New Adventure Rebirth

A/N: baik! Saya tegaskan disini, bahwa judul lanjutan "New Member Adventure" akan diganti dengan judul diatas dikarenakan…yah, cerita ini adalah 3 tahun setelah kematian Dain, jadi itu artinya mereka sudah tidak perlu dipanggil anggota baru lagi, bukan? Oh, BTW, para OC yang belum saya munculin di Fic sebelumnya, bakal disebutkan disini

Disclaimer: Anywhere and Anytime, Grand Chase Wouldn't Be Mine…Got It?

-Prolog: New Adventure Rebirth-

3 Years Ago…

Kaze'Aze Casttle

"Dain the Darkness telah dijatuhkan!" ujar Kaze'Aze pada pasukan miliknya beserta anggota D5. Mendengar perkataan ratu kegelapan itu, semuanya bersorak sambil mengangkat senjata-senjata mereka ke udara.

Kaze'Aze mengangkat sebelah tangannya, memerintahkan seluruh pasukannya untuk diam sejenak dan hal ini dipatuhi oleh mereka dengan segera. Kaze'Aze melanjutkan perkataannya.

"Ancaman bagi kita dan orang yang dapat menggagalkan rencana kita sudah hilang! Inilah saatnya kita menjalankan mimpi kita: menguasai dunia!" ujar Kaze'Aze dengan suara menggelegar. Sekali lagi, sorak sorai dari para pasukan yang ada dibawah pimpinan Kaze'Aze terdengar memenuhi tempat itu

"Sekarang, persiapkan diri kalian! Asah senjata kalian dan tingkatkan kemampuan kalian! Kita akan membuat tiap benua berdiri dibawah kekuasaanku!" ujar Kaze'Aze sekali lagi sambil mengangkat kepalannya keatas.

Melihat ini, seluruh pasukan Kaze'Aze mengikutinya dan mengangkat senjata mereka tinggi-tinggi sambil meneriakkan 'Hidup Ratu Kegelapan!' dengan suara lantang. Mereka pun bergerak beriringan. Tiap baris di pasukan Kaze'Aze, tampak panji-panji dengan lambang D5, menandakan bahwa Organisasi di balik bayang-bayang Kaze'Aze, saat itu mulai bergerak kepermukaan, menunjukkan taring asli mereka.

3 Months Later…

Mysterious Lake

Normal POV

"Shit! Seharusnya hanya Krako dan para ikan asinnya itu yang ada disini!" ucap seorang remaja laki-laki yang tampaknya bersembunyi dari sesuatu. Saat ini ia sedang bersembunyi disebuah karang penghasil oksigen yang banyak terdapat di dasar Mysterious Lake.

Tiap 5 menit sekali, ia akan mengintip dari celah kecil di karang itu untuk memantau keadaan. Namun, apapun itu, yang pasti ia tidak dapat kabur dengan mudah. Sekali lagi, ia mengintip keadaan dan ia melihat sesuatu – sebuah lambang.

"Tak diragukan lagi…Sebagai Hunter, aku harus membasmi mereka…" ucap laki-laki itu sambil pergi diam-diam dari tempat itu.

"Lihat saja, apa yang dapat tuan Arkain ini perlihatkan pada kalian…D5…" gumamnya saat ia menemukan tempat persembunyian lain yang lebih aman.

Meanwhile,

Somewhere Near The Dwarven Base

Normal POV

"Cari dia! Masa' kalian bisa kalah dengan orang yang hanya menggunakan Jarum dan Jam Saku untuk bertarung?" ucap seorang – seekor? – Anom Guard pada beberapa Anmon Scout. Tampak benar ia saat ini sedang kalap.

Tapi, mau bagaimana lagi? Ia – Anmon Guard itu – mendapat laporan bahwa setengah pasukannya dikalahkan oleh seseorang yang hanya memakai Jarum dan Jam Saku sebagai senjata.

"Cari dan temukan dia! Aku tidak ingin lagi ada laporan seperti ini! D5 tidak mungkin selemah ini!" ujarnya lagi pada para Anmon Scout yang hanya melihat satu sama lain.

"Tunggu apa lagi! Lakukan sekarang!" ujarnya dengan emosi membuat para Anmon Scout itu mulai berpencar.

Sementara Anmon Guard itu mengomeli anak buahnya, seorang remaja laki-laki tengah memperhatikannya dari balik puing-puing. Matanya yang berwarna Kuning Keemasan itu terus memperhatikan gerak-gerik si Anmon Guard.

'Seharusnya tidak kutinggalkan kota saat mengetahui Kaze'Aze mulai menggerakkan pasukannya,' batin laki-laki itu sambil menaikkan kacamatanya agar menutupi kedua matanya itu.

Ia kemudian melirik kearah belakangnya, dimana tampak sosok seorang anak perempuan yang terlihat ketakutan, terus-menerus mengenggam ujung Coat merah miliknya. Laki-laki itu kemudian berlutut di depan gadis kecil itu dan mengelus lembut kepalanya.

"tenang saja, aku akan membawamu keluar dari kota ini," ucapnya dengan tersenyum untuk menenangkan gadis kecil itu yang menganggukan kepalanya dengan antusias. Laki-laki itu-pun mengeluarkan sebuah benda dari saku celananya – sebuah jam saku.

"ayo kita lewati waktu dan pergi dari sini," ucap laki-laki itu sebelum Jam Saku-nya mulai mengeluarkan cahaya.

2 Weeks later…

Somewhere on Xenia Continent

Normal POV

"Beraninya Kalian Menginjak Tanah Suci Para Dewa!" ujar Lenasien, si penjaga Xenia Border dalam bentuk keduanya. Bersama dengan Octus, mereka berdua menghalangi sepasukan Dark Hierophant dan juga Skeleton Warriors.

Berkali-kali mereka membasmi para monster itu, tapi tetap saja usaha mereka tidak membuahkan hasil karena tiap kali pasukan Skeleton berhasil mereka musnahkan, para Dark Hierophant membangkitkan mereka kembali dari kubur.

Namun, seakan dewa memberikan keberuntungan untuk Lenasien dan Octus, muncul 2 sosok keturunan dewa yang dikenal oleh kedua penjaga Xenia Border ini.

"Rin! Lempar aku ketengah pasukan itu dengan angin-mu!" ujar seorang gadis dengan rambut pirang pada seorang gadis lainnya yang memegang sebuah kipas tangan.

"Ok!" jawab gadis yang dipanggil Rin itu. Rin mengumpulkan Mana-nya ke kipas miliknya dan membentuk bola angin diatas kepalanya, kemudian ia mengibaskan bola angin itu kearah gadis yang satu lagi.

"Eye of Strom!"

"Nice, Rin!" ujar gadis itu menggunakan angin Rin untuk melemparnya ketengah-tengah pasukan Skeleton dan Dark Hierophant itu. Ia mulai mengisi Mana-nya dan mengaktifkan Skill-miliknya.

"Universe Blow!" ujar gadis itu dan memporak-porandakan pasukan kerangka hidup dan para Hierophant dengan kekuatan yang tak dapat dilihat oleh mata. Dengan dihancurkannya para Skeleton dan Hierophant, kemenangan ada ditangan mereka berdua.

"Nice work, Ishu!" ujar Rin sambil ber-High Five dengan gadis yang dikenal sebagai Ishu itu.

"Hehe~ tapi ingat, semua ini karena hasil kerja sama kita berdua~!" ujar Ishu mengingatkan Rin dengan wajah riang.

"Tapi, menurutku, serangan ini tidak hanya sampai disini," ucap Rin sambil menerawang ke langit. Ishu yang melihat Rin seperti itu, ikut menerawang kelangit. Wajah sedih mulai menggantikan wajah riangnya tadi.

"Kau benar," ucap Ishu dengan nada getir.

"Pertarungan ini baru awalnya saja," sambung Ishu kemudian.

Few Days Later…

Ruin of Silver Knights

Normal POV

"Haha! Lemah! Lemah! LEMAH! Tidak adakah seseorang yang kuat diantara kalian!?" ujar seorang remaja laki-laki dengan rambut yang agak keunguan.

Meski saat ini langit diatas Benua Silverland tengah mendung dan mulai menitikkan air hujan, wajah Pemuda ini masih tampak jelas memasang wajah yang menyeringai dengan beberapa bercak darah diwajahnya.

Ditangannya, ia mengenakan sebuah Arm-Guard – yang apapun alasanya, juga Bersimbah darah dan tengah berdiri disebuah gundukkan – yang bagi orang biasa yang melihatnya akan tampak sangat mengerikan.

Namun, entah mengapa, bagi orang ini, pemandangan ini bukanlah apa-apa. Ia menganggap, gundukan yang ia injak saat ini adalah bukti bahwa belum ada yang dapat mengalahkannya. Bukti seberapa kuatnya ia. Bukti bahwa mereka belum pantas menghadapinya. Pemuda itu menatap tangannya yang penuh darah segar sambil menyeringai.

"Aku ingin kekuatan lebih…Lebih dari milikku saat ini!" ujarnya bersamaan dengan munculnya kilatan petir dan menunjukkan sosok asli dari gundukkan yang ia pijak sedari tadi.

Gundukan itu….adalah mayat para D5 yang ia bantai dengan sadis.

Meanwhile,

Furnance of Hell

Normal POV

"Keras kepala sekali mereka ini! Memangnya mereka siap, menantang Kurogane bersaudara?" ucap seorang laki-laki yang memegang pedang berwarna merah seperti darah. Namun, kalau dilihat lebih dekat lagi, sebenarnya pedangnya itu benar-benar terbuat dari darah. Berkali-kali ia menghindar dan membalas serangan yang dilancarkan oleh para monster yang ada disitu.

"Sudahlah, kalau segini sih, seperti membalikkan telapak tangan!" ucap seorang gadis yang tampak memegang sebilah pedang es yang juga tengah membalas serangan tiap monster yang menyerangnya.

"Kau teralu santai, Yuri!" ucap pemegang pedang darah tadi.

"Lho, bukannya kau sama saja, Rye?" balas pemegang pedang es – yang diketahui bernama Yuri.

"Grr! Tidak sopan! Kau pikir siapa yang tua disini, hah!?" ujar Rye dengan kesal.

"Tentu saja aku! Kau-lah yang seharusnya bersikap sopan padaku! Dasar bodoh!" balas Yuri. Rye tampak cengo dan muali berpikir, saat pikirannya udah connect barulah ia berkata.

"Oh iya! Kau itu kan udah tua Bangka, ya?" jawabRye tanpa maksud mengejek. Meski tidak bermaksud mengejknya, Yuri mulai terbakar emosi karena Rye mengatakan bahwa ia sudah tua Bangka.

"Graaah! Mati Kau, Rye!" ucap Yuri mengangkat pedang es-nya. Tapi, belum satu tebasan-pun dilancarkan, Yuri dihentikan oleh seorang perempuan yang memegang sebuah Death Scythe.

"Hentikan pertarungan tidak berarti ini…D5 tengah memulai rencana mereka menguasai dunia, dan kalian malah membiarkan ego kalian mengambil alih? Belum lagi alasan menghilangnya kalian kemarin karena disekap oleh orang-orang D5. Aku tidak percaya kalian ini anggota keluarag Kurogane…," ucap perempuan itu dengan nada serius. Rye dan Yuri tampak ketakutan saat melihat siapa perempuan itu.

"Y – Yuna?" ucap mereka berdua bersamaan.

"ayo cepat selesaikan ini dan masuk ke ruang utama…kita harus menyelamatkan Heart yang berkorban untuk kalian," sambung Yuna dengan dingin dan mulai menyerang pasuka D5 penjaga Furnance of Hell.

5 Months Later…

Near The Elven Forest

Normal POV

"Hah…Hah…Hah…," suara tarikan napas seseorang yang sedang terpacu adrenalin-nya terdengar jelas di hutan Elven itu. orang itu tampak memakai baju zirah khusus dengan simbol yang sangat dikenal sejak penyerangan di Serdin.

ZLEB! ZLEB! ZLEB! 3 anak panah dengan cepat menancap ditubuh orang itu meski tubuhnya terbalut baju pelindung yang terbuat dari besi, menyebabkan darah milik orang itu menetes di beberapa tempat di tanah hutan itu.

SRAK! dengan tatapan horror, orang itu masih terus berlari sambil sesekali melihat kebelakang. Saat ia melihat kebelakang, ekor matanya selalu dapat menangkap bayangan hitam yang melintas dengan cepat dibelakangnya. Hal ini membuatnya memacu larinya hingga akhirnya ia sampai disebuah tempat terbuka di dalam hutan itu.

ZLEB! Satu lagi anak panah menancap ditubuhnya. Karena tak kuasa lagi menahan sakit, ia terjatuh dalam posisi berlutut di tempat itu. Pandangannya mulai kabur karena ketakutan dan kekurangan darah.

SRAK! Sekali lagi, ekor matanya menangkap bayangan hitam yang melintas dengan cepat didekatnya. Dengan penuh rasa takut dan amarah, orang itu mulai berteriak.

"Keluar Kau! Aku Tidak Takut Padamu! Kami Orang-Orang dari D5 tidak akan Merasakan takut! Tunggu Saja Hari Dimana Kami Membakar Hutan Kalian! Kalian Pasti akan Merasakan akibatnya Karena Melawan D5!" ujar orang itu dengan suara mengancam.

dengan napas tersengal-sengal, ia menajamkan pandangan dan pendengarannya. Tak ada lagi bayangan yang melintas. Tak ada lagi suara langkah kaki. Tak ada lagi panah yang melesat kearahnya.

Orang itu tersenyum penuh kemenangan. Ia berpikir ia berhasil menakut-nakuti orang itu atau mahluk apalah itu yang sedari tadi mengejarnya. Namun, dugaannya salah, itu terbukti dengan munculnya lubang jebakan yang biasanya dipakai pemburu untuk memburu mangsanya. Tepat dimana ia saat itu sedang berpijak.

Jebakan itu sangat dalam dan dipenuhi dengan batang pohon yang runcing. Dengan tatapan horror, orang itu jatuh ke dalam lubang itu dan dalam sekejap nyawa-nya hilang di dalam jebakan pemburu.

"Membakar Hutan Katamu? Jangan bercanda…," ucap sebuah suara yang berasal dari atas sebuah pohon. Disana, di salah satu dahan pohon di area terjatuhnya tentara D5, Tampak seorang remaja laki-laki yang menggenggam sebuah busur panah dengan erat ditangannya.

Tak menunggu lama lagi, ia segera turun dari atas pohon dan mendekati lubang perangkap – yang sebenarnya adalah buatannya sendiri – untuk melihat korbannya. Ia melihat mayat tentara D5 itu dengan tatapan jijik.

"Kalau kalian membakar hutan, udara bersih yang kita hirup mau dicarai dimana lagi?" sambung pemuda itu sambil menutup lubang perangkapnya.

Somewhere

Around The Victor Fortress

Normal POV

DOR! DOR! DOR

"hmh, membosankan…ternyata D5 itu tidak ada apa-apanya," gumam seorang Demon seusai membunuh tentara D5 yang tersisa dengan 3 tembakan yang mengarah tepat ke kepalanya.

Dengan wajah tenang, Demon itu menyimpan kembali kedua pistolnya – pistol yang selalu di ingat oleh para korban sang Bounty Hunter, Dual Hand-Gun, The Eyetooth – dengan aman ke Holster yang ada di pinggangnya.

Ia kemudian menggunakan lengan bajunya yang berwarna merah marun itu untuk menghilangkan noda darah yang ada di wajahnya – tentu bukan miliknya, namun milik tentara D5 yang kurang beruntung karena bertemu dengannya.

"haha, ini sih masih Tentara yang ada di bawah pimpinan D5 langsung, seharusnya kau lihat pertarungan di Serdin beberapa waktu yang lalu, saat para pemimpinnya bertarung melawan Dain," komentar seorang Demon lainnya yang menyandang sebuah Scythe yang dapat dibilang melebihi tinggi tubuhnya. Sama seperti Demon pemegang Eyetooth, Demon ini juga mendapat noda darah di beberapa bagian bajunya.

Demon pemilik Eyetooth hanya bisa mendengus.

"hmh, kalau begitu, kenapa kita buang-buang waktu disini?" ucapnya sambil mengeluarkan sebuah benda – semacam buku dari dalam jubah miliknya. Ia membuka-buka halaman buku itu dan menemukan apa yang ia cari.

"ayo, kita pergi dan dapatkan bayaran untuk mereka," ucap Demon itu sambil memperlihatkan isi buku itu pada Demon yang membawa Scythe tadi.

Sebuah senyum tersungging di bibir Demon pemilik Scythe tadi dan dengan santai ia mengikuti teman Demon-nya itu.

"yah, kalau bayarannya segitu untuk tiap kepala pemimpin D5, gak bakal bisa ditolak, ya gak, Rufus?" ucap Demon pemilik Scythe besar tadi sambil tersenyum. Rufus – nama Demon pemilik Eyetooth tadi – membalas senyuman itu dengan seringai miliknya.

"Heck Yeah…"

And Now…

'Pertempuran Di Serdin yang Hampir Mengakibatkan Kejatuhannya Mengguncang Aernas…

.Hal Itu Mengakibatkan Para Pendukung Kaze'Aze Bersorak….

.Mereka Mulai Berkumpul dan Membentuk Pasukan Baru dibawah Pimpinan Kaze'Aze dan juga D5

.Tujuan Mereka: Menguasai Dunia….

.Dan tanpa memakan waktu lama, Para Chaser Menjadi Buronan Yang Paling Dicari Oleh Pasukan Kaze'Aze, Sehingga Mereka Tidak Dapat Berlama-Lama di Serdin….

.Dan Saat Itu, Mereka Mulai Menjalankan Misi Rahasia Yang Ditugaskan Langsung Oleh Ratu Serdin….

.Merekrut Anggota Baru

.Mereka Memanfaatkan Pencarian Ini Untuk Sekalian Mengasah 'Taring' Mereka, Bersiap Untuk Melawan Para D5….

.Dan Selama Mereka Melakukan Itu, Grand Chase….

.…Dibubarkan Untuk Sementara….

.Mereka Sepakat Untuk Menyebar Ke Seluruh Aernas dan Memulai Pencarian juga Latihan mereka….

Tentu Saja, Mereka Bergerak Secara Rahasia….

Mereka Tidak Ingin D5 Mengetahui Bahwa Mereka Mulai Mencari Kekuatan Tempur Baru….

.Kini, Tinggal Waktu Yang Menentukan…

.Masa Dimana Para Pejuang Bangkit Kembali'

To Be Continued

TVP: Huwo! Sequel Dari NMA akhirnya udah kelar! Anyway, Terima Kasih pada para Author yang sudah meminjamkan OC mereka seperti Cruz Montecalm, Sean Kenneth, Sengami Ishu, Arkain Mietzen, Rye Kurogane, Yuri Kurogane, Yuna Kurogane, Heart Hareta, dan Freddy Leonard!

Theo: jadi intinya…prolog ini Cuma gambaran apa saja yang mereka lakukan saat D5 mulai menjalankan rencana mereka?

TVP: Yup! Benar Sekali! Kalo gitu, sampai ketemu di Chapter 1 depan!