pairing : SiChul, SiMin dan KangTeuk

Warning : straight, gender switch for Lee Sungmin, Kim Heecul, Park Jung So

cast : all member suju, Yoona, Jessica, Sunny, Changmin, Choi Min Ho

Choi Siwon point of view

"masa sih ditoko besar seperti ini tidak ada buku cerita Cinderella? Apa aku harus mencari ke luar negeri? Bukankah toko buku ini adalah toko buku terbesar dan terlengkap di Seoul?" aku mendengar keributan di lorong buku cerita membuatku merasa terganggu.

Aku lihat ternyata seorang gadis kecil yang masih memakai seragam SD sedang protes pada seorang pelayan toko buku

"miane nona! Buku itu sudah tidak kami import karena sudah kurang peminatnya. Lagipula sekarang kan cerita Cinderella sudah banyak di buat filmnya dalam beberapa versi, kenapa nona masih ingin mencari bukunya?" pelayan itu tampak membela nama naik toko buku tempat dimana dia bekerja

"eonnie tidak perlu mengatur apa yang saya ingin lakukan! Jika mau saya juga bisa membeli semua yang ada ditoko buku ini" gadis itu benar – benar angkuh saat mengatakan itu.

Gadis kecil itu menarik perhatianku karena dia terlalu kecil untuk membeli buku cerita yang mahal itu. Aku ikuti gadis itu menuju kasir karena kebetulan buku yang aku cari sudah aku dapatkan. Aku sudah berdiri tepat disamping gadis itu dan mengantri untuk membayar

"berapa semuanya?" Tanya gadis itu jutek

"semuanya jadi 150 ribu won nona" jawab sang kasir.

Harga yang lumayan mahal untuk satu buku cerita yang berjudul Snow White. Gadis itu segera mengeluarkan dompetnya lalu menyerahkan sebuah credit card pada sang kasir

"miane nona credit card anda tidak bisa dipakai" kasir itu mengembalikan credit card pada sang gadis.

Dia mengeluarkan kartu yang lainnya namun tetap saja reject. Aku lihat dia tampak kesal lalu mengeluarkan ponselnya

"appa! Kenapa credit cardku tidak bisa dipakai? Sekarang aku sedang ditoko buku membeli buku yang selama ini aku cari" keluh gadis itu pada appanya

"boo? Baru nanti sore?" aku benci kamu appa" gadis itu menutup ponselnya

"aku tidak punya uang cash sebesar itu, kartuku baru bisa dipakai sekitar jam 2 nanti. Jadi aku harus gimana eonnie?" Tanya gadis itu pada sang kasir dengan wajah cemberut

"beli bukunya nanti sore saja nona!" jawab kasir itu ramah

"biar saya yang bayar!" aku merasa kasian pada gadis kecil itu karena sepertinya dia sangat menginginkan buku itu

"tuan yang akan membayarnya?" kasir itu tampak ragu

"wae? Apa saya tampak seperti orang yang tidak memiliki uang?" keluhku

"ani!" kasir itu menundukan kepalanya

"tolong sekalian hitung dengan buku ini" aku serahkan buku yang aku beli.

"oppa! Gumawao karena sudah meminjamkan aku uang!" gadis itu berterima kasih padaku

"kamu suka baca buku cerita?" tanyaku berjalan disamping gadis itu melangkah keluar took buku

"sangat suka!" jawab gadis itu yang memang sangat manis

"oppa jam 2 tinggal satu jam lagi, berarti credit cardku sudah bisa digunakan dan aku bisa mengembalikan uang oppa. Gimana kalau aku mentraktir oppa makan ice cream? Kalau sekedar membayar ice cream uang didompetku pastinya cukup" gadis itu hendak mentraktirku

"sebenarnya oppa ingin sekali menemanimu makan ice cream tapi oppa tidak bisa karena oppa harus cepat pulang" aku menolak dengan hati – hati karena takut mengecewakan gadis itu

"lalu bagaimana cara aku mengembalikan uang oppa?" gadis itu menatapku manja

"berapa nomer ponselmu?" aku keluarkan ponselku dari saku celana. Gadis itu mengeja satu persatu nomernya

"tunggu telpon dari oppa! Nanti kita pasti bertemu lagi" aku berikan gadis itu nomerku untuk disimpannya lalu pamit untuk segera pulang.

Kim Heechul point of view

Oppa itu benar – benar tampan membuatku ingin terus bertemu dengannya. Dia juga sangat baik dan mau membayarkan bukuku tanpa memaksaku untuk segera mengembalikannya. Ingin sekali aku tahu siapa nama oppa itu kami berdua lupa menyebutkan nama kami. Ya Tuhan jika engkau mengijinkan kamu untuk bertemu lagi maka ingatkan aku untuk bisa menyebutkan namaku.

"nona Heechul kenapa pulang terlambat? Supir Park mencari nona kesekolah tapi kata teman – teman, nona sudah pulang duluan. Sebenarnya nona pergi kemana?" ahjuma mengeluh

"tadi aku pergi ketoko buku memakai taxy, salah sendiri kenapa supir Park terlambat datang" aku membela diri

"ahjuma sangat mengkhawatirkan nona! Takut nona kenapa – napa" ahjuma membantu membawa tas belanjaanku

"apakah appa sudah pulang?" tanyaku pada ahjuma

"belum nona! Tuan bilang nanti malah akan mengundang tamu istimewanya untuk makan malam bersama! Tuan meminta ahjuma memesan menu istimewa dari hotel sepertinya tamu sangat penting buat tuan" beritahu ahjuma.

Aku masuk kedalam kamarku dan bertanya – Tanya sebenarnya appa akan mengundang siapa sampai – sampai makanan yang disajikanpun harus dipesan dari hotel? Ah rasanya cape jika aku harus memikirkannya lebih baik aku tidur sekarang.

"nona anda harus segera mandi dan mempersiapkan diri! Tuan sudah pulang dan meminta ahjuma untuk membantu nona berdandan menyambut tamu istimewa tuan" ahjuma membangunkanku yang masih mengantuk

"sebenarnya siapa sih tamu appa itu? Benar – benar membuatku pusing, aku masih cape dan mengantuk" protesku menarik selimutku menutupi semua tubuhku

"nona ahjuma mohon tolonglah" ahjuma memohon dan aku tidak sanggup menolaknya karena aku memang menyayangi ahjuma yang sudah merawatku sejak kepergian eomma.

Tamu istimewa itu akhirnya datang juga. Dia seorang ibu muda yang sangat cantik membawa puterinya yang sepertinya usianya tidak jauh denganku.

"Heechul-ah kenalkan ini calon ibu tirimu namanya Leeteuk-ssi dan ini puterinya namanya Lee Sungmin usianya dibawah kamu 1 tahun" appa membuatku syock karena tiba – tiba mengenalkan seorang yeoja untuk menjadi ibu tiriku

"boo? Ibu tiri? Andwee" protesku kesal meninggalkan appa dan kedua tamunya sambil menangis dan berlari menuju kamarku dilantai atas

"Heechul-ah! Kamu mau kemana?" teriak appa dari ruang tamu aku terus berlalu tanpa menghiraukan teriakan appa.

Lee Sungmin point of view

Eonnie yang bernama Heechul yang akan menjadi kakak tiriku itu tampak sangat menakutkan. Dia begitu jutek dan tidak ramah pada kami, aku jadi sedih dan ragu apakah pernikahan eomma dan tuan Kangin akan bahagia? Apakah hubunganku dengan saudara tiriku itu akan berjalan baik? Padahal aku ingin sekali memiliki keluarga yang utuh. Setelah ditinggal appa pergi entah kemana tanpa meninggalkan pesan dan memberi kami kabar. Hidupku dan eomma sangat memprihatinkan, eomma harus banting tulang untuk bisa melanjutkan hidup dan merawatku. Beruntung eomma yang memang cantik juga sangat pintar bisa diterima bekerja diperusahaan milik tuan Kangin dan menarik perhatian tuan kangin sehingga ingin menikahi eomma.

Rencana makan malam bersama keluarga tuan Kangin batal karena penolakan Heechul eonnie yang sangat kasar. Eomma memutuskan untuk pulang dan mencoba untuk melakukan pendekatan terlebih dahulu pada Heechul eonnie. Aku juga ingin benar – benar mengenalnya dengan baik karena aku ingin sekali memiliki eonnie cantik dan manis seperti dia.

Choi Siwon point of view

Entah kenapa aku menjadi teringat terus dengan sosok gadis cilik yang manja dan cantik itu. Bayangan wajahnya yang lucu terus melintas dalam benakku. Padahal pertemuan singkat itu sudah berlalu seminggu lamanya. Betapa bodohnya aku, dulu aku tidak sempat menanyakan namanya. Sepertinya inilah saatnya aku menghubungi gadis itu dan mengajaknya bertemu dan menanyakan siapa namanya.

"Siwon-ah! Boleh noona masuk?" noona mengetuk pintu kamarku

"masuklah" aku bukakan pintu untuk noona ku yang sangat cantik

"apa noona mengganggumu?" noona berjalan masuk melewatiku lalu duduk diatas kasurku

"tidak, wae?" tanyaku mengikutinya duduk dikasur

"kamu sudah tahu? Eomma dan appa berencana pindah ke Los Angeles untuk mengurus bisnisnya dan meminta kita pindah?" noona menatapku serius

"tidak? Kapan kita akan pindah?" tanyaku penasaran

"eomma bilang menunggu kamu lulus sekolah. Kita akan kuliah di Amerika" jawab noona dengan ekspresi senang

"apa noona bahagia kita pindah keluar negeri?" tanyaku

"tentu saja! Noona sudah bosan tinggal disini. Apalagi sekarang hubungan noona dengan Jung Yunho sudah putus" noona beralasan

"jinja? Sejak kapan noona putus?" aku kaget karena yang aku tahu hubungan noona dengan Yunho bukanlah hubungan biasa, mereka sudah menjalin cinta sejak noona dan Yunho masih SMU

"baru seminggu karena Yunho telah mengkhianati noona dan berselingkuh dengan sahabat noona sendiri Taeyoon. Percayalah itu sangat menyakitkan dan membuat noona hampir ingin mati karenanya. Maka dari itu Siwon-ah jika kamu nanti memiliki pacar, perlakukan dia dengan sangat baik! Jangan pernah sekalipun kamu mengkhianatinya. Jika kamu melakukannya itu sama saja kamu telah melukai noona juga eomma" mata noona berkaca – kaca saat mengucapkan kata – kata itu.

"apakah kamu sudah memiliki pacar?" noona tiba – tiba bertanya masalah pribadiku

"selama aku belum menemukan yeoja yang kecantikannya menyamai noona dan eomma, aku tidak akan jatuh cinta pada yeoja itu" jawabku apa adanya

"wae? Apakah diluar sana kamu belum menemukan yeoja yang sesuai dengan selera kamu?" noona melangkah melihat – lihat meja belajarku

"opso! Semuanya tidak ada yang secantik noona juga eomma" jawabku menatap noona manja

"jika kamu tidak menemukannya sampai kamu tua, apakah kamu tetap tidak akan jatuh cinta?" Tanya noona sedikit mengejekku

"sebenarmya aku sudah bertemu dengan yeoja yang sangat cantik dan benar – benar menarik perhatianku" aku sandarkan kepalaku pada sandaran ranjangku

"jinja? Siapa yeoja yang beruntung itu?" noona tampak penasaran lalu segera duduk dihadapanku

"dia hanya seorang gadis cilik yang masih berseragam SD yang tidak sengaja aku temui saat ditoko buku. Gadis itu sungguh menarik tidak seperti gadis cilik pada umumnya. Dia memiliki ambisi yang sangat kuat dan teguh pendirian, sepertinya gadis itu juga bukanlah gadis biasa, diusianya yang masih anak – anak, dia memiliki banyak credit card dan apa yang menempel dibadannya sangatlah berkelas dan bermerk, sama seperti kamu noona! Menyukai merk mahal dan berkelas" aku tatap noona yang semakin penasaran.

"apa kamu sudah gila? Menyukai gadis yang jauh lebih pantas menjadi dongsaengmu! Umurmu sekarang sudah 18 tahun kamu malah menyukai anak SD yang umurnya paling juga 9 atau 10 tahun" keluh noona menatapku heran "delapan tahun kedepan dia pasti akan tumbuh menjadi yeoja yang dewasa. Aku namja yang sangat tampan bukan? Aku yakin gadis itu pasti akan jatuh cinta padaku" aku narcissi

"pabbo! Ingat beberapa minggu lagi setelah kamu lulus kita akan pindah keluar negeri. Noona yakin gadis itu pasti akan melupakanmu" noona berlalu meninggalkan aku.

Benar juga apa yang dikatakan noona. Kami akan pindah dan entah kapan kami akan kembali ke Korea. Aku benar – benar harus bertemu dengan gadis itu dan menanyakan siapa namanya aku juga harus memberinya sebuah hadiah sebagai kenangan agar dia bisa terus mengingatku jika melihat benda itu.

Saat aku hendak memjamkan mataku, ponselku berbunyi tanda ada panggilan aku segera melihat kelayar ponsel ternyata panggilan itu dari gadis cantik itu. Betapa aku sangat senang dan bersemangat saat tahu gadis itu yang menelponku, aku segera mengangkatnya

"anneyeo!" sapaku

"oppa! Apa kabar?" suara gadis itu tampak tidak bersemangat

"baik! Kamu sendiri gimana kabarnya?" tanyaku penuh perhatian

"tidak baik oppa! Aku ingin sekali bertemu oppa dan menceritakan semuanya" aku mendengar sepertinya gadis itu hendak menangis

"apa kamu menangis? Kamu baik – baik saja kan?" aku menjadi sangat khawatir dengan kondisi gadis itu

"oppa apakah besok oppa punya waktu untuk bertemu denganku?" gadis itu memintaku untuk menemuinya

"tentu saja! Jam berapa kamu ingin kita bertemu?" tanyaku

"saat makan siang oppa! Aku akan mentraktir oppa makan di mall dimana kita pertama bertemu" gadis itu sepertinya menyeka ingusnya

"baiklah sampai ketemu besok" jawabku menutup pembicaraan.

Betapa konyol dan anehnya aku, kenapa aku bisa bersemangat dan sebahagia ini memiliki kencan untuk makan siang bersama seorang gadis cilik yang masih berseragam SD. Hari esok benar – benar aku tunggu dan sepertinya aku tidak bisa tidur malam ini karena aku akan terus teringat kencan pertama dengan gadis cilik yang sangat cantik itu.

Hari yang ditunggu tiba juga, aku yang seharusnya menghadiri les privat fisikaku dengan guru pribadi, membolos demi menemui gadis cilik itu.

Aku sudah sampai dimall dan hendak menemui gadis cantik itu ditempat yang sudah kami tentukan. Ternyata gadis itu sampai lebih dulu, dia tampak manis sekali memakai terusan pendek selutut berwarna ungu muda dengan renda putih dileher, tampak pita melilit dipunggunya bawahnya. Dia berdiri didepan pintu masuk caffe sambil memainkan ponselnya. Aku segera menghampiri gadis itu

"anneyeo!" aku mengagetkan gadis itu

"oppa! Kamu datang? Aku kira oppa tidak akan datang" gadis itu tersenyum manis padaku lalu tangannya menggandengku masuk kedalam caffe

"apa kabar?" tanyaku sambil terus memandangi gadis yang tinggi badannya tidak lebih dari dadaku

"kita duduk disana oppa!" gadis itu tidak menjawab pertanyaanku.

"oppa aku sudah membawa uang untuk aku kembalikan pada oppa" gadis itu mengeluarkan amplop kecil berwarna coklat dari tasnya

"apa kamu memang harus mengembalikannya?" tanyaku tidak menyentuh amplop itu

"ya harus dong oppa! Akukan bukan pengemis yang suka meminta – minta" jawabnya

"tapi kalau oppa benar – benar tulus ingin membelikan kamu buku itu apa kamu tetap akan mengembalikan uang ini?" tanyaku lagi

"kalau oppa memang ingin memberikan aku hadiah beli saja yang lain! Uang ini oppa ambil lalu berikan aku sebuah hadiah yang manis dan indah karena hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke-11" jawab gadis itu manja

"jinja? Hari ini adalah hari ulang tahunmu?" tanyaku kaget

"yah benar oppa! Hari ini aku berulang tahun yang ke-11. Appa mungkin tidak mengingatnya dan malah memutuskan untuk pergi berbulan madu dengan istri barunya ke pulau Bali Indonesia. Appa menikah lagi dua hari yang lalu dan memberiku ibu tiri juga adik tiri tanpa meminta pendapatku terlebih dahulu. Seumur hidup inilah kado terburuk yang pernah appa berikan padaku" gadis itu tampak sangat emosi

"miane! Oppa ikut sedih" aku tatap gadis itu hati – hati

"eomma, dimana dia?" tanyaku

"sudah meninggal saat aku berumur 7 tahun. Eomma sakit gagal ginjal dan tidak mampu bertahan" mata gadis itu berkaca – kaca.

"miane! Oppa tidak tahu harus berkata apa untuk menghiburmu" aku tatap wajah cantik gadis itu penuh kasih

"berikan aku ucapan selamat ulang tahun oppa! Itulah yang harus oppa ucapkan" gadis itu menyeka air matanya

"ohh chukkae semoga kamu selalu diberikan kebahagiaan" aku jabat tangan mungil gadis itu

"gumawao oppa! Ayo kita pesan makan!" gadis itu membuka menu.

Kami sudah selesai menyantap makanan kami. Aku benar – benar semakin menyukai gadis cilik itu

"bagaimana kalau sekarang kita naik keatas bermain untuk merayakan ulang tahunmu?" ajakku pada gadis itu untuk bermain diwahana fantasi yang ada dilantai paling atas di mall itu

"ide yang sangat cemerlang oppa!" gadis itu menyambut baik ajakanku.

Kami berdua berjalan bergandengan tangan layaknya oppa dan dongsaegnya. Banyak orang memperhatikan keakraban kami dan memberikan reaksi tersenyum kagum.

Mungkin banyak diantara mereka yang mengira aku adalah oppa dari gadis cilik yang super cantik itu. Kami sudah sampai dilantai paling atas

"kamu tunggu disini! Oppa akan membeli tiket agar kita bisa menikmati semua wahana" aku suruh gadis itu menunggu dikursi

"shiro! Aku ikut oppa!" gadis itu malah berlari mengejarku.

Kami jadi antri berdua membeli tiket untuk dapat masuk kedalam wahana mainan

"oppamu tampan sekali! Boleh tidak eonnie mengenalnya?" seroang yeoja genit yang antri disamping kami menggoda ku melalui gadis itu

"dia bukan oppaku! Dia namjachinguku" aku tidak menyangka dengan jawaban gadis itu yang terbilang ceplas ceplos

"jinja?" yeoja genit itu menatapku heran

"benar seperti yang kekasihku ini katakan" aku gandeng tangan gadis cilik itu lebih erat.

Wahana pertama yang kami naiiki adalah kereta gantung yang memuat hanya 2 penumpang. Saat ditengah jalan kereta gantung itu tiba – tiba berhenti mengejutkan kami berdua

"oppa apa kereta ini berhenti?" gadis itu melihat keluar dari jendela kereta

"sepertinya begitu. Apa kamu takut?" tanyaku mengkhawatirkan gadis cilik itu

"ani! Aku malah senang. Ini seperti adegan di film barat yang pernah aku tonton dimana sang kekasih mencium gadis pujaannya didalam kereta untuk pertama kalinya" gadis itu tertawa geli membuatku semakin gemas saja

"apa kamu ingin oppa menciummu sekarang seperti adegan didalam film itu?" candaku menggoda gadis itu

"aku masih kecil oppa! Adegan dalam film itu mereka berciuman dibibir tapi karena aku masih kecil, oppa boleh mencium pipiku atau keningku saja" jawab gadis itu polos dan menganggap serius candaanku.

Kami berdua saling menatap dan tatapan kami berdua sangatlah tidak biasa. Seperti ada cinta didalam tatapan kami itu. Aku menelan air liurku untuk mengontrol diri karena aku ingin sekali mencium bibir gadis kecil itu dan memperlakukannya seperti gadis yang sudah dewasa

"oppa! Apakah oppa menyukaiku?" tiba – tiba gadis itu bertanya membuatku gugup dan tidak sanggup menjawabnya

"chua e!" celetuk gadis itu sambil mencium pipiku lalu pipinya memerah

"jinja? Apa yang membuatmu menyukai oppa?" tanyaku tersenyum padanya

"oppa adalah namja yang sangat tampan yang pernah aku temui. Oppa juga namja yang sangat baik dan harum. Aku suka mengkoleksi perfume dan sangat menyukai wangi dari oppa" jawab gadis itu polos

"nado chua e" jawabku mengecup tangan gadis itu.

Kami mengakhiri permainan diwahana. Kencan itu kami lanjutkan dengan berkeliling disekitar lorong yang memamerkan accessories untuk aku hadiahkan pada gadis itu.

"kita lihat counter itu" ajakku diamini gadis yang belum aku ketahui namanya.

Aku melihat sepasang cincin yang sangat indah seperti cincin kawin . jika dipakai bersamaan cincin itu akan membentuk hati yang utuh

"kamu suka tidak cincin itu?" tanyaku menunjukan cincin yang menarik perhatianku

"suka, kenapa?" tanyanya terus memandangi cincin itu

"oppa akan hadiahkan cincin itu sebagai hadiah ulang tahunmu" aku meminta pelayan mengeluarkan cincin itu

"cincin ini berbahan emas putih asli 24 karat tuan" pelayan itu memberitahu kami dan memberikannya kepadaku

"ukurannya hanya selisih 2 nomor dari cincin untuk namjanya, jika disatukan cincin ini akan membentuk hati" pelayan itu menunjukan keistimewaan dari cincin itu

"coba kamu pakai!" aku sematkan cincin yang ukurannya lebih kecil dijari gadis itu dan sangatlah longgar

"oppa cincin ini terlalu besar buatku" keluh gadis itu cemberut

"sementara ukurannya masih longgar, kamu jadikan liontin saja dikalungmu itu!" aku menyarankan

"baiklah aku juga suka cincin indah ini" gadis itu tersenyum riang

"berapa harganya " tanyaku "

sepasang cincin ini satu juta won tuan" jawab pelayan itu.

Harga yang memang sangat mahal untuk dijadikan hadiah ulang tahun buat seorang gadis yang masih berseragam SD

"saya ambil" aku mengeluarkan kartu debit dari dompetku

"oppa apa ini tidak berlebihan?" gadis itu tampak ragu

"tidak kok! Tadi kamu bilang appamu telah memberikan kado terburuk diulang tahunmu ini. Oppa ingin memberikan kamu kado terindah yang tidak akan pernah kamu lupakan" jawabku memegang bahunya

"tolong pahatkan nama pada cincin itu!" aku meminta palayan itu untuk membuatkan nama dikedua cincin itu

"silahkan tuan tulis nama apa yang ingin tuan pahatkan pada cincin ini" pelayan itu memberiku secarik kertas berikut ballpointnya.

"ini saatnya kita saling member tahu siapa nama kita"aku tatap gadis itu

"oppa apakah oppa percaya takdir?" gadis itu malah berkata demikian

"maksudmu?" tanyaku heran

"aku ingin namaku menjadi alasan buat oppa untuk terus ingin bertemu denganku. Jika Tuhan memang mentakdirkan kita untuk bertemu lagi aku akan memberitahukan namaku sesungguhnya" gadis itu tampak sangat dewasa

"baiklah jika begitu oppa juga tidak akan member tahu nama oppa sekarang. Lalu nama apa yang akan kita pakai dicincin itu?" tanyaku pada gadis itu

"Cinderella dan Prince aja oppa!" jawab gadis itu

"baiklah" aku segera menuliskan nama yang diminta gadis itu.

Cincin ukuran namja bertuliskan Cinderella menjadi milikku dan cincin yeoja longgar bertuliskan Prince dipakai gadis itu sebagai liontin dikalungnya.

"selama oppa belum tahu tama kamu yang asli untuk sementara oppa panggil kamu Cinderella" aku gandeng tangan gadis itu keluar dari toko accessories itu

"aku akan tetap memanggilmu oppa" gadis itu berkata manja sekali padaku.

Kami pulang masing – masing karena gadis itu menolak saat aku menawarinya untuk mengantarnya pulang.

Pertemuan itu menjadi pertemuan kami yang terakhir karena satu masalah yang sangat mendesak berhubungan dengan penyakit yang di idap eomma, menyebabkan kami harus segera pindah keluar negeri esok hari dan ponselku hilang entah dimana sehingga aku tidak dapat menghubungi gadis itu lagi untuk sekedar mengucapkan selamat tinggal pada cinta pertamaku.

Kim Heechul point if view

Sudah sebulan berlalu sejak kencan indah dihari ulang tahunku, aku sudah tidak bisa menghubungi oppa Prince itu lagi. Kanapa ponselnya mati dan tidak dapat dihubungi? Apakah dia memang sengaja ingin melupakanku? Aku sangat menyesal kenapa menolak untuk memberitahukan namaku padanya saat itu dan tidak meminta namanya atau alamat rumahnya? Aku sungguh sangat sedih karena tidak bisa lagi curhat tentang keluhanku memiliki ibu dan saudara tiri.

Sejak pernikahannya dengan nyonya Leeteuk appa menjadi sangat cuek dan tidak lagi memperhatikanku. Hanya ahjuma yang memperhatikanku

"ahjuma aku benar – benar ingin lari dari rumah ini" keluhku pada ahjuma sambil menangis

"sabar nona! Tuan sedang dilanda asmara nanti juga kalau tuan sudah bosan, tuan pasti akan kembali memperhatikan nona lagi" hibur ahjuma

"aku sangat tidak menyukai adik tiriku yang sok manis itu" wajahku cemberut

"nona justru harus saling menyayangi dengan saudari tiri nona! Ternyata nona Minnie itu sangat baik dan perhatian, dia selalu menanyakan kabar nona jika nona tidak turun untuk makan bersama. Selain itu nona Minnie itu penyakitan nona! Ahjuma sering sekali melihat dia mimisan mengeluarkan banyak darah dari hidungnya juga mulutnya" beritahu ahjuma padaku

"jinja? Lalu seperti apa kondisinya saat dia mengeluarkan darah sebanyak itu?" tanyaku penasaran

"dia langsung lemas tidak berdaya wajahnya sangat pucat seperti orang yang sudah mati" jawab ahjuma membuatku ketakutan.

Mungkin benar juga apa yang dikatakan ahjuma. Aku harus mulai mengakrabkan diri dengan saudara tiriku itu. Selama ini, dia ataupun eommanya memang tidak pernah menggangguku atau merebut apa yang aku miliki tidak sama seperti cerita dongeng tentang kejamnya ibu tiri juga saudara tiri.

Aku putuskan untuk menemuinya didalam kamarnya dimana nyonya Leeteuk sedang bekerja membantu appa dikantor

"boleh aku masuk?" tanyaku mengetuk pintu kamar Minnie

"tentu saja eonnie! Masuklah" sambut Minnie membuka pintu kamarnya

"apa aku mengganggumu?" tanyaku pada Minnie yang tampak sedang sibuk dengan pekerjaan rumahnya dari sekolah

"tidak saya hanya sedang mengerjakan PR saya eonnie!" jawab Minnie ramah

"apa yang suka kamu lakukan saat tidak belajar?" tanyaku melihat – lihat buku pelajarannya

"membaca dan bermain piano eonnie" jawabnya lembut

"kamu bisa bermain piano?" tanyaku kaget

"nee! Dulu saat kami masih tinggal dirumah Plat, ada tetangga kami yang seorang pemusik mengajariku bermain piano jadi aku bisa sedikit memainkannya. Organ ini hadiah dari ahjussi itu untukku sebagai salam perpisahan sebelum eomma menikah dengan appa Kangin" Minnie menunjukan organ murahannya padaku

"bisa kamu memainkannya untukku?" tanyaku mengakrabkan diri

"tentu saja eonnie semoga eonnie menyukainya" Minnie mulai memainkan organnya membuatku terhanyut oleh merdunya lantunan nada dari organ itu

"kamu hebat juga! Apakah kamu tidak les?" tanyaku penasaran

"aku pernah meminta eomma untuk memasukanku ke tempat les music dekat plat, tapi eomma menolak karena biayanya sangat mahal" jawab Minnie membereskan buku – bukunya

"sekarang kan eomma sudah menikah dengan appaku yang pengusaha kaya! Apa kamu tidak mencoba untuk memintanya lagi?" tanyaku memancing

"pernah sekali! Tapi eomma bilang kalau nanti eomma mendapatkan gaji bulanan dari kantor eomma janji akan memasukanku ketempat les. Eomma bilang uang appa Kangin bukan untuk aku hambur – hamburkan" jawab Minnie membuatku sedikit haru

"jinja? Apakah eommamu berkata demikian?" aku sedikit ragu dengan ucapan Minnie

"nee! Tolong eonnie jangan membenci atau berburuk sangka padaku juga eomma! Percayalah kami tidak akan merebut apapun yang eonnie miliki, kami hanya ingin memiliki keluarga baru" Minnie membuatku haru.

Aku sekarang paham kenapa ahjuma begitu mudah menyukai Minnie dia memang dongsaeng tiri yang baik.

Kami mengobrol kesana kemari membahas namja chingu yang tampan dan banyak hal. Saat tengah asyik mengobrol tiba – tiba hidung Minnie mengeluarkan darah membuatku kaget lalu berteriak memanggil ahjuma. Seketika ahjuma datang menghampiri kami berdua

"nona Minnie gwencana?" Tanya ahjuma menyandarkan kepala Minnie dibahunya

"saya hanya merasa sedikit pusing" jawab Minnie menampung darahnya yang terus saja keluar

"kita bawa Minnie kedokter!" aku panic sekali

"tidak usah eonnie nanti juga darahnya akan berhenti sendiri. Aku sudah sering mengalami ini" tolak Minnie

"sebenarnya kamu sakit apa?" aku membantu ahjuma memapah Minnie keatas kasur

"aku mengidap penyakit ITP singkatan dari Idiopathic Trombocytopenic Purpura dimana gejalanya seperti yang eonnie lihat barusan, aku selalu mengalami pendarahan baik dari hidung, mulut, anus bahkan jika sudah pada tahap yang sangat parah, darah ini bisa keluar dari mata. Penyebabnya masih belum diketahui karena dokter baru menvonis aku mengidap penyakit ini saat aku duduk dikelas 3 SD kira – kira 3 tahun yang lalu. Jika aku mendapat luka iris atau sayat, maka darah yang mengalir tidak akan pernah berhenti atau membeku karena sel – sel pembeku darahku sangatlah sedikit, dan jika aku terkena benturan baik ringan ataupun keras maka lebam ditubuhku baru akan hilang beberapa minggu atau bulan kedepan. Lihat luka lebam dipahaku ini eonnie! Lebam ini aku dapatkan saat pahaku menyenggol meja disekolah sekitar 2 minggu lalu" Minnie menunjukan lebam yang sangat parah dipahanya.

Kebencianku pada Minnie seketika hilang yang ada aku manjadi sangat perhatian dan selalu mengkhawatirkan keadaannya. Aku bisa menjadi sahabat baik baginya dan menjadi teman curhat. Aku juga menceritakan tentang cinta pertamaku pada oppa Prince yang telah memberiku cincin indah sebagai kenangan.

Hubunganku dengan nonya Leeteuk yang kini aku panggil eommapun semakin membaik saja.

Eomma Leeteuk bukanlah eomma tiri yang kejam seperti yang diceritakan dalam drama atau film. Dia menyayangiku dengan tulus seperti anak kandungnya sendiri bahkan dia suka memberiku hadiah saat menerima gajinya dari kantor appa, dia tidak pernah membedakan perhatiannya padaku ataupun Minnie.

Berbeda dengan appa yang tampak tidak begitu memperhatikan Minnie membuatku selalu protes padanya bahkan akulah yang meminta appa untuk memasukan Minnie les music. Appa sepertinya hanya mencintai eomma Leeteuk tapi tidak menyayangi Minnie, aku bisa melihat itu dari cara appa memperlakukan Minnie.

Aku menjadi tidak tega melihat Minnie diperlakukan seperti itu oleh appa, aku harus menempatkan diri menjadi pelindung bagi Minnie yang memang lemah dan penyakitan.

10 tahun kemudian

Choi Siwon Point of view

Sejak eomma meninggal sebulan yang lalu, aku sudah tidak memiliki keinginan untuk tetap tinggal di Los Angeles karena terlalu menyakitkan dan begitu banyak kenangan yang bisa mengingatkanku akan sosok eomma yang sangat sempurna. Aku putuskan untuk kembali ke Korea menjadi dokter disana dan berharap bisa menemukan kembali cinta pertamaku bernama Cinderella.

Berkat nama baik yang disandang appa, dengan mudah aku diterima sebagai dokter muda baru dirumah sakit Seoul International Hospital. Aku seorang Internist, diusiaku yang relative masih muda 28 tahun, aku sudah mendapatkan gelar dr. Choi Siwon .Spd.

Hari ini adalah hari pertamaku bertugas dirumah sakit yang elite ini. Aku langsung ditugaskan menangani seorang pasien penderita ITP bernama Lee Sungmin. Karena dr. Cho Kyuhyun dokter yang sebelumnya merawat dan menangani pasien tersebut mendapatkan sponsor untuk meneruskan pendidikannya di Amerika tempat aku mengenyam pendidikan dulu.

Menurut jadwal hari ini pasien bernama Lee Sungmin itu akan menjalankan trasfusi darah karena trombositnya turun diakibatkan pendarahan akibat syock yang diterimanya

"dr. Choi pasien bernama Lee Sungmin sudah menjalankan tranfusi dan kini sudah kembali keruang rawatnya, silahkan dokter memeriksanya" beritahu seorang perawat padaku

"baiklah! Diruang berapa pasien ini dirawat?" tanyaku membaca status pasien bernama Lee Sungmin itu "ruang VVIP kamar Bougenvile dok" jawab perawat itu.

Aku segera berjalan menuju kamar yang dimaksud diikuti dua orang perawat dan 4 orang KOAS yang masih belajar.

Pintu kamar VVIP itu sudah didepan mataku, perawat membukakan pintu kamar itu untukku

"selamat siang nona Minnie" sapa perawat itu memanggil nama panggilannya.

Ternyata pasien yang bernama Minnie itu adalah seorang yeoja yang sangat cantik dan manis. Dia sedang duduk termenung menatap layar laptopnya, tampaknya dia sedang chat bersama seseorang

"halo nona Minnie! Nama saya dr. Choi Siwon! Saya dokter baru yang ditugaskan untuk merawat anda" aku mengenalkan diri pada pasien cantik itu

"halo dok! Saya sudah tahu kalau saya akan dirawat oleh dokter baru. semoga tidak merepotkan anda dok" Minnie menyambutku dengan sangat ramah dan hangat

"sekarang apa yang anda rasakan? Apakah ada keluhan?" tanyaku mulai memeriksanya

"hanya pusing saja dok!" jawab Minnie sambil matanya sesekali menatap kearah layar laptopnya

"sepertinya anda sedang chat dengan kekasih anda" aku berlaga sok tahu untuk sekedar mengakrabkan diri

"dokter salah besar saya sedang sype dengan eonnie saya tercinta yang saat ini sedang menikmati hadiahnya traveling keluar negeri bersama agency-nya" Minnie membalas chatnya pada eonnienya

"anda tampaknya begitu dekat sekali dengan eonnie anda! Saya juga punya seorang noona yang sangat saya kagumi, dia tinggal di Canada bersama keluarga kecilnya. Dia memberi saya dua keponakan lucu – lucu" aku pamerkan foto keponakanku yang menjadi wallpaperku di I phone milikku

"mereka anak – anak yang sangat lucu dok! Pasti noona dokter adalah yeoja yang sangat cantik" Minnie memuji

"saya juga punya foto eonnie" Minnie meminimize layar chatnya dan membuka foto untuk menunjukan foto eonnie yang dibanggakannya.

Ternyata Minnie memang sangat pantas untuk bangga memiliki eonnie yang sangat cantik dan berkelas.

Dalam foto dilayar laptop itu, sang eonnie sedang berfose layaknya seorang model professional memakai gaun pengantin yang indah, tangannya memegang buket bunga yang sama indahnya. Wajahnya tampak seperti ratu kecantikan dan begitu sempurna

"dia eonniemu?" tanyaku penasaran

"nee. Dia sangat cantik kan dok?" jawab Minnie bangga

"sama cantiknya dengan kamu! Dia sudah menikah yah? Pengantin yang sangat cantik" aku terus memandangi wajah dalam foto itu

"ani! Dia masih lajang dia baru berumur 21 tahun. Dia seorang model tetap di salah satu salon Bridal" Minnie terus membanggakan eonnienya

"baiklah pemeriksaan sudah selesai. Kamu harus beristirahat agar kamu bisa cepat pulang dan kembali beraktivitas" aku pamit lalu keluar dari kamar rawat Minnie.

Lee Sungmin point of view

Dokter muda itu sungguh tampan dan begitu mempesona. Aku langsung menyukainya sejak pertama kali melihatnya.

"Minnie-ah! Apa yang dikatakan dokter? Kapan kamu bisa pulang sayang?" Tanya eomma menyuapiku

"mungkin dua atau tiga hari lagi eomma" jawabku terus membalas email dari eonnie

"sepi rasanya dirumah tidak ada kamu juga eonniemu" keluh eomma

"tiga hari lagi eonnie akan pulang eomma! Kami saling mengirim email setiap hari. Saat ini eonnie sedang menikmati suasana Vienna Italy. Dia sungguh beruntung bisa merasakan traveling tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun" aku sungguh mengagumi eonnieku itu

"yah karena dia memilki fisik yang sangat sempurna yang bisa menjadikannya seorang model professional" eomma membaca percakapanku dengan eonnie melalui email.

"eomma! Dokter yang kini menangani aku sudah diganti bukan dokter Cho lagi, tapi kali ini dokter Choi yang tampan itu yang akan menanganiku. Eomma apakah ini yang namanya jatuh cinta? Pertama kali berjumpa dengan dokter tampan itu jantung Minnie sungguh berdebar. Minnie merasa bahagia sekali berada didekatnya dan ingin selalu untuk terus menemuinya" aku ceritakan apa yang sedang aku rasakan terhadap dokter Choi yang sangat tampan itu

"ya memang sudah saatnya kamu merasakan jatuh cinta Minnie-ah! Kamu adalah yeoja yang cantik dan menarik. Selain itu kamu juga sangat cerdas dan juga berbakat. Kamu pantas mendapatkan namja yang sempurna seperti dokter yang kamu ceritakan itu" eomma memelukku

"tapi bagaimana jika dokter itu sudah memiliki kekasih eomma! Dan jika dokter itu memang belum memiliki kekasih bagaimana jika dokter Choi menyukai eonnie?" aku menakutkan banyak hal

"Minnie-ah kamu harus percaya takdir Tuhan! Jika Tuhan memang menjodohkan kamu dengan dokter Choi itu, maka seribu yeoja yang super cantik diluar sana tidak akan menjadi halangan buat kalian. Kamu berdoa saja semoga Tuhan mentakdirkan kamu untuk bisa bersama dengan dokter Choi itu" eomma memberiku nasehat.

Kim Heechul point of view

Traveling keliling Eropa berakhir sudah. Banyak oleh – oleh yang aku beli dikota fasion itu untuk aku hadiahkan buat appa, eomma juga Minnie.

Mereka sudah menyambutku dengan hangat saat menjemputku dibandara Incheon.

"apakah kalian merindukanku?" tanyaku saat memeluk appa, eomma dan terakhir Minnie

"tentu saja sayang" jawab eomma mencium pipiku

"eonnie akulah orang yang paling merindukanmu" Minnie sepertinya enggan melepaskan pelukannya

"bohong! Bukankah kamu sudah menemukan namja tampan saat dirumah sakit itu? Mana mungkin kamu masih merindukanku" aku menggoda Minnie yang akhirnya merasakan jatuh cinta juga

"eonnie! Apa eomma cerita pada eonnie" Minnie tampak malu

"tentu saja eomma cerita! Bagaimana perkembangannya? Apa kalian suka berkomunikasi?" Tanyaku penasaran merangkul bahunya berjalan menuju pelataran parkir dimana mobil Alphard appa diparkir

"terakhir bertemu saat hendak check out, dokter Choi hanya bilang jaga kesehatan, itu saja" keluh Minnie

"sabar dong! Bulan depan kamu kan pasti akan ketemu lagi sama dokter itu! Nanti eonnie bantu deh mintain nomer telponnya sekalian pin BBnya" aku cubit hidung Minnie yang mancung dan mungil itu

"tapi bagaimana jika dokter itu malah lebih menyukai eonnie yang jauh lebih cantik dari aku" Minnie mulai merendahkan dirinya

"Minnie-ah eonnie tidak akan pernah jatuh cinta lagi selain sama oppa Prince yang telah memberikan eonnie cincin indah ini" aku pamerkan cincin kenangan yang dihadiahkan oppa Prince buatku yang sekarang sudah muat dijari manisku.

"kemana oppa prince yang tampan itu sekarang? Apa kamu sudah menemukannya?" tiba – tiba eomma bersuara

"opso eomma" jawabku sedih

"tapi apa yang aku bilang itu memang benar. Hatiku sudah tertambat pada oppa misterius itu" aku terus membayangkan wajah tampan dari oppa Pince yang tampan itu

"kalian sedang membicarakan siapa?" appa akhirnya ikut bersuara juga

"cinta pertamanya Heechul yobow! Dia bertemu namja dewasa yang sudah meninggalkan kenangan indah dan telah menghadiahi sebuah cincin platina saat Heechul ulang tahun yang ke 11" eomma mewakiliku untuk menjawab pertanyaan appa

"dimana kamu kenal namja itu?" apa tampak penasaran

"toko buku" jawabaku singkat

"lihatlah yobow cincin mewah ini namja itu berikan kira – kira 12 tahun yang lalu! Tentu saja dia bukan namja biasa yang bisa menghadiahi Heechul cincin yang mewah dan mahal seperti ini" eomma memamerkan cincin pemberian oppa Prince

"lalu dimana namja itu sekarang?" Tanya appa melihat cincin dijari manisku

"entahlah dia menghilang tanpa kabar appa" jawabku pelan

"bagaimana mungkin kamu mau menghabiskan masa mudamu untuk menunggu namja yang menghilang tanpa kabar? Appa sudah punya calon yang sangat pantas untukmu!" appa mulai menunjukan sikapnya yang menyebalkan dan sok ngatur

"yobow!" eomma menyiku pinggul appa

"masih musim yah menjodohkan anak dengan pilihan appa" keluhku ketus

"namja ini bukanlah namja biasa! Lihat dan bacalah profilenya" appa menunjukan cover sebuah majalah bisnis dimana seorang namja dewasa dan tampan menjadi covernya.

Namja itu bernama Hankyung, dia pengusaha sukses termuda di Korea usianya baru 33 tahun. Saat ini dia memiliki perusahaan telekomunikasi penyedia jaringan telpon selular dan memiliki stasiun televise swasta yang memuat bisnis dan berita.

Sungguh bukanlah namja biasa, tapi aku sama sekali tidak tertarik pada namja bernama Hankyung itu

"Minnie-ah! Apa kamu tertarik pada namja ini?" aku tunjukan majalah bisnis itu pada Minnie

"aku sudah jatuh cinta sama dokter Choi eonnie!" jawab Minnie polos membuatku mencubit pipinya

"besok rencananya appa akan mengundang Hankyung-ssi makan malam dirumah" appa terus saja mengutarakan niatnya untuk menjodohkan aku dengan namja dewasa itu

"yobow apa itu tidak terlalu cepat?" eomma tampak membelaku

"sebenarnya rencana ini sudah lama ingin appa lakukan, tapi kamu malah sibuk dengan kegiatan modelmu itu dan traveling keliling Eropa" appa berkata serius sekali

"terserah appa! Lakukan apa yang appa inginkan" ujarku ketus.

Sehari kepulanganku ke Seoul, appa benar – benar membuatku emosi. Dia melarangku keluar menemui Jessica dan Sunny sahabatku sekedar berbagi cerita karena malam nanti tamu bernama Hankyung akan datang.

"Heechul-ah boleh eomma masuk?" Tanya eomma dari luar

"masuklah eomma!" jawabku tanpa turun dari kasurku

"kamu pasti masih marah sama appa" eomma menghampiriku lalu duduk disampingku

"appa benar – benar sangat menyebalkan eomma!" aku mengeluh

"miane karena eomma tidak berhasil membujuk appa untuk membantalkan niat menjodohkan kamu dengan namja itu. Tapi ketahuilah dia adalah namja yang paling pantas untuk bersanding denganmu sayang" eomma mencoba menghiburku

"eomma tapi aku sama sekali tidak menyukainya" aku sandarkan kepalaku dibahunya

"sayang dengarkan eomma! Tidak ada satupun orang tua yang ingin anaknya menderita. Appa berusaha memberikan yang terbaik buat kamu puteri tunggalnya. Appa ingin memberikan kamu masa depan yang cerah dengan cara menjodohkan kamu bersama namja yang sangat sukses itu. Perlahan rasa suka itu akan datang sayang seiring dengan kebahagiaan yang kamu rasakan bersama namja itu" eomma mengusap lembut rambutku "

lalu eomma sendiri ingin namja yang seperti apa buat Minnie?" tanyaku pada eomma

"eomma cukup tahu diri sayang, kondisi Minnie yang penyakitan seperti itu apa eomma masih pantas memiliki target memilihkan namja sehebat tuan muda Hankyung? Atau dokter Choi yang saat ini Minnie sukai? Eomma hanya berharap Minnie menemukan jodoh yang sayang padanya dan mau menerima semua kekurangannya. Menemani Minnie dengan penuh cinta hingga akhir hayatnya. Seumur hidup eomma tidak pernah memberikan dia hadiah istimewa hanya appa dan kamulah yang menjadi hadiah yang paling indah yang bisa eomma berikan. Gumawao Heechul-ah karena kamu begitu menyayangi Minnie seperti adik kandungmu sendiri dan menganggap eomma seperti eommamu sendiri, seumur hidup eomma tidak akan pernah melupakan semua kebaikan yang telah kamu berikan pada kami" eomma memelukku erat dan meneteskan air matanya

"eomma! Aku tidak begitu mengingat sosok eomma kandungku sendiri dan begitu merindukan sosok seorang eomma hadir dirumah ini! Aku sangat beruntung appa menikahi eomma yang sangat baik dan tidak menganggapku puteri tiri. Percayalah aku sangat menyayangi eomma juga Minnie" aku usap air mata eomma.

Makan malam yang direncanakan appa sudah tiba. Minnie menemaniku dikamar dan membantuku untuk berdandan

"eonnie semoga oppa Hankyung bisa membahagiakan eonnie, karena eonnie pantas mendapatkan kebahagiaan" ucap Minnie sambil menyisir rambutku

"entahlah, aku masih terus mengingat oppa Prince yang telah memberikan eonnie cincin indah ini" aku lepas cincin pemberian oppa Prince lalu aku masukan kedalam kotak perhiasan

"Heechul-ah tamunya sudah datang. Appa meminta eomma memanggilmu untuk segera turun" eomma memastikan apakah aku sudah berdandan dengan rapi

"nee eomma" jawabku lemas

"eonnie hwaiting" Minnie menyemangatiku.

Ternyata namja yang bernama Hankyung itu jauh lebih tampan aslinya ketimbang saat melihatnya di cover majalah bisnis yang tempo hari aku lihat

"anneyeohaseo!" sapa namja itu sopan menganggukkan kepalanya

"anneyeo" balasku tanpa memberikan dia senyuman

"makan malam sudah siap! Mari silahkan" eomma menyuruh kami masuk keruang makan.

Aku duduk berhadapan dengan Hankyung sementara Minnie duduk disampingku. Eomma dan appa duduk berseberangan.

"ternyata nona Heechul jauh lebih cantik aslinya dibanding foto yang tuan berikan" Hankyung menatapku dengan tatapan buaya

"gumawao" responku dingin

"rasanya tidak salah jika saya menghadiahkan anda ini" Hankyung menyerahkan kotak perhiasan berbahan berludru berwarna merah maroon padaku

"apa itu?" appa bertanya

"bukalah nona" tatapan Hankyung benar – benar membuatku jijik.

Aku lalu membuka kotak itu dan yah isinya sungguh dahsyat dia menghadiahkan kalung berlian yang sangat indah dan aku yakin pasti harganya sangatlah mahal

"apakah tuan tidak berlebihan menghadiahkan saya kalung semahal ini" aku tatap dia dengan tatapan tajam

"tentu saja tidak! Yeoja istimewa dan berkelas seperti anda memang sangatlah pantas mendapatkan hadiah mewah" Hankyung memang seorang player sejati.

"anda memang benar – benar mengerti apa yang diinginkan yeoja. Rasanya tidak salah jika saya menginginkan anda untuk menjadi menantu saya" puji appa lebay

"jika begitu mari kita tetapkan saja hari dan tanggalnya untuk pernikahan kami! Orang tua saya di China sudah menyerahkan semuanya pada saya. Mereka hanya tinggal datang saat hari pernikahan tiba. Maaf jika mereka tidak bisa datang saat acara lamaran karena eomma saya sudah tua dan sering sakit – sakitan" Hankyung tampaknya berar – benar serius ingin menikahiku

"tunggu! Kenapa anda begitu yakin saya ingin menikah dengan anda? Saya belum mengenal anda dengan baik begitu juga anda. Bukankah lebih baik kita berkenalan dulu untuk memahami sifat masing – masing? Ingat tuan muda pernikahan bukanlah permainan yang bisa ditinggalkan begitu saja saat kita merasa bosan" protesku

"tentu saja nona! Saya juga ingin mengenal anda lebih baik lagi dan memahami karakter anda. Sambil mengenal apa salahnya jika kita langsung menentukan tanggal karena saya sudah yakin sekali anda akhirnya akan menjadi milik saya" tatapan Hankyung benar – benar membuatku takut.

Hankyung pulang setelah memasangkan kalung pemberiannya dileherku. Sebelum dia pulang dia sempat mencium keningku dan mengucapkan selamat malam padaku. Aku rela diperlakukan seperti itu semata karena aku males bermasalah dengan appa yang terus mengawasi gerak gerikku.

Hari ini hari pertama aku kembali kuliah setelah cuti satu bulan untuk kepentingan modelingku. Kedua sahabatku sudah menyambut dengan riang digerbang kampus. Aku yang memang menyetir sendiri membonceng Minnie dongsaengku menurunkan Minnie didepan gerbang

"gumawao eonnie! Sampai ketemu nanti sore, ingat eonnie jangan pulang terlambat karena hari ini adalah hari ulang tahun appa" Minnie mengingatkan aku

"nee. Arraseo" jawabku menggoda Minnie.

Aku perhatikan kepergian Minnie masuk kedalam lingkungan kampus untuk menuju Fakultas Hukum.

"halo Princess kami sangat merindukan kamu" sambut Sunny genit lalu memelukku

"nado!" aku balas pelukannya lalu memeluk Jessica

"gimana kalau kita bolos kuliah hari ini? Sekalian merayakan kembalinya uri princess" otak criminal Jessi kembali berkerja

"boo? Wae?" tanyaku

"lihat ada tas baru yang akan dijual toko langganan kita. Pelayannya bilang mereka baru akan mengeluarkan tas ini tepat saat makan siang! Lihat baik – baik gambarnya! Oh my Gog tas Lois Voiton keluaran terbaru akan menjadi milik kita" Jessy berseru

"boleh juga tuh" Sunny mengamini

"kalian memang benar – benar gila!" aku suruh mereka masuk kedalam kampus

"Heechul-ah! Kenapa kuliah?" keluh Sunny manja

"Jessy bilang tasnya baru akan keluar saat makan siang bukan? Kita masih punya waktu sekitar 4 jam lagi! Buat apa kita pagi – pagi datang kemall? Kaya pegawai mall saja" aku melanjutkan langkahku meninggalkan mereka.

Pelajaran Miss Vero memang sangat membosankan. Komunikasi massa adalah pelajaran yang sungguh membuatku ngantuk.

Beruntung pelajaran itu sudah akan berakhir. Saatnya makan siangpun tiba

"lets go to the jungle!" ajak Jessi semangat

"ayo!" aku tidak sanggup menolak ajakan mereka.

Dijalan menuju pelataran parkir aku berpapasan dengan Minnie yang baru saja keluar dari perpustakaan

"Minnie-ah! Kamu nanti pulang duluan saja yah pakai taxy! Eonnie harus mencari buku yang harus segera dibeli. Takutnya eonnie terlambat kembali kekampus" aku berbohong pada Minnie

"nee, tapi ingat eonnie jangan pulang terlambat" Minnie terus saja mengingatkan aku.

Kedua sahabatku mendapatkan tas yang diidamkannya. Padahal di Eropa sendiri tas itu sudah lama mendapatkan discount karena model baru sudah keluar. Dan tentu saja aku sudah memiliki model terbaru itu. Acara hangout kami lanjutkan untuk hunting baju party. Menurut Sunny club tempat biasa kami ajojing mengadakan party. Aku wajib datang keparty itu karena sudah lama aku tidak menikmati dunia gemerlap.

Baju party glamour nan sexy sudah aku dapatkan. Malam ini aku akan berpesta sampai puas bersama kedua sahabatku

"kita keappartementku saja! Berdandan dan bersiap disana karena appartementku lebih dekat jaraknya ke club" ajak Jessi dan kami tidak menolaknya.

Dua mobil berangkat menuju appartement Jessy dimana aku hanya sendirian dimobilku sementara Jessy dan Sunny berada satu mobil.

Kami berdandan habis – habisan agar menjadi ratu diparty itu. Karena terlalu bersemangat akan party itu, aku sampai melupakan janjiku untuk ikut merayakan pesta ulang tahun appa. Party dimulai tepat jam 10 malam. Karena takut kehabisan tempat, kami datang lebih awal sekitar jam 9 malam memakai mobil Jessy dan mobilku diparkir debasement appartement Jessy. Benar saja club itu sudah dipadati banyak pengunjung. Kami yang memang sudah terdaptar sebagai member VVIP dengan mudah mendapatkan akses dan tempat yang ekslusive.

Party sudah dimulai, music diputar kencang sekali, kami semua turun kelantai dansa untuk berajojing bertiga memang menjadi pusat perhatian karena tarian sensual dan pakaian kami yang super sexy.

"baiklah saya ingin mengundang Princess Heechul untuk naik keatas stage" Dj Sim Changmin memintaku untuk naik kestage menjadi leader untuk para dancer yang sudah bergoyang panas sekali. Disambut tepukan dan siulan para namja akupun naik keatas stage dan mulai berdansa kembali memamerkan gerakan eksotis yang mampu memacu adrenaline para namja.

Choi Siwon point of view

Lepas jaga semalam aku manfaatkan untuk bertemu dengan Lee Donghae sahabatku. Walau sudah kembali ke Korea selama sebulan, aku belum sempat menemuinya karena kesibukanku sebagai dokter baru. Donghae mengundangku untuk datang kesebuah party yang diadakan club milik sepupunya Lee Hyukjae. Aku yang memang penasaran dengan suasana dunia gemerlap tidak sanggup menolak undangan Donghae sahabatku.

Suasananya sangat tidak nyaman buatku. Banyak asap rokok dan music yang terlalu keras membuat kepalaku pusing

"kenapa kamu malah mengajakku bertemu ditempat seperti ini sih?" keluhku pada Donghae

"aku ingin mengenalkan kamu pada kekasih baruku, kali ini aku berpacaran dengan seorang mahasiswi yang usianya 8 tahun dibawahku" ujar Donghae menunjukan dimana kekasihnya yang sedang asyik berdansa ria bersama chingudeulnya

"yang mana?" itu yeoja sexy yang memakai baju hitam dengan belahan punggung yang sangat rendah. Namanya Jessica" Donghae menunjukan salah satu yeoja yang lumayan cantik dan sexy padaku. Selera Donghae dari dulu memang tidak pernah berubah, dia menyukai yeoja sexy dan gaul abis.

"oppa! Kenapa sih selalu Heechul yang terpilih menjadi queen of party" keluh yeoja yang tadi ditunjukan Donghae

"tenang saja sayang! Buat oppa kamu adalah ratu malam ini" Donghae merangkulkan tangannya dibahu yeoja itu

"kenalkan ini dokter Choi sahabat oppa yang baru kembali dari Amerika" Donghae mengenalkan aku pada kekasihnya juga temannya

"anneyeo! Saya Jessica panggil saja Jessy. Ini sahabat saya namanya Sunny dan yang diatas stage itu masih sahabat saya namanya Heechul" Jessica mengenalkan semua teman – temannya

"saya Choi Siwon" jawabku dengan senyum yang seperlunya

"oppa kenapa teman oppa ini tampan sekali?" yeoja bernama Sunny berusaha menarik perhatianku

"gumawao" jawabku singkat

"dia adalah dokter internist di rumah sakit Seoul international" Donghae mulai mempromosikan aku.

Lalu aku mendengar kegaduhan dari atas stage dimana sahabat Jessy memukul seorang namja yang berusaha menggodanya. Namja yang sedang mabuk berat itu tidak terima dengan perlakuan kasar sahabat Jessy yang bernama Heechul itu lalu hendak memukul balik Heechul membuat Heecul hampir tersungkur.

Dengan reflek aku segera menghampiri stage untuk menolong Heechul kebetulan mejaku adalah yang paling dekat dengan stage.

"apa kamu seorang banci yang beraninya memukul yeoja?" aku dorong namja brengsek itu dengan kasar hingga jatuh

"siapa kamu? Apa kamu kekasihnya?" namja itu berusaha bangun

"Siwon-ssi! Gwencana" tiba – tiba Donghae, Lee Hyukjae, Sunny dan Jessy menghampiriku dan membantu Heechul berdiri

"aku tidak apa – apa! Nona apa kamu baik – baik saja?" aku malah mengkhawatirkan Heechul

"kamu siapa? Kenapa kamu menolong saya?" ekspresi Heechul tampak tidak stabil sepertinya dia juga mabuk berat.

"oppa aku tidak mau mengantar Heechul pulang dalam keadaan mabuk begini! Aku takut appanya marah besar" Jessy melepaskan tanggung jawabnya sebagai kawan

"lalu siapa yang akan mengantarnya pulang? Oppa kan belum lama mengenalnya" Donghae menjadi bingung

"Sunny gimana dong?" kelakuan Jessy benar – benar membuatku jijik.

Heechul tampak sudah tidak berdaya karena mabuk berat dia sepertinya mengigau lalu memelukku sambil berkata

"oppa Prince! Kamu kemana saja?" Heechul memelukku lalu muntah dibajuku. Oh my God aku benar – benar sial malam ini.

Seorang gadis mabuk yang sama sekali tidak aku kenal muntah dibajuku. Donghae malah menyerahkannya padaku dengan alasan dia harus segera mengantar kekasihnya pulang.

Mereka semua memang orang – orang yang aneh. Aku tidak tega jika harus meninggalkan Heechul sendiri atau menitipkannya pada Hyukjae. Aku putuskan untuk membawanya pulang ke appartementku karena aku sama sekali tidak tahu dimana dia tinggal. Lagi pula percuma juga jika aku harus bertanya padanya karena dia sudah benar – benar tidak sadar.

Aku papah Heechul masuk kedalam kamarku, lalu membaringkannya diatas sofa. Mulutnya sungguh bau alcohol begitu juga tubuhnya yang dipenuhi muntahan membuatku semakin pusing.

Aku segera mandi mengganti bajuku yang sudah dimuntahinya. Setelah selesai aku lepas semua pakaian yang dipakai Heechul dan menggantinya dengan pakaianku yang tentu saja tampak longgar buat tubuhnya yang terlampau langsing.

Heechul benar – benar memiliki fisik yang sempurna. Bentuk tubuhnya proforsional, kulitnya putih mulus dan tidak ada sedikitpun luka ataupun noda diatasnya. Terlintas naluri laki – lakiku muncul saat melihat Heechul setengah nude dihadapanku. A

ku perhatikan wajah cantiknya dan sepertinya aku mengenali wajah cantik ini dan terasa begitu akrab.

"oppa Prince kamu dimana? Aku tidak mau menikah dengan Hankyung" Heechul mengigau dan memelukku

"nona! Aku bukan orang yang nona maksud" aku berusaha melepaskan pelukan Heechul yang membuatku tidak nyaman.

"oppa aku sangat merindukanmu" Heechul mulai menciumiku dan tangannya mulai bereksplorasi disekitar sensitiveku membuatku sedikit terangsang

"nona kamu salah orang" aku berusaha melepaskan ciuman dan sentuhan Heechul.

Heechulpun sedikit tenang lalu kembali tidur diatas sofa. Aku tidak tega karena pasti dia tidak akan nyaman tidur disana.

Aku putuskan untuk memindahkannya kedalam kamar pribadiku dan aku akan tidur disofa. Aku angkat Heechul yang sudah tertidur masuk kedalam kamar dan memberingkannya diatas kasur.

Tapi tiba – tiba Heechul memelukku dan berbisik "oppa saranghae!" Heechul menarikku kedalam pelukannya dan kembali menciumiku membuatku semakin terangsang

"aku tidak tahu sebenarnya siapa oppa yang kamu maksud nona! Tapi jika ini yang kamu inginkan! Maka aku akan melakukannya buat kamu".

Aku mulai membalas ciuman Heechul yang bergelora itu, dan mulai menyentuh bagian sensitifnya, aku mendengar dia mendesah membuatku semakin bergairah.

Aku mulai membuka pakaian yang tadi aku pakaikan dan aku lepaskan semua underwear yang dia pakai sehingga dia benar - benar nude!

"oppa saranghae!" Heechul membuka matanya menatapku dalam saat mengatakan kalimat dahsyat itu.

Aku teruskan aksiku memberi sentuhan yang bisa membuatnya melayang. Dia mendesah semakin keras lalu aku mulai memasukan memberku kedalam membernya dan ternyata dia masih perawan.

Aku batalkan niatku untuk melakukan nafsu bejadku, ternyata Heechul yang begitu liar ini masih perawan. Aku tutup tubuhnya dengan selimutku lalu aku segera berlari kekamar mandi untuk membasahi kepalaku yang sudah memanas.

Tuhan maafkan aku karena telah memiliki niat yang tidak baik pada gadis itu. Aku pakai kembali pajamasku lalu aku kembali memakaikan Heechul pakaianku.

Aku tinggalkan Heechul tidur dikamarku sendirian karena aku tidak sanggup melihat seorang yeoja cantik tidur diatas kasurku. Akupun memutuskan untuk tidur diatas sofa diruang tv.

Kim Heechul point of view

Aku terbangun dan betapa terkejutnya aku karena aku merasa sangat asing dengan kamar ini. Kamar ini begitu mewah dan sangat rapih, nuansa hitam putih sangat kental menjadi latar kamar ini. Baju milik siapa yang aku pakai ini? Sepertinya baju seorang namja yang aku pakai ini. Apa yang terjadi semalam? Apa yang sudah terjadi padaku?

Aku sedikit – sedikit mengingat apa yang terjadi tadi malam, sepertinya aku bercumbu dengan seorang namja tadi malam. Ya Tuhan apakah aku sudah kehilangan keperawananku? Apakah ini sebuah kamar hotel? Dimana namja itu meninggalkanku setelah puas meniduriku. Aku berusaha bangun dari tidurku tapi kepala ini berat rasanya.

Aku dengan suara pintu kamar dibuka seseorang ternyata seorang ahjuma yang hendak membersihkan ruangan

"selamat pagi nona!" sapa ahjuma itu membawa sebuah kotak lalu menyimpannya diatas kasur

"saya berada dimana? Tanyaku bingung

"anda sedang berada dikamar tuan Choi nona. Beliau bilang nona adalah chingunya dan semalam anda mabuk berat sehingga anda muntah dan tidak sadar. Tuan muda meminta saya memberikan pakaian ini untuk nona pakai, karena pakaian nona harus saya cuci terlebih dahulu" jawab pelayan itu panjang lebar

"lalu dimana tuan Choi itu sekarang?" tanyaku penasaran

"beliau sudah berangkat bekerja nona" jawab pelayan itu membuka tirai dan mulai membereskan kamar

"ahjuma apa anda tinggal disini?" tanyaku penasaran karena aku khawatir dengan apa yang sudah menimpaku

"tidak nona! Saya hanya seorang pembantu yang mengurus appartement tuan muda" jawab ahjuma itu

"setahu saya sejak kembalinya tuan muda dari Amerika, beliau tidak pernah membawa yeoja chingunya kemari. Apa anda kekasih tuan muda?" ahjuma itu bertanya hal yang membuatku tersentak

"ohh bukan" jawabku spontan "

lebih baik nona mandi dulu dan bersihkan diri, setelah itu nona sarapan pagi. Tadi tuan muda meminta saya untuk melayani nona hingga nona siap untuk pulang kerumah nona" ahjuma itu memberiku sebuah handuk yang masih wangi dari dalam lemari.

Baju pemberian tuan muda yang misterius itu benar – benar berkelas dan bermerk sesuai dengan gayaku. Sepertinya dia memang memiliki selera yang tinggi. Sebenarnya apa yang terjadi padaku? Kenapa aku ada diappartementnya dan kemana Jessy dan Sunny sahabatku? Aku harus menemui tuan muda itu, aku harus bertanya pada ahjuma dimana tuan muda itu bertugas.

"ahjuma boleh saya tahu dimana tuan Choi bertugas?" tanyaku pada ahjuma

"beliau bertugas di rumah sakit Seoul Internasional nona. Bagian apanya saya tidak tahu, namanya Choi Siwon" jawab ahjuma itu menyebutkan nama yang tidak asing buatku seperti nama dokter yang sering Minnie ceritakan. Aku lupa dimana aku menyimpan tasku aku harus menghubungi Minnie menanyakan kondisi rumah seperti apa sekarang karena aku sangat yakin appa pasti marah besar padaku.

Aku tidak dapat menemukan tasku lalu aku meminta ijin untuk meminjam telpon yang ada dikamar tuan Choi itu untuk menghubungi Jessy. Ahjuma itu mempersilahkan aku untuk memakai telponnya.

Aku berusaha menghubungi Jessy namun tidak dapat tersambung karena Jessy tidak menjawabnya. Aku juga mencoba Sunny dan tersambung. Aku bertanya tentang kejadian semalam, Sunny hanya menjawab entahlah karena dia juga mabuk berat. Lalu aku bertanya apakah dia ada melihat tasku, dia juga menjawab tidak melihatnya. Benar – benar sahabat yang sangat baik. Aku sungguh kecewa pada mereka berdua. Padahal mereka yang mengajakku berpesta tapi mereka sama sekali tidak bertanggung jawab atas apa yang sudah menimpaku.

Aku putuskan untuk nekad pulang apapun resikonya aku harus pulang. Aku pesan sebuah taxy tanpa membawa sepeser uang ditangan. Aku meminta supir taxy itu mengantarku kerumah orang tuaku. Sepanjang jalan otakku dipenuhi dengan banyak masalah dan kekecewaan yang amat sangat pada kedua temannku.

Aku sudah sampai dirumah, disambut ahjuma karena eomma, appa dan Minnie sudah berangkat untuk beraktivitas seperti biasanya. Aku ambil uang dari kamarku untuk membayar taxy itu.

"nona, semalam tuan malah besar karena nona tidak pulang kerumah juga tidak member kabar, telpon juga tidak nona angkat. Nyonya dan nona Minnie sangat mengkhawatirkan nona" beritahu ahjuma padaku

"aku kehilangan tas yang berisi dompet, ponsel, dan kartu – kartu penting. Aku harus menghubungi call center untuk memblokir semua kartuku. Aku sudah melakukannya begitu sadar tas itu hilang" jawabku

"apa nona baik – baik saja?" ahjuma begitu mengkhawatirkan aku

"entahlah, karena saat pagi tadi aku terbangun, aku berada didalam sebuah kamar seorang namja yang tidak aku kenal. Malah saat aku terjaga hanya pelayannya saja yang ada disana, sementara namja itu sudah pergi untuk bertugas" aku sandarkan kepalaku disandaran ranjang

"nona sebenarnya malam tadi nona kemana? Bukankah seharusnya nona pulang bersama nona Minnie?" ahjuma memijit kakiku

"itulah kebodohanku ahjuma! Aku malah mengikuti ajakan sedua temanku yang tidak bertanggung jawab. Bagaimana jika namja itu telah melakukan hal yang buruk padaku? Selama ini aku berusaha untuk menjaga kehormatanku" aku menangis dipelukan ahjuma, yeoja yang sudah begitu setia melayaniku

"semoga saja dia tidak melakukan apapun nona! Semoga namja itu menolong nona" ahjuma memelukku penuh kasih.

Lee Sungmin point of view

Aku sungguh mengkhawatirkan eonnie, karena semalam dia tidak pulang juga tidak memberi kabar sama sekali. Bahkan telponpun tidak dia angkat. Dikampus aku tidak dapat menemukan kedua temannya. Sebenarnya eonnie ada dimana?. Apa yang sudah terjadi padanya? Apakah dia baik – baik saja?.

Aku putuskan untuk segera pulang kerumah begitu kuliahku selesai. Semoga saja eonnie sudah pulang. Aku pulang menggunakan taxy karena eonnie tidak ada.

Ahjuma segera menyambutku dan memberi tahuku kalau eonnie sudah ada dirumah. Betapa leganya aku ternyata eonnie baik – baik saja. Aku segera berlari menuju kamar eonnie yang memang tidak terkunci. Aku lihat eonnie sedang tidur lelap sekali, aku dekati eonnie dan aku lihat wajahnya begitu berkeringat dan merah. Aku raba dahinya dan ternyata sangat panas sepertinya eonnie demam.

Aku panggil ahjuma untuk memberi kompres pada eonnie yang demam, lalu aku telpon eomma untuk segera pulang karena aku takut eonnie kenapa – napa dan aku tidak bisa berbuat apapun. Aku yang memang syock dan berpenyakitan spontan saat melihat kondisi eonnie yang tiba – tiba demam, darahku keluar deras dari hidungku juga aku memuntahkan darah segar dari mulutku. Ahjuma tentu saja tambah khawatir melihat kondisiku

"nona apa sebaiknya kita telpon ambulance saja untuk membawa nona juga nona Heechul kerumah sakit?" ahjuma tampak begitu panic. Aku yang sudah sangat lemas dan akhirnya tidak ingat apapun juga.

Leeteuk point of view

Betapa syocknya aku melihat kedua puteriku sakit dan tidak sadarkan diri. Minnie yang pendarahan ditambah Heechul yang demam tinggi hinga 40'c membuat kepanikanku bertambah. Suamiku Kangin tidak bisa diganggu dari kesibukannya. Karena dia sedang menerima rekan bisnisnya yang abru saja datang dari Amsterdam. Aku berinisiatif membawa kedua puteriku kerumah sakit tempat biasa Minnie melakukan check up. Ambulance yang sudah aku telpon sebelumnya membawa kedua puteriku untuk sampai kerumah sakit yang dimaksud.

Ambulance itu membawa kedua puteriku ke UGD dan langsung ditangani oleh dokter jaga disana. Aku bilang pada dokter jaga itu kalau Minnie adalah pasien khusus dokter baru bernama Choi Siwon lalu dokter itu segera menghubungi dokter Choi untuk segera menangani Minnie. Heechul hanya ditangani dokter jaga disana karena Heechul tidak pernah mengalami sakit yang serius.

Pemeriksaan Minnie dan Heechul sudah selesai. Dokter Choi menghampiriku

"nona Minnie mengalami syock juga kelelahan sehingga terjadi pendarahan yang hebat. Saya sarankan nona Minnie dirawat selama dua hari dirumah sakit sampai kondisinya benar – benar pulih" ujar dokter Choi

"tentu saja dok! Saya tidak akan menolak. Terima kasih" aku anggukkan kepalaku menghormatinya Dokter Choi pun berlalu.

Aku perhatikan langkahnya saat dia berlalu meninggalkan aku, betapa bangganya aku jika memiliki menantu seperti beliau. Tampan, sopan, baik juga memiliki karier yang cemerlang. Aku berdoa kepada Tuhan semoga menjodohkan dokter tampan itu dengan Minnie puteriku.

Dokter yang menangani Heechulpun menghampiriku

"puteri anda keracunan, sepertinya dia mabuk dan kami menemukan obat perangsang dari hasil test darah yang telah kami lakukan. Sebaiknya dilakukan visum untuk memastikan takutnya puteri anda mengalami tindak kejahatan sexual. Karena obat bius semacam itu biasa digunakan oleh kriminalis yang memperkosa korbannya" dokter itu memberitahukan kondisi Heechul.

Betapa terkejutnya aku mendengar apa yang dikatakan dokter itu. Sebenarnya apa yang telah terjadi pada Heechul? Kenapa semalam dia tidak pulang? Apakah dia adalah korban pemerkosaan? Aku segera masuk kedalam ruangan UGD untuk melihat kedua puteriku.

Aku lihat Heechul dan Minnie sudah sadar. Aku hampiri keduanya yang memang berbaring bersebelahan

"apa yang kalian rasakan sekarang?" tanyaku pada keduanya

"aku masih sedikit pusing eomma! Perutku juga terasa mual" keluh Heechul

"aku hanya sedikit lemas" jawab Minnie.

"suster tolong siapkan ruang VVIP untuk kedua puteri saya" aku hampiri suster yang mengurusi administrasi

"baik nyonya akan kami siapkan" perawat itu mulai mengecek kamar kosong melalui computer.

Heechul dan Minnie sudah berada diruang rawat inap. Setelah sebelumnya Heechul menjalankan visum untuk memastikan dirinya tidak mengalami tindakan criminal sengaja aku sekamarkan untuk memudahkanku mengawasinya.

"Heechul-ah sebenarnya apa yang sudah terjadi padamu malam itu? Apa kamu mengingat sesuatu?" aku genggam tangan Heechul yang wajahnya pucat saat mendengar pertanyaanku.

Heechul menceritakan semua yang telah menimpanya dan membuatku syock karena sepertinya dia sengaja dijebak kedua temannya.

Kangin suamiku datang saat malam sudah larut

"jadi apa kata dokter tentang Heechul?" Tanya suamiku mengkhawatirkan puterinya

"beruntung hasil visum menyatakan kalau dia tidak mengalami pelecehan sexual karena tidak ditemukan luka diselaput daranya. Heechul masih perawan yobow" jawabku tenang

"lalu siapa orang brengsek yang telah begtiu berani memasukan obat perangsang itu kedalam minumannya?" intonasi suamiku mulai naik

"itulah yang sedang saya fikirkan yobow! Heechul bilang dia pergi bersama kedua sahabatnya Jessica dan Sunny untuk menghadiri sebuah party, dia sama sekali tidak ingat apapun setelah memukul seorang namja yang mencoba melakukan pelecehan padanya dan baru sadar saat pagi harinya dia berada didalam sebuah kamar appartement seorang namja yang sampai saat ini dia tidak tahu seperti apa wajah namja itu" aku menjelaskan semua apa yang sudah disampaikan Heechul padaku.

"lalu dimana mobilnya sekarang?" kangin membetulkan selimut puterinya

"Heechul bilang masih diparkir di basement appartement Jessica" jawabku memandangi wajah Heechul yang gelisah dalam tidurnya

"namja pemiliki kamar itu mungkin hanya ingin menolongnya, buktinya dia membawa Heechul keappartementnya bukan kehotel ditambah kondisi Heechul yang masih perawan. Berarti namja itu bukan orang yang ingin menjahati Heechul lalu siapa yang sudah begitu jahat?" suamiku sepertinya bingung memikirkan siapa tersangka yang telah menjahati puterinya.

Kim Heechul point of view

Aku benar – benar sangat menyesal dengan apa yang sudah menimpaku. Aku harus berbaring untuk beristirahat dikamar rumah sakit ini. Aku lihat Minnie masih tertidur pulas diatas kasurnya. Eomma yang sengaja cuti dari kantor masih terlihat pulas tidur diatas sofa, sementara appa sudah pergi lebih awal karena appa harus terbang ke Jepang untuk menghadiri perayaan ulang tahun perusahaan rekan bisnisnya

"Heechul-ah kali ini appa memaafkan kamu karena musibah yang menimpamu lebih berat dari kesalahan yang kamu buat. Appa harus terbang ke Jepang selama satu malam besok kita bicarakan masalah yang penting buat kamu" itulah pesan yang appa sampaikan padaku sebelum beliau pergi.

"eonnie, bagaimana perasaan eonnie sekarang? Apakah eonnie sudah merasa lebih baik?" Tanya Minnie saat dia terbangun

"aku sudah merasa jauh lebih baik Minnie-ah! Gumawao karena telah mengkhawatirkan aku" aku pandang Minnie yang wajahnya begitu pucat

"sebentar lagi dokter Choi Siwon akan datang untuk memeriksamu Minnie-ah. Lebih baik sekarang kamu bersihkan diri dulu setidaknya saat dokter Choi datang kamu sudah wangi" eomma berkata kepada Minnie apa yang harus dilakukannya sebelum dokter cinta itu datang

"aku jadi penasaran setampan apa dokter itu? Sampai – sampai eomma dan Minnie begitu antusias saat membicarakannya" aku menggoda eomma dan Minnie

"sangat tampan eonnie. Itu sebabnya aku langsung jatuh cinta padanya sejak pertama kali melihatnya" jawab Minnie lalu wajahnya merona membuatku gemas melihatnya.

Dokter yang memeriksaku datang lebih dulu dari dokter Choi yang tenar itu. Dokterku bilang aku sudah jauh lebih baik dan sisa racun dalam darahku sudah mulai bersih. Dia mengijinkan aku pulang besok siang setelah kunjungannya. Eomma menemani Minnie dikamar mandi untuk membersihkan diri saat pintu diketuk seseorang.

Orang itu ternyata Hankyung calon suamiku pilihan appa. Dia datang membawa buket bunga lily kesukaanku

"bagaimana keadaanmu? Apa sudah lebih baik?" Tanya Hankyung tiba – tiba mengecup keningku

"apa harus mengecup keningku disaat seperti ini?" keluhku

"miane! Aku terlalu mengkhawatirkanmu. Tadi appamu menceritakan semua yang sudah menimpamu lewat telpon aku langsung datang kemari meninggalkan pekerjaanku karena aku begitu mengkhawatirkanmu" jawab Hankyung duduk disamping ku

"aku sudah jauh lebih baik dan oppa tidak perlu terlalu khawatir karena aku tidak mengalami pelecehan sexual hasil visum telah membuktikannya" jawabku menyandarkan kepalaku disandaran ranjang.

Hankyung tampak sangat khawatir, dia mengupaskan apel juga pir buatku, lalu memotongnya dan menyuapiku. Aku pasrah saja karena aku memang tidak dapat menolak niat baiknya.

Tiba – tiba pintu dibuka seorang perawat dan mempersilahkan dokter untuk masuk

"selamat pagi! Dimana nona Minnie?" Tanya perawat itu,

Lalu seorang dokter yang memang sangat tampan memakai kemeja salur berwarna biru langit dan ditutup sebagian kemeja itu dengan jas berwarna putih masuk kedalam ruangan menatapku dan tampaknya dia begitu kaget dan heran

"selamat pagi! Minnie sedang berada didalam toilet" jawabku sambil pandanganku tidak lepas dari dokter itu

"selamat pagi dok! Apakah anda yang merawat calon istri saya?" Hankyung tiba – tiba menyapa dokter itu

"oh bukan saya dokter yang merawat Minnie" jawab dokter tampan itu dan matanya sesekali menatapku.

Minnie dan eomma akhirnya keluar dari toilet

"oh dokter Choi anda sudah datang! Maaf membuat dokter menunggu. Minnie sudah siap diperiksa dok! Silahkan" eomma menyapa dokter Choi ramah sekali lalu menghampiri aku dan Hankyung

"tuan Hankyung anda datang?" sapa eomma pada Hankyung

"iya nonya saya datang untuk melihat calon istri saya" jawab Hankyung membuat kupingku panas.

Aku dan dokter Choi beberapa kali bertemu pandang. Lebih tepatnya kami berdua sama – sama memergoki masing – masing kami yang ternyata sedang saling mencuri pandang.

Aku lihat dokter itu tampak akrab dengan Minnie mereka saling bercanda. Sepertinya pemeriksaan Minnie sudah selesai dia lakukan. Dokter Choi menghampiri eomma

"kondisi Minnie sudah jauh lebih baik nonya! Besok Minnie sudah boleh pulang asal tidak pedarahan lagi" ujar dokter Choi pada eomma

"terima kasih banyak dok! Atas perawatannya. Oh kenalkan ini Heechul eonnienya Minnie dan ini tuan Hankyung calon suaminya" eomma mengenalkanku juga Hankyung pada dokter Choi

"ternyata kamu eonnienya Minnie! Bagaimana keadaanmu? Apa sudah merasa lebih baik?" dokter Choi menanyakan kondisiku

"saya baik – baik saja dok!" jawabku gugup karena aku tidak sanggup lama – lama menatap matanya yang indah itu

"jika saya tahu anda adalah eonnienya Minnie, saya pasti akan membawakan baju anda yang masih tertinggal di appartement saya" ujar dokter itu membuat kami semua kaget

"jadi anda yang menolong saya dok?" tanyaku kaget

"anda mabuk berat malam itu, dan teman – temanmu malah meminta saya untuk mengantarkan kamu pulang. Saya sudah berusaha menanyakan dimana alamat rumah anda tapi anda terlalu mabuk untuk dapat menjawabnya selain itu saya juga tidak menemukan identitas anda karena anda sama sekali tidak membawa ponsel ataupun dompet" jawab dokter Choi menjelaskan apa yang terjadi malam itu diclub

"kenapa anda malah membawa tunangan saya keappartement anda? Apa anda punya niat yang buruk terhadapnya?" Hankyung tampak begitu emosi

"tuan Hankyung bukankan anda seharusnya berterima kasih pada dokter Choi? Beliau sudah menolong Heechul dan menyelamatkan Heechul dari orang yang sudah berniat jahat padanya. Jika dokter Choi memang punya niat buruk bukankah lebih baik dia membawa Heechul kehotel lalu memperkosanya. Sudah terbukti Heechul baik – baik saja tidak ditemukan luka diselaput daranya" eomma membela dokter Choi

"miane! Saya tidak dapat berfikir jernih saat ini nonya! Bagaimana tidak calon istri saya hampir saja diperkosa orang" Hankyung menyesal

"gwencana! Saya mengerti perasaan anda tuan! Saya juga akan melakukan hal yang sama jika itu menimpa tunangan saya" dokter Choi tersenyum ramah pada Hankyung sambil matanya sesekali menatapku.

"apa anda sudah memiliki kekasih dok?" tiba – tiba eomma mencari tahu kehidupan pribadi sang dokter tampan itu

"saya sudah memiliki tunangan" jawab dokter Choi menunjukan cincin dijari manisnya dan rasanya cincin itu tidak asing bagiku. Cincin itu begitu mirip dengan milikku.

Apakah cincin seperti itu memang dibuat beberapa pasang oleh toko perhiasan itu? Bukankah cincin itu adalah model yang sudah lama 10 tahun yang lalu?

Aku lihat Minnie menunjukan respon yang kecewa setelah mendengar pengakuan sang dokter yang ternyata sudah bertunangan. Dokter Choi pamit karena masih banyak pasien yang harus diperiksanya. Disusul Hankyung karena harus kembali mengurusi semua bisnisnya.

"Minnie-ah sudahlah lupakan keinginanmu untuk mengharapkan hal yang tidak mungkin dari dokter Choi" eomma mengusap punggung Minnie yang ada dalam pelukannya.

Aku yang sudah lepas dari infuse, menghampiri Minnie juga eomma

"banyak namja tampan dan baik yang bisa kamu temui diluar sana Minnie-ah! Dokter Choi bukan segalanya" aku menghibur Minnie

"buat eonnie menemukan 10 dokter CHoi sangatlah mudah. Lihat kecermin eonnie begitu cantik dan nyaris sempurna siapapun yang melihat eonnie aku yakin akan dengan mudah untuk bisa menyukai eonnie. Sementara aku, sudah 20 tahun hidup tidak pernah ada satu namjapun yang mencoba mendekatiku" keluh Minnie meneteskan air matanya

"Minnie-ah! Kamu tidak boleh mengatakan hal seperti itu. Ada banyak namja yang menyukaimu, kamu hanya saja terlalu tertutup sehingga kamu tidak menyadarinya" aku raih tangan Minnie untuk memberinya kepercayaan diri

"Minnie tidak ingin namja lain eonnie! Minnie hanya mencintai dokter CHoi" Minnie meneteskan air matanya dan menangis tersedu dipelukan eomma.

Aku yang memang sudah lama mengenal Minnie dan sudah mulai bisa membaca sifat Minnie, sepertinya perasaan Minnie terhadap dokter Choi bukanlah main – main. Minnie memang sangat menyukai dokter itu.

Selama hidup bersama denganku, Minnie memang tidak pernah membahas atau memperhatikan namja setampan apapun itu. Baru kali ini aku melihat Minnie menangis karena seorang namja

"tapi dokter itu sudah bertunangan Minnie-ah" eomma mencoba menyadarkan Minnie

"bertunangan bukan berarti akan menikah bukan? Aku masih punya kesempatan untuk mendapatkan cinta dokter CHoi" respon Minnie membuatku kaget.

Ekpresi wajah Minnie begitu berbeda dari dia biasanya, ekspresinya ini benar – benar bukan Minnie yang aku kenal.

Aku kembali berbaring dikasurku karena percuma saja aku menghibur atau menyadarkannya untuk melupakan dokter Choi. Aku jadi teringat oppa prince yang telah mencuri hatiku sejak aku masih kecil.

Lee Sungmin point of view

Aku masih terus saja ingat bagaimana dokter CHoi menatap dan mencuri pandang pada eonnie. Untuk pertama kalinya selama hidup bersama eonnie, aku sungguh kecewa dan sangat cemburu.

Eonnie dengan mudah bisa berteman dan dekat sekali dengan namja tampan dan popular disekolah juga dikampus aku tidak pernah merasa cemburu ataupun iri hati. Tapi kali ini, melihat dokter Choi sepertinya menaruh perhatian terhadap eonnie benar – benar telah membakar hatiku.

Ditambah kejujuran dokter Choi kalau dialah yang telah menolong eonnie dan dia telah memiliki tunangan, saat mendengar itu aku merasa hidupku akan segera berakhir.

Tuhan kenapa cinta yang aku miliki ini aku berikan pada namja yang tidak pantas buat yeoja yang banyak sekali memiliki kekurangan seperti aku ini? Kenapa aku mengkhayal terlalu tinggi? Apakah aku bisa mencintai namja lain selain dokter Choi?

Tapi jauh dalam lubuk hatiku berbisik kalau aku akan mendapatkan dokter Choi bahkan menikahinya bagaimanapun caranya aku harus mewujudkan mimpiku ini sebelum ajal menjemputku.

Choi Siwon point of view

Yeoja yang malam itu hampir saja bercinta denganku bernama Heechul itu ternyata adalah eonnie dari pasienku Minnie. Aku hampir lupa padahal pertama kali aku bertemu Minnie, dia sempat memamerkan foto eonnienya padaku. Kenapa setiap aku melihat Heechul aku sepertinya tidak asing dan dia tampak begitu akrab buatku.

Siapa dia sebenarnya? Aku langsung menyukainya sejak pertama kali melihatnya. Walau dia adalah seorang yeoja yang jauh dari kriteriaku tapi aku tetap saja menyukainya dan berharap untuk selalu bertemu dengannya. Sangat disayangkan, kebiasaan buruk Heechul yang gemar pergaulan malam, dunia gemerlap, mabuk dan party sangatlah jauh dari apa yang aku harapkan dari seorang yeoja.

Oh Cinderella sebenarnya kamu ada dimana? Jika saja saat itu kamu menyebutkan siapa namamu mungin aku tidak akan sesulit ini untuk bisa menemukanmu. Kenapa kenangan indah tentangmu tidak bisa hilang dari ingatanku.

Cincin yang dulu kita beli sama – sama masih aku simpan bahkan aku pakai hingga saat ini karena aku berharap bisa menemukanmu kembali. Kenapa pemilik cincin yang satu lagi bukan Heechul? Jika saja dia adalah Cinderellaku, maka aku akan sangat bahagia, karena aku sudah mulai menyukai Heechul.

Satu bulan berikutnya

Lee Sungmin point of view

Semakin lama aku menjadi semakin akrab dengan dokter Choi. Aku sudah jarang mengalami lagi pendarahan. Aku menjadi lebih rajin dan bersemangat kuliah dan kini aku sedang menyusun skripsiku.

Ditahun ketiga ini aku akan menyelesaikan pendidikan sarjanaku. Aku adalah satu dari 3 mahasiwa yang lulus cumlaude dikampus terkenal di Seoul ini. Sementara eonnie walau sudah tidak berteman lagi dengan Jessica juga Sunny masih saja tidak berubah.

Dia jarang datang kekampus dan selalu membolos dari kampus dengan banyak alasan. Entah kemana dia pergi setelah mengantarkan aku kekampus dia selalu pergi sendirian dan pulang malam hari terkadang dalam keadaan mabuk.

Eonnie selalu melakukannya saat appa sedang bertugas keluar negeri dan tentu saja appa tidak mengetahuinya karena aku dan eomma tidak pernah membocorkannya. Aku sering berfikir mungkin eonnie stress berat karena dia akan segera menikah dengan tuan muda Hankyung padahal hatinya sudah menjadi milik oppa Prince. Namja yang sudah mencuri hatinya. Aku kasian pada eonnie yang sengaja menghancurkan hidupnya, kuliahnya juga karier modelnya semata karena pelampiasan kekecewaannya terhadap appa.

Malam ini appa dan eomma akan mengadakan pesta pembukaan hotel baru milik appa yang bekerja sama dengan Hankyung didekat bandara Incheon. Appa secara khusus mengundang dokter Choi yang sudah dianggap sebagai keluarga.

Eomma sudah menyiapkan gaun indah untukku juga eonnie karena kami pasti akan menjadi pusat perhatian para tetamu terutama namja yang masih lajang. Aku hanya berharap dandanan cantikku hanya untuk dokter Choi semata.

Kami sudah berdandan cantik dan seperti biasanya eonnie jauh lebih cantik dan menarik dariku meskipun matanya sembab karena semalam dia menangis setelah bertengkar hebat dengan appa.

Banyak tamu yang sudah datang namun aku masih belum melihat dokter Choi diantara tamu – tamu itu. Eomma memintaku untuk memberikan hiburan untuk para tamu dengan permainan pianoku. Aku tidak sanggup menolaknya karena aku ingin membuat eomma dan appa bangga padaku.

Aku memainkan music Bethoven dan Bach disambut tepukan meriah dari para tamu. Saat aku selesai memainkannya aku memberikan anggukan pada tamu. Aku turun dari tempatku bermain piano lalu seorang namja menyambutku dangan mengulurkan tangannya.

Namja itu ternyata dokter CHoi yang datang begitu tampan memakai stelan jas berwarna abu dan dasi berwarna abu juga.

"saya tidak pernah menyangka permaianan piano kamu begitu hebat. Saya sangat merindukan mendiang eomma yang sudah berada disurga, permaian pianomu telah mengingatkan saya kepadanya" puji dokter Choi dengan ekpresi yang serius padaku

"gumawao kalau dokter menyukainya" jawabku kaku karena terlalu gugup berdiri berdekatan dengannya.

Appa memberikan sambutan pada semua tamu dan mengenalkan partnernya dalam pembangunan hotel yang baru ini. Appa mempersilahkan tuan Hankyung untuk naik keatas stage memberikan sambutannya.

Setelah tuan Hankyung memberikan sambutannya, appa mengumumkan tanggal dan hari pernikahan antara eonnie juga Hankyung kepada kami semua. Appa meminta eonnie untuk bergabung bersama keatas stage.

Eonnie tampak cantik sekali dan anggun walau tidak ada senyum yang tersungging dibibirnya, wajahnya begitu murung tidak ceria layaknya calon pengantin yang akan segera menikah.

Hankyung mencium kening eonnie dihadapan kami semua membuat dokter Choi tersedak saat dia minum winenya.

"dokter gwencana?" tanyaku khawatir

"gwencana" jawab dokter berusaha menelan

"Minnie-ssi kenapa saya tidak melihat keceriaan dalam wajah eonniemu? Bukankah seharusnya dia bahagia dengan tunangannya" dokter Choi tampaknya sangat penasaran dengan ekpresi eonnie

"karena eonnie tidak pernah mencintai calon suaminya itu. Appa memaksa dia menikah karena bisnis" jawabku sedikit kesal.

Dokter Choi tidak berkata apa – apa lagi sampai appa, eonnie dan tuan Hankyung turun dari stage bergabung dengan para tamu.

Aku lihat eonnie berjalan keluar ruang pesta menuju balkon. Aku yang memang mengkhawatirkannya segera mengikutinya, aku melihat eonnie menangis tersedu dan berusaha menyeka air matanya

"eonnie gwencana?" tanyaku pengusap punggungnya

"Minnie-ah kenapa kamu kesini? Bukankan kamu harus menemani tamu istimewamu?" eonnie menghapus air matanya

"dokter Choi sedang berbicang dengan eomma" jawabku

"apa eonnie sedih karena rencana pernikahan ini? Atau eonnie teringat dengan oppa Prince itu?" tanyaku penasaran

"mungkin teringat oppa Prince itu benar karena saat ini aku sungguh – sungguh merindukannya. Dan ada satuhal lagi yang membuat eonnie sedih, pernikahan dengan Hankyung sudah eonnie terima masalah cinta atau tidak itu bukanlah hal yang penting selama Hankyung bisa menyayangi eonnie dan membahagiakan eonnie" air mata eonnie kembali menetes

"lalu apa yang membuat eonnie sedih?" aku berikan dia sapu tangan milikku

"Hankyung bukanlah namja yang baik Minnie-ah. Eonnie beberapa hari kebelakang telah mengawasinya karena ada teman yang memberitahukan eonnie betapa tidah baiknya dia. Dia sudah memiliki anak diluar nikah bersama salah satu TV anchor distasiun televisi miliknya. Selain itu dia juga seorang player sejati, mengencani banyak yeoja muda dari mulai model cat walk, mahasiswi bahkan karyawatinya sendiri. Kamu tahu Sunny teman eonnie dulu? Dia salah satu korbannya dan terpaksa harus menggugurkan kandungannya karena Hankyung tidak bersedia untuk bertanggung jawab. Hankyung malah memberinya appartement dan mobil untuk menutup tuntutan yang Sunny ajukan" jawaban eonnie benar – benar mengejutkan

"jinja? Kenapa eonnie tidak memberitahukan appa tentang ini?" tanyaku pada eonnie

"percuma appa sudah tidak mempercayai eonnie apalagi sekarang surat peringatan DO dari kampus sudah sampai ketangan appa itu sebabnya appa mempercepat hari pernikahan kami" eonnie benar – benar membuatku semakin kaget.

Aku tidak pernah menyangka eonnie akan mengalami DO dari kampus juga harus menikahi namja brengsek seperti Hankyung. Aku ingin sekali menolongnya tapi apa daya aku tidak sanggup melakukan apapun untuk bisa mengurangi bebannya

"eonnie tunggu disini aku akan membawakan minuman agar eonnie lebih tenang" aku menawarkan jasa

"gumawao Minnie-ah" eonnie menatap jauh kedepan kearah dimana lampu kota tampak indah terlihat.

Choi Siwon point of view

Permaianan piano Minnie benar – benar telah mencairkan hatiku yang sudah beku. Dia begitu hebat sama seperti eomma dulu, dari dulu aku memang memimpikan memiliki kekasih yang pandai bermain piano sama seperti eomma. Aku menghadapi satu dilemma karena aku masih saja teringat cinta pertamaku Cinderella tapi aku juga tidak bisa menyangkal daya tarik dari Minnie.

Aku ingin mencari udara segar diluar karena aku merasa tidak nyaman bergabung dengan para pembisnis ini. Aku hanyalah seorang dokter specialist penyakit dalam tidak cocok memabahas masalah bisnis dan ekonomi.

Aku melihat Minnie sedang serius berbincang bersama Heechul eonnienya yang sepertinya sedang menangis. Aku mencoba mendekati kedua yeoja yang sempat menggetarkan hatiku itu. Aku duduk patung batu yang sengaja dibentuk seperti seorang eomma sedang duduk menggendong anaknya.

Sepertinya kedua adik kakak itu tidak menyadari kehadiranku disana, dengan jelas aku bisa mendengar percakapan mereka. Aku tidak menyangka Heechul sang yeoja yang cantik itu harus menikah dengan namja brengsek seperti Hankyung.

Aku lihat Minnie berlalu kembali masuk kedalam dan meninggalkan Heechul si princess sendirian. Aku putuskan untuk mendekatinya sekedar berbincang.

"anneyeo!" sapaku pada Heechul yang tampak kaget saat melihatku

"oh anneyeo dokter" balas Heechul menghapus air matanya

"gwencana? Apa kamu merasa tidak sehat" aku berpura – pura tidak tahu apa yang dia sedihkan

"gwencana! Miane karena saya belum sempat berterima kasih pada dokter yang telah menyelamatkan saya" Heechul tersenyum manis padaku

"saya hanya melakukan apa yang seharusnya seorang namja lakukan jika menemukan yeoja dalam keadaan bahaya" aku ikut memandangi lampu kota yang indah

"anda tahu kalau Minnie sangat mengagumi anda dok? Dia sering sekali menceritakan tentang anda. Dongsaeng saya itu tidak pernah memberikan perhatian pada namja manapun sebelum dia berjumpa dengan anda. Sepertinya Minnie sedang jatuh cinta pada anda" Heechul memberiku tatapan yang menusuk hatiku.

Entah kenapa tatapan matanya itu begitu mengingatkan aku akan sosok Cinderellaku

"ah anda berlebihan" aku balas tatapan Heechul dengan penuh makna.

Kami berdua saling menatap diam tanpa berkata apapun. Tatapan kami benar – benar mengandung makna yang dalam yang tidak bisa dilukiskan dengan kata – kata

"miane saya harus kembali masuk dok! Sekali lagi terima kasih banyak karena anda telah menolong saya" Heechul sepertinya berusaha menghindari dan mengontrol diri dari perasaan yang mungkin saat ini dia rasakan terhadap saya.

Aku terus pandangi langkahnya meninggalkanku lalu kembali masuk kedalam dan aku lihat dia berpapasan dengan Minnie dan berbicara sebentar pada dongsaengnya itu.

Minnie menghampiriku memberiku segelas wine yang tentu saja tadinya itu untuk Heechul

"eonnie bilang dokter sedang menunggu saya. Katanya ada yang ingin dokter bicarakan dengan saya?" ucapan Minnie benar – benar membuatku semakin tahu apa yang sedang Heechul hindari.

Aku tersenyum dalam hati betapa Heechul sangatlah menyayangi dongsaengnya ini dan dia rela mengorbankan perasaannya sendiri. Aku bukannya narsis atau over confident tapi aku adalah namja yang sudah sangat matang dan dewasa yang bisa membaca dan merasakan apa yang Heechul rasakan padaku.

Aku juga merasakan hal yang sama padanya, aku sudah menyukainya sejak malam itu dimana dia tidur dikamarku. Tapi pesona Minnie tidak bisa aku abaikan juga, dia adalah sosok yeoja yang mirip sekali dengan eomma.

"ya eonniemu benar ada yang ingin saya bicarakan dengan kamu Minnie. Kalau kamu ada waktu saya ingin mengundangmu untuk berkunjung appartement. Kamu jangan datang sendiri, bawa saja temanmu saya ingin sekali mendengarkan kamu bermain piano peninggalan eomma diappartement saya apa kamu bisa?" aku asal saja bicara karena tidak mau mengecewakan Minnie

"tentu saja! Jam berapa saya harus datang?" Tanya Minnie antusias sekali

"besok saya tidak ada praktek sore. Saya tugas pagi hingga sore hari jadi kamu bisa datang disore hari. Jangan lupa kamu harus minta ijin orang tuamu beritahu mereka kalau kamu hendak main ketempat saya" jawabku masing bingung dengan apa yang sudah aku bicarakan.

T B C