelesaikan tugasmu?"]
"Mereka sudah di bereskan"
["Baguslah, segera kembali kemarkas. Aku akan mengirim regu pembersih untuk melenyapkan sisa pertarungan di sana. Tapi yang lebih penting, Tim pencari menemukan sarang BETA di Kutub Utara dan kau di butuhkan dalam misi ini"]
"Aku akan segera kesana. Tapi ada yang ingin aku tanyakan"
["Apa yang ingin kau tanyakan?"]
"Apa ada Interforce baru yang memiliki Spirit dengan tipe Elemental Spirit berelemen Api Emas, yang di tugaskan di Daerah Kouh?"
["Api Emas? Tidak ada seorang pun yang memiliki Spirit berelemen itu di Organisasi. Dan lagipula, kenapa kau bertanya?"]
"Yang menghabisi Semua Ghost bukan aku, tapi Spirit itu"
["Apakah Spirit Liar?"]
"Sayangnya bukan. Spirit itu sudah memiliki Interforce. Sorang anak Muda yang menggunakan seragam sekolah dan memiliki rambut Pirang. Kau yakin Organisasi tidak mengirim seseorang kesini?"
["Sama sekali tidak ada. Yang terpenting, kau harus segera kembali. Penyerbuan Sarang BETA akan di lakukan sejam lagi. Kita akan membahas masalah yang ini nanti. Kau mengerti White-Dragon?"]
"Aku mengerti" percakapan di hentikan. "Aku minta maaf, Albion. Kita tidak dapat bertarung sekarang. Tapi kita akan segera bertarung sepuas kita di Sarang nanti. Bersabarlah sebentar" ucap Laki-laki itu pada naga kecil di bahunya.
Spirit bertipe Dragon itu bergerak kepunggung Laki-laki itu dan membentangkan sayap kecilnya. "Spirit Art : Wings" Naga kecil itu bercahaya dan setelah cahaya itu menghilang, Naga itu tidak terlihat lagi, di gantikan sepasang Sayap Mekanik berwarna Putih.
"Ayo kita pergi, Albion" setelah mengucapkan itu, sayap itu bercahaya dan terbang dalam sekali kepakan. Mereka terbang dengan kecepatan yang dapat membuat pesawat Jet iri.
.
.
.
.
.
Sona, Serafall dan Rias menunggu dengan sabar di parkiran, lebih tepatnya dekat sebuah Mobil Sedan berwarna Hitam sambil bersandar pada Dinding Beton di belakang Mobil. Mereka menunggu Naruto kembali sambil memakan Es krim yang di belikan Rias beberapa saat yang lalu.
Tiga orang laki-laki berpakaian seperti Preman mendekat ke arah mereka dengan seringaian yang terpasang menjijikkan di wajah mereka. "Yo, nona-nona! Mau kita temani sebentar sambil 'bermain-main kecil'" ucap salah seorang dari mereka yang bisa di katakan sebagai Bos mereka.
Sona, Serafall dan Rias memasang posisi waspada. Bersiap-siap jika mereka melakukan hal yang tidak-tidak pada mereka. Walau mereka sendiri tidak yakin, apakan mereka dapat melawan para preman-preman ini. Dan juga, parkiran ini sangat sepi, jadi akan sia-sia saja jika berteriak.
Pemimpin preman itu terus berjalan, mendekati Sona yang berada di antara Rias dan Serafall yang sama-sama sedang takut.
"Apa yang kau inginkan dari kami?" tanya Sona menantang, walau dia sebenarnya juga sama ketakutannya dengan Rias dan Serafall. "Kau berani juga, gadis kecil. Kita lihat apakah kau akan tetap berani, jika aku sudah 'bermain' denganmu?" ucap Preman itu sambil memegang dagu Sona dan mendekatkan wajahnya.
Sona tidak dapat bergerak, dia berada di antara dinding dan badan preman itu, Rias dan Serafall entah sejak kapan juga sudah di tangkap oleh preman yang lainnya. 'Naru-nii' hanya nama itu yang terlintas di pikiran Sona.
"Ne, Jii-san! Bisa kalian jauhkan tangan kotor kalian dari Ojou-sama?" sebuah suara sopan menginterupsi kegiatan para preman yang sudah hampir melakukan kontak bibir dengan permukaan kulit tiga gadis itu. Semua pasang mata memandang kepada orang itu.
"Naru-nii/tan/kun!" pekik ketiga gadis itu senang.
Ketua Preman itu melepaskan Sona dan berbalik menghadap kepada orang yang sudah berani menganggu kegiatannya. "Lebih baik kau pergi jika kau tidak ingin terluka, bocah kecil" ucap Preman itu meremehkan.
Naruto berjalan santai menuju sang ketua preman. "Aku minta maaf, tapi aku tidak bisa melakukannya. Kuberi kau satu pilihan, pergi dari sini" ucap Naruto saat tubuhnya sudah berhadapan dengan preman tersebut.
Preman tersebut memegang kerah bajunya dan mengangkatnya. Naruto tersenyum tipis. "Jadi kau ingin mengancamku? Dasar Bocah bo—"
'Dhuak!' 'Greb!'
Dengan gerakan yang sangat cepat, Naruto memukul perut preman tersebut dengan satu pukulan telak pada perut, membuat pegangannya pada kerah seragam Naruto terjepas dan sedikit membungkukkan badan. Naruto lalu memegang kerah baju preman itu dan memutar tubuhnya lalu melemparkan tubuh preman tersebut beberapa meter menjauh dari para gadis.
"Aku akan menganggap itu adalah jawaban 'tidak'. Kuberi satu kesempatan lagi, apakah anda ingin segera pergi dari sini?" ucap Naruto sopan. Preman yang di lempar tadi bangun dengan wajah marah. "Sialan kau. Kalian berdua, cepat serang dia!"
Preman yang memegangi Serafall dan Rias melepaskan tahanan mereka dan menyerang Naruto dari belakang. Naruto menundukkan dirinya sehingga tinju preman itu melewatinya. Bukan hanya disitu, Naruto memegang pergelangan tangan salah satu preman dan memelintirnya kebelakang tubuh.
Orang yang dia tahan memekik kesakitan, Naruto lalu mendorong tubuh di depannya dengan keras, sehingga menabrak temannya yang berdiri di depannya. Mereka berdua terjatuh di depan pemimpin mereka.
"Aku perlu meminta maaf, jika setelah ini kalian mendapatkan patah tulang. Tapi yang memilih jalan ini adalah kalian, aku sudah memberikan peringatan" ucap Naruto masih dengan sopan.
"Ck, brengsek. Serang dia bersama-sama" perintah pemimpin mereka. Dua anak buahnya bangun dan mereka bertiga berlari ke arah Naruto. Naruto membalas keinginan mereka dengan berjalan santai kedepan.
.
.
.
.
.
Beberapa Menit kemudian, preman-preman itu sudah terkapar dengan banyak luka lebam di tubuh mereka, terutama wajah. "Aku sudah bilang dari awal, tapi kalian tetap tidak mendengarkanku" ucap Naruto sambil menepuk-nepuk tangannya, membersihkan debu yang menempel disana. Naruto berbalik dan berjalan menuju ketiga gadis yang sedang menunggunya.
Ketua preman itu masih sadar dan dengan di paksakan, menahan sakit di tubuhnya dan berdiri kembali. Mengambil sesuatu dari saku belakangnya, sebuah senjata Api. Membidikkannya pada punggung Naruto dan bersiap menembak.
"Naru-kun, awa—"
'Crasshh'
Sebuah pisau lipat dengan cepat meluncur dan menusuk tangan preman yang sedang memegang senjata tersebut. "Arrggg!" preman itu berteriak kesakitan dan menjatuhkan pistolnya seraya memegangi tangannya yang berdarah karena di tusuk cukup dalam oleh sebuah Pisau kecil. "Apa masih belum cukup?" ucapan bernada dingin tanpa emosi keluar dari mulut seseorang.
"Bos. Kau tidak apa-apa?"
"Ayo kita pergi dari sini, Bos"
Kedua preman yang merupakan anak buahnya, membantu ketua mereka berdiridan membawanya pergi dari sini.
Sang pelaku pelemparan pisau tadi, tidak lain dan tidak bukan adalah Naruto. Tadi ia mengambil sebuah pisau Lipat di saku celananya dan berbalik lalu melemparkannya sebelum preman itu menembakkanya. Pandangan Naruto terlihat kosong saat melakukannya.
Naruto menormalkan dirinya dan kembali berjalan menuju ketiga gadis yang sedang memandangnya terkejut. Naruto membungkukkan badannya 90 derajat di depan ketiga gadis tersebut.
"Maafkan atas kelalaian saya. Karena saya, kalian berada dalam masalah. Saya benar-benar minta maaf, Ojou-sama. Kalian boleh menghukum saya sesuka kalian" ucap Naruto sambil terus membungkuk dalam.
"Tegakkan badanmu, Naru-nii!" perintah Sona sambil menunduk. Naruto menegakkan badannya, tapi dia tetap tidak mau memandang tiga gadis di depannya dan lebih memilih lantai parkiran untuk di tatap.
Sona berjalan mendekatinya.
'Greb!'
Sona dengan tiba-tiba memeluk dada Naruto erat. Naruto terdiam sejenak, dia bingung harus melakukan apa. "Hiks, Naru-nii. ...Aku takut, ... hiks ...Naru-nii... Hiks" Sona terisak di dada Naruto. "Kumohon, berhentilah menangis, Sona-ojou-sama. Anda boleh menghukum saya sesuka anda, tapi kumohon berhentilah menangis" ucap Naruto seraya mengelus kepala Sona dengan lembut.
"Hiks, Naru-nii" Sona masih tidak ingin berhenti. Blazer Naruto basah oleh air mata Sona. Bagaimanapun dinginnya sifat Sona, dia selalu memiliki sifat aslinya yang cengeng dan mudah takut. Dari umur dua belas tahun, dia sudah terbiasa dengan keberadaan Naruto di sampingnya sebagai tempatnya memanjakan diri.
"Naru-kun" Rias memanggil. Naruto memandang Rias dan Serafall yang sedang tersenyum memandang mereka. "Biarkan Sera-chan yang menyetir. Kau tenangkan Sona-chan di dalam mobil saja, kita juga harus segera pulang" ucap Rias.
Rias membukakan pintu untuk Naruto. Naruto mengangguk dan berjalan sambil menggendong Sona karena Sona masih tidak ingin melepaskannya. Setelah mereka masuk kedalam mobil, Rias menutup pintu. Serafall dan Rias duduk di depan. Dengan Serafall yang menyetir, mereka meninggalkan area parkir Mall menuju kediaman Sitri.
.
.
.
.
.
Saat sampai di kediaman Sitri, Sona dengan wajah yang damai malah tertidur di dekapan Naruto. Naruto tidak ingin mengganggu Ojou-sama-nya yang sedang tertidur, tapi apa dia harus menggendong Sona sampai kekamarnya? Tapi dia juga harus mengantar Rias kekediaman Gremory segera.
Serafall mengerti dengan kebingunan Naruto dan dia mengatakan bahwa dia yang akan mengantar Rias kerumahnya dan menyuruh Naruto untuk mengantar Sona kekamarnya.
Naruto menggangguk paham dan dengan menggendong tubuh Sona dengan lembut, supaya Sona tidak terganggu. Setelah Naruto dan Sona keluar dari mobil, Serafall menjalankan mobilnya menuju kediaman Gremory untuk mengantar Rias.
Saat masuk kedalam Mansion mewah yang merupakan kediaman Sitri, Naruto langsung di perhatikan oleh beberapa pelayan yang kebetulan lewat di depan Pintu. Naruto menggendong Sona dengan posisi Bridal yang malah membuat beberapa pelayan berpikir kalau mereka adalah pengantin baru.
Beberapa pelayan memberi hormat pada Naruto dengan membungkukkan badannya. Karena Naruto tidak dapat membalas dengan membungkukkan badan, Naruto hanya dapat membalas dengan senyum sambil terus berjalan menuju tangga yang merupakan jalan menuju Lantai dua letak kamar Sona dan Serafall.
"Astaga, Naruto! Apa yang terjadi dengan Sona?" tanya Satella Sitri, Ibu Sona yang muncul entah darimana, mendekati Naruto yang baru saja ingin menginjak anak tangga. Naruto berhenti dan menghadap Ibu angkatnya tersebut.
"Sona-sama tidak apa-apa, dia hanya kelelahan dan tertidur. Tapi saya minta maaf atas kelalaian saya dalam melindungi Sona-sama" ucap Naruto menundukkan kepalanya menyesal.
"Apa maksudmu, Naruto?" tanya Satella. "Saya akan menjelaskannya nanti, tapi saya harus segera mengantar Sona-sama kekamarnya. Permisi, Satella-sama" ucap Naruto lalu meneruskan perjalannya.
Satella memandang punggung Naruto dengan senyuman yang tercipta di bibirnya. Dia tadi melihat Sona, Sona memegangi Blazer bagian dada Naruto sambil tersenyum simpul. Dia pasti sedang bermimpi sesuatu yang menyenangkan. Pikir Satella.
Saat dia memikirkan mengenai Naruto, di selalu merasakan sebuah dinding tipis tapi sulit di tembus, dan membuatnya sangat sulit untuk dapat melihat kenapa Naruto ingin menjadi pelayan. Ibu Sona sangat sadar, Naruto selalu mencoba untuk tidak bersikap sebagai seorang kakak di depan Sona dan Serafall. Naruto meminta menjadi seorang pelayan pribadi pada dua tahun lalu bukan karena merasa berhutang, tapi dia sedang mencoba untuk menutupi sesuatu. Pertanyaannya adalah ...Untuk alasan apa?
.
.
.
.
.
—Shadow Protector—
Markas Shadow Protector berada sebuah Pulau raksasa yang tidak tercantum di peta. Letaknya berada di tengah-tengah laut Pasifik, tepat di atas tempat awal mula Empat Mega Meteor yang menghantam bumi tiga tahun yang lalu.
Di dalam sebuah ruangan Luas dengan peralatan yang serba canggih, berkumpul puluhan orang yang baru saja menghadapi sebuah pertarungan yang mengerikan.
Mereka adalah orang yang melakukan penyerangan pada sarang Ghost berlevel BETA di kutub Utara. Pertarungan mereka sudah selesai sejak sejam yang lalu dan berakhir dengan keberhasilan dan sedikit kegagalan. Mereka berhasil menghancurkan sarang Ghost BETA dan membasmi semua Ghost di sarang itu, tapi sekitar 60 orang Tewas dalam penyerangan ini. Sedikit keuntungan tidak ada anggota STAR yang tewas, karena STAR adalah tim inti dari Organisasi ini.
Mungkin bagi Organisasi, ini adalah harga yang perlu di bayar untuk keselamatan umat Manusia di masa depan, tapi bagi mereka yang menjadi saudara atau teman mereka yang mati, mereka juga merasakan rasa sakit kehilngan rekan.
'DHUAK!'
Perhatian semua orang tertuju pada seorang Laki-laki berambut Putih yang memukul dinding beton di depannya sampai membentuk retakan berbentuk jaring laba-laba yang seukuran Manusia. "SIAAL! Apakah kita tidak dapat berhasil tanpa pengorbanan?" gumam Laki-laki itu kesal dan geram. "Ghost Sialan!"
["Panggilan pada White-Dragon agar segera menemui Komandan dalam waktu lima menit"]
Laki-laki yang di panggil White-Dragon itu mendecih dan berjalan melewati orang-orang yang masih memandangnya dengan heran.
.
.
.
.
.
Di sebuah ruangan besar yang mirip dengan tempat Meeting, berdiri seorang Laki-laki berambut Putih dengan Masker yang menutupi ¾ wajahnya. Laki-laki itu memandang lurus kepada sebuah Laptop yang berada di atas meja.
Pintu masuk terbuka dan Laki-laki yang di panggil White-Dragon muncul dan berjalan menuju Laki-laki bermasker. White-Dragon memberikan hormat tentara. "White-Dragon siap bertugas. Apa yang anda perlukan dari saya?" ucap White-Dragon dengan hormat.
"Santai saja, Vali-kun. Tidak perlu formal. Hanya kita berdua di sini" ucap Laki-laki bermasker itu. White-Dragon atau nama aslinya, Vali, melepaskan sikap hormatnya dan berjalan ke samping ruangan dan bersandar pada tembok tebal di belakangnya.
"Jadi, langsung saja pada intinya. Ada apa kau memanggilku kesini, Sliver-Dog?" ucap Vali menyebutkan nickname laki-laki bermasker tersebut, walaupun nama aslinya adalah Kakashi.
"Ini mengenai sesuatu yang kau bicarakan tadi. Mengenai Golden-Fox" ucap Kakashi serius. Vali mulai serius untuk mendengarkan pertanyaan dari Kakashi. "Bagaimana ciri-ciri dari orang yang kau anggap Interforce-nya?" tanya Kakashi.
"Rambut Blonde bergaya Spike. Umur sekitar 18 tahun. Mengenakan seragam Kouh Gakuen. Hanya itu yang dapat kukatakan mengenai dirinya" ucap Vali. Yah~, hanya itu yang dapat di lihat Vali sebelum orang itu menghilang. "Maksudmu, seperti dia" Kakashi memutar Laptopnya agar layarnya menghadap Vali.
Di Laptop tersebut, terlihat sebuah gambar seorang Laki-laki yang ciri-cirinya sama persis dengan yang di katakan Vali. "Tidak salah lagi, memang dia" ucap Vali. "Segala informasi mengenai dirinya akan segera kukirim padamu. Setelah itu, coba bujuk dia untuk bergabung dengan STAR. Bagaimanapun caranya, dia harus bergabung. Anggota Organisasi kita terus berkurang, kita membutuhkan orang-orang baru untuk membantu melenyapkan Ghost" ucap Kakashi serius.
"Aku mengerti" ucap Vali yakin. "Ara-ara, apa aku boleh ikut untuk membujuknya?" tanya sebuah suara yang berasal dari langit-langit ruangan ini. Seorang gadis berambut Hitam panjang melompat entah dari mana dan menghadap Kakashi, gadis ini tidak terlihat seperti Manusia, karena sepasang sayap Gagak yang menempel di punggungnya, lebih mirip di katakan Fallen Angel.
"Apa niatmu sebenarnya, Dark-Angel?" tanya Vali menyebut nickname dari gadis di depannya. "Hmm, tidak akan kuberitahu, White-kun. Tapi yang jelas, aku punya sedikit urusan dengannya" ucap Gadis itu sambil menunjuk foto orang yang berada di Laptop Kakashi.
"Katakan niatmu yang sebenarnya atau kau tidak akan kuizinkan?" ucap Kakashi mengintimidasi. Gadis tersebut terkekeh. "Ara-ara~, tidak baik ingin mengetahui rahasia seorang gadis, Komandan. Dan juga, bagaimana pun kau meminta, tetap tidak akan ku katakan. Ini urusan pribadi dan juga ...masalah hati, mungkin, fufufu~"
"Baiklah, kau boleh ikut" ucap Kakashi pasrah. Gadis itu tersenyum manis. "Ara-ara~, Arigato, Komandan" ucap gadis itu dengan logat yang aneh.
Vali memandang punggung gadis itu datar. "Aku tidak tau dan tidak mau tahu apa urusanmu dengan anak ini, yang jelas, pastikan kau tidak mengacau dalam tugas ini, ...Dark-Angel"
Gadis berambut Hitam itu berpaling dan tersenyum tipis pada Vali. "Jangan khawatir, Vali-kun" ucap gadis itu tenang. "Aku tidak akan mengacau kok. Aku hanya ingin sedikit menyapa ... adik kecilku, fufufu~"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
...:::To Be Countinued:::...
.
.
.
.
.
.
Bagaimana dengan Fict baru saya? Maaf lagi ada ide, jadi agak sayang kalau dibuang, jadi saya buat Fictnya aja sekalian, tidak masalah bukan?
Biar saya tebak, pasti banyak 90% reader masih bingung dengan Fict ini. Baik itu mengenai Alur, Penamaan sesuatu atau hal yang lainnya. Itu saya sengaja membuatnya sedikit rumit, karena saya suka hal-hal rumit yang malah membuat saya pusing sendiri, hehe :v
Naruto, Sona, dan Rias berumur 18 tahun dan berada di kelas 3. Serafall saya buat memiliki umur yang sama dengan yang lainnya, karena ide yang datang seperti itu, hehe :v
Jadi bagaimana? Lanjut atau tidak? Berikan Komentarmu. Jika ada yang bertanya, saya akan menjawab seperlunya saja, karena saya masih belum yakin dengan Fict ini.
Katakan pendapat kalian dan sampai jumpa di Chapter selanjutnya. Ryuukira Sekai pamit undur diri, salam Fanfiction ^_^
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ryuukira Sekai. Log Out. Harasho~ ^_^
