Rating : T (untuk saat ini)

Keterangan :

'Mind'


~Prolog~

.

.

"Menyedihkan" Zero berkata kepada dirinya sendiri. Dia kehilangan segalanya, orangtuanya, adiknya, bahkan gadis yang dia cintai.

Saat ini Zero berada di apartemen kecil yang dia beli setelah perang melawan Rido Kuran berakhir.

Dan itu sudah satu tahun telah berlalu, setiap hari Zero dihabiskan dengan kesepian dan rasa sakit. Zero bisa merasakan jika dirinya akan jatuh ke Level-E, itulah sebabnya saat ini dia mengurung dirinya di apartemen kecilnya menunggu kematiannya.

Namun sepertinya bahkan kematian sendiri tidak menginginkannya mengingat sudah berapa kali dia mengambil misi berbahaya yang pasti akan mengakibatkan dirinya terbunuh namun bukannya terbunuh tapi dirinya yang malah semakin terkenal dikalangan hunter.

Jadi disini Zero jika misi tidak bisa membunuhnya maka dia akan menciptakan kematiannya sendiri dengan menggunakan senjata miliknya.

"Selamat Tinggal" Zero berkata kepada dirinya sendiri sebelum menembakkan peluru Bloody Rose ke kepalanya sendiri


'gelap' Zero berpikir, walaupun dia bingung, bukannya seharusnya dia sudah meninggal dan mayatnya berubah menjadi abu. Lalu kenapa dia merasakan perasaan sesak seperti tenggelam.

'dimana aku? Kenapa tempat ini begitu gelap dan sempit' Zero berpikir kembali karena memang merasakan keterbatasan ruang disekitarnya.

'Cahaya?. Apakah itu jalan keluar' Zero kembali berpikir begitu dia melihat sebuah cahaya.

'Aku harus keluar dari sini' Zero berpikir sambil bergerak menuju cahaya.


"Aaaarrrgggghhhh, ap-apakah su-sudah" Shizuka berkata sambil terengah-engah. Saat ini dia sedang berada dikamar pribadi miliknya di manor Hio.

"Ayo Shizuka-sama kami sudah melihat kepalanya" Seorang wanita berkata kepada Shizuka Hio. Yep, Shizuka sedang melahirkan anak pertamanya. Dia begitu senang ketika mengetahui jika dia hamil anak kekasihnya, tapi dia tidak tahu jika melahirkan begitu menyakitkan bahkan untuk seorang vampir darahmurni. Shizuka saat ini sedang dibantu oleh dokter pribadinya untuk melahirkan bayinya.

"Hah Hah Hah, Aaarghhh" Shizuka kembali mendorong.

"Ya, terus Shizuka-sama" dokter yang membanti persalinan berkata. Shizuka yang mendengar dokternya pun terus berusaha mendorong sekuat tenaga, tak lama kemudian Shizuka bisa mendengar suara tangisan bayi yang memenuhi ruangan.

"Selamat Shizuka-sama, anda melahirkan putri yang cantik. Dia mirip sekali dengan anda" Dokter berkata sambil mengangkat bayi perempuan yang baru saja dilahirkan Shizuka.,

"Bawa kesini, aku ingin melihatnya" Shizuka memerintahkan. Dia menjadi bersemangat begitu mendengar apa yang dikatakan dokter tadi, seakan lupa jika dia baru saja selesai melahirkan.

"Disini Shizuka-sama" Dokter berkata sambil menyerahkan bayi perempuan yang masih tertutupi sedikit darah.

"Dia begitu cantik" Shizuka berkata setelah melihat putrinya. Rasa sakit yang dia rasakan tadi sudah menghilang begitu dia memegang putrinya.

"Dia begitu sempurna. Putriku Zero, Zero Hio" Shizuka kembali berkata sambil terus memegang putrinya. Shizuka bisa melihat jika putrinya mewarisi rambut peraknya dan Shizuka juga bisa merasakan jika Zero akan menjadi gadis yang paling cantik begitu dia dewasa.

Shizuka melihat jika bayi perempuannya mulai membuka matanya secara perlahan-lahan. Shizuka terkejut dengan mata yang dimiliki bayi perempuannya, bayinya memiliki mata bewarna lavender denga sedikit warna sakura yang terlihat seperti kristal di mata bayinya. Shizuka tahu jika warna sakura yang dimiliki bayinya diwarisi dari dirinya, tapi dari mana bayinya mewarisi mata lavender, mengingat tidak ada keluarga Hio yang memiliki mata bewarna lavender dan kekasihnya sendiri memiliki mata bewarna coklat.

Tapi Shizuka tidak peduli karena baginya bayinya adalah bayi tercantik di matanya dan akan selalu menjadi permatanya.

"Halo Zero, aku ibumu" Shizuka berkata sambil tersenyum lembut kepada putrinya. Shizuka tidak tahu apa yang terjadi karena tiba-tiba putrinya menangis begitu keras dan dia bingung apa yang harus dilakukan untuk membuat bayinya tenang.


'akhirnya aku keluar juga. Aku bersumpah tidak akan pernah memasukki tempat itu lagi' Zero berkata begitu dia keluar dari tempat yang sempit tadi. Walaupun Zero bisa merasakan jika tubuhnya saat ini sedang melayang dan jauh dari tanah. Dan Zero baru sadar jika dirinya saat ini sedang berada dalam gendongan seorang wanita yang tidak dia kenali.

"Selamat Shizuka-sama, anda melahirkan putri yang cantik. Dia mirip sekali dengan anda" Wanita itu berkata.

'Tunggu!? Shizuka!?. Dan apa maksudnya dia adalah putri?' Zero berkata dalam hati dan hendak memarahi wanita itu, Zero juga belum membuka matanya setelah dia keluar namun dia bisa merasakan jika tubuhnya jauh lebih kecil dan lemah.

'Tunggu sebentar, jangan bilang jika tempat tadi adalah...' Zero berpikir ngeri begitu dia mengetahui dimana dia berada tadi. Dan lebih buruknya lagi.

'Kenapa aku terlahir sebagai seorang bayi dan kenapa harus menjadi bayi Perempuan!' Zero kembali berpikir histeris karena bisa merasakan tubuhnya saat ini yang memang merupakan tubuh seorang bayi.

"Bawa kesini, aku ingin melihatnya" Zeo mendengar suara seorang wanita yang terdengar lembut ditelinganya.

"Disini Shizuka-sama" Wanita yang memegangnya berkata. Dan Zero bisa merasakan jika dirinya sedang berpindah tempat.

'Apakah dia ibunya' Zero berpikir begitu dia mencium aroma yang menenangkan dan dekapan hangat di tubuh bayinya. Zero belum mau membuka matanya

"Dia begitu cantik" Zero mendengar ibunya berkata nah setidaknya dia berpikir wanita itu ibunya.

"Dia begitu sempurna. Putriku Zero" Zero mendengar ibunya berkata lagi.

'nah, setidaknya aku tidak kehilangan nama asliku.'Zero berpikir begitu dia mendengar namanya.

Zero pun memutuskan untuk membuka matanya.

Setelah pandangannya menjadi jelas alangkah terkejutnya Zero begitu melihat siapa yang menahannya.

'Apa yang Shizuka Hio lakukan disini' Zero berpir ngeri begitu dia melihat siapa yang menahannya

"Halo Zero, aku ibumu" Suara yang sama yang dia mengira adalah suara ibunya terdengar dari Shizuka.

'Ok, ini adalah mimpi buruk, benar-benar mimpi buruk' Zero berpikir sambil mencoba menahan tangis yang akan keluar.

'aku tidak akan menangis, aku tidak akan menangis. Sial tubuh bayi' Zero berpikir terakhir kalinya. Sebelum Zero bisa menghentikan dirinya sendiri, dia sudah menangis begitu keras.

Zero juga bisa merasakan Shizuka yan panik untuk menenagngkannya.

'Hidup ku kacau' Zero berpikir disela-sela tangisannya.


~Tbc~

.

.

Please Review