Wedding Trouble
Author : Ayana Jung
Genre : hurt, romance, drama, Family
Rate : T+
Pairing : YunJae
Cast:
Kim Jaejoong ( yeoja )
Jung Yunho ( namja )
And The Other
Part : 1/?
Disclaimer : semua member milik Tuhan, Orang tua dan management nya masing-masing
Warning : GS. Ff ini Murni buatan saya . jalan ceritanya requestan dr my beloved friend Vebby yang minta dustain Appa aka Jung Yunho. .Hehehehe, , Typo bertebaran di mana-mana udah pasti, penulisannya sedikit ancur gegara ngebut, DON'T LIKE DON'T READ.
SUMMARY : Aku memang mencintaimu, sangat mencintaimu. Tetapi aku tak tahu bagai mana perasaan mu padaku. – Jung Yunho
~Happy Reading~
Yunho POV
Ku hela nafas lelah sambil melihat kerlip bintang di langit. Ku tatap kosong pemandangan indah kota seoul dari balkon kamar tempat ku berdiri, kini aku tengah memikirkan perjalanan hidupku, tentang perjalanan hidup pernikahanku yang sama sekali tidak di selimuti oleh cinta. Aku memang mencintainya, mencintai istri cantikku, tetapi tidak dengan dirinya. Aku tahu segala tentangnya, hobinya, kesukaannya, bahkan baju favoritnya meski semua itu kudapat dari ayah mertuaku, tetapi dia, dia bahkan tidak tahu secuil pun tentangku, apa perkerjaan ku, makanan kesukaan ku, karena lagi-lagi ku tahu bahwa dia sama sekali tidak pernah melihat keberadaanku.
#flashback On
" ah, nak Yunho sudah datang ternyata" sapa seorang pria paruh baya tersenyum kepada seorang pria berkaca mata tebal dengan sedikit kumis serta rambutnya yang terbelah tengah. Pria bermata musang dengan gaya jadulnya tersebut adalah yunho.
" N-Ne, Kim saenim" Yunho terlihat gugup karena sudah lama dia tidak berjumpa dengan Mr Kim, Dosen Favoritnya di kampus kala dirinya masih mengenyam ilmu pendidikan perkuliahan.
" Akh, jangan panggil aku seperti itu, aku bukan lagi guru mu dan kau juga bukan lagi muridku. . hahaha" ujar Mr Kim. " Gomawo sudah datang ke pesta pernikahan putri ku. Apa kau sudah melihatnya? Cantik bukan putri ku ?" lanjutnya dengan penuh semangat.
"M-Mianhae, tetapi aku baru saja sampai" melihat betapa semangatnya Mr Kim, Yunho hanya dapat menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
" Ahh Kau ini masih saja gugup seperti dulu hahaha... Kalau begitu mari. Akan ku tunjukkan betapa cantiknya putriku" Mr Kim sambil menarik tangan yunho dan melangkah menuju sebuah ruangan bernuansa pink dengan berbagai bunga lili menghiasinya.
'Malaikat' itulah kata yang terlintas di dalam benak Yunho begitu melihat betapa cantiknya wanita di hadapannya itu. Bibirnya yang semerah cery, bermata doe, dan kulitnya yang putih mulus bak mutiara. Ada sedikit getaran didalam diri Yunho tatkala melihatnya. Di sentuhnya sebelah kanan dadanya yang berdetak semakin cepat saat melihat makhluk ciptaan tuhan tersebut.
" Sayang perkenalkan, ini Jung Yunho. Dia murid kesayangan ayah ketika ayah tengah mengajar di Toho University. Dan Yunho~ah, dia putri tunggalku, Kim Jaejoong"
" Annyeonghaseyo. Kim Jaejoong imnida"
" Yeoppo " ujar Yunho dengan suara yang hampir tidak terdengar.
" Ne?"
" Ah... M-Maksud ku Yunho , Jung Yunho imnida" ucapnya dengan gugup.
Kemudian mereka pun berbincang-bincang riang meski sesungguhnya hanya Mr Kim lah yang terus saja berceloteh mengenai betapa pandainya seorang Jung Yunho meski penampilannya bisa di bilang nerd hingga membuat Jaejoong sedikit merajuk karena sang ayah sama sekali tidak membanggakan calon suaminya ke pada Yunho. Di sela-sela perbincangan mereka entah sadar atau tidak, mata musang milik Yunho tak pernah lepas dari malaikat bernama Kim Jaejoong. Hatinya terus berdetak tidak karuan, perasaannya terus meronta untuk memiliki wanita anggun bergaun putih tersebut. Namun Yunho sadar, wanita tersebut telah termiliki oleh orang lain. Cinta yang baru saja hadir di dalam hati Yunho langsung musnah begitu saja saat menyadari bahwa wanita tersebut akan mengucapkan janji pernikahan beberapa menit lagi.
.
.
.
.
" Mr. Kim Gawat" Teriak seorang pemuda berjas hitam sambil membuka kasar pintu berwarna putih tersebut membuat tiga orang yang tengah berbincang itu terkejut akan kedatangannya. Pemuda itu mendekati mereka dengan wajah pucat dan nafas yang tersendat-sendat " Ada yang gawat Mr Kim!"
" Apa maksudmu?"
" Mobil pengantin Pria mengalami kecelakaan dan seluruh penumpangnya tewas di tempat termasuk pengantin Pria nya"
" Mwo?" teriak Mr Kim, Yunho serta Jaejoong bersamaan. Syock, itu lah yang di rasakan oleh Jaejoong. Liquid bening jatuh dari kedua mutiara dan membasahi kedua pipi Jaejoong. Bagaimana bisa di saat seharusnya hari itu menjadi hari yang berbahagian, kini malah menjadi hari terburuk dimana kekasih yang Jaejoong cintai yang sebentar lagi akan menjadi suaminya malah pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya.
Disisi lain, Mr Kim hanya mampu memandangi kesedian sang putri dengan wajah pucat. Dadanya sesak mendengar bahwa seluruh besannya termasuk calon menantunya telah meninggal, seketika Mr Kim memegang dadanya dan keringat dingin pun mulai muncul di wajah sejanya.
Yunho yang berdiri di samping Mr Kim langsung meraih tubuh pria paruh baya tersebut agar tidak jatuh Kelantai yang dingin. Sedang Jaejoong langsung menggenggam tangan sang Ayah. Suasana yang tadinya bahagia kini menjadi mencekam. Jaejoong terus menangis sedang Yunho tidak mampu berkata apapun melihat situasi tersebut. Orang-orang mulai bermunculan dari arah pintu.
" Appa!" Lirih Jaejoong sambil berurai air mata.
" Joongie ~ah"
" Hikshiks. . . . Ku mohon Appa jangan bicara. . . . . hiks hiks hiks. . . !" Nafas Mr Kim mulai tidak beraturan, wajahnya semakin memucat dan Jaejoong pun mulai cemas akan ke adaan Mr Kim. Mata Mr Kim mulai terpejam tak kuat menahan rasa sakit di dadanya. " KU MOHON SIAPA PUN CEPAT TELEPHON AMBULANCE?!" teriak jaejoong panik.
Mendengar kepanikan Jaejoong, Yunho langsung berinisiatif mengelus bahu kanan Jaejoong berharap wanita di hadapannya itu sedikit tenang dan kemudian berhasil. Jaejoong mampu mengusai dirinya meski dengan rasa tidak nyaman akibat sentuhan dari Yunho yang merupakan pria asing yang baru saja di kenalkan oleh ayahnya.
" Yunho~ah, Ku mohon dengarkanlah. . . . aku... mempunyai ... satu permintaan" ujar Mr Kim di tengah-tengah kesadarannya.
" Appa!"
" Yunho~ah. . . . Ku mohon Jagalah putri Ku" Mr Kim tak menghiraukan ucapan Jaejoong. Dia malah meraih tangan kanan Jaejoong dan Yunho, kemudian menyatukan kedua tangan tersebut di dalam genggaman tangannya. Jaejooong dan Yunho pun saling merilik satu sama lain, tidak mengerti maksud dari Mr Kim. " Jaejoong. . . . Putriku. . . tidak memiliki siapapun kecuali aku. . . . . waktu ku sudah tidak banyak lagi. . . Ku mohon menikahlah dengan putriku. . tak ada. . . tidak ada orang yang dapat ku percaya selain dirimu. . . Ku mohon Yunho~ah" kemudian tangan Mr Kim pun terkulai dan secara perlahan mulai menutup kelopak matanya.
.
.
.
.
Ketegangan semakin menyeruak didalam hati Jaejoong saat hampir lebih dari sejam lampu di depan ruang operasi Mr Kim menyala merah tanda bahwa operasi baru saja akan di mulai. Terpancar raut kekhawatiran di wajah Jaejoong. Tangannya terkepal erat hinggan kuku-kuku di jari tanganya dapat melukai telapak tanganya sendiri. Entah bagaimana menggambarkan suasana hati Jaejoong saat ini. Bahkan Jaejoong tak sadar bahwa sekarang dirinya masih mengenakan gaun pengantin dengan mahkota mutiara bertudung putih di belakang kepalanya
Baru satu setengah jam yang lalu dirinya menerima informasi bahwa calon suaminya pergi meninggalkan dirinya didunia ini bersama dengan keluarganya, sekarang Mr Kim atau ayah yang sangat di cintainya harus ikut meregang nyawa mendengar berita buruk tersebut. Padahal hanya Mr kim lah satu-satunya harta berharga yang dimilikinya karena sang ibu telah meninggal ketika melahirkannya.
Detik demi detik pun berlalu, namun tak ada tanda-tanda lampu ruang operasi berubah hijau yang menandakan operasi telah selesai. Kegundahan hati Jaejoong membuatnya tak sadar bahwa di sudut kanan depan ruang operasi ada Yunho yang tengah memperhatikan dirinya. Entah apa yang ada di dalam benak Yunho, namun dia terus memikir kan Kata-kata yang di ucapkan Mr Kim tiga pulu menit sebelum kedatangan mobil ambulance. Setiap perkataan Mr Kim terus terngiang di telinga Yunho.
Yunho akui bahwa dia memang mencintai Jaejoong saat pertama kali melihatnya, tetapi yunho tidak yakin mampu melaksanakan ke inginan Mr Kim apalagi Jaejoong baru saja di tinggal pergi oleh pria pujaannya dan mereka pun tidak saling mengenal. Yunho Juga tidak yakin Jaejoong akan menyukai dirinya yang bahkan terlihat cupu dengan kaca mata tebal serta ramput klimis terbelah tengah.
Bruk
Suara benda jatuh menyadarkan Yunho dari lamunannya, dilihatnya Jaejoong tengah berjalan tergesa-gesa menghampiri pintu ruang operasi yang baru saja terbuka hingga membuat mahkota di kepala Jaejoong terjatuh. Yunho tak sadar bahwa lampu sudah berganti hijau.
" Bagaimana keadaan Ayah saya Uisanim? Apakah dia baik-baik saja? " tanya jaejoong dengan sedikit tidak sabar.
" Apakah Anda keluarga Mr Kim Hyunjoong?"
" Ne, saya putrinya. Saya Kim Jaejoong."
" Apakah Anda mengenal orang yang bernama Jung Yunho?"
" Jung Yunho? Nugu?" Jaejoong tidak mengerti dengan maksud Dokter. Jaejoong merasa tidak memiliki saudara yang bernama Yunho, tapi Jaejoong merasa sedikit familiar dengan nama tersebut.
" Sa. . ssa. . saya yang bernama Jung Yunho Uisanim" ucap Yunho dengan terbata-bata, membuat Jaejoong menoleh ke belakang. ' pantas saja aku merasa familiar' pikir Jaejoong.
" A-Ada. . y-yang bisa saya b-bantu Uisanim?" melihat garis wajah sang dokter, Yunho yakin bahwa akan ada sesuatu yang buruk akan terjadi.
" Sebelumnya saya Mohon maaf Nona, Tuan, " Terdengar helaan nafas dari dokter tersebut, kemudian di tatapnya yunho dan Jaejoong secara bergantian.
" Maksud Uisa?"
" Mr Kim sempat tersadar dan menyebutkan nama Jung Yunho sebelum akhirnya Mr Kim mengalami Sudden Cardiac Death. Fibrilasi Ventrikel Mr Kim secara mendadak tidak memompa darah tetapi hanya mampu menggelepar-gelepar. Kami sudah melakukan kejut listrik untuk mengembalikan irama jantung serta berbagai cara lainnya. Hanya saja sudah terlambat" sesal sang dokter. "Dengan sangat menyesal kami nyatakan Mr Kim telah meninggal"
" Appa !" lirih Jaejoong. Begitu mendengar pernyataan dokter, tubuh Jaejoong seakan tidak bertulang. Jaejoong limbung dan hampir saja terjatuh seandainya Yunho tidak langsung memegang bahunya. Semenit kemudian hanya kegelapan yang dapat Jaejoong rasakan.
.
.
.
.
Keesokkan harinya, upacara pemakaman Mr Kim pun berlangsung. Tidak ada sanak saudara Jaejoong yang hadir karena garis keturunan di dalam keluarga Jaejoong semuanya merupakan anak tunggal baik itu dari ayah, ibu, kakek maupun nenek. Hanya ada beberapa kerabat dan kolega mereka yang hadir didalam upacara tersebut.
Di depan iring-iringan Jasad Mr Kim, Yunho tengah berjalan sambil membawa foto Mr Kim yang tengah tersenyum. Sedangkan di belakang iring-iringan Jaejoong hanya bisa tertunduk menangis meski tidak ada suara isak tangis dari ceri lipnya.
Dari semua yang hadir di upacara pemakaman tersebut, hanya Yunho satu-satunya orang yeng terus berada disisi Jaejoong. Bahkan Yunho pun membantu menyalami tamu yang baru saja datang untuk berbela sungkawa melihat kondisi Jaejoong yang sudah tidak memungkinkan untuk melakukannya.
Begitu upacara tersebut selesai dan jasad Mr Kim telah di kremasi. Sesuai dengan permintaan terakhir Mr Kim, Yunho dan Jaejoong pun melangsungkan pernikahan meski dengan suasana yang sangat sederhana. Biasanya pernikahan selalu di penuhi oleh isak tangis dan senyum bahagia, namun tidak untuk keduanya. Tidak ada senyum bahagia dari keduanya. Pernikahan mereka pun tidak dihadiri oleh siapapun kecuali sang pendeta dan beberapa pengurus Gereja.
Prosesi pernikahan tersebut memang berlangsung khitmad, namun tatapan Jaejoong seolah kosong. Ingin sekali Yunho memeluk istri barunya tersebut, memberinya sandaran dan berkata bahwa sekarang dirinya tidak sendirian. Namun Yunho sama sekali tidak berani, dan hanya bisa diam melihat keterdiaman Jaejoong.
Yunho langsung membawa serta Jaejoong ke Seoul begitu pernikahan mereka selesai. Suasana di dalam mobil Yunho sangat canggung. Yunho yang sibuk menyetir sedangkan Jaejoong lebih memilih menatap keluar jendela kaca mobil.
Ingin sekali Yunho mengajak Jaejoong setidaknya berbincang ringan, akan tetapi Yunho tidak bisa. Dia bingung untuk memulai dari mana.
.
.
.
.
"I-ini r-rumah ku. . ." ujar Yunho canggung kemudian mempersilahkan Jaejoong berjalan terlebih dahulu. Jaejoong memperhatikan setiap sudut rumah Yunho sambil terus terdiam. Beberapa pelayan datang menyambut mereka, namun ketika salah seorang pelayan hendak membawa koper yang tengah di penggang oleh Yunho, Yunho pun melirikkan matanya seolah berkata tidak.
Rumah Yunho memang bukan termasuk rumah sederhana. Halaman rumah tersebut cukup luas dengan berbagai tanaman mengihiasi pekarangnya , didalam rumah tersebut juga cukup mencengangkan bagi Jaejoong karena fasilitas mewah seperti kursi, almeri, sofa, dan berbagai dekorasi mahal lainnya. Ditambah beberapa pelayan yang langsung menyambut mereka. Jika Jaejoong tidak salah tebak, ada sekotar 7 orang jumlah pelayan dirumah tersebut. Siapa sebenarnya Yunho? Kenapa pria nerd yang baru saja dinikahinya itu bisa memiliki rumah sebesar ini? Sekiranya itulah pertanyaan yang ada di dalam benak Jaejoong.
"D-disini ada b-berapa kamar" Yunho menuntun Jaejoong untuk naik ke lantai dua sambil menarik beberapa koper baju mereka. " I-ini kamar ku, dan didapan kamarku ada dua kamar kosong. D-dibawah juga ada t-tapi khusus pengurus r-rumah ini. K-kau bebas memilih yang kau mau" lanjutnya.
Jaejoong terdiam sambil melirik kedua pintu kamar yang saling berhadapan tersebut lalu tanpa sepatah katapun Jaejoong melangkah ke pintu kamar sebelah kiri yang bukan kamar Yunho sambil menarik koper merahnya kemudian menutup rapat pintu menoleh sedikitpun ke arah Yunho.
Yunho hanya mampu menatap nanar pintu kamar yang telah di pilih Jaejoong. Didalam benaknya, Yunho berharap jika pintu yang akan Jaejoong akan pilih adalah pintu sebelah kanan alias kamarnya sendiri. Namun Yunho sadar, mereka baru saja berkenalan dan tidak saling mencintai kecuali yunho yang memang sudah jatuh hati kepada istrinya tersebut kemudian takdir membawa mereka dalam situasi yang mengharuskan mereka hidup satu atap dalam sebuah hubungan status suami istri. Menyedihkan namun itulah kenyataan.
#Flashback Off
.
.
.
Dari situlah awal kisah ku di mulai. Setiap hari harus ku jalanin penuh dengan kecanggungan antara aku dan juga Jaejoong. Jaejoong sama sekali tidak penah keluar kamar jika memang menurutnya tidak perlu. Keseharianku sama seperti saat aku masih sendiri, sarapan di meja makan sendirian, menonton tv sendrian, bahkan tidur pun sedirian. Terlihat menyedihkan bukan jika melihatku yang sudah berstatus suami orang.
TBC
Ada yang penasaran?
Ada yang tahu nanti bagai mana jalan cerita mereka?
Ada yang bisa nebak karakter Yunho?
Siapa Yunho sebenarnya?
Hahaha jawabannya ada di next part...
