I Can't Stop
Author: Indiah Rahmawati
Cast:
-Ohh Sehun
-Xi Luhan
-Wu Yifan
-other member Exo
Rating: T (sedikit adegan M)
Genre: Hurt/Comfort, Drama
Disclaimer: cerita ini murni punya saya. Member Exo milik tuhan, orang tua mereka dan agensi mereka, saya hanya meminjam nama mereka saja.
Summary: Ohh Sehun mantan Xi Luhan yang tak bias melupakan sosok mantannya itu. Bahkan saat Luhan sudah memiliki pacar bernama Kris, Sehun masih selalu disamping Luhan, bahkan tau rahasia Kris yang sebenarnya.
WARNING: yang gak suka Yaoi exo silakan keluar saya tak memaksa anda untuk membaca ff ini. Typo bertebaran dan jangan salahkan saya kalau ceritanya gak jelas.
.
.
.
.
Happy Reading~~
.
.
.
.
[Jum'at, Pukul 08.00
Diruang potret dilantai tiga]
Seorang namja tampak memotret seseorang dari kejauhan. Ia sibuk dengan kameranya itu, bahkan sesekali melihat aktifitas orang yang sedang ia foto. Lalu seseorang memegang pundaknya dari belakang. "yo… Sehun…"
"Kai… pagi…" kata namja bernama Ohh Sehun itu
"pagi-pagi begini sudah memotret?" kata Kai berdiri disamping Sehun. Dan melihat apa yang Sehun foto "kau memotret dia lagi? Kau sudah putus dengannya…" kata Kai
"kau siapa? Mengatur apa yang ku potret dan siapa yang kupotret?" kata Sehun sedikit kesal
"mian… tapi kalau terus begini kau tak akan bias melupakannya…" kata Kai
Sehun menghela nafasnya. "kelihatannya aku memang tak bias melupakannya… Kai-ah…" kata Sehun melihat orang yang ia foto tadi. Orang ia foto adalah mantannya Xi Luhan. Hubungan mereka sangat baik sampai orang tua Luhan tak mengizinkan anaknya untuk berpacaran dengan Sehun, itu sebabnya mereka putus dan Luhan perlahan menjauhi Sehun, itu semua demi kebaikan Sehun juga, tapi Sehun tak bias lepas dari Luhan.
"ya… semua terserah padamu…" kata Kai, lalu ia melihat Luhan bersama seseorang "lalu Kris? Apa yang akan kau lakukan padanya?" Tanya Kai
"jika aku bisa aku ingin sekali merusak wajah brekseknya itu…." Kata Sehun
"wah wah… " kata Kai mengangguk. Memang sejak putus dari Luhan, orang tua Luhan menjodohkan Luhan dengan Kris, tapi hanya Sehun yang tau kalau Kris sama sekali tak serius dengan Luhan. Kris sudah punya pacar lebih dulu dari Luhan, sampai sekarang Kris masih berhubungan dengan pacaranya tu. "semangat ya…" kata Kai
"hey… itu Kyungsoo…" kata Sehun
"ah…. Iya itu dia…" kata Kai lemas
"wae? Biasanya kau semangat…" kata Sehun bingung
"kami sedang marahan… aku ingin membuat kejutan untuknya… semoga saja itu berhasil…" kata Kai
"Aku iri denganmu…." Kata Sehun, Kai melihat kearah Sehun "hubungan kalian tak direstui, tapi kalian memaksa dan akhirnya Kyungsoo memilih kabur dari rumah dan tinggal denganmu…" kata Sehun
"awalnya aku memintanya untuk pulang, tapi melihat wajahnya yang berlinang air mata aku jadi tak tega… jadi yah… kami hidup sampai sekarang…" kata Kai melihat Kyungsoo
"haah… pertahankan hubungan kalian…. Aku pergi dulu ya… titip kameraku…" kata Sehun berjalan sambil meletakkan kameranya dimeja, dan berjalan keluar. Kai hanya melihatnya, dan menghela nafasnya….
.
.
.
.
.
Sehun berjalan menuju kelasnya melewati lorong sekolah, lalu di arah berlawanan terlihat Luhan yang mebawa sebuah buku. Mereka saling bertatapan,tinggal beberapa senti lagi mereka akan saling bertemu, tapi mereka hanya lewat begitu saja dan perlahan jarak mereka semakin jauh. Sehun berhenti dan langsung memukul tembok yang ada disampingnya, kesal mulai merasuki pikirannya, sedang Luhan langsung berhenti, kakinya lemas dan ia bersandar pada tembok, pikirannya sangat kacau tadi. Sebenarnya mereka masih saling menyukai, tapi begitulah Luhan tak mau Sehun terluka.
Sehun memasuki ruang kelasnya, terlihat Chanyeol dan Baekhyun yang tengah bertengkar. "sudah kubilang warnya harus biru!" kata Chanyeol
"tapi warna itu tak sesuai dengan artikelnya… lebih baik hijau atau kuning!" balas Baekhyun
"ada apa ini?" Tanya Sehun
"ini Baekhyun tak mau mendengarkan saranku untuk background artikelnya!" kata Chanyeol
"coba kulihat" Sehun mengambil artikle Baekhyun seenaknya, lalu membacanya "kalian bertengkar hanya karena artikel bodoh ini?" Tanya Sehun
"yak! Ini artikel penting!" kata Baekhyun mengambil kembali artikelnya
"kalau mau dengar saranku, gunakan warna netral seperti putih atau hitam, jadi bisa dihias. Hanya karena itu kalian bertengkar…." Kata Sehun. Mereka berdua langsung terdiam "oh iya! Lihat Tao tidak?"
"dia dikantin…" kata Chanyeol. Sehun segera menuju kesana. Ia tak peduli akhir dari pertengkaran dua orang itu, paling akan berbaikan dan mengumbar kemesraan mereka didepan semua orang. Sehun sampai dikantin, dan melihat Tao. Ia segera menuju kesana, tapi langkahnya terhenti saat melihat seseorang, itu Kris?! Jadi mereka berdua pacaran? Sehun melihat kekanan dan kekiri lalu berjalan ketempat Lay dan Suho dan langsung duduk disana
"sedang apa kau disini?" Tanya Suho
"hyung kalian tahu soal Kris dan Tao?" Tanya Sehun. Kedua orang itu saling berpandangan dan mengangguk "mwoya?! Lalu Luhan dan Kris?" Tanya Sehun lagi
"sudah pasti kami tau!" kata Suho
"karena itu kami tak bilang apa-apa ke Luhan hyung dan Kau. Kami tak mau ada yang terluka disini makanya kami berdua hanya diam" kata Lay menunduk
"Lay hyung, kau teman Luhan hyung… kejam sekali kau ini…" kata Sehun
"aku memang kejam…." Kata Lay menunduk, ia sedih kalau mengetauhinya
PLETAK!
Tiba-tiba Suo memukul kepala Sehun "enak saja! Bilang Lay-ei ku kejam! Ini semua juga demi kebaikan mu dan Luhan hyung… kau pikir seperti apa perasaan Luhan hyung jika tau semua ini?!" kata Suho. Sehun kembali berfikir sambil mengusap kepalanya, lalu ia menghela nafasnya dan menunduk. (sepertinya pukulan Suho berhasil membuat otak Sehun berputar kembali)
"sudahlah… oh iya! Sehun-ah…. Kau diminta ikut pertandingan nanti Siang digedung olah raga" kata Lay menyampaikan pesan Kai
"heeh?! Aku sudah bilang ke Chanyeol hyung aku tak mau… sebelum ke ruang pemotretan tadi pagi" kata Sehun
"entah…. Mungkin Kai mendaftarkanmu sesukanya" kata Lay. Sehun terlihat kesal, tapi apa boleh buat, ia harus ikut mau tak mau.
.
.
.
.
[Pukul 11.00
Digedung olahraga]
Sehun bersia-siap, lalu ia melihat kebangku penonton timnya biasanya Luhan akan menontonnya dari sana. Sekarang seluruhnya kosong, lalu ia melihat bangku penonton tim lawan disana ada Luhan yang melihat seseorang, jelas saja tim lawannya ada Kris. Sehun kembali melihat bangku penonton tim lawan, di pintu terlihat Tao. Sehun tersenyum miring.
Permainan dimulai, Kai membawa bola kedepan ring tanpa mengoper sedikit pun, lalu seseorang menghalanginya untuk melempar, lalu Kai melihat Sehun kosong ia melempar keSehun dan dengan kesempatan itu tim Sehun mendapat satu angka. Permainan terus berlanjut, akhirnya kedua tim mendapat angka yang sama. Kris membawa bola, lalu Sehun menghalaninya "beruntung sekali dirimu" kata Sehun disela-sela perebutan bola itu
Kris melihat Sehun "apanya?"
"kau punya pacar dan pura-pura pacarmu yang menontonmu…." Kata Sehun
Kris melihat apa yang Sehun maksut "oh… kenapa memangnya?" Tanya Kris, mereka masing saling menghalangi "ohh…. Kau cemburu ya?" Sehun terkejut "bagiku Luhan bukan apa-apa, kami berhubungan karena keluarga, aku lebih memilih Tao. Kami berpacaran lebih awal dari aku dengan Luhan. Boneka sampah seperti Luhan ambil saja" kata Kris
Sehun terkejut, lalu ia berhenti menghalangi Kris. Kris mendapat kesempatan, tapi saat ia lewan Sehun menyelengkat kakinya sehingga Kris terjatuh. Sehun langsung mencengkram kerah baju Kris "KAU PIKIR! KAU BISA SEENAKNYA MEMPERMAINKAN PERASAAN ORANG HAH?!" Semua terkejut "kau kira Luhan apa?! Sampah katamu?! Kau itu lebih buruk dari sampah mana pun!"
DUAK!
Sehun memukul Kris. Semua memisahkan mereka berdua, Kai menarik Sehun supaya melepaskan Kris "Sehun sudahlah!" kata Kai
"lepaskan! Aku tak bisa memaafkan sibreksek itu!" kata Sehun memberontak. Luhan langsung kebawah, Tao juga tapi ia mencari waktu yang pas untuk muncul.
"Sialan! Tak tau diri! Kemari kau bereksek!" kata Sehun penuh kemarahan. Kai mencoba membawa Sehun menjauh. Lalu Sehun melihat Luhan tampak membantu Kris, Kris tersenyum kearah Sehun. Amarah Sehun memuncak "BREKSEK! KUBUNUH KAU! WUYIFAN!" teriak Sehun
.
.
.
.
[diruang ganti]
Sehun memukul kesal loker ganti. Kai hanya memandangi Sehun sambil sesekali menghela nafasnya. "Tenangkan dirimu… Ohh Sehun"
"bagaimana bisa tenang?! Kalau sibreksek itu masih bebas memperlakukan Luhan layaknya boneka?" kata Sehun kesal
"ya tenangkan dirimu… kau kira hanya kau? Kami yang tau soal Kris dan Luhan juga kesal" kata Kai
"jadi kau juga tau?" Tanya Sehun tak percaya, Kai hanya mengangguk "ohh… jadi disekolah ini hanya aku yang tak tau?" kata Sehun
"sudahlah… istirahatlah… aku akan gantikan kau" kata Kai. Sehun terduduk daqn memegang kepalanya, kenapa selama ini ia tak sadar?
Diruang ganti lain…
Luhan tampak mengelap keringat Kris, tapi Kris hanya diam dengan pandangan dingin "apa kau tak apa?" Tanya Luhan. Kris mengangguk "aku akan belikan air" kata Luhan, ia segera keluar dari ruang ganti. Kris menghela nafasnya, pukulan Sehun cukup keras dan membuat goresan ipis di sudut bibirnya.
Tok tok…
Kris menengok dan melihat Tao, ia tersenyum melihat Tao. "kenapa lama? Dan kenapa tak langsung menghampiriku saja" kata Kris
"kau gila? Aku bisa dibunuh Sehun nanti…" kata Tao, ia mendekati Kris. Langsung saja Kris memeluk pinggang Tao yang masih berdiri "lihat mataku" kata Tao, Kris menurutinya. Tao mulai mengobati sudut bibir Kris
"jika Sehun membunuhmu… aku bisa bunuh Luhan dan bunuh diri untukmu" kata Kris
"pabo…. Orang tuamu bagaimana?" Tanya Tao
"biarkan saja…" kata Kris. Tao tersenyum, ia selesai. Dan mereka mulai saling bermesraan tanpa tau ada yang melihat mereka. Sehun hanya diam melihat kejadian didepannya, lalu ia melihat arah Luhan pergi. Dan ia segera mengejar Luhan.
SKIP
Luhan membawa sebotol minuman, lalu ia melihat Sehun. Ia pura-pura tak tau. Mereka berpapasan, lalu Sehun menarik tangan Luhan dan mendorong Luhan ketembok, Luhan terkejut "lebih baik jangan kesana…" kata Sehun dingin
"a-apa mau mu!" kata Luhan. Luhan mencoba pergi tapi lagi-lagi Sehun menahannya
"aku aku bilang jangan… lakukan saja…" kata Sehun
"memang kau siapa?! Bisa mengaturku… kita sudah tak ada hubungannya lagi!" kata Luhan. Sehun menunduk. Luhan melepaskan tangan Sehun dan hendak berjalan pergi
"Kris bukan orang yang baik…" Luhan menghentikan langkahnya "ia sudah punya orang lain… kau hanya dianggap boneka baginya… semua hanya demi urusan keluarga…" kata Sehun.
"itu tak mungkin!" kata Luhan mengepalkan tangannya
"kalau tak percaya…" Sehun melihat kearah Luhan "buktikan saja dengan mata kepalamu sendiri…" kata Sehun. Luhan melihat kearahnya, mereka berpandangan beberapa saat lalu Sehun berbalik dan pergi. Luhan hanya terdiam mendengarnya.
.
.
.
.
[Minggu, pukul 12.00
Ditaman Kota]
Langit terlihat mendung bahkan terdengar suara Guntur yang cukup keras. Luhan membawa belanjaannya. Ia memang selalu beli roti jam segini. Ia harus segera pulang sebelum hujan, tiba-tiba langkahnya terhenti, ia melihat Kris bersama… Tao?! Luhan menjatuhkan belanjaannya "kalau tak pecaya… buktikan saja dengan mata kepalamu sendiri" kata-kata Sehun berputar diotaknya.
Tak sengaja dua orang itu melihat Luhan. Tao terkejut, tapi Kris bersikap biasa. "k-kenapa…" kata Luhan
"haah… kau sudah tau… aku memang tak menyukaimu… semua itu hanya pura-pura hanya untuk membahagiakan orang tuaku saja…" kata Kris "karena kau tau… aku tak membutuhkanmu sekarang…" hati Luhan tertusuk. Kris membawa pergi Tao, Tao merasa bersalah tapi Kris tak membiarkannya menemui Luhan. Luhan tak bisa berbuat apa-apa, air matanya lolos begitu saja.
3 jam kemudiam dirumah Sehun
Hujan turun lebat bahkan tak berhenti-berhenti. Sehun tampak tengah melihat beberapa foto lama sambil mendengarkan musik. Itu foto-foto lamanya bersama Luhan, ia sedikit tersenyum melihat foto-foto itu. Lalu tiba-tiba ponselnya berdering "yoboseyo?"
"Sehun-ah… apa Luhan dirumahmu?" terdengar suara Lay
"aniyo…. Ada apa memangnya?" Tanya Sehun
"dia tak pulang sejak tadi, ia pergi membeli roti sepertri kebiasaannya. Tapi sejak tadi ia belum kembali, orang tuanya sangat cemas…" kata Lay
Sehun menggigit jarinya. "akan aku cari dia" kata Sehun. Ia berjalan keluar kamarnya, dan mengambil payung.
Sehun berjalan kesana kemari mencari Luhan. Hujan tak kunjung berhenti. Sehun ingat jalan mana yang selalu Luhan lalui untuk membeli roti. Ia berlari ketaman kota. Sampai disana ia melihat seseorang yang tampak duduk dikursi taman, tubuhnya basah kuyup. Sehun menghela nafasnya lalu mendekati orang itu, ia melindungi orang itu dengan payungnya, meski percuma karena orang itu sudah basah. "apa yang kau lakukan… Luhan hyung…" kata Sehun
"kau benar… Sehun-ah…" kata Luhan sambil menunduk. Sehun hanya diam. "dia memang bukan orang yang baik…" kata Luhan. Sehun perlahan melepas jaketnya dan menyelimuti Luhan dengan jaketnya itu. Sehun membungkuk didepan Luhan, dan membawa Luhan kepungungnya. Ia sedikit kerepotan karena ia juga harus membawa payung
"pegangan yang kuat" kata Sehun. Luhan hanya diam, ia menangis
"mian… mianhae…" kata Luhan tubuhnya gemetar, ia memperkuat pelukannya
"aku selalu disini" Luhan membuka matanya "meski seperti apa pun kau… aku tak akan berhenti… bahkan mengejarmu sampai ujung dunia juga tak masalah…" kata Sehun. Luhan perlahan tersenyum, ia membenamkan wajahnya dibahu Sehun. Sehun berjalan menggendong Luhan, menuju rumahnya.
SKIP
Luhan berdiri dikamar mandi Sehun, ia hanya memakai handuk untuk menutupi seluruh tubuhnya. "hanya ada kemeja putihku… tak apa kan?" Luhan hanya mengangguk. Ia memang selesai mandi air hangat. Dia berada dirumah Sehun sekarang, Lay meminta Luhan tinggal sementara disana.
Sehun keluar dan berjalan kedapur rumahnya, menyiapkan sesuatu yang hangat untuk Luhan. Luhan keluar, mengenakan boxser dan kemeja putih Sehun yang sedikit kebesaran. Sehun melihat Luhan, ia biasa melihatnya (saat mereka masih pacaran). Luhan duduk di sofa, sedang Sehun duduk disampingnya "ini…" Sehun memberikan segelas coklat panas
"gomawo…" mereka hanya berdua, duduk dalam diam. Sehun memang tinggal sendirian, orang tuanya tidak tinggal di Seoul. Luhan melihat sesuatu dilantai, ia meletakkan gelasnya dimeja kecil disamping sofa, itu beberapa foto "kau masih menyimpan ini…" kata Luhan, melihat foto-foto itu
"ng? ah! Ne…" kata Sehun.
Luhan tertawa pelan mengingat semua kejadian itu. Sehun memandanginya, lalu mendekati Luhan, lalu mengambil sebuah foto "masih ingat yang ini… waktu liburan tahun lalu…" kata Sehun
"ah! Saat itu Suho basah kuyub karena tercebut ke kolam renang" mereka tertawa "ini saat Xiumin dan Chen jadian…. Itu sangat romantis" kata Luhan
"romantis? Chen hanya menyanyi untuk Xiumin hyung… apa itu romantis?" kata Sehun. Luhan tertawa, mereka terus bercerita dan terbawa suasana. Mereka tak sengaa saling berpandangan, mereka bertatapan cukup dalam. Sehun mendekati Luhan dan mencium bibir Luhan, Luhan tak mengelak ia malah menutup matanya. Lalu Sehun membaringkan Luhan dengan cepat dan ia berada diatas Luhan. Mereka saling bertatapan, Luhan memegang lengan baju Sehun. Sehun mendekatkan wajahnya kembali, dan Luhan hanya menutup matanya. Semakin dekat, lebih dekat, hanya tinggal 1 senti lagi, lalu…
KRRIIINNGG! KKRRIIINNGG!
Mereka berhenti. Ponsel Sehun berbunyi, dengan cepat Sehun menjauh, mengambil ponselnya, dan berjalan ke dapur. Luhan bangun dan memegangi dadanya yang berdetak cepat. Sehun mengangkat telfon dari Kai "YAK! Ada apa?!" kata Sehun kesal. Lalu sikapnya berubah "besok? Bukannya minggu depan?" Tanya Sehun, ia mendengarkan dengan sensama semua perkataan Kai "ohh… kalau besok…" Sehun melihat Luhan yang tengah menonton. "mungkin tak bisa… bisa gantikan aku?" Tanya Sehun. "kalau tak bisa ambil saja fotoku dikameraku…. Aku menyimpan foto-foto itu disana…" kata Sehun. Lalu ia mengakhiri obrolannya. Ia mematikan ponselnya, dan kembali kepada Luhan.
Mereka menonton cukup lama. Luhan mengantuk, lalu ia bersandar pada pundak Sehun. Sehun melihat Luhan, lalu tersenyum. Ia mematikan tv dan mengangkat Luhan kedalam pelukannya. Ia membawa Luhan ke kamarnya dan membaringkan Luhan dikasurnya, ia menyelimuti Luhan. Sehun tersenyum, mematikan lampu, dan berjalan keluar kamar.
.
.
.
.
.
[Minggu, pukul 07.30
Dirumah Sehun]
Luhan terbangun, ia sedikit mengusap matanya. Ia melihat sekeliling tapi tak terlihat tanda-tanda Sehun. Ia berjalan keluar kamar. Lalu melihat Sehun yang tertidur disofa. Luhan tersenyum, lalu ia duduk didepan Sehun. Ia menatap wajah yang dari dulu ia cintai itu. Ia mengusap rambut Sehun, lalu perlahan mendekatkan wajahnya. Ia mencium sekilas bibir Sehun, ia tersenyum lalu berjalan mengambil bajunya dan memakainya. Ia menempelkan sebuah note dikulkas Sehun, lalu ia pergi. Setelah Luhan menutup pintu, Sehun membuka matanya. Dari tadi ia sadar tapi pura-pura tidur saja. Ia bangun dan berjalan ke dapur sebuah note ditempel dikulkasnya
"Sehun-ah… maaf jika aku tak ada. Aku tak mau merepotkanmu… (Luhan)" itu isi note itu. Sehun menghela nafasnya, lalu ia menuang segelas air putih dan meminumnya. Lalu ia membuka ponselnya yang ia charger didapur semalam. Ia hanya melihat beberapa pesan yang tak pernah ia baca.
Sehun memanggang roti lalu memakannya. Ia duduk di sofa. Ingatannya berputar kembali kekejadian semalam. Lalu ia tersenyum perlahan. Mungkin besok akan menjadi hari yang berbeda
.
.
.
.
.
.
.
TBC/END?
Jangan lupa Review ^^
[Next Chapter]
"mungkin kami akan kembali pacaran" / "jadi kau masih menyukainya?" / "mereka berdua akan menikah" / "bisa kah kami bahagia?"/ "ini semua masalah keluarga mereka… apa yang akan kau lakukan?" / "tak akan ku biarkan! Akan ku hentikan semuanya!" / "a-aku… aku membencimu… aku membencimu! WUYIFAN!"
