Title: Why I Hate U? Why U hate Me?
Disclaimer : Semua cast di FF ini adalah milik Tuhan yang maha kuasa dan diri mereka masing-masingserta keluarga mereka, author hanya meminjam nama mereka untuk kesenangan semata. Sedangkan cerita ini milik author sepenuhnya.
Pairing : Jo Twins
Cast : Jo Twins, Minwoo, Hyunseong, dan Jeongmin
Rating : T
Genre : hurt/Romance
Warning : Boys Love, Alur tidak diperhitungkan, abal, gaje, typo(s), dari penulis yang masih terbilang baru dan gak tahu tata cara menulis yang baik. Jadi bagi readersharap maklum. Lebih baik sediakan kantong plastik jika membaca FF ini karena akan mengakibatkan mual, muntah, sakit kepala, dan komplikasi lainnya.
Summary : Cho Kwangmin, namja miskin yang selalu di benci oleh Jo Youngmin seorang namja kaya karena wajahnya yang mirip. Akankah Youngmin berhenti membenci Kwangmin atau malah sebaliknya?
Don't Like Don't Read.
Bagi yang masih ingin membacanya saya ucapkan 'HAPPY READING'
Kwangmin POV
Hujan, hari ini Seoul diguyur hujan, membuat aku malas untuk melangkahkan kakiku pergi ke sekolah. Wajar saja aku malas ke sekolah, jarak antara rumahku dengan sekolah cukup jauh, aku harus menempuh waktu 30 menit dengan berjalan kaki. Kenapa tidak naik bis? Sebenarnya aku ingin naik bis, tapi Appa tidak memberiku uang yang cukup untuk naik bis. Bukan, Appaku bukan orang yang pelit. Hanya saja Appaku tidak memiliki banyak uang mengingat Appaku hanya seorang buruh di pabrik kain yang ada di kawasan Namdaemun. Gaji Appa hanya cukup untuk makan 1 bulan dan separuh pembayaran sekolahku. Untuk separuhnya lagi aku harus bekerja paruh waktu di sebuah cafe di kawasan Namdaemun juga, didekat tempat Appa bekerja. Dengan begitu aku dan Appa sering pulang bersama karena jarak antara cafe dan Pabrik tempat Appa bekerja hanya membutuhkan waktu 10 menit dengan berjalan kaki.
Oh, ya aku belum memperkenalkan namaku. Aku Cho Kwangmin, anak dari Cho Kyuhyun dan Cho Sungmin, aku sekolah di Seoul Senior High School. Sekolah itu termasuk sekolah elit, banyak anak orang kaya yang bersekolah disana. Aku bisa masuk ke sekolah itu karena prestasiku, aku berhasil lolos seleksi dengan nilai yang baik. Appaku tentu saja bangga kepadaku walaupun Appa harus bekerja keras untuk membayar uang sekolahku. Eommaku, dia meninggal sewaktu aku berusia 10 tahun karena penyakit jantung yang di derita eomma. Appa tidak mampu membayar pengobatan Eomma, apalagi harus mengoperasi Eomma, Appa tidak bisa melakukan hal itu, sehingga Eomma hanya meminum obat dari resep dokter. Aku sangat terpukul saat Eomma meninggal, Appa juga sangat bersedih.
Hari ini aku memandangi hujan, kenapa belum berhenti juga, padahal sudah dari tadi malam hujan ini turun. Aku mengambil payung kuning yang ada di samping pintu rumahku. Appaku sudah berangkat bekerja sejak pukul 5.30 tadi. Aku sudah terbiasa berangkat kesekolah tanpa disertai Appa disampingku. Aku berjalan sendiri menuju sekolah, tidak ada satu siswa dari sekolahku yang aku temui. Tentu saja ini masih pukul 7.00, tidak ada siswa yang kan berangkat kesekolah sepagi ini. lagi pula siswa di sekolahku biasanya berangkat dengan diantar supir-supir mereka, jadi aku tidak akan menemui satu siswapun di jalan ini.
Hujan semakin deras saja, rasanya aku ingin berhenti dan berteduh. Tapi aku harus melanjutkan perjalananku, karena kalau tidak aku akan terlambat dan Kim sonsengnim yang terkenal guru paling killer itu akan menghukumku membersihkan koridor sekolah. Aku masih terus berjalan hingga sebuah mobil hyundai berwarna hitam yang melewati genangan air yang ada di depanku. Air dari genangan itu mengenai tubuhku, seragam sekolahku jadi basah. Kulihat mobil itu berhenti, jendela mobil itu kemudian terbuka. Seorang Namja mengeluarkan kepalanya dan tersenyum sinis kepadaku.
"rasakan itu Cho Kwangmin hahahaha" ucap namja itu. Mobil yang di naiki namja itu kemudian menjauh dariku.
'sabar Cho Kwangmin, sabar.' Batinku melihat kelakuan namja yang bernama Jo Youngmin itu.
Berbicara tentang Jo Youngmin, dia adalah namja yang tidak sengaja berwajah mirip denganku. Semua orang mengira aku dan Youngmin kembar, tapi tidak, aku sama sekali tidak ada hubungan apapun dengan namja kaya itu. Youngmin sangat membenciku karena wajahku mirip dengannya. Appa Youngmin, Jo Donghae (maksa banget) adalah pemilik pabrik kain tempat Appaku bekerja, sebenarnya pabrik Appa Youngmin ada banyak dan salah satunya adalah tempat Appaku bekerja. Aku sendiri belum pernah bertemu dengan Appa Youngmin, mungkin jika dia bertemu denganku dia akan kaget melihatku yang mirip dengan anaknya Jo Youngmin.
.
.
.
.
Youngmin POV
Pagi ini hujan lagi, aku sangat membenci hujan. Aku jo Youngmin, anak dari Jo Donghae dan Lee Hyukjae yang sekarang menjadi Jo Hyukjae. Appaku mempunyai Pabrik kain, sedangkan Eommaku mempunyai beberapa butik di -lagi dirumahku sepi, Appaku sibuk dengan mengurusi pabrik-pabriknya, sedangkan eommaku sibuk dengan butik kelima yang baru dia buka. Hah, keluargaku memang kaya, tapi untuk urusan kebahagiaan, keluargaku sangat miskin. Aku benci dengan keluargaku.
Pagi ini pun aku sarapan sendirian, tidak ada Appa tidak ada Eomma, hanya ada dua pembantu rumah tangga Park Ahjuma dan Kim Ahjuma, pembantu yang mengurusi aku dari kecil. Aku putuskan untuk tidak menyentuh makanan yang ada di hadapanku, aku akan berangkat kesekolah meskipun ini masih pagi. Kupanggil Jung Ahjusi, supir yang selalu mengantarku kemanapun aku pergi. Aku menyuruh Jung Ahjusi untuk mengantarkanku kesekolah. Seperti biasa dia hanya menuruti perintahku.
Di perjalanan aku melihat Cho Kwangmin, namja miskin yang berani-beraninya memiliki wajah yang sama denganku. Dengan tidak sengaja mobilku melewati genangan air yang ada di sampingnya dan membuat tubuhnya basah. Hahaha aku senang sekali.
"Ahjusi berhenti sebentar." Perintahku pada supirku itu.
"baik Tuan." Ucap Jung Ahjusi padaku. Ku buka jendela mobilku, ku keluarkan kepalaku.
"rasakan itu Cho Kwangmin hahahaha" seringaiku padanya.
Aku senang sekali melihat dia tersiksa seperti itu. Aku sangat membencinya, kenapa? Karena wajahnya yang mirip denganku, semua orang mengira aku dan dia kembar. Lalu dia itu sangat pintar, walaupun dia miskin dia memiliki IQ yang tinggi, sehingga para guru selalu menyukainya. Itu membuatku sebal. Aku masih melihat dia dari kaca spion, keadaannya benar-benar mengenaskan. Aku sudah tidak sabar melihat dia ditertawakan di sekolah nanti.
.
.
.
.
Kwangmin POV
Keadaanku benar-benar mengenaskan pagi ini. Bajuku basah dan kotor, aku pasti akan di tertawakan di sekolah nanti. Tapi tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depanku. Dia, Hyunseong Hyung, keluar dari mobil dan menghampiriku.
"hey, Cho Kwangmin, kau berjalan sendirian?" tanyanya padaku.
"iya hyung, aku kan sudah terbiasa jalan sendirian." Jelasku pada Hyunseong hyung.
"wah, kenapa denganbajumu, basah dan kotor."tanyanya melihat keadaanku yang mengenaskan.
"ini, tadi ada mobil yang melewati genangan air di depanku, jadinya aku terkena air dari genangan itu."jelasku pada Hyunseong hyung yang masih memperhatikan keadaanku.
"ayo cepat naik kemobilku, hujannya semakin deras." Ajak Hyunseong hyung.
"tapi hyung, apa tidak apa-apa jika aku naik mobilmu. Nanti mobilmu kotor olehku." Ucapku segan pada Hyunseong hyung
"ah, kau ini, ayo jangan banyak komentar. Nanti kau pakai saja seragamku yang ada di dalam mobil." Paksanya sambil mendorong tubuhku untuk masuk ke dalam mobilnya.
Aku segera masuk ke dalam mobil hyunseong hyung, dia memberiku seragam sekolah yang ada di dalam mobilnya.
"ini kau pakai saja seragamku, kebetulan aku membawanya." Dia menyodorkan seragam sekolah kepadaku.
"tapi hyung,"
"sudah tidak adak tapi-tapian, pakai saja. Nanti kau malah masuk angin lagi jika memakai seragam basah seperti itu." Ucap Hyunseong hyung memaksaku lagi.
"gomawo hyung, jeongmal gomawo." Aku tersenyum kepadanya. Jujur saja aku merasa malu di kasihani seperti ini.
"Ne, kita kan teman." Dia membalas senyumanku.
Aku mengganti seragamku dengan seragam milik hyunseong hyung. Aku mengganti pakaianku di dalam mobil hyunseong hyung. Hyunseong hyung adalah satu-satunya orang disekolah yang mau berbicara denganku. Dia adalah namja yang baik, walaupun dia adalah sahabat Jo youngmin. Tapi dia sangat berbeda dengan Jo Youngmin.
Sesampainya di sekolah aku segera masuk ke kelasku bersama Hyunseong hyung. Sebuah tatapan tidak suka terlempar ke arahku, tatapan siapa lagi kalau bukan tatapan dari seorang namja bernama Jo Youngmin. Aku tahu mengapa dia menatapku seperti ingin membunuhku, itu karena seragamku terlihat baik-baik saja, tidak ada kotoran ataupun air yang menempel di seragam sekolahku. Aku hanya tersenyum menuju ke tempat dudukku. Di belakang tempat dimana aku di tempatkan oleh Jo Youngmin. Dia bilang kalau anak miskin sepertiku pantas untuk duduk di belakang. Sebagai orang yang tahu diri aku pun akhirnya menerima untuk duduk dibelakang, meskipun sebenarnya aku tidak suka. Di sebelahku tidak ada orang yang menempatinya, mereka tidak mau sebangku dengan orang miskin sepertiku.
.
.
.
.
Youngmin POV
Aku melihat namja miskin itu masuk ke dalam kelas. Tunggu, apa-apaan ini, kenapa seragamnya tidak kotor dan basah. Sial, sepertinya dia membawa seragam double. Aku tidak berhenti menatapnya sinis, tapi dia hanya tersenyum padaku. Arrgghh dia benar-benar membuatku naik darah.
"hey Youngmin-ah, kenapa kau.? Tanya Hyunseong hyung menghentikan tatapanku pada namja miskin itu.
"ah Hyung, aku sedang kesal pada namja miskin itu." Aku menjawab pertanyaan Hyunseong hyung dengan kesal.
"sudahlah, tidak baik pagi-pagi begini emosi." Hyunseong hyung menasehatiku.
Aku benci namja itu, awas saja nanti aku akan memberinya pelajaran.
.
.
.
.
Kwangmin POV
"selamat pagi semuanya." Park sonsaengnim tiba-tiba masuk ke kelasku, padahal ini belum saatnya jam pelajaran dimulai.
"hari ini kalian kedatangan murid baru, ayo No Minwoo perkenalkan dirimu." Ucap Park sonsaengnim lagi menunjuk seorang namja.
"Annyeonghaseyo, joneun No Minwoo imnida, Mannaseyobangapseumnida. Dan Aku adalah sepupu dari Jo Kwangmin" Ucap namja itu sambil tersenyum ke arah siswa-siswa yang ada di kelasku. Semua siswa terkejut mendengar pengakuan namja itu. Kecuali Jo Youngmin, dia hanya tersenyum ke arah namja yang baruku ketahui bernama Minwoo itu.
"baiklah No Minwoo, kau bisa duduk di sebelah Cho Kwangmin."
Park sonsaengnim menunjuk bangku yang ada disebelahku, karena memang bangku itu satu-satunya yang masih kosong di kelasku. Minwoo sepertinya terkejut melihatku, tentu saja dia terkejut. Itu karena wajahku yang begitu mirip dengan Jo Youngmin, jadi mungkin dia sedikit shock dan mengira sepupunya itu punya saudara kembar. Minwoo beranjak menuju ke bangku yang ada di sebelahku, dia tersenyum padaku.
"hai, aku Minwoo, No Minwoo."ucapnya mengacungkan tangan padaku. Ah dia orang kedua di sekolah ini yang mau berbicara denganku. Akhirnya bertambah juga temanku di sekolah ini.
"hai juga, aku Cho Kwangmin." ku jabat tangannya sebagai tanda perkenalan.
"kau tahu waktu Park Sonsaengnim tadi menunjukmu aku sempat kaget." Cerita Minwoo padaku.
"benarkah, memangnya kenapa?" ucapku berpura-pura heran. Aku yakin jawabnnya pasti sama dengan apa yang aku pikirkan.
"kau tahu, wajahmu dan wajah sepupuku itu sangat mirip." Ujar Minwoo sambil menunjuk Youngmin yang ada di deretan bangku paling depan. Benarkan jawabannya pasti sama dengan apa yang aku pikirkan.
"ne aku tahu, tapi sungguh aku dan dia sangat berbeda, dia namja yang kaya, sedangkan Appaku hanya buruh di pabrik milik Appanya." Jelasku pada Minwoo yang masih memandangku dengan tatapan heran.
"tapi kalian berdua seperti kembar," ucap Minwoo sesekali memandangku dan memandang Youngmin bergantian.
"hahaha itu hanya kebetulan saja Minwoo-ssi" aku tertawa pada Minwoo.
"ah benarkah seperti itu, Ya! kau jangan memanggilku dengan embel-embel –ssi begitu, aku tidak suka." Minwoo mempuotkan bibirnya tanda kesal padaku.
"Jadi aku harus memanggilmu apa?" tanyaku padanya.
"Minwoo, atau Woo saja supaya lebih akrab, kita kan sekarang sudah berteman Kwangmin-ah" dia tersenyum padaku seperti anak kecil yang baru medapatkan teman baru.
"Hei Minwoo-ah, jangan berbicara pada orang miskin seperti dia, kau tidak takut alergi." Aku palingkan wajahku pada orang yang baru saja berbicara, kulihat Youngmin yang ada di bangku depan memandangku dengan tatapan tidak suka karena telah berbicara pada sepupunya.
"Ya! Youngmin-ah kau ini bicara apa, sejak kapan Youngmin yang aku kenal baik dan sopan berubah menjadi orang yang suka menghina seperti itu." Minwoo membalas ucapan Youngmin dengan kesal. Apa-apaan dua saudara ini bertengkar hanya karena aku. Ku lihat Youngmin berjalan mendekati bangkuku dan Minwoo.
"Aku berubah, kau tahu namja miskin ini berani-beraninya memiliki wajah yang sama denganku, merusak imageku saja." Ucapnya sambil melihatku dengan jarak yang cukur dekat, mungkin jarak antara wajahku dengan wajahnya hanya 10 centi saja. Dengan cepat aku memundurkan kepalaku. Kemudian Youngmin menjauhkan wajahnya dan pergi menuju ke bangkunya.
.
.
.
.
Youngmin POV
Kulihat Minwoo dan namja miskin itu akrab sekali, aku tidak suka melihat orang yang aku kenal dekat-dekat dengan orang yang tidak aku suka.
"Hei Minwoo-ah, jangan berbicara pada orang miskin seperti dia, kau tidak takut alergi." Ucapku ditengah-tengah pembicaraan mereka. Kwangmin menatapku tajam, aku tahu dia tidak suka aku hina.
"Ya! Youngmin-ah kau ini bicara apa, sejak kapan Youngmin yang aku kenal baik dan sopan berubah menjadi orang yang suka menghina seperti itu." Minwoo membalas perkataanku. Apa-apaan dia itu, kenapa dia malah membela namja miskin itu.
"Aku berubah, kau tahu namja miskin ini berani-beraninya memiliki wajah yang sama denganku, merusak imageku saja."Ucapku sambil menatapnya dengan jarak yang cukur dekat, mungkin jarak antara wajahku dengan wajahnya hanya 10 centi saja, aku menyeringai. Dengan cepat dia memundurkan kepalanya. Kemudian aku menjauhkan wajahku dan pergi menuju ke bangkuku.
.
.
.
.
Kwangmin POV
Aku menatap punggung Youngmin yang sudah menjauh dariku, aku tahu dia tidak suka aku dekat-dekat dengan Minwoo yang notabennya adalah sepupunya.
"apa-apaan dia itu, itu bukan salahmu kan memiliki wajah yang sama dengan dia." Minwoo menghela napas dan menatap ke arahku.
"sudahlah Minwoo-ah, aku sudah terbiasa dengan sikapnya yang seperti itu." Ucapku menhibur diri, sebenarnya aku juga risih di benci oleh seseorang, aku tidak ingin di hina dan di benci seperti itu. Jujur saja aku merasa sakit yang luar biasa, menjadi orang yang selalu terhina, itu bukan pilihanku.
"eh, ada guru yang datang." Ucap Minwoo mengakhiri percakapanku dengannya.
Hari ini Kim Sonsaengnim masuk ke kelasku dengan tatapan ceria, tapi kenapa perasaanku jadi tidak enak.
"selamat pagi anak-anak, hari ini tidak akan ada pelajaran IPA, tapi sebagai gantinya, kita akan melakukan Studi Tour ke Sea World hari minggu nanti. Jadi siap kan diri kalian dan keperluan kalian. Nanti kalian akan di bagi secara berpasangan. Nama-nama kelompok nanti siang akan di tempel di papan pengumuman, mengerti anak-anak." Jelas Kim Sonsaengnimpada Siswa-siswa di kelas kami.
"Mengerti Sonsaengnim." Teriak siswa-siswa yang ada dikelasku.
Setelah memberikan penjelasan tentang Studi Tour tersebut Kim Sonsaengnim pergi meninggalkan kelas. Mengenai Studi Tour nanti, aku masih bingung. Bukan, bukan aku tidak mengerti apa saja yang akan dilakukan pada saat Studi Tour, tapi lebih ke biaya yang nanti digunakan saat Studi mungkin aku meminta uang pada Appa, sedangkan aku belum gajian. Ah nanti aku coba meminta pinjaman ke manager Kang, manager di cafe tempat aku bekerja paruh waktu. Mungkin dia akan meminjamiku sedikit uang untuk Studi Tour ini.
"hei Kwangmin-ah, kenapa kau melamun." Aku terkejut saat minwoo menepuk bahuku.
"ah, Minwoo-ah, aku baik-baik saja. Aku ke toilet dulu ne." Ucapku sambil beranjak pergi ke toilet.
.
.
.
.
Author POV
Kwangmin beranjak dari tempat duduknya menuju ke toilet. Sesampainya di toilet Kwangmin tidak langsung masuk, itu karena dia melihat Youngmin yang ada di dalam toilet. Dia bersama Hyunseong dan Jeongmi, Joengmin hyung adalah anak dari pemilik Cafe tempat Kwangmin bekerja paruh waktu. Jujur saja Jeongmin tidak tahu kalau Kwangmin bekerja di cafe milik keluarganya. Kwangmin masih berdiri di samping pintu toilet, bukannya dia tidak berani untuk masuk ke toilet selagi ada Youngmin dan teman-temannya, tapi dalam pikiran Kwangmin dia malas untuk mencari gara-gara dengan Youngmin yang sangat membencinya.
"Eh ada orang miskin disini, kau mau apa di sini hah?" tanya Namja yang bernama Youngmin itu dengan menatap Kwangmin dengan sinis. Kedua tangannya di masukkan kedalam kantong celananya menambah kesan arogan pada dirinya.
"jawab namja pabbo!" ucapnya sambil menendang kaki Kwangmin.
"Awww. Sakit" erang Kwangmin menahan sakit ketika kaki kirinya ditendang oleh Youngmin.
"sakit hah, makanya kalau aku bertanya ya dijawab. Rasakan ini." Youngmin meninju perut Kwangmin. Kwangmin memegangi perutnya, didudukan tubuhnya kelantai.
"sudahlah Youngmin-ah, kau bisa melukainya. Kasihan dia."Hyunseong menahan Youngmin yang ingin meninju Kwangmin lagi.
"baiklah kali ini kau lolos Cho Kwangmin, lain kali awas kau." Youngmin pergi menjauh dari Kwangmin.
Hampir 2 tahun Kwangmin sekolah di Seoul Senior High School, hampir 2 tahun pula kwangmin di bully oleh Youngmin. Tapi Kwangmin masih diam saja, tidak pernah terbesit dalam pikirannya untuk melaporkan pada guru ataupun kepala sekolah. Dia yakin suatu hari nanti Youngmin akan sadar dan akan bersikap baik pada dirinya.
"hey Kwangmin-ssi, Gwenchanayo? maafkan Youngmin Ne." Jeongmin mendekati Kwangmin setelah Youngmin tidak berada di dekat Kwangmin lagi. Dilihatnya Kwangmin yang masih berada di samping pintu toilet sambil memegangi perutnya yang ditinju Youngmin tadi.
"Ne, Gwenchana hyung. Aku baik baik saja." Ucap Kwangmin pada Jeongmin. Kwangmin berdiri dengan bantuan dari Jeongmin.
"maafkan aku juga Kwangmin-ssi, aku bukan tidak mau berbicara padamu selama ini. tapi kau tahu kan Youngmin sangat tidak suka jika temannya dekat-dekat denganmu. Aku juga tahu, Hyunseong hyung sering memberi tumpangan padamu, tapi dia tidak pernah memberi tahu hal itu pada Youngmin." Jelas Jeongmin pada Kwangmin.
" ya sudah hyung, tidak apa-apa. Aku mengerti hyung, hmm hyung aku ke toilet dulu ne." Ucap Kwangmin mengakhiri percakapannya dengan Jeongmin.
.
.
.
.
Kwangmin POV
Setelah keluar dari toilet aku langsung menuju kekelas. Disana masih ada Minwoo yang duduk di bangku sebelahku.
"darimana saja kau, kenapa lama sekali ke toiletnya?" pertanyaan Minwoo memberondongku saat aku mendekatinya.
"aku tadi bertemu dengan teman Minwoo-ah." Aku memberi alasan. Aku tidak mau jika Minwoo tahu kalau aku baru saja dipukuli oleh sepupunya.
"ayo kita lihat pengumuman untuk kelompok Studi Tour besok." Ajak Minwoo sambil menarik tanganku.
Sesampainya di depan papan pengumuman Minwoo langsung menerobos parasiswa yang ingin melihat pasangannya pada saat Studi Tour nanti.
"hmmm lihat Kwangmin-ah, aku berpasangan dengan Hyunseong hyung, dan kau berpasangan dengan, d-dengan Y-Youngmin. Hah, apa tidak salah." Ucap Minwoosaat membacakan kelompok berpasangan Studi Tour nanti.
"hmm, coba aku lihat. Apa, aku berpasangan dengan Youngmin." Aku benar-benar terkejut melihat papan pengumuman itu. Bagaimana bisa hal ini terjadi, mana mungkin orang yang sangat membenciku malah berpasangan denganku.
.
.
.
.
Youngmin POV
Aku melihat semua orang bergerumbul di depan papaan pengumuman. Sepertinya pasangan untuk Studi Tour nanti sudah diumumkan.
"minggir-minggir, hey kita lihat aku berpasangan dengan siapa?" ucapku sambil menerobos kerumunan siswa yang ada di depan papan pengumuman.
"hmmmm, Mwo! Aku berpasangan dengan namja miskin itu." Aku kaget melihat pengumuman itu. Tidak mungkin, mana bisa orang yang paling ku benci malah berpasangan denganku. Andweeee!
TBC
RnR please..
Lagi-lagi Author bikin FF Jo Twins, ya mau gimana lagi, Author suka sih ma Jo Twins. Ya kalo jelek maklum ja ya,, ini FF dadakan. Jangan jadi silent readers ne.
