"Eh eh, kita kesana mau naik apa?"
"Naik taksi aja."
"Naik vo-jek aja!"
"HAH? Vo-jek? Apaan tuh?"
"Idih, masa' lo gatau, sih? Vo-jek itu semacam ojek, tapi lebih dipercaya. Kalo misalnya mamang-mamang ojek ngerape lo, gimana? Kalo mamang vo-jek yang ngerape, kita bisa ngelaporin ke official vo-jeknya."
"Oh jadi gitu. Oke lah, gua pesen vo-jek dulu ae—"
"Oi, lo harus install aplikasinya dulu. Baru lo bisa mesen."
"Ah bawel. Gua udah punya aplikasinya, coeg!"
"Owww..."
Vo-jek
Len x Miku
Vocaloid Yamaha © Crypton Future Media
Go-jek
.
.
.
.
.
#~ DONT LIKE DONT READ! ~#
"Aih, kok lama amat sih?" rewelku dari tadi. Kami baru saja memesan vo-jek dari aplikasinya. Tapi, kok mamangnya lama amat datengnya. Mana pula pestanya mau mulai sebentar lagi.
Gue kutuk tuh, mamang vo-jek.
"Yaelah, Mik. Tunggu bentar dikit napa? Lo gaboleh gitu, tau. Mungkin di jalan juga lagi macet," jawab Gumi di sampingku. Dialah, Nakajima Gumi, yang udah tau tentang ojek online, vo-jek. Vo-jek baru muncul sebulan yang lalu. Jadi, masih banyak orang yang gak terlalu tau tentang vo-jek.
"Wih, lo tau amat!" puji Rin sembari tepuk tangan. Aku hanya menghela nafas dan berjalan menuju kamar mandi. Tapi tiba-tiba...
... Net trenet neet noot trenett not net~*
JLEB
Kok bel rumah Gumi gitu? Alhasil aku dan Rin tertawa terbahak-bahak, membuat Gumi sedikit malu. Aku langsung berbalik arah menuju pintu depan –padahal tadi niatnya pengen poop– dan membukanya.
Di depanku terdapat cowok muda – kayaknya dia seumuran denganku– berambut pirang dan bermata biru yang tengah menatap kearahku.
...
OHMYGAAAWD GAK MUNGKIN MAMANG vo-jek SEGANTENG GINI! APA INI MIMPI? ATAU APAKAH COWOK INI BUKAN MAMANG vo-jek ASLI!?
Cowok itu tampak bingung, "Mm, nona? Apakah nona yang memesan vo-jek?"
OHASTAGANAGA! SUARANYA JUGA... COWOK INI GAK MUNGKIN JADI MAMANG vo-jek! TERLALU TAMPAN! BISA-BISA DIA DIRAPE OLEH TANTE-TANTE PEDOFIL! OH NUOOOO!
"Iya mas. Kami yang pesen vo-jek— maksudku yang mesen itu si Miku!" jawab Gumi seraya merapikan poninya. Gumi, lo itu udah cantik. Lo juga udah punya Oliver. Gak boleh selingkuh, entar gua kasih tau tim Katakan Balikan/?
Cowok pirang yang ada di depanku itu menarik tanganku menuju motornya. Aku dengar Gumi dan Rin berteriak kearahku MIKUUU! JANGAN SERAKAH, DONG!
Tch, salahin cowok itu, lah. Ngapain pake narik tangan orang segala.
"N-nona, apakah teman nona juga ikut?"
"E-eh? Enggak. Tinggalin aja." Setelah aku mengatakan kata itu, aku merasakan ada tatapan panas dari belakangku.
Cowok itu tersenyum kearahku, sedangkan aku sedang melihat kearah telponku. Disana terdapat nama cowok itu.
Len Kagamine
"Nama lo itu Len, ya?" tanyaku sembari memasukkan telponku ke dalam saku. Cowok itu, Len, menjadi salah tingkah. Len memalingkan wajahnya, "I-Iya, Nona."
"OOOHH..."
Keadaan pun menjadi canggung. Tiba-tiba Len langsung menaiki motornya dan memintaku untuk menaikinya juga. "Nona, apakah nona mau pergi sekarang?"
Aku memasang tampang kesal, "Iya elah."
Ketika Len ingin memutar arah, tiba-tiba...
BRUK!
"E-EH MAS J-JATUH NIH—"
"—TENANG NONAA...!"
Fin.
A/n: Wah saya kembali lagi. By the way, ini adalah draf lama...
Saya akan berusaha untuk mengembalikan keahlian abal-abalan saya dalam menulis cerita.
