DESTINO
Author : Nerolatte.
Genre : Sad romance, Angst, Brothership (boy x boy)
Cast : KrisTao, HunHan and other Exo's members.
Length : Chapters.
Rated : T
Warning : Boy x Boy! Typo(s), Out of Character, Gaje dll.
Happy Reading~!
06.00, Kediaman Keluarga Wu...
Kring~ Kring~~
"Argh, alarm sialan. Lagi-lagi kau mengacaukan mimpi indahku! Eunggh.." ucap seorang pemuda dengan tinggi di atas rata-rata dan berwajah tampan tetapi sedikit terkesan dingin, angkuh dan cuek sambil menggerakkan tangan dan menekan tombol "off" pada jam alarm nya yang berdering cukup keras. Posisinya tengkurap di atas kasur yang berukuran king size itu.
Pemuda itu bangun menggerakkan tubuhnya. Memaksa tubuh itu bangun terduduk. Kemudian merenggangkan otot-otot dan menguap entah sampai berapa kali. Kini ia mengucek mata dan mengedipkan mata itu beberapa kali guna menyesuaikan cahaya yang masuk ke sana.
Pemuda itu kembali bergerak, berdiri sepenuhnya. Sepertinya nyawa pemuda itu telah terkumpul kembali dari tidur panjangnya. Pemuda tampan itu berjalan gontai menuju kamar mandi yang terletak di kamarnya. Tak selang beberapa menit dia keluar dari kamar mandi kemudian berpakaian rapi.
"Wu Yi Fan" nama pemuda itu terukir jelas di nametag baju sekolah yang sedang ia kenakan itu. Wu Yi Fan atau terbiasa dipanggil Kris itu adalah pemuda berdarah China yang bersekolah di Seoul, Korea tepatnya di SM International High School. Sekolah yang cukup populer di Asia. Sekolah yang melahirkan banyak anak yang berprestasi.
Kris adalah pemuda yang cukup terkenal di sekolah itu karena ketampanannya, prestasi dan dia adalah mantan ketua dewan murid. Dewan murid adalah organisasi sekolah yang berfungsi sangat penting dan berpengaruh bagi sekolah. Jadi tidak sembarang murid yang dapat masuk ke organisasi ini. Hanya murid-murid yang memiliki sesuatu yang 'lebih' yang dapat bergabung dan terlibat di organisasi ini.
"06.20, aku masih bisa ke sekolah tepat waktu." Gumam Kris pelan sambil melihat jam tangannya. Kemudian dia bergerak menaiki motor sport hitam miliknya yang bisa dikatakan sangat keren itu.
ᴥᴥᴥ
06.24, Kediaman Keluarga Huang...
"Omo, dimana benda itu? Aku tidak bisa ke sekolah jika tanpa benda itu..." kata pemuda berambut hitam bermata panda itu sambil membongkar seisi kamarnya.
"Apa aku tanyakan pada umma saja?" tanya pemuda itu pada dirinya sendiri. Kemudian ia berlari menuju lantai dasar rumah yang bisa dibilang cukup besar itu.
"Ummaa~" panggilnya manja. Sosok wanita yang berada di dapur sontak menghentikan aktifitasnya kemudian membalikkan badan melihat ke sumber suara tersebut. Seketika wanita itu tersenyum lembut penuh kehangatan ketika sumber suara kini sudah berdiri tepat di depannya.
"Ada apa sayang?" tanya wanita itu dan terus tersenyum kepada anak kesayangannya yang bernama Huang Zi Tao atau yang dikenal dengan Tao.
"Apa umma melihat piccolo?" tanya Tao dengan muka cemas yang sangat lucu dan menggemaskan.
"Piccolo?" umma Tao bertanya balik sambil mengkerutkan keningnya tanda merasa bingung. Tao melihat itu kembali membuka murlutnya.
"Iya piccolo.. Botol air minum bentuk panda.. Apa umma melihatnya?" kata Tao memperjelas apa sebenarnya piccolo itu. Tao sepertinya sangat kekanakan. Dia masih memakai botol air minum panda kesayangan yang di berikan oleh mendiang ayahnya untuk di bawa ke sekolah.
"Botol air minum panda?" ucap umma Tao, sepertinya sedikit berpikir. "Ah, maksud Tao yang itu, hm?" lanjutnya sambil menunjuk botol air minum yang ada di meja makan. Dalam sekejap mata Tao berbinar dan tersenyum bahagia seperti anak kecil yang sedang melihat ice cream.
"Yeey! Ketemu juga kau, hampir saja aku tidak sekolah karena tidak menemukanmu tadi Piccolo.." katanya sambil memeluk botol air minum kesayangannya itu. Umma Tao yang melihat kejadian itu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tao..." panggil wanita itu lembut. Tao menoleh dan tersenyum ke arahnya. "Ne?"
ᴥᴥᴥ
06.40, Sekolah
Pemuda tinggi dengan motor sport hitamnya melaju kencang menyusuri jalan yang mulai menunjukkan kehidupan setelah tertidur panjang.
Pemuda itu kini mulai memasuki area SM International High School. Setelah yakin dengan posisi motornya di area parkiran sekolah. Pemuda itu mulai berjalan santai menyusuri koridor demi koridor dan sampailah di suatu ruangan yang ternyata adalah ruangan dewan murid. Disana terlihat ada 2 pemuda lain yang sedang sibuk dengan berkas berkas yang menumpuk.
Sepertinya lelah menjadi bagian dari organisasi ini, ya?
"Hey Hyung! Sepertinya kau tidak bersemangat. Ada apa?" tanya pemuda tampan dengan suara bass nya ketika Kris mendudukkan tubuh nya di salah satu kursi yang ada di ruangan itu dengan muka yang hmm.. kusut mungkin?
"Aku tidak apa-apa, Yeol. Hanya belum ada yang menarik pagi ini." Katanya datar. Pemuda yang bersuara bass yang sekarang menjadi lawan bicara Kris itu ternyata bernama lengkap Park Chanyeol. Salah satu anggota dewan murid yang terkenal karena friendly, murah senyum, ramah, baik, tampan dan cukup pandai. Yang sekarang menjabat sebagai wakil dewan murid.
"Well done! Semua berkas sudah aku siapkan. Kita lihat permainan yang segera kita mainkan. Haha~" kata salah seorang dari ruangan itu tak lain adalah ketua dewan murid yang baru menggantikan Kris yang sudah habis masa jabatannya dan karena sudah kelas 3 dan akan lulus.
"Permainan apa maksudmu? Tortora, kah?" tanya Kris dengan nada yang datar seperti biasanya. Chanyeol ikut menatap sang Ketua yang masih setia memegang berkas yang banyak di tangannya.
"Yup! Aku rasa tahun ini akan lebih menarik dibanding tahun lalu saat kau yang memimpin. Haha." Sang Ketua melemparkan tatapan ke Kris dan di balas dengan tatapan tajam oleh seorang hmm.. Ice prince, mungkin?
"Apa maksudmu? Kau meremehkanku? Ingat, kau masih di bawahku!" protes Kris dengan tatapan tajam. Suho tersenyum tipis.
"Mianhae haha. Aku hanya bercanda." Kata Suho lalu mengalihkan pandangannya kembali ke berkas yang di pegangnya sedari tadi.
"Tortora? Haha, acara yang cukup menarik. Aku suka olahraga. Kita lihat saja apa yang akan terjadi nanti, akan ku kerjai mereka habis habisan hahaha." Kata Chanyeol disertai tawa khasnya.
"Acara rutin yang cukup menyenangkan..." batin Kris dan tanpa sengaja tersenyum tipis.
Tiba-tiba ada 2 pemuda lain yang masuk ke ruangan itu dengan beberapa map cokelat yang dibawanya.
"Annyeong. Selamat pagi semua~" sapa salah satu pemuda itu dengan ramah. Lalu tersenyum manis. Kemudian menjadi sangat manis ketika matanya dan mata Chanyeol bertemu.
"Hai Baekki~" sapa Chanyeol kemudian melemparkan senyum termanisnya. "Apa kau lelah mengerjakan itu? Apa tidurmu nyenyak? Apa aku ada di dalam mimpimu semalam?" lanjut pemuda tampan itu. Merasa di serang dengan pertanyaan bertubi-tubi, Baekhyun. Ya, pemuda imut yang sekarang menjadi lawan bicara Chanyeol itu tersenyum malu karena Chanyeol sangat perhatian padanya.
"Wah. Sepertinya hubungan Chanyeol dan Baekhyun bertambah harmonis saja." Kata pemuda mungil bermata bulat cukup besar yang sedari tadi berada di samping Baekhyun.
"Hehe, tidak juga." Baekhyun memerah. Chanyeol hanya tersenyum dan tersenyum. Kris yang daritadi melihat adegan itu memutar matanya bosan.
"Hey hey. Ini masih pagi, kalau ingin bermesraan nanti saja." Kata Kris akhirnya angkat bicara. Baekhyun tertunduk malu menyembunyikan rona merah di wajahnya.
"Siapa yang bermesraan, Hyung? Kita hanya saling menyapa. Apa itu salah?" ucap Chanyeol tidak mau kalah. Kris menatapnya datar.
"Tapi kau berlebihan jika hanya sekedar menyapa." Balas Kris dingin. Suho benci keributan. Dia sangat benci. Suho melemparkan deathglare nya pada semua orang yang ada di ruangan itu secara bergantian. Seketika ruangan itu hening...
"Selamat pag-" kata seseorang terpotong yang baru saja masuk ke ruangan itu. Pemuda itu melihat situasi yang sepertinya tidak meyakinkan untuk menyapa dan disapa. Karena itulah, perkataannya menggantung seperti itu. "A-ada a-apa?" kata pemuda mungil dan hmm cantik mungkin? Ia tidak berani melihat Suho sang Ketua karena muka yang hmm cukup membuatnya takut mungkin?
"Tidak ada apa-apa hyung. Hanya masalah kecil." Kata Kyungsoo kemudian tersenyum. Luhan nama pemuda yang cantik tadi masih terlihat bingung. Dia mengangkat bahu kemudian duduk di salah satu kursi di ruangan itu.
"Ehem. Akan ku absen sekarang." Kata sang Ketua dengan tegas. Anggota yang lain mengangguk dan duduk di kursi yang sudah terukir nama mereka masing masing.
"Wu Yi Fan, Xi Luhan, Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Do Kyungsoo? Dimana Lay?" kata Suho sambil melirik satu kursi kosong yang tak lain adalah milik Lay atau Zhang Yi Xing itu.
"Kurasa terlambat lagi?" tebak Kris sambil menyandarkan badannya di kursi lalu menatap Suho yang terlihat sedang berpikir mungkin?
"Akan kuberi perhitungan untuk yang satu itu..." gumam Suho pelan. "Ah baiklah, sebentar lagi apel serta pembukaan Tortora akan dimulai. Kalian sudah membaca peraturan acara ini, kan? Tidak ada yang boleh menyakiti, berkata kasar dan terlalu berlebihan terhadap juniors kita. Arra?" kata Suho lalu diikuti dengan anggukan serempak dari keenam rekannya.
ᴥᴥᴥ
07.00, Lapangan Sekolah
Terlihat sang Ketua dewan murid sedang berjalan menaiki podium yang ada di lapangan sekolah. Kim Junmyeon atau Suho itu kini berdiri di atas podium dengan gagahnya dan mulai membuka mulut.
"Annyeong! Apa kabar hari ini? Semoga baik-baik saja. Dengan izin yang telah diberikan oleh ketua dewan guru atau Kepala Sekolah kita beberapa minggu lalu. Saya selaku Ketua dewan murid memberanikan diri untuk berdiri di depan para calon pemimpin di masa depan untuk menyampaikan hal yang akan kita lakukan sebentar lagi." Jeda sejenak. Suho melihat ke seluruh penjuru sekolah, seperti sedang mencari sesutu atau tepatnya seseorang.
"Dimana dia? Kenapa belum datang?" batinnya. Kemudian tersadar kembali. "Baiklah, langsung pada intinya. Kita akan mengadakan Tortora. Itu adalah acara rutin yang diselenggarakan sekolah atau lebih tepatnya diselenggarakan oleh dewan murid setiap awal tahun ajaran baru. Acara ini kurang lebih mirip dengan pekan olahraga. Akan banyak olahraga yang akan di pertandingkan. Acara ini diselenggarakan untuk menyambut juniors atau murid baru ya mungkin sebagai ucapan selamat datang dan selamat bergabung dengan SM International High School! Saya nyatakan acara ini resmi di buka!" jeda lagi, semua murid baru bertepuk tangan cukup meriah.
Mata Suho sang Ketua yang bisa di bilang memiliki postur tubuh yang pendek lagi-lagi menerawang seisi sekolah. Seketika matanya terpaku ketika melihat orang yang dia cari-cari akhirnya datang juga.
"Bodoh, kau membuatku cemas.." batinnya. Lalu tersenyum, masih terpaku dengan kedatangan seseorang. Lay, ya orang yang dia tunggu sejak beberapa menit dan membuatnya secemas itu hanya Lay. Suho tersadar kembali.
"Hm.. Untuk lebih jelasnya, mari dengarkan penjelasan dari senior kita Wu Yi Fan!" ucap Suho kemudian turun dari podium dan digantikan oleh Kris.
"Acara ini bertujuan untuk mengenalkan sekolah kepada kalian agar kalian lebih mengenal sekolah ini, menyatu dengan sekolah ini dan seperti tidak bisa lepas lagi selalu mengingat dan mengenang. Sebaliknya, buat sekolah ini mengenal kalian, bagaimana caranya? Ya ukir prestasi, maka sekolah akan mengenalmu, mengenangmu dan selalu mengingatmu. Acara ini berlangsung 3 hari, awal kita harus membagi kelompok. Akan ada kejutan, kemeriahan, keceriaan, kegembiraan mungkin ada kesedihan dan ketegangan. Liat saja nanti." Ucap Kris panjang lebar membuat sebagian murid baru terpukau melihat ketampanan dan kelebihannya berbicara.
"Ada yang ingin bertanya?" Tanya Kris sambil menerawang ke seluruh penjuru sekolah dan hey dia terpaku penasaran. Ia melihat seorang namja di depan pagar sekolah. Sepertinya namja itu terlambat sehingga tidak di izinkan masuk ke sekolah. Hmm, sepertinya dia anak baru. Seharusnya pihak sekolah bisa mengerti jika anak baru terlambat. Bukankah itu wajar dan dapat dimaafkan karena dia belum terbiasa dengan jadwal sekolah ini yang bisa dibilang err sangat padat dan ketat.
"Aku ingin bertanya Sunbae~" suara itu memecahkan lamunan Kris yang sempat terpaku tidak jelas melihat seorang pemuda di luar sana. Kris mulai menggerakkan kepala mencari sumber suara. Dan kini ia melemparkan tatapan dan sedikit senyuman tipis yang nyaris membuat sumber suara tadi kaku dan membisu.
"Hey kau! Katanya ingin bertanya?" kata Kris sepertinya menyadarkan yeoja itu. Kemudian yeoja itu balas menatap Kris dan mulai membuka mulutnya.
"Kapan pembagian kelompoknya, sunbae?" tanya yeoja itu. Kris mengangguk tanda mengerti apa yang yeoja itu tanyakan.
"Liat saja nanti ada pengumuman selanjutnya. Sekarang kalian bebas melakukan apa saja. Kalian bisa memakai semua fasilitas yang ada di sekolah ini tapi jangan sampai merusak. Mengerti?" kata Kris lalu mulai bergerak turun dari podium. Kemudian semua murid berhamburan entah kemana. Mungkin ada yang ke kantin atau sebagainya.
Kris berjalan santai menuruni podium dan lagi-lagi ia melihat pemuda yang masih setia berdiri di luar sekolah tepatnya di depan gerbang besar milik SM Intenational High School itu.
Ia berjalan karena beranggapan pemuda itu bisa dimaafkan jika terlambat karena dia junior atau murid baru jadi wajar jika dia melakukan kesalahan di awal masuk sekolah karena belum terbiasa.
Kris POV
Aku berjalan santai menuju gerbang sekolah. Tampaknya aku akan sedikit berdebat dengan penjaga gerbang itu. Setelah sampai di pos penjaga gerbang aku melihat tidak ada seorangpun disana.
Cih, apa-apaan ini. Dimana penjaga gerbang itu? Sangat tidak bertanggung jawab.
Aku berhenti ketika kedua kaki ku sudah ada di gerbang sekolah. Ku tatap pemuda yang sepertinya kelelahan itu dengan tatapan datar. Dia menunduk sehingga masih tidak sadar akan keberadaanku.
"Ehem.." suaraku cukup membuat pemuda itu tersentak kaget. Dia langsung mengangkat wajahnya dan menatapku.
DEG
Matanya dan mataku bertemu. Matanya sangat lucu, kurang lebih seperti panda. Ada apa ini, mengapa jantungku merdegub lebih cepat dari biasanya ketika mata itu menatapku. Aku terpaku sejenak, aku seperti terhipnotis akan mata itu.
"A-annyeong, sunbae.." ucapnya sedikit ragu-ragu. Aku tersadar dari lamunan konyolku tadi. Kris kau kenapa?
"Ah. Kau terlambat?" tanyaku dingin. Pemuda itu tertunduk lagi. Jangan menunduk tolong, aku masih ingin melihat mata itu..
"Ne. Apa sunbae ingin menghukumku? Ampuni Tao. Jangan hukum Tao. Tao tidak suka di hukum." Kata Pemuda itu dan masih tertunduk ketakutan.
Tao? Namamu Tao hm? Kau sangat polos.
"Aku tidak menghukummu. Dan aku memaafkannya. Lain kali jangan sampai terlambat lagi." Dia mengangguk lucu. Kemudian aku bergerak membuka gerbang itu. Kupersilahkan dia masuk. Ia berjalan masuk dan berhenti tepat di depanku. Dengan ragu dia mengangkat kepalanya. Sepertinya ingin mengatakan sesuatu.
"Sunbae.. Gomawo." Katanya di sertai senyuman manis. Ahh, senyumnya. Aku terpukau melihat senyum itu. Entah mengapa ada sesuatu yang membuat perasaanku sedikit senang. Jantungku memompa lebih banyak daras sepertinya. Ada apa denganku?
Mungkin aku terpaku cukup lama. "Sunbae? Apa ada yang aneh di wajah Tao?" tanya Tao dengan polosnya kemudian menggerakkan kedua tangannya meraba wajahnya sendiri.
Argh, dia sangat menggemaskan.
Entah petir apa yang menyambarku. Ku gerakkan kedua tangannku dan menarik tangannya. Ku genggam pergelangan tangannya.
DEG
Lagi-lagi jantungku seperti ingin keluar dari tempatnya. Semoga anak ini tidak menyadari betapa kerasnya jantungku berdegup kali ini.
"Tidak ada yang aneh di wajahmu." Kataku membuatnya lagi-lagi tertunduk malu. Aku tidak suka melihatnya tertunduk seperti itu. Aku tidak bisa melihat keindahan wajahnya jika tertunduk seperti itu.
Ku lepas genggaman tanganku di pergelangannya. Kemudian tangan kananku bergerak kembali. Kini aku menyentuh dagunya. Mengangkat wajahnya perlahan, sangat lembut.
"Jangan menunduk seperti itu." Kataku tanpa melepaskan tanganku yang masih memegang dagunya. Kini wajah anak itu memerah, dan sialnya itu membuat dia tambah lucu dan menggemaskan. Dia tersenyum lagi.
Bibirnya. Argh, ingin rasanya kucicipi bibirnya. Apa yang kau pikirkan Kris?
"Ehem.." suara seseorang menghancurkan moment yang bisa dibilang cukup indah bagiku. Ku lepas tanganku yang tadinya memegang dagu anak yang bernama Tao itu. Lalu menggerakkan leherku untuk menoleh dan mencari tahu siapa yang menghancurkan moment ku tadi.
"Baekhyun?"
ᴥᴥᴥ
08.00, Ruang Kerja Dewan Murid...
Normal POV
"Sudah lengkap semua, kan?" tanya Suho sambil menerawang seisi ruangan. "Dimana Kris dan Baekhyun?" tanya Suho kepada keempat rekannya.
"Tadi Kris menghilang, jadi Baekhyun mencarinya. Sebentar lagi pasti datang." Kata Lay santai tanpa menatap Suho. Dan benar, sekarang pintu ruangan dewan murid terbuka. Menampakkan kedua pemuda yang berbeda usia dan postur tubuh. Kris dan Baekhyun langsung mengambil tempat duduk mereka yang tadinya sempat kosong.
"Baiklah, kita mulai rapat ini." Kata Suho. "Baekhyun, apa kau sudah membagi kelompoknya?" lanjut suho sang Ketua sambil menatap Baekhyun yang sibuk mencari sesuatu di dalam map berwarna cokelat yang di pegangnya.
"Sudah siap!" kata Baekhyun. Kemudian Suho tersenyum bangga melihat rekannya yang satu ini. "Baiklah, akan ku jelaskan beberapa hal terlebih dahulu." Lanjut Baekhyun.
Semua anggota yang berada di dalam ruangan itu mendengar dengan seksama.
ᴥᴥᴥ
08.15, Kelas 1.B
Kelas ini begitu ramai. Sepertinya para murid sedang membicarakan acara yang akan di adakan sekolah ini. Acara ini hanya untuk murid baru alias juniors dan otomatis para seniors diliburkan kecuali anggota dewan murid berhubung ini masih awal tahun ajaran baru jadi, belum terlalu padat jadwal belajar dan mengajar.
"Dimana Tao? Bukannya kita sekelas, kan?" tanya pemuda dengan kulit gelap ke temannya yang sedang sibuk dengan ponselnya. Merasa di acuhkan, pemuda itu bertindak lagi. "SEHUNN!" teriaknya keras.
"Yakk!" pemuda yang diteriaki itupun terlihat sangat kaget dan hampir menjatuhkan ponselnya. "Yak! Kai, hampir saja aku menjatuhkan ponsel kesayanganku!" kata pemuda yang ternyata bernama Sehun itu.
"Salah sendiri. Kau tidak menjawab pertanyaanku tadi." Kata Kai kemudian menunjukkan flatface nya.
"Mianhae. Jadi kau bertanya apa tadi?"
PLETAK!
Satu jitakan penuh arti mendarat tepat di kepala pemuda yang bernama Sehun ini. "Yakk! Kai, kenapa kau menjitakku?" protesnya.
"Kau sangat menyebalkan!" kata Kai lagi. "Aku bertanya dimana Tao? Bukankah kita sekelas?" lanjutnya.
"Ah iya. Kita memang sekelas. Mungkin terlambat?" tebak Sehun tepat. Tak selang beberapa menit, seorang pemuda tinggi dengan rambut hitam dan mata panda masuk ke ruangan kelas 1.B.
"Itu Tao!" teriak Kai sambil menunjuk Tao yang mulai berjalan kearah mereka. Kemudian Tao duduk di kursi depan Kai dan Sehun duduk.
"Tao kau darimana saja?" tanya Sehun sambil menatap anak panda itu. "Sepertinya kau kelelahan?" lanjutnya.
"Tao terlambat. Gerbang sudah di tutup. Jadi Tao tidak bisa masuk, jadi harus menunggu sampai akhirnya ada sunbae yang baik hati membuka gerbang untuk Tao dan tidak menghukum Tao.." jawab Tao menceritakan semuanya.
"Sunbae? Siapa?" tanya Kai penasaran dan menatap Tao intens.
"Yak, Kai jangan menatap Tao seperti itu.." kata Tao sambil mem-poutkan bibirnya lucu.
"Mianhae Tao. Lanjutkan. Siapa sunbae itu?" tanya Kai lagi.
"Tao lupa melihat nametag nya. Tapi ciri-cirinya dia tinggi. Lebih tinggi dari Tao. Dia tampan, tapi terlihat dingin dan cuek." Kata Tao mendeskripsikan seorang Kris.
"Mungkin Kris sunbae?" tebak Sehun tepat. "Tapi tidak mungkin melepaskan orang yang terlambat tanpa menghukumnya. Dia terlihat tegas dan keras. Harusnya dia menghukum Tao." Kata Sehun lagi. Tao mendengarnya langsung memasang muka sedih.
"Yak, Sehun pabo! Sudah bagus Tao tidak di hukum. Kenapa kau bilang seperti itu? Tao menjadi sedih tau.." kata Kai. "Tao kau tidak apa-apa kan? Mau ke kantin?" ajaknya. Tao mengangguk dan mereka bertiga akhirnya berjalan ke kantin.
ᴥᴥᴥ
09.15, Kantin Sekolah
Tao POV
"PERHATIAN! UNTUK SELURUH JUNIORS YANG AKAN MENGIKUTI ACARA TORTORA DIHARAP UNTUK SEGERA MELIHAT PEMBAGIAN KELOMPOK YANG SUDAH DI TEMPEL DI PAPAN INFORMASI SECEPATNYA. KELOMPOK DI BAGI MENJADI 3. MASING MASING KELOMPOK MEMPUNYAI 2 PEMBINA YANG TAK LAIN ADALAH ANGGOTA DEWAN MURID. SETELAH MENGETAHUI KELOMPOK MASING MASING, DIHARAP UNTUK SEGERA MENEMUI PEMBINA KELOMPOK MASING-MASING. TERIMA KASIH!" suara itu terdengar jelas di di setiap sudut kantin dan mungkin di setiap sudut sekolah.
"Kai.. Sehun, ayo liat kelompok kita." Ajakku kepada kedua sahabat dekatku yang masih asik minum dan makan.
"Sabar Tao, tunggu sampai makanan kami habis dulu ya?" kata Kai dan kembali melanjutkan aktifitas nya.
Aku penasaran dengan acara yang bernama Tortora ini. Apa maksudnya? Aku tidak mengerti, aku juga barusan mendengar nama itu ketika Sehun dan Kai menjelaskan akan dilaksanakan acara itu sebagai ucapan selamat datang dari seniors untuk juniors.
"Tapi Tao ingin melihatnya sekarang. Kalau begitu Tao pergi sendiri saja. Kalian habiskan saja dulu makanan dan minumannya." Kataku lalu berlari meninggalkan kantin tanpa mengindahkan Sehun yang terus saja memanggil namaku. Mungkin dia khawatir kalau aku tersesat atau ada hal yang tidak diinginkan terjadi padaku. Tapi aku bukan anak kecil lagi. Kata umma tadi pagi juga seperti itu. Tapi perilaku ku masih seperti anak kecil. Ah, aku juga tidak mengerti.
Aku berlari pelan ketika melewati koridor yang begitu sepi. Jujur aku takut dengan yang namanya hantu. Tapi aku sudah besar, aku tidak boleh seperti anak kecil lagi. Tapi bagaimana jika hantu itu tiba-tiba muncul dan menyerangku? Ah tidak tidak.
Tapi koridor ini benar-benar sepi. Mungkin aku salah jalan atau bagaimana? Hantu.. Aku takut.. Ah, Tao tidak boleh takut. Kau sudah besar.
Aku tetap berjalan. Dan kini aku berjalan pelan melewati koridor yang cukup panjang dan sangat sepi ini. Ada beberapa kelas disini. Sepertinya ini wilayah kelas 3, ya tentu saja sepi. Para senior kan sedang diliburkan karena ada acara ini.
Tiba-tiba ada yang menarik tanganku. Menarik ku masuk ke salah satu kelas itu. Aku menutup mataku rapat-rapat. Aku takut, sangat takut. Aku belum mengenal sekolah ini, atau sekolah ini berhantu? Aku akan mati? Aku akan menjadi korban. Aku takut..
Aku merasa punggungku membentur tembok. Aku masih tetap menutup mataku rapat-rapat. "H-hantu t-tolong lepaskan Tao. Tao bukan anak yang nakal. A-ampun.." kataku ketakutan. Tubuhku lemas. Kakiku bergetar seakan ingin roboh. Ingin rasanya mati berdiri. Keringatku bercucuran ketika ada sesuatu yang memegang bahuku. Aku tidak sanggup membuka mataku.
"Kau pikir aku hantu?" kata seseorang nyaris membuatku terkejut. Ku beranikan membuka mataku dan melihat apa sebenarnya yang terjadi.
"S-sunbae?" kataku tak percaya ketika melihat sunbae yang menolongku tadi sedang berada tepat di depanku. Jarak ini cukup dekat. Aku bahkan dapat merasakan deru nafas sunbae. Biasanya posisi seperti ini posisi orang akan berciuman jika di film film. Jantungku berdegub sangat cepat. Aku tidak kuasa menatap sunbae dengan jarak yang seperti ini.
"Kau takut hantu?" tanya sunbae itu dan mendekatkan wajahnya ke wajahku lebih dekat. Hidungku nyaris saja menyentuh bibirnya.
"N-ne.." kataku gugup. Aku tidak tahan dengan posisi seperti ini. Tapi aku juga tidak ingin melawan dengan sunbae yang telah menolongku tadi. Tapi siapa tau sunbae ini jahat dan hanya berpura-pura baik saja tadi. Ah tapi tidak mungkin.
Ku lirik sekilas nametag yang terpasang di bajunya "Wu Yi Fan" dia orang China?
"Tao.." ucapnya lagi kemudian tangannya bergerak memegang pipiku.
DEG
DEG
DEG
Jantungku berdetak tak karuan. Semoga saja sunbae tidak mendengarnya.
Apa yang akan dia lakukan? Aku ingin memberontak tapi hatiku berkata lain. Ada apa ini? Ku telan saliva ku berat. Apa yang akan terjadi selanjutnya?
TBC
Yakk
Ini gaje bin absurd/? Btw, aku newbie disini mohon bantuannya ._.)/
Review please~ Aku need kritik dan saran. Chapter kedua udah aku buat, kalau banyak yang suka/reviews akan aku post secepatnya ^^
Salam kenal juga~
Nerolatte
