Hari ini tanggal 2 juni 2017, aku harus datang untuk menghadiri undangan dari presiden jepang, katanya untuk membicarakan masalah tentang bagaimana cara mengatasi orang orang yang menyalah gunakan kemampuannya.
Saat kulihat jam, waktu masih menunjukan pukul 7 pagi, masih ada waktu sekitar 3 jam lagi untuk pertemuan dengan presiden. Jadi kuputuskan untuk berjalan jalan dulu di kota. Soalnya aku sering berpikir, ternyata kota tokyo lebih indah dalam versi ini dari pada tokyo dulu. Ya pokoknya enak untuk jadi tempat berjalan santai.
Setelah berdandan ala kesatria fantasi selesai, dengan sebuah pedang besar yang menempel di punggung yang memberikan kesan sangat cool,. Aku berharap saat berjalan jalan di kota nanti akan ada wanita yang tertarik dengan ku ini. Di usia ku yang sudah mencapai 20 tahun aku sama sekali belum pernah merasakan punya pasangan, sungguh malang nasib ini. Setelah selesai memastikan pakaian yang kupakai sudah ok. Aku berjalan menuju pintu kamar, setelah sampai aku putar knop pintunya agar terbuka. Pintupun terbuka, aku langsung melangkahkan kakiku keluar dari kamar, lalu berjalan menuju tangga. Kebetulan kamarku berada di lantai dua jadi aku harus menuruni tangga untuk mencapai pintu depan.
Baru setengah dari perjalan ku menuruni tangga, aku mendengar suara orang yang sedang berbincang bincang. Sepertinya ayah dan ibuku sedang bermesraan diruang keluarga. Setelah selesai menuruni tangga, aku berdiri sambil melihat kedua orang tuaku yang terlihat bahagia, meskipun dunia tempat kita tinggali sudah berubah. Aku harap keluargaku terus bahagian seperti ini.
Sepertinya ibu menyadari keberadaan ku, ia berdiri dari kursinya dan langsung membalikan badannya kearah ku. Sambil memberikan senyum hangatnya yang membuat ku senang.
"Oh, pagi Naruto anak ku tersayang, "
"Ah,,, pagi juga ibu." Sambil tersenyum.
"Naruto mau kemana kamu pagi pagi seperti ini? Bukannya undangan presiden masih lama?"
"Ya, aku tau ayah. Aku hanya ingin jalan jalan di kota sebentar, sambil menunggu jam pertemuannya."
Ibu berbisik ditelinga ayah sambil senyum senyum, aku sedikit curiga sebenarnya apa yang di bisikan ibu ke ayah,
"Kalau gitu aku pergi dulu ya."
"Naruto!"
Baru saja mau meninggalkan rumah tiba tiba saja ayah memanggilku, ada apalagi.
"Ada apa ayah,,,? "
"Semoga berhasil berhasil menemukan wanita yang cantik, ok"
Apa apaan ayah itu. Karena malu aku langsung pergi saja. Jadi itu yang dibisikan ibu. Ibu memang hebat, bisa mengerti isi hati anaknya. …
Sudah 15 menit berlalu sejak meninggalkan rumah. Aku sekarang sudah berada disalah satu taman yang berada di kota Tokyo. Karena ukuranya cukup kecil, suasanya jadi tidak terlalu ramai. Tapi kenapa aku malah memilih taman ini?, bukanya tujuan ku untuk mencari wanita cantik. Di sini emang ada wanita, tapi sudah ibu ibu dan nenek nenek. Suara hatiku, kenapa engkau malah membawa ku ke sini, seharusnya engkau membawaku ke tempat yang lebih baik.
Dengan sedikit berat hati dan rasa lelah yang sudah terasa. Aku mencoba mencari tempat duduk yang masih kosong, untuk meredakan rasa lelah yang terasa. Lalu untuk membunuh waktu agar berlalu sedikit lebih cepat. Dan jika beruntung, mungkin aku akan menemukan jodohku disini. Setelah melihat ke seluruh area taman, mataku akhirnya menemukan bangku taman yang masih kosong. Karena takut ada yang duduk mendahului ku, aku berjalan lebih cepat ke arah bangku taman yang jaraknya tidak terlalu jauh.
Sekarang aku sudah sampai, untung aku mempercepat langlahku. Saat setelah aku sampai, aku melihat ada pria yang juga berjalan ke arah bangku incaranku ini. Tapi ia malah berbalik arah setelah melihat ku akan duduk.
Bangku ini cukup nyaman untuk dijadikan tempat istirahat. Soalnya tepat di depannya ada kolam ikan, terus di belakangnya terdapat barisan bunga yang indah tertata sangat rapi. Tak heran kebanyakan yang mengujungi taman ini adalah orang orang yang sudah tua.
Rasa nyaman mulai terasa, hembusan angin pagi yang segar menerpa wajahku. Sinar matahari yang turun ke bumi masih terasa sangat hangat. Kombinasi suasana seperti membuat mataku mulai terasa berat, padahal ini masih pagi tapi aku malah ingin kembali masuk ke dunia mimpi dengan cara kembali tidur. Rasa kantuk yang kurasakan terlalu besar, jadi sepertinya percuma untuk melawan. Sepertinya tidur sebentar tidak jadi masalah, lagian masih ada waktu. Aku harus memposisikan duduk ku senyaman mungkin, agar tidur ku nyaman. Dan sekarang aku sudah nyaman, aku mulai menutup mataku secara perlahan hingga kegelapan mulai terlihat dan mengantarkanku kedunia mimpi.
font face="Nimbus Mono L, monospace"span lang="zh-CN"﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏/span/font
"A-anu. Permisi!"
Suara siapa ini? Sepertinya suara wanita dan terdengar sangat lembut ditelinga. Apa mungkin ini suara bidadari. Tapi tidak mungkin, soalnya aku belum mati. Kalau sudah mati baru aku bisa mendengar suara bidadari. Lagian aku hanya sedang tidur, mana mungkin aku mati. Pasti ini suara mimpiku.
"Pe-permisi!"
Ueh,, suara indah ini terdengar lagi. Waah, apa mungkin aku tertidur sampe ajal ku menjemput. Aku harus segera membuka mataku untuk memastikan aku masih hidup apa tidak. Jika bidadari ada di depan ku, berarti aku sudah mati. secara perlahan aku membuka mata, tapi pandangan ku masih belum jelas. Samar samar aku melihat ada sosok yang berdiri tepat di depan ku. Sosok itu sekarang mulai terlihat seperti wanita.
Sekarang pandangan ku sudah jelas, aku benar benar terkejut. Yang berdiri di depanku ternyata sosok wanita yang sangat cantik.
"WAWAAAAAAAAAAH. Ternyata aku sudah mati. Ada bidadari tepat di pepan ku. Sial kenapa ini bisa terjadi? Oh Tuhan kenapa engkau mengambil nyawaku? Setidaknya tunggu sampai aku menikah baru engkau mengambil nyawa ku ini!"
Aku langsung meraih lengan bidadari yang sedang berdiri di depan ku, aku ingin tau bagaimana cara ku mati. Oh luar biasa, lengannya begitu begitu halus dan putih bagaikan salju. Jadi seperti inikah lengan bidadari. Aku mengalihkan tatapan ku dari lengan menuju wajahnya. Ternyata wajahnyapun tak kalah indah. Sangat halus di tambah sepasang mata yang bercahaya lalu rambut panjangnya terurai indah..
"Nah, nona bidadari kamu tau kenapa aku bisa mati?.."
"Eh. Mati?."
"Iya! Kau kan bidadari pasti tau..."
"A-aku bukan bidadari..."
"Tidak mungkin, takan ada wanita yang begitu cantik di dunia ini kecuali bidadari..."
Ah sial, kenapa ia malah tersipu malu. Aku jadi ingin memakannya, eh maksudku memilikinya.
"Tapi aku benar benar bukan bidadari. Aku manusia."
"Jadi aku belum mati?"
"Tentu saja. Kita masih di Bumi,"
Gaaaahhhh,, kenapa aku malah bersikap aneh seperti ini. Kenapa aku bisa berbpikir aku sudah mati. Karena dia sangat cantik jadi ku kira dia itu bidadari lalu aku kira aku sudah mati. Mau kemanakan muka ku ini, aku benar benar sangat malu. Ya aku harus minta maaf.
"Ma-maafkan aku, aku sudah melakukan hal bodoh padamu. Sekali lagi aku minta"
Aku mencoba meminta maaf. Meskipun aku tidak mengharapkan ia mau memaafkanku.
"Ya, aku maafkan."
Apa aku tidak salah dengar, dia memaafkan ku. Bukan hanya luarnya saja, tapi dalamnya juga cantik.
"Ehn. Terimakasih."
"Oh iya, tadi kamu memanggilku kan? apa kamu butuh bantuan?" Tanya ku.
"Begini,,,,,"
Dia pun menjelaskan permasalahannya pada ku. Katanya dia tersesat, ia ingin mencari alamat kantor presiden tapi malah berputar putar tidak jelas. Lalu dia tidak sengaja melihat ku juga punya undangan yang sama, jadi dia pikir aku bisa membantunya. Dengan senang hati aku pasti akan membantunya.
"Kebetulan tujuanku juga kesana, baiklah kita pergi bersama."
