Disclaimer : Naruto punya Masashi Kishimoto
Rated : T
Genre : Adventure, Romance
Warning! : AU, OOC, typo, gaje, dll.
Happy Reading, minna-san^^
.
Di ruangan yang luas ini, seorang pria berhadapan dengan 2 agent berbeda genre. Menatap mereka serius dan tetap tidak beranjak dari tempat duduknya. Meja kerjanya dipenuhi oleh berbagai berkas-berkas bertumpuk. Keheningan yang sedari tadi terjadi akhirnya berakhir dengan keluarnya sebuah kalimat dari pria yang sepertinya berkuasa di sini.
"Jadi, Bagaimana?" tanya seorang pria berambut keperakan.
"A-ano,Kakashi-sama, kenapa harus kami?" seorang gadis berambut indigo ini membuka mulutnya yang sedari tadi terdiam menundukkan kepala.
"Karena, misi ini sangat cocok untuk kalian. Kalian itu bisa diandalkan dari pada yang lainnya. Makanya aku memberi kalian amanat untuk memenuhi sebuah permintaan di dalam kotak ini," kata Kakashi –pria berambut keperakan itu- sambil menepuk-tepuk tangan kanannya diatas kotak berukuran sedang berwarna coklat.
"Baiklah, kapan kami akan memulai misi ini?" tanya seorang lelaki berambut kuning yang berdiri di samping gadis berambut indigo.
"Besok pagi. Jam 08.00 kalian harus memulai misi itu. Ingat Naruto, Hinata, kalian harus menutupi identitas kalian, mulai besok kalian akan diincar. Perintah yang ada di dalam kotak ini harus benar-benar rahasia dan tidak boleh diketahui oleh siapapun. Jika ada satu orang saja yang mengetahui ini, nyawa kalian lah yang bisa menebusnya," kata Kakashi.
"Ha'i, Kakashi-sama!" seru mereka berdua.
"Sekarang, pergilah dari ruanganku," perintah Kakashi.
Hinata dan Naruto berbalik memunggungi atasan mereka dan pergi dari ruangan itu. Derap-derap kaki mereka menggema di tengah koridor yang sunyi ini. Hingga akhirnya suara baritone milik Naruto mencemari suara langkah kaki mereka.
"Hinata, apa kau siap dengan misi ini?" tanya Naruto.
"Aku siap, Naruto-kun," jawab Hinata.
"Kira-kira apa isi kotak itu ya?" Naruto mencoba menerka-nerka.
"Aku tidak tau, Naruto-kun. Mungkin kita akan mengetahuinya besok," kata Hinata.
"Ah, aku tidak sabar, Hinata. Mau ku antar pulang?" tawar Naruto.
BLUSH!
Hinata. Selalu begini kalau sudah dibuatnya melayang oleh sang pujaan yang kebetulan ada di sampingnya, Namikaze Naruto. Tak heran jika Hinata di juluki 'blushing girl' oleh Naruto. Ya, maklum lah. Cinta pada pandangan pertama. Bahkan Hinata masih ingat ketika mereka pertama kali bertemu di acara yang dibuat oleh teman mereka, birthday party Ino, sahabat karib Hinata.
"B-b-boleh, Naruto-kun," kata Hinata sambil tersenyum simpul.
"Ah, senyuman mu manis sekali, Hinata," puji Naruto. Ikut-ikutan blushing seperti Hinata.
BLUSH!
BRUK!
"Hinata! Hinata bangun! Kamu kok pingsan sih?!" Naruto panik melihat aksi Hinata. Dengan segera Naruto menggendong gadis itu dan membawanya pulang ke rumahnya.
.
Pagi yang damai membangunkan gadis ini dari tidurnya. Matahari bagaikan alarm yang bertugas membangun kan semua orang, termasuk gadis ini. Seberkas cahaya mentari menerobos kamarnya melalui celah jendela, mengenai wajah anggun sang gadis. Sukses membangunkan gadis ini dalam alam mimpinya. Hinata –gadis itu- bangkit dari tidurnya dan mengucek-ucek mata indah Lavender miliknya.
"Ugh… sudah pagi ya?" tanya Hinata entah kepada siapa.
Hinata memutar kepalanya kearah jam yang bertengger di sebelahnya. Sambil menggaruk-garuk rambut indigo nya yang acak-acakan. Matanya yang sayu kini berubah menjadi lebar. Selebar badan sapi. Melihat jarum jam sudah menunjukkan pukul 07.50.
"APA?! Astaga! Aku telaaattt!" pekik Hinata.
Dengan cepat dan terbirit-birit Hinata memasuki kamar mandi. Setelah itu mengganti bajunya dan langsung menyambar tas turquoise yang sudah terletak diatas mejanya. Kemudia berlari menuju garasi mobil. Bahkan ia tak menghiraukan sapaan dari kakaknya, Hyuuga Neji. Diakhiri dengan melesatnya mobil Hinata dari rumah minimalis keluarga Hyuuga itu.
.
TAP TAP TAP
Derap langkah kaki yang begitu kuat menggema di setiap tempat yang Hinata lewati. Berkali-kali dia menambrak beberapa orang yang lewat di sekitarnya, bahkan Hinata tidak meminta maaf kepada mereka saking telatnya Hinata ini. Dia juga tidak mengabaikan rok selututnya terbuka-buka akibat gerakan lututnya, juga blazer abu-abunya berkibar-kibar akibat angin yang Hinata buat.
'Sedikit lagi, Hinata,' batin Hinata menyemangati dirinya-sendiri.
TAP.
BRAK!
"Gomen ne, saya telat," Hinata ber-ojigi setelah ia membuka kasar pintu atasannya.
"Hn. Tidak apa-apa, belum lama kok!" Naruto menyengir kuda. Sedangkan Kakashi hanya menatap Hinata dengan tatapan sulit diartikan.
"Sudahlah, Hyuuga Hinata. Masuklah," perintah Kakashi. Hinata menuruti perintah Kakashi, berjalan menghadap kepada atasannya dan sekali lagi ber-ojigi.
"Baiklah, kalian akan memulai misi ini sekarang. Naruto, ambil kotak itu dan buka di saat kalian sedang berdua. Ingat, warna kotak adalah kode yang akan membawa kalian ke suatu tempat," perintah Kakashi lagi.
Naruto melangkah kan kakinya mendekati sebuah kotak berukuran sedang berwarna coklat. Mengambilnya dan membawa kotak dan memegangnya dengan kedua lengan kekarnya. Sementara Hinata, dia menatap Naruto dengan tatapan penasaran. Penasaran dengan kotak itu.
"Baiklah, laksanakan misi!" Naruto dan Hinata dengan segera meninggalkan ruangan Kakashi, membawa kotak itu di tempat yang sunyi, halaman belakang kantor tempat mereka bekerja.
.
Setelah sampai di halaman belakang, Naruto melirik sana-sinin memastikan tidak ada seorang pun selain mereka memastikan tempat, Naruto meletakkan kotak itu di tanah dan berjongkok di dekatnya, berusaha membuka kotak itu.
"Ayo kita buka, Hinata!" ajak Naruto.
"Hn. Tapi, Naruto-kun, sepertinya kotak ini di buka dengan kode rahasia," kata Hinata sambil mengamati kotak itu.
"Baiklah, ayo kita coba!" Naruto menekan tombol merah di sebelah layar kecil di atas tutup kotak itu.
"Enter the code, please."
Naruto dan Hinata berusaha mencari kode apa yang akan dimasukkan ke kotak itu. cukup lama mereka berfikir, hingga akhirnya Hinata mendapat sebuah ide di kepalanya.
"Naruto-kun, kau ingat dengan kata-kata Kakashi-sama? 'Ingat, warna kotak adalah kode yang akan membawa kalian ke suatu tempat.' Kau tidak merasa aneh dengan kata-kata itu?" tanya Hinata.
Naruto berpikir sebentar, lalu membuka mulutnya karena mendapati sesuatu dari yang ia pikirkan. "Tempat ya? Biasanya, misi kita itu selalu dimana?" tanya Naruto.
"Negara. Sebuah Negara," kata Hinata.
"Itu dia! Sekarang, Negara apa yang memiliki bendera warna coklat?"
Naruto dan Hinata berpikir keras untuk mencari sebuah kode. Cukup lama mereka berpikir, akhirnya yang mereka cari dapat juga. Hinata dan Naruto berpandangan sejenak, seolah apa yang mereka pikirkan sama.
"Latvia," jawab Hinata.
TIIT
"Please, try again."
Naruto menghela nafasnya, dia capek. Ya, otaknya sudah terkuras tetapi yang didapati bukan jawaban yang benar. Terpaksa, Hinata dan Naruto memutar otak mereka. Mencoba menerka-nerka kode apa yang benar.
"Naruto-kun, bagaimana kalau kita coba dengan Negara pembuat coklat?" usul Hinata.
"Hampir semua Negara memproduksi coklat, Hinata. Tapi, it's ok, kita coba saja," kata Naruto.
"Baiklah, Naruto-kun. Malaysia."
TIIT
"Please, try again."
"Singapore." Naruto mengusulkan jawabannya.
TIIT
"Please, try again."
Naruto membaringkan tubuhnya diatas hamparan rumput. Mengistirahatkan dirinya sejenak dari kepenatan hal sepele ini, masalah kode. Hinata hanya bisa menghela nafas. Wajahnya sedikit mengkerut marah, kesal karena mereka tidak menemukan jawaban yang benar hanya untuk sekotak kayu itu.
"Huh! Susah banget sih jawabannya! Kenapa nggak Negara pembuat jam seperti Swiss aj-"
TIIT
"The code is correct. Thank you."
Naruto dan Hinata berpandangan sejenak. Tak menyangka dengan kalimat yang keluar dari mulut mungil Hinata. Naruto langsung bangkit dan mendekati kotak itu, membuka kotak itu dengan perlahan. Ketika kotak itu terbuka sebuah benda terlihat di dalamnya. Sebuah…
TBC
Haah~~ selesai juga fic ini. Boleh curhat nggak? Author tiba-tiba menemukan ide seperti ini ketika author sedang melamun #dasar pengkhayal! Ngomong-ngomong, gomen ne kalau ada salah dan fic ini pendek *kebiasaannih! Need your review, readers!
