Author : Shin Tae Hyun

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Genre : Romance

Main Characters : Sasuke Uchiha & Sakura Haruno

Warning : Oneshot, AU, OOC, OC, Typo(s), gaje, alur kelambatan/kecepetan, dll.

Summary : Sakura Haruno, gadis yang menyukai matematika ini jatuh cinta kepada senpai nya, Uchiha Sasuke. Akankah Sakura mendapatkan cintanya? /First Story, Bad Summary, Warning inside/

All the story is Sakura's POV


Ku lirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganku. Waktu menunjukkan pukul tiga sore. Dan aku baru saja keluar dari gerbang sekolah. Haah, disaat semua siswa sudah pulang satu setengah jam yang lalu, aku masih berada di sekolah ini.

Mau tahu mengapa aku di sekolah sampai jam tiga? Itu karena aku akan mengikuti olimpiade matematika yang akan diadakan tiga bulan lagi. Memang masih lama, tetapi sekolah memberikan persiapan yang cukup lama, agar bisa maksimal.

Ah, aku baru sadar kalau sedari tadi aku belum memperkenalkan diri. Halo semua. Namaku Sakura Haruno, biasa dipanggil Sakura. Berambut pink dan bermata emerald. Aku menyukai matematika sejak aku SD. Makannya aku ditunjuk untuk mengikuti olimpiade matematika itu. Hmm, mungkin hanya itu saja. Nothing special on me. Hanyalah gadis biasa yang menjalani kehidupan sekolahnya, tanpa sesuatu yang special, seperti pacar atau apalah.


SKIP TIME—Keesokan harinya

TENG TENG TENG

Bel sekolah pun berbunyi. Jam sekolah pun telah usai. Ku lihat para siswa segera berhamburan keluar kelas dan meninggalkan sekolah. Mungkin ada beberapa siswa yang masih di sekolah. Seperti aku. Tak apalah aku pulang agak sore, karena aku menikmatinya. Yaitu saat saat aku bimbingan matematika. Walaupun hanya sendirian, tanpa siswa lain yang menemaniku, aku tetap menikmatinya.

Aku berjalan ke perpustakaan sekolah, tempat dimana aku bersama Kakashi-sensei, guru matematikaku, bimbingan. Setelah menuruni tangga, aku berjalan ke pojok koridor lantai dasar ini. Dan akhirnya aku sampai diperpustakaan.

Hmm, perpustakaan terlihat sepi. Hanya ada petugas perpustakaan yang masih di sana. Kakashi-sensei belum datang. Yasudahlah, aku hanya bisa menunggu sambil mengerjakan soal yang diberi sensei kemarin.

Itu dia, Kakashi-sensei datang. Ah, siapa laki-laki yang di sebelahnya itu? Aku belum pernah melihatnya. Dia berambut biru donker dengan model emo. Dan kacamata ber-frame persegi panjang berwarna hitam yang menghiasi wajah tampannya. Hah? Tampan? Yap, dia memang tampan.

"Sakura, perkenalkan, ini Uchiha Sasuke. Kelas XI-3. Dia baru tiga minggu di sini, tetapi kemampuan matematikanya tidak diragukan. Maka sensei menunjuknya untuk mengikuti olimpiade bersamamu."

Kakashi-sensei mengenalkannya padaku. Oh, ternyata dia murid baru, kakak kelas pula. Pantas aku tidak pernah lihat.

"Mohon bantuannya."

Hm, kelihatannya dia dingin sekali. Sudahlah, tak apa.

Dan kami bertiga pun memulai bimbingan sampai pukul tiga sore.


Satu bulan pun berlalu. Olimpiade tinggal dua bulan lagi. Dan hubunganku dengan Sasuke-senpai umm, bisa dibilang, lebih akrab? Walaupun kelihatannya dia dingin, teapi dia cukup ramah kok. Kami juga kadang-kadang pulang bareng. Dia tinggal tidak jauh dari rumahku.

"Sakura, mau pulang bareng?" Kami baru saja selesai bimbingan. Sasuke-senpai pun mengajakku pulang.

Aku hanya mengangguk,sebagai jawabanku kepada Sasuke-senpai.

Kami berdua melangkah keluar perpustakaan, dan meninggalkan gedung sekolah. Karena rumah kami dekat, kami pulang dengan berjalan kaki.

Deg.. Deg.. Entah kenapa, tiap aku berjalan di sebelah Sasuke-senpai, jantungku berdetak lebih cepat. Mungkinkah aku.. jatuh cinta kepada Sasuke-senpai? Setiap aku berjalan bersama senpai ku ini, aku hanya bisa berdoa semoga detak jantungku ini tidak terdengar oleh Sasuke-senpai. Baru kali ini aku merasakan perasaan yang seperti ini.

Kami pun berpisah di blok rumahku. Aku melambaikan tangan kepada Sasuke-senpai, dan Sasuke-senpai pun hanya tersenyum dan melambaikan tangannya. Ku rasakan mukaku memerah melihat senyumannya itu. Aku segera berlari ke rumahku. Berharap Sasuke-senpai tidak melihat wajahku yang memerah ini.


Jam setengah dua. Waktu dimana jam sekolah selesai. Aku membereskan bukuku dan memasukkannya ke dalam tasku, lalu aku meninggalkan kelasku dan berjalan ke perpustakaan sekolah.

Aku masuk ke dalam perpustakaan, dan duduk di tempat biasannya aku bimbingan. Kakashi-sensei dan Sasuke-senpai belum datang. Aku terlalu gasik, ya?

Pintu perpustakaan terbuka. Kakashi-sensei pun datang bersama Sasuke-senpai. Ah, senpai ku yang satu itu. Makin hari makin tampan. Hahaha. Aish, ngomong apa aku ini? Tapi memang begitulah kenyataannya.

"Sasuke, Sakura, maaf hari ini sensei tidak bisa membimbing kalian, karena ada rapat guru. Kalian bisa mengerjakan soal-soal ini. Setelah selesai, kalian bisa mengumpulkannya di meja sensei dan boleh pulang."

"Baik sensei."

Kakashi-sensei pun pergi meninggalkan perpustakaan. Aku dan Sasuke-senpai segera mengambil soal yang tadi dibawa oleh sensei dan mengerjakannya. Kau tahu, di perpustakaan ini hanya ada aku dan senpai, lho.

Hmm, soal yang cukup sulit. Haah, aku tidak bisa bertanya kepada Kakashi-sensei deh. Ku lirik senpai di sebelahku. Dan kau tahu, dia sangaaat tampan saat dia mengerjakan soal. Membuatku semakin tidak fokus! Aaa!

"Umm, a-ano senpai. Boleh tanya nggak?" Kalau Kakashi-sensei tidak ada, mengapa tidak tanya kepada Sasuke-senpai saja? Hehe.

"Boleh, tanya apa?"

"Ini, soal nomer 30. Caranya gimana?"

"Oh, ini. Caranya …" Sasuke-senpai mengajarkan caranya kepadaku. Sasuke-senpai mendekat ke arahku, agar lebih mudah. Ah, wajah kami berdekatan! Sangat dekat. Aku berusaha fokus kepada soal, dengan posisi seperti ini. Aaaa!

"Nah, begitu. Bisa, kan?"

"I-iya senpai. Aku bisa kok. Arigatou, senpai."

Sasuke-senpai hanya menganggukan kepalanya, lalu melanjutkan pekerjaannya itu. Begitu juga aku. Keheningan pun melanda kami.

"Ng.. Senpai, boleh tanya lagi nggak?" Hah, walaupun kami berdua cukup sering mengobrol, tetap saja aku masih gugup.

"Tentu saja boleh. Soal nomer berapa?"

"Umm, bukan tanya soal, senpai."

"Terus mau tanya apa?"

"Ng.. Senpai.. Udah punya pacar belum?"

Sasuke-senpai hanya mengangkat satu alisnya, lalu menjawab,

"Kenapa tiba-tiba tanya gitu?"

"Emm, nggak papa sih. Cuma tanya aja. Hehe. Kalo nggak mau jawab juga nggak papa kok." Aku menjawab pertanyaan senpai dengan agak canggung.

"Oh. Belum. Memang kenapa?"

"Kan udah ku bilang, nggak papa. Cuma heran aja, senpai kan tampan, masa' belum punya pacar?"

"Ahaha, ada-ada aja kamu. Senpai memang nggak mau pacaran dulu. Sampai senpai nemu yang pas."

"Oh gitu ya. Eh, senpai udah selesai belum?"

"Belum, tinggal 5 soal lagi. Oh iya, hari ini pulang bareng lagi ya."

"Oh, aku juga belum selesai. Oke."

Dan kami pun menyelesaikan soal itu. Setelah selesai, kami membawa soal itu ke meja Kakashi-sensei yang berada di ruang guru dan mengumpulkannya. Lalu kami pun pulang bersama, seperti biasannya.


Hari ini pun tiba. Hari dimana aku dan Sasuke-senpai mengikuti olimpiade. Dengan persiapan selama tiga bulan, aku harus bisa mengikuti olimpiade ini. Syukur-syukur bisa menjadi juara.

Aku dan Sasuke-senpai segera memakai tanda peserta yang diberikan oleh Kakashi-sensei barusan. Olimpiade di mulai sebentar lagi. Kami menuju ke papan pengumuman, tempat dimana pembagian ruangan. Ugh, penuh sekali. Setelah berusaha melihat papan pengumuman itu, ternyata aku dan Sasuke-senpai berada satu ruangan. Aah, senangnyaa.

Kami berdua menuju ke ruangan kami, yaitu ruang 04. Sampai di sana, kami duduk di bangku masing-masing, sesuai nomor peserta. Lomba akan dimulai lima belas menit lagi. Para pengawas pun masuk dan membacakan tata tertib, lalu membagikan soal kepada seluruh peserta.

Ku lihat soal yang berada di depanku ini. Hmm, sepertinya cukup sulit. Tetapi aku yakin, pasti aku bisa mengerjakannya. Semangat Sakuraa!


Waktu dua jam yang tekah diberikan untuk mengerjakan soal pun berlalu. Sekarang saatnya untuk lembar jawab dikumpulkan. Semua peserta keluar dari ruangan, termasuk aku. Aku segera keluar dan mencari Sasuke-senpai. Oh, ternyata Sasuke-senpai sudah berada di luar. Aku segera menuju ke tempat senpai.

"Senpai!"

"Ah, iya Sakura."

"Dimana Kakashi-sensei?"

"Mm, kurang tahu. Kayaknya di aula gedung ini."

"Oh. Kita ke sana, yuk!"

Sasuke-senpai hanya menganggukan kepalanya, lalu berjalan di sebelahku. Ah, lagi-lagi perasaan ini..


Saatnya pengunguman. Haah, jantungku berdebar menunggunggu pengumuman. Pengumuman pemenang akan diumumkan di aula. Aku, Sasuke-senpai dan Kakashi-sensei sudah sedari tadi di sini.

"Para peserta, sebentar lagi pemenang akan diumumkan.."

Ah, itu dia suara MC yang akan membacakan para pemenangnya! Aku semakin tidak sabar! Aaah!

".. juara tiga adalah…"

"…Haruno Sakura, dari Konoha High School!"

Ah! Barusan namaku di sebut! Ini bukan mimpi kaan? Aaa!

Aku pun di suruh maju ke depan oleh sang MC. Aku hanya menurut dan maju ke depan. Kalau ini bukan di depan umum, aku mungkin sudah berteria-teriak saking senangnya.

"Juara dua adalah…"

"…Yui Kawamura, dari Sakura High School!"

Hmm, bukan Sasuke-senpai ya.. Kira-kira senpai juara nggak ya? Aku saja juara, masa'senpai enggak? Hehe.

"Dan inilah yang kita tunggu-tunggu. Juara pertama adalah.."

"…Uchiha Sasuke, dari Konoha High School!"

Ayey, Sasuke-senpai juara satu! Aku pun ikut senang karena senpai bisa membawa nama baik Konoha High School.

Sasuke-senpai pun segera maju dan berdiri di sebelah juara dua. Setelah aku, Sasuke-senpai dan si juara dua diberi trophy dan piaga, aku pun member selamat kepada Sasuke-senpai dan Kawamura-san.

"Sasuke-senpai, selamat ya!"

"Makasih Sakura. Selamat juga buat kamu."

"Iya, makasih senpai."


Sekarang kami sedang dalam perjalanan pulang. Yup, letak gedungnya tidak jauh dari sekolah kami. Dan sebelum kami pulang, kami berjalan-jalan dulu di gedung itu.

Waktu menunjukkan pukul setengah lima sore. Seharusnya kami sudah pulang dua jam yang lalu, tetapi karena terlalu asyik 'menjelajah' gedung perlombaan tersebut, kami baru pulang jam setengah lima sore.

"Hey Sakura, kamu nggak lupa kan sama taruhan kita?"

He? Taruhan? Taruhan ap—oh! Haa, taruhan sialan itu!

Flashback Mode On

"Sakura, kita taruhan yuk."

"Hah? Taruhan apa?"

"Kalau kamu menang olimpiade matematika dan jadi juara satu, maka aku akan mentraktir mu selama dua minggu. Tetapi kalau aku yang menang dan jadi juara satu, maka kamu harus memenuhi satu permintaanku."

"Boleh. Siapa takut?"

"Oke. Deal ya."

"Deal!"

Flashback Mode Off

"Oke-oke, aku nggak lupa. Apa permintaanmu, senpai?"

"Permintaanku.. Kamu harus menjadi pacarku."

I-ini.. walaupun secara nggak langsung, Sasuke-senpai menembakku kan?

"Umm, i-iya senpai. Aku mau jadi pacarmu," jawabku sambil malu-malu.

"Mulai sekarang, kamu nggak usah manggil aku senpai lagi, cukup Sasuke saja."

"Eng.. iya, senpai-eh, S-sasuke."

"Bagus. Tapi kalau di sekolah tetap panggil aku senpai."

"Oke!"

Haah! Aku betul-betul tidak percaya dengan kejadian barusan. Sasuke yang selama ini aku cintai, ternyata memiliki perasaan yang sama. Oh Kami-sama, mimpi apa aku semalam? Ah, pokoknya aku senang sekalii!

Kami berdua pun kembali melanjutkan perjalanan kami, sambil menikmati sunset yang indah..

THE END


Uwooh, my first story! Akhirnya jadi juga setelah tiga kali puasa tiga kali lebaran-eh, ga segitunya ding -_-

Abal yak? Memang -_-

Yaudah deh ga usah banyak bacot,

Kritik saran review please :D

Kamsa hamnida :)