Lust
.
.
Perasaan dimana kita saling mempengaruhi hanya dengan sekali tatap. Foxy dan Onyx yang melebur menjadi spectrum indah tanpa terjabar. Tatapan membakar dan suara tersamar hembusan nafas. Cukup saling menatap dan kita akan terbakar bersama. Mereguk kenikmatan dan gairah ini bersama, tanpa peduli dengan dosa dan karma.
.
Cho Kyuhyun & Lee Sungmin
.
Romance & Hurt/Comfort, Rate M, BL/YAOI
.
Ballroom hotel itu disulap menjadi ruang pesta yang megah. Meskipun dengan hiasan yang minimalis, semua orang tahu itu adalah dekorasi dengan biaya yang sangat mahal. Tidak diragukan lagi, pesta yang diselenggarakan oleh keluarga Song akan selalu meriah dan mewah. Siapa yang tidak kenal dengan Song Group? Perusahaan farmasi terkenal di Asia, memiliki beberapa rumah sakit ternama yang menyebar hampir diseluruh kawasan Asia. Dan satu-satunya rumah sakit yang memproduksi obat-obatannya sendiri. Benar-benar perusahaan gurita yang sangat berpengaruh di Korea Selatan bahkan Asia.
Pesta kali ini adalah perayaan Ulang Tahun Rumah Sakit SG (Song Group), banyak orang-orang penting yang hadir selain seluruh dokter dan petinggi rumah sakit tentu saja. Pesta mewah ini tidak diperuntukkan untuk perawat dan karyawan biasa, mereka disediakan tempat lain untuk berpesta dan itu tidak bersamaan, karena ada pasien yang membutuhkan perawatan dari mereka.
Sedikit menggelikan, disaat para petinggi berpesta pora tanpa mengingat pasiennya para perawat harus bekerja tanpa ada libur. Tapi begitulah orang kaya, mereka tidak akan peduli dengan orang yang mereka gaji, asal uang terus mengalir ke kantong mereka. Dan para dokter juga akan berlomba-lomba menjilat atasan untuk kenaikan jabatan, tidak peduli dia dokter yang hebat atau bukan selama mereka mempunyai koneksi mereka akan mejadi salah satu jajaran petinggi disana. Cih, mereka sungguh melupakan sumpah jabatan yang mereka ucapakan dulu.
"Menjijikan." Suara bass yang sangat dingin terdengar mencibir seorang dokter dengan perut buncit yang sedang menjilat sang Presdir Song.
"Biarkan saja. Dia hanya mengikuti arus. Kkekeke" namja dengan setelan formal warna biru tua terkekeh geli melihat sahabatnya menggerutu.
"Shut Up Max!" suara itu masih sangat dingin tapi bukan Shim Changmin namanya jika takut dengannya. Mereka sudah bersahabat lebih dari sepuluh tahun, dia sangat mengenal baik watak dokter muda itu.
"Oh ayolah Kyu, kita nikmati pesta ini sebaik mungkin. Aku sungguh mual menjalani operasi seharian ini. Dan tolong jangan merusak moodku yang sedang sangat baik ini." Changmin memasang senyum lebar yang memuakkan menurut namja yang dipanggilnya Kyu.
Cho Kyuhyun, dokter bedah terhebat di Korea Selatan. Dia tidak pernah gagal dalam operasi, bahkan sudah dua tahun ini mengikuti program televisi yang menyiarkan secara langsung operasi yang dipimpinnya. Menjijikan, itulah perasaan Kyuhyun saat harus mengumbar operasi yang seharusnya tertutup itu. Tapi sekali lagi, perusahaan tidak akan peduli apapun selama uang terus mengalir dan nilai saham mereka terus merangkak naik.
"Kaulah yang merusak moodku dengan kerakusanmu itu Max." masih dengan wajah dinginnya Kyuhyun pergi meninggalkan sahabatnya itu. Kadang Kyuhyun bertanya-tanya bagaimana dia bisa berteman bahkan bersahabat dengan namja yang sangat rakus dan terlihat idiot dengan cengiran lebarnya itu. Entahlah, tolong tanyakan pada rumput yang bergoyang.
.
.
Kyuhyun masuk ke dalam salah satu bilik di toilet hotel itu. Dia bukannya ingin memenuhi panggilan alam, tapi dia sudah muak untuk melihat orang-orang penjilat disekitarnya. Dia duduk di kloset yang tertutup dan memainkan psp hitamnya tanpa takut setelan formal berwarna putihnya kotor. Dia adalah seorang dokter, dan dia adalah penggila game kronis. Meskipun dia tidak pernah menunjukkan didepan umum karena profesionalitasnya yang tinggi.
Terdengar pintu toilet yang terbuka dan beberapa orang masuk kedalamnya. Sepertinya mereka salah satu dari tamu pesta malam ini. Karena toilet ini berada diwilayah Ballroom hotel. Dan yang pasti Kyuhyun tidak peduli, dia tetap memainkan psp-nya. Sampai dia tidak sengaja mendengar obrolan mereka.
"Sial. Aku tidak tahu kalau Cho Kyuhyun begitu arogan" suara serak yang sedikit kasar mengumpat dengan membawa-bawa namanya, membuat mau tidak mau Kyuhyun memfokuskan pendengarannya. Di pause permainanannya dan memasang telinga baik-baik. Peduli setan dengan istilah penguping yang akan disandangnya kalau ketahuan. Karena disini dialah objek yang dibicarakan.
"Aku kan sudah mengingatkanmu, dia adalah dokter tersombong yang pernah ada." Suaranya sedikit cempreng kali ini.
"Tapi aku tidak tahu kalau dia akan mempermalukanku didepan umum seperti tadi. Sial, rasanya mau mati saja tadi." Suara pertama kembali mengumpatinya. Kyuhyun mengernyit, siapa orang yang sudah dia permalukan tadi?
"Salahmu sendiri yang menyapanya saat jelas-jelas dia sedang bersama Presdir Song." Kali ini namja dengan suara lembutnya, sepertinya Kyuhyun kenal dengan suara ini.
"Dokter Seo, apa kau membelanya? Cih, aku tahu kau adalah rekan kerjanya selama setahun ini, tapi jangan membela orang yang jelas-jelas bersalah. Aarrgghhh Sial..aku benar-benar muak dengan gayanya yang seperti dunia ada ditangannya." Mendengar itu Kyuhyun menyeringai sinis. Ahh..pecundang bernama Kim Taewon ternyata.
Dia ingat sekarang. Saat dia sedang berbicara serius dengan Presdir Song, dokter spesialis anak itu berpura-pura mengenalnya dan menyapanya. Kyuhyun yang benar-benar muak dengan orang-orang yang selalu datang padanya untuk mempermulus karirnya memilih tidak menanggapi dokter yang bertubuh tinggi itu. Untuk apa dia kuliah selama ini? Apa mereka semua lulus tanpa mempunyai kemampuan? Sial Kyuhyun semakin bad mood sekarang.
"Sudahlah, jangan seperti ini. Sampai kapanpun kita tidak akan bisa menyaingi dokter Cho." Suara Dokter Seo kembali menenangkan Kim Pecundang Taewon.
"Tentu saja, karena dia adalah menantu kebanggaan Presdir Song." Orang bersuara cempreng yang Kyuhyun tebak adalah Dokter Nam mendengus kasar.
.
Kyuhyun masih betah duduk dikloset, meskipun orang-orang yang membicarakannya sudah keluar dari tadi. Psp ditangannya pun enggan dia mainkan lagi. Dia hanya menatap kosong pintu toilet didepannya. Menantu kebanggaan Presdir Song. Ya itulah dia. Sehebat apapun kemampuannya dalam mengoperasi pasiennya, cap sebagai menantu sang Presdir lah yang menjadi embel-embel dibelakang namanya.
Muak? Jelas, tapi Kyuhyun tidak bisa mengelak. Saat dia memilih menikah dengan putri bungsu Presdir Song, yaitu Victoria Song dia sudah tahu hal seperti ini akan terjadi. Kyuhyun ingat bagaimana dulu Presdir Song berusaha menjadikannya menantu. Jelas untuk kepentingan rumah sakit dan nilai saham juga. Dia dan Victoria menikah karena kompromi orang tuanya.
Orang tua disini bukan hanya Presdir Song, tapi orang tua Kyuhyun juga. Tuan Cho adalah seorang mantan Presiden Korea Selatan. Meskipun sudah tidak menjabat, nama dan pengaruhnya masih sangat besar dinegeri Ginseng itu. Kyuhyun yang hanya memikirkan pekerjaan saat itu tidak masalah dengan pernikahan yang diatur. Karena dia tidak butuh yang namanya cinta. Tapi sekarang lihat dirinya, sungguh menyedihkan. Hidupnya seperti cangkang yang ditinggalkan, kosong dan membosankan. Kyuhyun tertawa sinis, hidupnya memang sudah seperti ini sejak dulu. Hanya mengejar kesempurnaan tanpa pernah menikmati proses menuju kesempurnaan tersebut.
.
.
.
Kyuhyun keluar dari lift yang membawanya kelantai dimana apartemennya berada saat telfon disakunya bergetar. Shim Max Calling. Digeser layar dan didekatkan benda pipih itu ditelinganya.
"Hm.." irit bicara itulah gayanya.
"Kau dimana?" tanya Changmin diseberang dengan suara cerianya.
"Apartemen." Jawab Kyuhyun acuh sambil membuka pintu apartemen.
"Kau pulang?"
"Bodoh" Kyuhyun masuk kedalam apartemen yang masih gelap gulita. Victoria belum pulang lagi. Kesibukannya sebagai Model membuatnya jarang pulang kerumah.
"Eiih…kau melewatkan sesuatu yang menarik saat ini kawan" Changmin masih bicara tanpa tersinggung sedikit pun dengan ucapan Kyuhyun.
"Aku tutup." Tanpa mendengar respon sahabatnya itu Kyuhyun mematikan sambungan dan melempar ponsel mahalnya disofa ruang tamu.
Masih menggunakan pakaian formalnya Kyuhyun menuju dapur dan membuka lemari es mencari sesuatu yang dapat mengisi perutnya. Dia sama sekali tidak makan saat pesta tadi. Sekarang perutnya meminta diisi dan hanya ada buah dan air mineral di lemari es-nya. Kyuhyun menghela nafas lelah. Lagi-lagi Victoria lupa mengisi lemari es. Dia tidak pernah memasakkan makanan untuk Kyuhyun dan mereka memang tidak pernah makan bersama dirumah.
Kyuhyun mengambil dua buah apel dan sebotol air mineral. Sepertinya ini cukup untuk bertahan sampai besok pagi. Setelah selesai menghabiskan makan malam minimalisnya, Kyuhyun beranjak menuju kamarnya, kamar milik Kyuhyun sendiri. Ya..dia dan Victoria memang tidak pernah sekamar sejak menikah dua tahun yang lalu. Mereka tidak pernah membicarakannya, tapi entah bagaimana mereka sama-sama memilih kamar berbeda. Kalau kalian bertanya tentang hubungan suami istri, Kyuhyun akan menjawab dengan tegas bahwa dia bahkan hanya mencium Vic sekali yaitu saat sumpah pernikahan mereka dulu. Dan itu hanya kecupan singkat tanpa lumatan dan jilatan. Dan sekali lagi mereka sama-sama tidak mempermasalahkannya.
.
.
.
Rumah sakit sudah sangat sibuk saat Kyuhyun datang. Meskipun jam baru menunjukkan pukul tujuh pagi. Kyuhyun mengeryit, apakah ada kecelakaan atau keracunan massal? Tapi dia tetap berjalan dengan santai menuju ruangannya. Dia harus mempersiapkan diri terlebih dahulu, ingat dia dokter bedah terbaik. Biarkan dokter magang dan residence baru yang mengurus UGD saat ini. Mereka hanya akan mengirim pasien dengan kondisi darurat ke meja operasinya.
Diruangannya Kyuhyun langsung mengenakan jas dokter yang tergantung ditiang samping meja kerjanya. Saat itulah masuk seorang dokter tak lain adalah sahabat idiotnya. Dengan memasang wajah serius yang menggelikan bagi Kyuhyun, Changmin segera memberondong Kyuhyun dengan membabi-buta.
"Kau harus segera ke ruang operasi sekarang juga. Ada pasien korban kecelakaan yang mengalami kebocoran Limfa, tiga tulang rusuk patah dan merobek paru-paru. Pasien sudah tidak sadarkan diri sejak dua jam yang lalu." Terang Changmin dengan sekali tarikan nafas.
"Kenapa baru sekarang?" ucapan Kyuhyun memang ambigu tapi Changmin yang sudah mengenalnya paham akan maksud dari sahabatnya itu.
"Kami butuh persetujuan wali pasien terlebih dahulu. Dan saat ini pasien sedang ditangani sementara oleh dokter Lee." Changmin yang menjelaskan sambil berjalan beriringan dengan Kyuhyun menuju ruang operasi harus berhenti saat Kyuhyun tiba-tiba berhenti berjalan dan menatapnya bingung.
"Dokter Lee?" tanya Kyuhyun singkat.
"Ahh..dia dokter baru. Tadi malam saat aku bilang kau melewatkan hal menarik adalah Dokter Lee." Mendengar penjelasan Changmin, Kyuhyun kembali berjalan.
"Sehebat apa dia?" Kyuhyun bukannya ingin menghina, hanya saja dia tidak mau pasien yang harus dia operasi akan semakin memburuk kondisinya saat Dokter baru memegangnya.
"Menakjubkan. Aku seperti melihat kau versi wanita." Mereka sudah sampai diruang ganti baju operasi. Dengan cekatan mereka mengganti pakaian rapinya dengan baju operasi berwarna biru itu.
"Dia wanita?"
"Bukan…dia laki-laki tapi ada sentuhan feminim disetiap gerakan dan bicaranya terlebih wajahnya sangat menipu. Kau nilai saja sendiri nanti."
Mereka siap. Dan dengan kepercayaan diri maksimal mereka memasuki ruang operasi dimana semuanya menunggu dengan ketegangan diwajah mereka. Kyuhyun tahu sepertinya pasien semakin kritis saat ini. Dia berusaha tenang dan mendekat ke meja operasi, saat itulah dia bertemu tatap dengan foxy sehitam malam yang bersinar penuh kelegaan. Dia asing, tapi juga familiar diwaktu yang bersamaan.
Kyuhyun hanya menatapnya tajam dan dia mengangguk mengerti dan memulai menjelaskan kondisi pasien. Ada hentakan halus didadanya, selama ini hanya Changmin yang mengerti dirinya dengan baik. Itu juga karena mereka sudah bersahabat lama, tapi sosok didepannya ini bisa mengerti maksudnya di awal pertemuan.
.
Kyuhyun sedang berbaring di atap rumah sakit setelah menyelesaikan operasi. Ingat, dia tidak pernah gagal dalam mengoperasi pasien. Jadi bukan karena kegagalan yang membuatnya tidur disana. Dia selalu suka saat sendirian di atap. Dia merasa langit luas diatasnya hanya untuknya. Sedikit arogan? Memang benar.
Kyuhyun memejamkan mata, dan bayangan dua foxy hitam tadi kembali mengusiknya. Mata itu sungguh indah, penuh kelembutan tapi juga ada sisi misterius didalamnya. Entah bagaimana Kyuhyun menjelaskan, mata itu ekspresif tapi saat kita mencoba melihatnya lebih dalam seperti lubang hitam yang sanggup menenggelamkannya. Kyuhyun terpesona dengan sihir foxy tadi, meskipun dia tidak melihat keseluruhan wajah si dokter baru, karena dia sudah mengenakan masker saat Kyuhyun datang.
"Ah…Maaf. Saya tidak tahu ada orang disini." Suara lembut itu mengusik Kyuhyun. Dilihatnya seorang dokter, terlihat dari jas putih yang dikenakannya membungkuk dipintu masuk. Kyuhyun bangun dari rebahannya dan menatap sosok yang sudah mengganggu waktu tenangnya.
"Maafkan saya, manager Cho." Sekali lagi suara lembut itu mengalun, Kyuhyun hanya menatapnya bingung. Dari mana orang ini tahu dia adalah manager? Dia bahkan tidak mengenal dokter bertubuh mungil ini.
Melihat raut bertanya diwajah Kyuhyun membuat sosok itu tersenyum salah tingkah.
"Ah…saya belum memperkenalkan diri. Saya Lee Sungmin. Dokter pindahan dari rumah sakit cabang Jepang. Mohon bimbingannya manager." Dokter yang mengaku Lee Sungmin kembali membungkuk hormat dan tersenyum dengan lucunya.
Kyuhyun membeku, diakah sosok dibalik masker diruang operasi tadi? Diakah pemilik mata indah yang baru saja Kyuhyun bayangkan? Sungguh tidak dapat dipercaya, adakah laki-laki yang bersuara lembut seperti dia? Kyuhyun terpaku melihat bagaimana senyum merekah dibibir shape M itu. Panas, Kyuhyun merasa sangat kepanasan saat ini. Tidak dapat dimengertinya, semuanya memutih dan meledak tepat dipusatnya. Merasakan kerongkongannya terbakar Kyuhyun berdehem untuk membersihkan suaranya agar tidak terdengar parau.
"Saya Cho Kyuhyun. Anda cukup hebat saat diruang operasi tadi." Sial suaranya masih bergetar. Kutuk Kyuhyun dalam hati.
"Manager terlalu memuji, saya masih perlu banyak belajar dari manager." Sungmin masih betah berdiri dipintu masuk.
"Apakah saya mengganggu tidur anda manager?" tanya Sungmin saat melihat Kyuhyun yang tidak merespon kata-katanya.
"Tidak, apa yang anda lakukan disini? Apakah anda tidak ada pasien?" seterpesona apapun Kyuhyun saat ini dia paling tidak suka dengan dokter yang menelantarkan pasien.
"Saya baru saja menyelesaikan operasi ketiga saya. Dan itu pasien saya yang terakhir, dokter Shim menggantikan saya sekarang." Penjelasan Sungmin mengusik Kyuhyun.
"Menggantikan?"
"Ah ya, sebenarnya saya shift malam. Sekarang jam kerja saya sudah berakhir."
"Bukankah semalam anda baru diperkenalkan saat pesta berlangsung?" Kyuhyun benar-benar dibuat penasaran oleh Sungmin.
"Saya tidak menyukai pesta, jadi saya meninggalkan pesta dan mengambil shift malam dijadwal pertama saya bekerja. Apakah saya melanggar aturan manager?" wajah itu menunjukkan rasa panik, tapi Kyuhyun melihat ada kilat main-main dimata foxy itu.
"Tidak. Apakah anda hanya akan berdiri disana?" Kyuhyun bodoh. Dia benar-benar sudah kehilangan kewarasannya saat ini. bukankah selama ini dia akan mengusir siapa saja yang mengganggunya?
"Bolehkah saya mendekat dan duduk disana manager?" tanya Sungmin sambil menunjuk lantai sebelah Kyuhyun duduk. Kyuhyun hanya mengangguk dan memilih menatap barisan awan yang berarak membentuk gumpalan-gumpalan abstrak. Dia gugup tentu saja, tapi Kyuhyun sudah terlatih menyembunyikan perasaannya.
Dia melihat Sungmin duduk disebelahnya lewat ekor mata. Bukan sebelah dalam arti sebenarnya, karena faktanya ada jarak dua meter yang memisahkan mereka. Tapi Kyuhyun dapat mencium aroma kayu manis samar-samar yang memabukkan. Parfum Sungmin unik, tapi Kyuhyun suka. Seperti ditampar tangan tak kasat mata Kyuhyun melotot, apakah dia bilang tadi suka? What the fuck…sejak kapan dia menyukai hal-hal yang manis? Sepertinya Kyuhyun harus menemui Dokter Leeteuk untuk konsultasi kejiwaan secepatnya.
"Apakah anda sudah sarapan Manager?" Sungmin buka suara. Dia juga sedikit canggung saat ini.
"Apa?" Kyuhyun yang masih tenggelam dengan pikiran-pikirannya kaget saat Sungmin bertanya.
"Apakah anda sudah sarapan? Saya memasak omelette tadi." Tawar Sungmin sambil membuka kota bekal berisi omelette dan beberapa potong sossis didalamnya. Kyuhyun kembali dibuat bingung, memasak?
"Hehe…saya tidak biasa memakan masakan rumah sakit. Jadi tadi saya meminjam dapur rumah sakit untuk memasak. Silahkan kalau manager mau." Sungmin mengeluarkan sumpit dan garpu dari tas bekalnya juga. Kyuhyun bahkan tidak sadar Sungmin membawa semua ini tadi.
"Kau memasak?" Kyuhyun tidak dapat menutupi keterkejutannya, hingga memanggil Sungmin dengan non formal. Sungmin hanya terkekeh lucu.
"Apakah aneh? Saya hidup di Jepang sendirian selama ini, jadi saya belajar memasak untuk kelangsungan hidup saya. Haha.." tawa renyah itu lagi-lagi membiusnya. Kyuhyun harus mendinginkan otaknya. Kalau tidak dia akan meledak saat ini juga.
"Makanlah. Saya harus menemui Direktur saat ini." Kyuhyun berdiri dan segera meninggalkan atap tanpa menoleh lagi.
Sungmin menghembuskan nafas kasar. Dia memegang dada bagian kirinya dan menatap langit dengan wajah sendu.
"Dia disini tapi aku merasa dia sangat jauh." Suara yang biasa lembut itu terdengar serak saat ini. dan benar saja, ada aliran air mata yang membasahi foxy indahnya.
.
.
.
Kyuhyun sedang membaca dokumen kesehatan pasiennya saat pintu terbuka dengan tidak elitnya. Pelaku utama yang tak lain adalah Changmin tersenyum lebar. Kyuhyun mendengus kesal, temannya ini memang tidak pernah berubah. Meskipun sudah menjadi seorang dokter hebat kelakuannya yang seperti bocah TK tidak pernah berubah.
"Apa lagi sekarang?" tanya Kyuhyun malas. Sahabatnya ini memang selalu menganggunya dengan remeh temeh memuakkan.
"Nanti malam ada pesta penyambutan untuk Dokter Lee, kau harus datang." Changmin yang duduk didepannya memasang wajah menyebalkan. Ini bukan akhir pekan dan mereka akan mengadakan pesta penyambutan yang sebenarnya sudah sangat terlambat. Karena sekarang sudah lebih dari satu minggu Lee Sungmin menjadi dokter disana.
Kyuhyun memandang Changmin tajam. Sahabatnya itu pasti sengaja. Diakan tahu, Kyuhyun paling benci dengan pesta berkedok penyambutan atau perpisahan. Karena ujungnya hanya akan berakhir dengan mabuk-mabukan semalam suntuk. Dan Kyuhyun benci harus bangun pagi dengan sakit kepala berat.
"Kirimkan tagihan ke rekeningku. Kalian bisa berpesta sepuasnya, tapi aku ingin melihat kalian sudah ada disini besok pagi tanpa terlambat dan mengeluh sakit." Kembali memfokuskan diri dengan dokumen ditangannya dan mengacuhkan Changmin yang mengeluh keras.
"Apa-apaan ini. Jawaban kalian sungguh sama persis." Changmin mendekatkan tubuhnya saat melihat Kyuhyun menatapnya bingung.
"Kau tahu, Dokter Lee juga mengatakan itu saat aku memberitahunya tentang pesta ini. Bagaimana dia bisa mengatakan itu saat kami mengadakan semua ini untuk menyambutnya?" omel Changmin.
"Dia mengatakan itu?" Kyuhyun mengernyitkan kening bingung.
"Heem…dia juga meninggalkan pesta ulang tahun rumah sakit malam itu setelah Presdir memperkenalkannya. Dia menolak saat Direktur Han mengajaknya minum. Aku sudah bilang kan, dia adalah kau versi wanita."
"Tapi dia laki-laki bodoh." Kyuhyun sudah benar-benar melupakan dokumen ditangannya. Tema tentang Sungmin benar-benar menarik perhatiannya. Bekerja sama dengan Sungmin dalam seminggu ini membuatnya semakin terjerat dengan pesonanya. Bukan hanya bagaimana dia mengatasi keadaan, tapi bagaimana dia bicara, tersenyum dan serius membuat Kyuhyun diam-diam selalu menahan nafas.
"Aku tahu, tapi dia versi lembut dari dirimu. Selebihnya sama. Aahh…menyebalkan. Pokoknya kau harus datang, biar Dokter Lee juga datang."
"Apa hubungannya denganku bodoh? Kalau dia memilih untuk tidak datang itu bukan urusanku." Berusaha acuh, tapi Kyuhyun sadar jantungnya berdentum sangat keras dibalik kemeja biru lautnya.
"Dia bilang dia tidak mungkin ikut pesta saat manager tidak mengikutinya. Sedikit chessy memang, tapi dia bilang itu tidak profesional. Kau tahu bahkan beredar gosip dia ingin mencari muka denganmu."
"Dia bukan type seperti itu." bela Kyuhyun. Entahlah, dia hanya tidak suka saat ada orang lain menjelek-jelekkan Sungmin-nya. Kyuhyun tertohok, sejak kapan kepemilikan itu ada dibelakang nama Sungmin?
"Aku tahu..aku tahu…yang pasti kau harus datang. Malam itu aku belum puas berpesta, jadi malam ini aku akan berpesta sepuasnya." Ucap Changmin semangat sampai meninju keatas dengan berdiri bak pahlawan anak-anak.
"Berhentilah main-main, dan menikahlah." Akhirnya Kyuhyun menutup dokumen pasien tanpa membacanya lagi. Changmin yang sudah hampir membuka pintu berhenti dan menatap Kyuhyun.
"Kau tahu, aku sudah tidak bisa menikah lagi. Dan sekarang aku hanya akan menikmati hidupku sepuasnya." Setelahnya Changmin tersenyum jenaka dan keluar dari ruangan Kyuhyun.
Kyuhyun tidak pernah mengerti dengan pikiran sahabatnya itu. Dia tidak pernah mau serius dengan satu gadis, dia adalah petualang cinta senjati. Entah cinta entah nafsu, yang pasti semuanya hanya main-main bagi namja kelebihan kalsium itu.
.
.
.
Akhirnya, disinilah Kyuhyun. Di Club malam terkenal di daerah Gangnam. Club malam yang menyediakan ruang private yang cukup menampung puluhan pengunjung lengkap dengan DJ khusus. Kyuhyun yakin dokter dibagian bedah tidak sebanyak ini. Apakah ini tidak berlebihan jika disebut ruang private? Ini terlalu penuh dan ramai. Dan sialnya lagi, Kyuhyun belum melihat kedatangan Sungmin. Changmin bilang Sungmin sudah bersedia datang saat diberitahu bahwa Kyuhyun-lah yang mengadakan pesta penyambutan ini. Tapi sampai sekarang tubuh mungilnya belum terlihat. Hanya kumpulan orang-orang yang berdansa dan bercumbu disetiap sudut club. Shit. Ini bukanlah pesta penyambutan, ini hanyalah pesta pelepasan nafsu dan birahi semata.
Changmin mendekat padanya yang memang memilih duduk di sofa memanjang disudut ruangan dekat dengan meja bartender dan menghadap kelantai dansa.
"Kau tidak memesan apapun?" tanya Changmin yang sudah memegang sebotol vodka ditangannya.
"Aku tidak mau mabuk. Dan ingat aku tidak mau melihat wajah mabuk besok pagi." Kyuhyun bersidekap menahan tangannya yang gatal ingin menjitak kepala sahabatnya itu.
"Tenang saja, besok aku libur jadi wajah mabukku tidak akan muncul besok. Bwahahahaha.." tawa Changmin pecah melihat Kyuhyun melotot marah padanya. Sial, seharusnya dia tahu Changmin sungguh licik.
"Brengsek. Kau menipuku? Dan mana Sungmin? Kenapa dia masih belum datang juga?" Kyuhyun sudah kehilangan kesabarannya.
"Sungmin? Sejak kapan kau memanggilnya dengan nama kecilnya?" tanya Changmin curiga. Sial. Kyuhyun lagi-lagi mengutuk dirinya dalam hati.
"Maksudku Dokter Lee, kau bilang dia akan datang?" Kyuhyun kembali memasang perisai dinginnya, dia tidak mau sahabat liciknya tahu bagaimana dia begitu terpengaruh oleh sosok mungil yang notabene sama jenisnya dengan dia.
"Entahlah, dan kau tahu aku mencium bau gairah tersembunyi disekitar sini." Changmin semakin menatap Kyuhyun tajam mencoba mencari sesuatu yang dia yakini disembunyikan oleh sahabatnya ini.
"Omong kosong." Kyuhyun memilih berdiri dan beranjak meninggalkan sofa nyamannya.
"Mau kemana kau?" tanya Changmin yang menyusul langkah santai Kyuhyun. Ingat, Kyuhyun sangat pintar dalam menutupi perasaan. Dia tidak akan mau menunjukkan bagaimana gugupnya dia saat ini.
"Toilet." Jawabnya acuh dan keluar dari ruangan beraroma tajam itu. Changmin berhenti mengikuti Kyuhyun dan mendekati seorang gadis yang duduk sendirian didepan bartender. Gadis yang Changmin yakini adalah salah satu teman dari dokter rekan kerjanya. Sudah jelas bukan, dokter-dokter itu akan membawa beberapa temannya untuk memeriahkan pesta malam ini.
.
.
.
Kyuhyun menghela nafas lega saat Changmin berhenti mengikutinya. Dia keluar club dia disambut suara yang sangat dikenalnya sedang beradu argumen dengan beberapa bodyguard penjaga pintu Club itu. Kyuhyun mengenalnya, jelas. Karena sosok berani itu adalah Sungmin-nya. Oke, tolong biasakan diri kalian mendengar kata kepemilikan mulai saat ini.
Kyuhyun segera mendekat dan menarik Sungmin yang hampir terjatuh saat didorong oleh sosok menyeramkan didepannya. Dengan amarah yang bercokok dihatinya Kyuhyun melayangkan bogem mentah diwajah orang-orang berotot itu tanpa menyadari betapa lemahnya dia dalam ilmu beladiri. Dan jelas saja dialah yang akhirnya menerima lebih banyak pukulan diwajah pucatnya.
Sungmin yang nyatanya sangat ahli dalam ilmu bela diri dapat dengan mudah menjatuhkan orang-orang itu dan membawa Kyuhyun pergi dari sana sebelum lebih banyak pengawal yang datang.
.
Mereka sudah di apartemen milik namja mungil itu sekarang. Sungmin dengan kesal membersihkan wajah Kyuhyun dengan alkohol dan mengobatinya. Dia melakukannya dengan sangat kasar tanpa mendengarkan rintihan kesakitan namja pecinta game itu.
"Yak..pelan-pelan!" Kyuhyun menepis tangan Sungmin yang masih memasang wajah galaknya. Meski Kyuhyun dapat mengatakan itu wajah galak terlucu yang pernah dia lihat.
"Berhentilah merengek dan lakukan seperti saat kau bertindak sok pahlawan seperti tadi."
"Kau bicara banmal padaku?"
"Kenapa? Tidak boleh?"
Kyuhyun hanya tersenyum melihat bagaimana Sungmin-nya merajuk. Oh Tuhan, ingatkan Kyuhyun bahwa saat ini Sungmin sedang marah bukannya merajuk. Kyuhyun mengendikkan bahu cuek dan memilih menyenderkan punggungnya disofa empuk milik Sungmin.
"Kau hampir terdorong tadi. Aku hanya ingin membantu."
"Aku sungguh tersanjung tuan manager." Sungmin yang kesal melempar kapas berakohol ditangannya. Dan ikut menyenderkan punggungnya seperti Kyuhyun.
"Sebenarnya apa yang terjadi tadi?" Kyuhyun kembali menegakkan duduknya dan menatap Sungmin meminta penjelasan.
"Mereka melarangku masuk. Mereka tidak percaya saat aku bilang aku sudah cukup umur. Sial, seharusnya aku hajar mereka sampai masuk rumah sakit." Omel Sungmin dengan gaya menggemaskannya. Kyuhyun tertawa lepas kali ini. Dia sama sekali tidak menduga alasan dibalik peristiwa tadi.
"Dan kau akan mengobatinya sendiri dirumah sakit?" ejek Kyuhyun sambil kembali tertawa puas.
"Ya..yaa..yaa…terserah anda tuan manager. Tertawalah sepuasnya." Tanpa sadar Sungmin mempoutkan bibir mungilnya. Tawa Kyuhyun semakin pecah, dia sungguh terhibur dengan semua ekspresi yang ditunjukkan namja disampingnya ini.
"Kau sangat lucu Ming, jelas saja mereka tidak percaya kau cukup umur."tanpa sadar Kyuhyun memanggil Sungmin dengan nama panggilan yang diam-diam sudah dia pikirkan seharian ini.
Sungmin menatapnya kaget, dan tawanya langsung berhenti. Sejak kapan mulutnya bicara tanpa permisi terlebih dahulu dengan otaknya? Ingin rasanya Kyuhyun menjedotkan kepalanya dimeja marmer didepannya ini. Suasana menjadi sangat canggung, hanya suara detik jam yang mencoba memecahkan keheningan ruang tamu di apartemen sederhana Sungmin.
"Aku lapar, aku akan masak. Kau mau?" Sungmin beranjak menuju dapur tanpa menoleh. Tapi Kyuhyun tahu, ada semburat merah muda dipipi namja mungil itu. Kyuhyun menyeringai.
"Heem..buatkan aku juga." Jawab Kyuhyun.
Menunggu Sungmin menyiapkan makan malam terlambat mereka, Kyuhyun mengedarkan pandangan keseluruh ruang apartemen ini. Apartemen Sungmin bisa dibilang kecil, hanya ada satu kamar tidur,ruang tamu yang juga berfungsi sebagai ruang menonton karena ada televisi layar datar yang menempel didinding, dan dapur yang hanya dipisahkan meja counter yang digunakan untuk meja makan sekaligus. Tapi Kyuhyun suka, semuanya tertata rapi dan bersih. Tidak banyak hiasan didinding dan pajangan. Semuanya ada sentuhan lembut seperti Sungmin, Kyuhyun betah berlama-lama disini.
Sungmin memanggil Kyuhyun saat makanan sudah siap. Dengan rasa antusias yang dia tekan mati-matian, Kyuhyun duduk didepan Sungmin yang sedang mengambilkan dia nasi dan sup ayam dimangkok kecil. Kyuhyun tersenyum, dia membayangkan setiap hari dilayani Sungmin seperti ini.
"Maaf, hanya ada ayam di lemari es. Semoga sesuai selera anda manager." Senyum Kyuhyun menghilang bersamaan dengan ucapan Sungmin yang kembali berbicara formal padanya.
"Aku tidak suka." Ketus Kyuhyun.
"Ah..maafkan saya manager. Apakah anda ingin saya pesankan direstoran saja?" Sungmin sedikit panik dan gugup tentu saja.
"Bukan makanan..tapi aku tidak suka kau bicara formal padaku. Setidaknya saat kita berdua saja, seperti ini."
"Manager..anda..saya.." Sungmin duduk dengan gelisah ditatap tajam Kyuhyun.
"Dengarkan aku Ming, aku tidak akan menjawabmu kalau kau masih bersikap formal padaku."
"Tapi, bagaimana mungkin?" Sungmin menjawab lirih, dia tidak mau berharap lebih. Sosok didepannya seperti bintang baginya. Terlihat dekat tapi sebenarnya berada sangat jauh dari jangkauannya.
"Hei, tatap aku." Pinta Kyuhyun sambil menggenggam tangan mungil Sungmin. Sungmin mendongak dengan wajah terkejutnya.
"Kau mungkin tidak mengenalku sebelumnya. Tapi ini pertama kalinya aku merasa seperti ini. aku tertarik dalam matamu, aku tergila-gila dengan suaramu dan aku hampir meledak saat menyentuhmu tadi. Hanya karena situasi yang menegangkan bersama pengawal tadi membuatku bisa sedikit menahannya. Tapi saat ini, saat aku menyentuhmu sekarang, aku benar-benar terbakar." Suara Kyuhyun tenang dan tegas.
"Aku tahu manager." Jawab Sungmin yang menunduk dengan wajah merah padam. Kyuhyun mengernyit bingung.
"Kau tahu?"
"Hem..karena aku juga merasakan hal sama." Mendengar pengakuan Sungmin, Kyuhyun melonjak kaget. Tanpa sadar dia melepas genggaman tangannya pada Sungmin. Membuahkan pandangan bingung dari sosok yang sudah dia klaim miliknya sejak tadi.
"Kau tidak jijik padaku? Kita baru mengenal beberapa hari. Dan ini pertama kalinya kita bicara secara pribadi."
Sungmin tertawa merdu, dan menatapnya lucu.
"Kau tahu, aku sudah sangat menggilaimu sejak aku di Jepang. Aku berusaha mati-matian agar bisa ditugaskan disini. Dekat denganmu. Dan sekarang seperti mimpi, bisa duduk berhadapan denganmu tanpa harus tertidur lebih dulu. Dan fakta aku juga sama sepertimu membuatku tidak perlu merasa jijik atau apapun itu."
"Kau sudah mengenalku sebelum ini?" tanya Kyuhyun lagi.
"Kalau mengenal yang kau maksud aku tidak. Tapi kalau mengenalmu sebagai dokter bedah terhebat yang aku tahu, aku jawab Ya."
Kyuhyun hampir berdiri saat pikiran Sungmin sengaja mendekatinya demi kepentingan karier membuat Kyuhyun sedikit kesal. Tapi sebelum itu terjadi, Sungmin menarik tangannya dan memaksanya untuk duduk kembali dan menatapnya tajam.
"Aku tidak serendah itu untuk mengambil keuntungan darimu. Kau sudah tahu sendiri bagaimana hasil pekerjaanku." Kyuhyun diam. Ya, Sungmin cukup mampu mengimbanginya saat operasi. Dan mendengar bagaimana tadi Changmin memujinya, Kyuhyun tahu dia tidak membutuhkannya dalam peningkatan kariernya.
"Lalu apa alasanmu?" wajah Kyuhyun yang sudah pucat semakin pucat saat pikiran-pikiran jelek menghantuinya. Ini pertama kali dalam hidupnya dia merasakan perasaan sekuat ini, dan pertama kali juga dalam hidupnya dia mengkhawatirkan keutuhan hatinya.
"Akan sangat klise kalau aku bilang karena cinta pada pandangan pertama. Tapi memang itu kenyataannya." Jawab Sungmin acuh.
"Kau bilang kita tidak saling mengenal?"
"Aku hanya bilang kita tidak mengenal, bukan berarti tidak pernah bertemu. Saat itu kau mengunjungi rumah sakit di Jepang bersama Presdir dua tahun lalu. Mungkin kau tidak ingat tapi aku adalah dokter yang mengantarmu kembali ke hotel saat Presdir memilih menghadiri pesta." Kyuhyun ingat sekarang. Jadi Sungmin adalah Dokter yang mengantarnya ke hotel saat itu? dokter cerewet yang bahkan Kyuhyun enggan untuk menatap wajahnya. Aah…Kyuhyun sangat tidak sopan saat itu.
"Maafkan aku. Kau pasti tersinggung saat itu." tatapan Kyuhyun melembut dan kembali menggenggam tangan Sungmin yang terasa sangat pas ditangan lebarnya.
"Ahni…kau sangat keren. Sejak saat itu aku mengidolakanmu. Aku mencari tahu banyak hal tentangmu. Dan akhirnya aku tahu ternyata kau adalah menantu Presdir." Sungmin menunduk, Kyuhyun ikut terluka karenanya.
Kyuhyun berpindah duduk disamping Sungmin dan memeluknya erat. Persetan dengan mereka yang sejenis, persetan dengan mereka yang baru mengenal dan persetan dengan statusnya yang sudah beristri. Kyuhyun merasa inilah jalannya, inilah rumahnya. Dia tidak lagi merasa seperti cangkang kosong saat tubuh mungil Sungmin berada dipelukkannya.
"Kau tahu, ini pertama kalinya aku memeluk orang lain dalam keintiman." Bisik Kyuhyun ditelinga Sungmin. Sungmin mendongak dan menatapnya sanksi.
"Kau mungkin tidak percaya, tapi aku dan Vic tidak menjalani kehidupan rumah tangga yang sebenarnya. Kami memiliki hidup masing-masing. Penikahan ini hanya demi ego kedua belah pihak orang tua." Jelas Kyuhyun sambil kembali memeluk Sungmin dan mencium ujung kepala dengan aroma memabukkan itu.
"Kau menerimaku?" tanya Sungmin kaget. Kyuhyun terkekeh.
"Bukankah aku yang lebih dulu mengungkapkan tadi? Seharusnya itu kata-kataku."
"Jadi sekarang aku benar-benar boleh disampingmu?" Sungmin kembali bertanya. Dia bahkan melepaskan diri dari dekapan Kyuhyun dan menatapnya seperti bocah.
"Tentu saja, kau bahkan boleh berada dibawahku." Mendengar kevulgaran kata-kata Kyuhyun membuat Sungmin memerah padam. Dan Kyuhyun kembali merengkuh miliknya lebih erat. Biarkan jantungnya berdetak cepat, biarkan darahnya mendidih panas, dan biarkan senjatanya berontak liar. Dia hanya ingin memeluk kekasih barunya lebih lama dan menikmati euforia cinta ini.
Kyuhyun tidak ingin memikirkan bagaimana kedepannya. Bagaimana reaksi keluarganya mengetahui penyimpangannya ini? Bagaimana karier cemerlangnya atau bahkan bagaimana dia bisa memeluk dan hidup bersama dengan namja mungil yang sangat cerewet dan galak ini?
Yang Kyuhyun tahu, dia tidak akan pernah melepaskan Sungmin. Dia tidak akan menyia-nyiakan cinta yang sudah lama dia nantikan. Soal hubungannya dengan Victoria, Kyuhyun tidak mau memikirkannya. Biarlah mereka seperti ini dulu untuk sementara.
.
.
.
Sudah sebulan sejak pernyataan cinta mereka. Semuanya semakin indah dan membara. Kyuhyun tidak pernah merasakan semangat menggebu-gebu seperti saat ini. Hanya dengan memikirkan bertemu dengan Sungmin, dia akan sangat bersemangat untuk datang kerumah sakit setiap hari. Dan tanpa menunjukkan hubungan didepan umum, mereka telah memahami satu sama lain. Hanya lewat tatapan dan gerakan kecil mereka saling berkomunikasi. Mereka tidak mau mencampurkan hubungan percintaan mereka dengan pekerjaan dimana nyawa pasienlah yang menjadi taruhannya.
Selama sebulan ini, setiap jam makan siang tanpa harus membuat janji mereka akan berada diatap untuk memakan makanan yang sudah Sungmin masak. Saat pulang kerja, Kyuhyun akan menunggu Sungmin di parkiran dan pulang bersama. Berterima kasihlah dengan kaca mobil Kyuhyun yang gelap sehingga tidak akan ada yang melihat bahwa sudah sebulan ini mereka datang dan pulang bersama.
Kyuhyun lebih banyak menghabiskan harinya di Apartemen sederhana Sungmin dari pada tempatnya sendiri. Dia hanya akan pulang saat malam telah larut, dan selama sebulan ini juga Kyuhyun menyadari bahwa Victoria juga tidak pernah pulang. Bukannya dia peduli, dia hanya akan merasa bodoh saat Presdir Song yang tidak lain adalah sang mertua bertanya tentang putri bungsunya.
.
Hari sudah petang, dan Kyuhyun sudah menunggu di parkiran rumah sakit lebih dari setengah jam. Tapi sosok Sungmin belum menunjukkan kedatangannya. Mereka memang aneh, meski sudah menjalin hubungan selama sebulan, mereka tidak memiliki nomor ponsel masing-masing. Entahlah, entah memang tidak membutuhkan atau memang tidak menyadarinya.
Kyuhyun sudah akan menjemputnya kedalam, persetan dengan reaksi dokter lain dan para bawahannya, dia hanya sudah tidak sabar untuk memeluk dan mencium Sungmin. Beruntung saat itu Sungmin datang dengan nafas tak beraturan tanda dia berlari kesini. Dengan cepat dia masuk dalam Audy putih Kyuhyun dan memasang seatbelt masih dengan nafas berantakannya.
"Hei..hei..ada apa? Tenanglah..atur nafasmu Ming." Perintah Kyuhyun dengan lembut. Sungmin menurut dan Kyuhyun terkekeh geli melihat bagaimana imutnya Sungmin saat meraup udara dengan mulut yang sedikit terbuka.
"Sebenarnya apa yang terjadi hem?" Kyuhyun kembali bertanya. Jemari panjangnya mengusap keringat yang membanjiri kening Sungmin dengan lembut.
"Sahabat tiangmu sungguh mengerikan. Dia seperti curiga denganku, dan mencoba menahanku dari tadi. Dia bertanya ini itu. Beruntung tadi dia mendapat sebuah telepon jadi aku segera kabur sebelum dia membombardirku dengan pertanyaan anehnya." Gerutu Sungmin dengan gaya bocahnya.
"Changmin?" Kyuhyun menatapnya bingung. Sejak kapan Changmin tertarik dengan Sungmin-nya?
"Yeah..Shim Changmin. Sudahlah..ayo pulang aku sudah sangat lelah. Aku ingin segera mandi dan aku lapar." Rengekan Sungmin membuat Kyuhyun terkekeh dan mengusak rambut halusnya gemas.
"Siap Dokter Lee" dan mereka tertawa dengan renyah. Mereka bahagia seperti ini, mereka selalu bahagia tanpa harus memperlihatkan bagaimana indahnya hubungan percintaan mereka.
.
.
.
Kyuhyun sedang menikmati secangkir kopi hitam dibalkon apartemen Sungmin. Saat ini Sungmin sedang mandi, meski Sungmin adalah namja tapi dia akan menghabiskan banyak waktu hanya untuk mandi. Dan yang mengejutkan Kyuhyun tidak terganggu dengan hal itu. Jika itu Sungmin tidaklah masalah baginya. Oh God…mabuk cinta sungguh berbahaya.
Kyuhyun selalu merasakan panas dalam tubuhnya meningkat hanya dengan berdekatan dengan Sungmin. Gairah yang meledak-ledak yang baru sekarang dia rasakan. Sebulan adalah waktu yang cukup untuk mereka melangkah lebih dekat.
Sungmin keluar dari kamar mandi hanya berbalutkan bathrobe dengan ikatan longgar. Dia tidak lagi canggung karena sudah terbiasa berpenampilan seperti itu saat Kyuhyun menginap di apartemennya. Kyuhyun beranjak dari balkon dan duduk ditempat tidur memperhatikan Sungmin yang masih asyik mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Merasa diperhatikan, Sungmin menatap Kyuhyun bingung. Kyuhyun masih menatapnya tajam saat dia memutuskan mendekat dan bersimpuh didepan kaki Kyuhyun. Mendongak menatap wajah kekasih tampannya.
"Musun iriya?" tanya Sungmin. Kyuhyun mengulurkan tangan dan mengelus pipi mulus Sungmin lembut.
"Kau cantik." Berkali-kali Kyuhyun menyebutnya cantik, Sungmin sudah tidak peduli.
"Aku tahu, jadi sekarang katakan apa yang mengganggu pikiranmu sekarang."
"Kau tahu Ming, aku sangat tergila-gila denganmu. Kau tahu bagaimana tersiksanya aku saat didekatmu. Aku ingin memilikimu seutuhnya. Tapi aku tidak bisa memaksamu. Saat ini, biarlah kau marah dan membenciku. Karena aku sudah tidak mungkin menahan lagi." Elusan dipipinya beralih ke leher putih Sungmin.
Sungmin tahu apa yang dimaksud Kyuhyun. Dia tahu bagaimana keksaihnya itu menahan gairahnya selama ini. Bukan karena dia tidak mau, tapi dia sungguh benar-benar awam dalam hal intim seperti itu. Wajah Sungmin memerah, dia tahu saat ini adalah waktu yang tepat untuk mereka berdua.
"Touch me please Kyu.." Jawab Sungmin dengan nafas memburu. Dia tidak pernah tahu sentuhan lembut Kyuhyun dapat membuatnya meninggi seperti ini.
"Aku tidak akan berhenti meskipun kau memohon Ming."
.
Dengan sekali tarik Kyuhyun membawa Sungmin berdiri dan menciumnya dengan kasar. Ciuman dengan rasa pahit yang disebabkan kopi hitam yang diminum Kyuhyun tadi membuat Sungmin menggila. Suara kecupan dan hisapan dari Kyuhyun menandakan dia adalah seorang kisser handal. Sungmin berusaha mengimbangi dengan semampunya. Gairah sudah mengakurkan mata dan pikiran mereka berdua.
Ciuman Kyuhyun beralih keleher Sungmin yang memabukkan. Dihisapnya adam apple milik Sungmin yang membuat Sungmin melengguh keras. Hisapan yang diakiri dengan kecupan basah itu meninggalkan noda merah yang Sungmin yakin akan membiru besok pagi. Masih menjelajahi leher dan bahu terbuka Sungmin, Kyuhyun berusaha membuka bathrobe milik Sungmin. Tanpa kesulitan kain tipis itu terjatuh dibawah kaki mulus Sungmin.
Wajah Sungmin merah padam, saat ini dia sudah telanjang bulat. Telanjang didepan kekasihnya yang masih berpakaian lengkap. Mata Kyuhyun memerah menahan gairah, menatap lapar Sungmin didepannya. Tubuh sintal Sungmin sungguh menggiurkan. Bagaimana bisa tubuh seorang laki-laki semenggairahkan ini?
Dengan lembut kali ini Kyuhyun membawa Sungmin ke atas tempat tidur dan mengungkungnya dibawah tubuh tegapnya. Dia kembali menciumi Sungmin, tapi kali ini dengan kelembutan yang memabukkan. Dari wajah sampai leher tidak ada yang terlewati oleh bibir tebal Kyuhyun.
"Aahh..Kyuuhh.." suara Sungmin sumbang, gairah juga membutakannya.
"Rasakan gairah ini Ming, akan kubuat kau hancur berkeping-keping malam ini sayang." Kata-kata Kyuhyun hanya dijawab suara erangan lebih keras oleh Sungmin. Lidah panas Kyuhyun sudah beralih kedada mulus Sungmin.
Dua tonjolan berwarna pink menjadi tujuan lidah nakal itu. Hisapan dan kecupan di dadanya membuat erangan Sungmin makin keras. Tangannya tidak bisa berhenti untuk meremas rambut Kyuhyun untuk melampiaskan rasa panas dalam tubuhnya. Tidak hanya lidah, kedua tangan Kyuhyun juga tidak tinggal diam. Kyuhyun membawa kedua tangannya mengelus dan meraba tubuh Sungmin. Bahkan satu tangannya sudah berhenti dibagian terlarang Sungmin dan meremasnya agar berdiri sempurna.
"Kyyuuhhh…."
"Tahan sayang…belum saatnya." Goda Kyuhyun. dia bicara tanpa melepaskan putting Sungmin, membuat getaran di dada Sungmin dan membuatnya bergerak-gerak gelisah. Dia disentuh ditempat yang berbeda dan kedua-duanya sama nikmatnya.
Kyuhyun bangun dan menatap wajah memerah dan nafas memburu Sungmin. Dengan terburu-buru dia membuka baju dan celananya sampai terlepas semua. Sungmin menahan nafas melihat bagaimana kerasnya pusaka Kyuhyun, ini pertama kali baginya dan pasti akan terasa sangat sakit. Hanya orang gila yang mengatakan sex pertama itu nikmat. Sungmin tidak bodoh. Melihat bagaimana ekspresi Sungmin membuat Kyuhyun terkekeh. Dengan segera dia kembali mengungkung Sungmin dan menciumnya lembut.
"Tenang saja, ini tidak akan melukaimu. Hanya sakit sedikit." Goda Kyuhyun.
"Berjanjilah untuk pelan-pelan."
"Untuk itu aku tidak bisa berjanji." Tanpa menunggu jawaban Sungmin, Kyuhyun langsung mencium Sungmin kembali. Lebih dalam dan lebih kasar. Tangan kirinya menggocok milik Sungmin yang sudah mengeluarkan cairan precume dengan pelan dan berirama. Menahan miliknya yang sudah membengkak minta dipuaskan. Tidak sekarang karena dia harus mempersiapkan Sungmin terlebih dahulu.
Tangannya berpindah menuju hole Sungmin yang sudah berkedut-kedut meminta perhatian. Jari panjangnya mengelus lubang kecil dipusat Sungmin dengan lembut. Kali ini dia melepaskan ciumannya dan beralih keleher Sungmin yang sudah tersebar banyak bercak-bercak merah. Dia ingin mendengar erangan nikmat Sungmin saat ini.
Dengan perlahan dia memasukkan jari tengahnya dan menggerakkannya konstan, terdengar rintihan Sungmin. Melihat Sungmin tidak menolak Kyuhyun menambah jari kedua dan ketiga sekaligus membuat Sungmin tersentak dan menutup kakinya membuat tangan Kyuhyun terjepit.
"Sstt..tenanglah Ming.."
Sungmin hanya mengangguk, dia sudah kehilangan pikiran untuk sekedar menjawab. Kyuhyun menekuk kaki Sungmin untuk memudahkannya. Tiga jari dalam rectrum Sungmin membuatnya kesulitan bernafas. Rasa nikmat yang membuatnya melupakan semuanya.
Kyuhyun tersedak melihat bagaimana wajah erotis milik Sungmin saat ini. Dia sudah tidak sabar, dengan cepat dia mengeluarkan jari-jarinya dan menggantikannya denga miliknya yang sudah sangat mengeras. Baru ujungnya yang masuk Sungmin sudah berteriak kesakitan.
"Aagghhh…appooo..Kyuuu..appooo"
"Sssttt….atur nafasmu Ming…rileks…dan terimalah aku.." Kyuhyun membungkam Sungmin dengan ciumannya dan berusaha menenangkan kekasihnya. Terlena dengan ciuman memabukkan itu Sungmin tidak menyadari usaha Kyuhyun untuk memasukkan penisnya lebih dalam. Dia hanya bisa mengerang dan mengerang.
Setelah semuanya masuk, Kyuhyun tidak menunggu lama dan langsung menggerakkan miliknya keluar masuk hole Sungmin. Gerakkan Kyuhyun yang menggila membuat Sungmin kesulitan mengimbangi. Dia hanya bisa menerima semua dan menahan rasa sakit dan panas dalam lubangnya. Air mata jatuh dipipinya membuktikan rasa sakit yang dialaminya. Tapi dia bahagia, dapat melakukan ini untuk pertama kali dengan orang yang sangat dia cintai.
Kyuhyun melenguh seperti pejantan saat menggapai puncaknya. Jangan tanya seberapa lama dia melakukan penetrasi, karena bahkan Sungmin sudah klimaks lebih dari tiga kali. Kyuhyun tidak percaya dia bisa bertahan selama itu, lubang Sungmin sungguh nikmat membuatnya enggan untuk mneyudahinya. Dia berbaring disebelah Sungmin yang langsung terlelap karena kelelahan. Kyuhyun memeluk Sungmin dan mencium kening Sungmin lembut. Dia sangat bahagia malam ini. hidupnya sempurna. Kyuhyun tersenyum dalam tidurnya dan menyusul Sungmin kealam mimpi indah mereka. Berharap esok mimpi indah itu akan menjadi kenyataan.
.
.
.
.
.
Kyuhyun berjalan dikoridor rumah sakit dengan senyum yang menawan semua orang. Para dokter dan perawat yang berpapasan dengannya menatapnya heran dan kagum. Tidak biasanya Kyuhyun yang dingin mengumbar senyum dengan sukarela seperti saat ini. Senyum Kyuhyun semakin melebar saat dia mengingat bagaimana Sungmin merajuk tadi pagi karena sulit berjalan dan leher yang penuh dengan hickey.
Sungmin yang memang mendapat panggilan darurat tadi pagi berangkat lebih dulu meninggalkan Kyuhyun yang tertawa nista melihat bagaimana usaha kekasihnya menutupi bercak merah dilehernya dengan foundation dan cara jalannya yang mirip pinguin itu.
Senyum Kyuhyun masih bertahan sampai diruang kerjanya. Saat dia membuka pintu dan masuk dia melihat namja yang barusan dia pikirkan berdiri didekat meja kerjanya sambil memegang pigura kecil foto pernikahannya dengan Victoria membuatnya berdehem kikuk. Sungmin yang mendengar berbalik dan menatap Kyuhyun penuh luka. Kyuhyun mengerutkan kening bingung, kenapa Sungmin menatapnya seperti itu? Ahh..foto pernikahan. Sungmin pasti cemburu, pikir Kyuhyun.
"Anda sudah datang Manager? Maaf saya lancang masuk ruangan anda." Tidak ini bukan cemburu, tapi rasa kecewa batin Kyuhyun. Kyuhyun mendekat dan mengambil pigura ditangan Sungmin dan memasukkannya kelaci meja.
"Ada apa ini dokter Lee?" tanya Kyuhyun yang kesulitan menebak ekspresi Sungmin. Sungmin duduk disusul Kyuhyun. Mereka berhadapan saat ini. Sungmin menunduk dan kyuhyun masih menatap Sungmin tajam.
"Izinkan aku bertanya, apakah benar kau tidak pernah menyentuh istrimu selama pernikahan kalian?" tanya Sungmin dengan suara bergetar. Entah menahan tangis atau marah, Kyuhyun tidak tahu.
"Tentu saja, kau tidak percaya padaku?" suara Kyuhyun meninggi, dia tidak suka topik ini.
"Maafkan aku. tapi ada satu pertanyaan lagi. Apa kau menginginkan keturunan?"
"Omong kosong apalagi ini? tentu saja aku menginginkan keturunan. Sebenarnya apa maksud pertanyaanmu ini? kau takut hamil?" mendegar dengusan Kyuhyun, Sungmin mendongak.
"Kau lupa aku namja?. Dan seingatku namja tidak bisa hamil." Jawab Sungmin ketus. Kyuhyun terkesiap, Sungmin tidak pernah semarah ini sebelumnya. Ada apa sebenarnya? Tadi pagi dia masih baik-baik saja.
"Ada apa sebenarnya ini? apakah ada yang mengganggumu?" Kyuhyun berusaha lembut, dia sadar Sungmin berhati lembut seperti yeoja yang benci suara keras dan bentakan.
"Tidak ada apa-apa. Sudah cukup, aku mengerti sekarang. Aku permisi dulu." Sungmin beranjak bangun dan keluar dari ruangan Kyuhyun. Kyuhyun masih diam mencerna obrolan mereka barusan. Dia masih menerka, itu tadi ungkapan cemburu Sungmin atau ketakutan Sungmin?
Lamunan Kyuhyun terpecah saat suara ketukan dipintunya terdengar. Kemudian masuk seorang perawat yang memberi tahukannya bahwa dia ditunggu disalah satu kamar VVIP. Kyuhyun harus profesional, dia adalah dokter terbaik. Sepusing apapun pikirannya, pasien adalah nomor satu baginya.
Saat berjalan dilorong koridor kamar VVIP Kyuhyun memasang wajah bingung. Kenapa banyak orang disana, bukan hanya para perawat tapi juga ada beberapa dokter yang terlihat berkerumun didepan sebuah kamar yang masih tertutup. Tidak ketinggalan juga sahabat tingginya. Shim Changmin berdiri disana dengan wajah kosong tak bernyawa-nya. Kyuhyun semakin dibuat bingung, kenapa sahabatnya yang dikenal sangat ceria menjadi seperti mayat hidup sekarang.
Semakin dekat dengan ruang misterius itu, semua orang memandang Kyuhyun dengan berbagai ekspresi yang diartikan Kyuhyun sebagai ucapan selamat dan rasa kagum. Hanya Changmin yang menatapnya kosong, dia ingin bertanya pada sahabatnya apa yang sebenarnya terjadi tapi salah seorang pengawal keluar dari kamar didepannya dan mempersilahkan Kyuhyun masuk.
Kyuhyun semakin bingung saat dilihatnya dalam kamar tersebut sudah ada orang tuanya dan mertuanya yaitu Direktur Song. Dan tatapannya tertuju pada sang istri Victoria yang terbaring lemah diranjang bersprei putih itu.
"Ada apa ini sebenarnya?" Kyuhyun bertanya dengan menuntut. Kedua orang tuanya tersenyum kecil dan mertua mendekat padanya dan menepuk pundaknya tegas.
"Selamat kau akan menjadi seorang ayah." Kalimat itu seperti peluru kecil yang langsung membolongi kepala Kyuhyun hingga tidak bisa berpikir.
"Ayah? Siapa? Aku?"
"Tentu saja kau Kyuhyun. Victoria hamil dan sudah berumur dua bulan. Bagaimana bisa kau tidak tahu? Dia hampir saja keguguran kalau tidak segera diselamatan Dokter Lee. Dia cukup hebat sebagai dokter bedah, untung saja dia bisa datang tepat waktu." Ibu Kyuhyun lah yang menjawab kali ini.
"Dokter Lee?" tanya Kyuhyun bingung. Tolong pukul kepala Kyuhyun saat ini biar dia segera paham dengan situasi saat ini.
"Iya..dokter Lee Sungmin. Hanya dia dokter bedah yang tidak ada jadwal operasi pagi tadi."
"Tapi kenapa?"
"Kau beruntung Kyu, tadi pagi semua dokter kandungan sedang melakukan operasi. Dan ada dokter Lee yang menyelamatkan kandungan Victoria dan menyelamatkan calon bayimu."
Mendengar penjelasan sang ibu membuat Kyuhyun tertawa hambar. Bukan, dia bukan lega tapi dia mengerti sekarang dengan ucapan tidak jelas Sungmin tadi. Sial. Bagaimana bisa Victoria hamil anaknya saat dia bahkan tidak pernah menyentuhnya?
Kyuhyun berlari keluar ruangan tanpa mempedulikan panggilan bumonim disana. Dia harus menjelaskan dan membuat Sungmin percaya bahwa buka dia ayah dari janin yang dikandung Victoria. Dia berlari seperti orang kesetanan mencari keberadaan Sungmin dirumah sakit ini. tapi kemana pun dia mencari dia tidak menemukan Sungmin. Dia lelah mencari, menyesal dia tidak menyimpan nomor ponsel Sungmin. Bodoh, bagaimana dia menyepelekan sebuah nomor ponsel saat itu?
Kyuhyun masih mencari Sungmin saat dilihatnya Changmin berjalan kearah atap dengan kaki diseret lemah. Dia menyusul Changmin untuk menanyakan keberadaan Sungmin. Diatap Changmin terduduk lemas dan menangis pilu, dia memukul-mukul dadanya dengan keras. Kyuhyun mendekat dan bertanya dengan kesetanan.
"Max…katakan padaku. Sebenarnya ada apa ini? Kenapa kau menangis dan apa kau melihat kemana Dokter Lee? Aku sudah mencarinya keseluruh rumah sakit tapi aku tidak menemukannya. Katakan padaku apa yang kau ketahui!" Kyuhyun menggoncangkan tubuh Changmin yang kini malah tertawa seperti orang gila.
"Kenapa kau mencarinya? Apa kau ingin berterima kasih padanya karena sudah menyelamatkan kandungan Victoria?"
"Bicara yang benar bodoh!" teriak Kyuhyun yang kali ini mencengkram kerah kemeja Changmin.
"Kalian pasti senang karena Victoria hamil, dan kau pasti semakin bangga sekarang."
"Brengsek..aku bilang bicara yang benar!" Kyuhyun yang emosi menghantam pipi Changmin dengan bogem mentahnya. Changmin tersungkur tapi bukannya meringis kesakitan Changmin malah kembali menangis pilu.
"Kenapa kau tidak membunuhku sekalian Cho Kyuhyun? KENAPA?" Changmin membalas pukulan tadi, Kyuhyun yang tidak siap langsung terhuyung.
"Kau sahabatku idiot. Kenapa kau tidak juga mengerti diriku? Aku butuh bantuanmu. Saat ini aku harus menemukan Lee Sungmin. Jadi katakan padaku kemana perginya dia?"
"Cih…peduli setan dengan dokter kemayu itu. Mana ada dokter bedah yang melihat darah menangis seperti dunia mengkhianatinya? Kalau bukan karena dia sudah menyelamatkan Vic sudah pasti dia akan mendapatkan sanksi." Cemooh Changmin.
"Brengsek…jangan menghina Sungminku dengan mulut sialanmu itu bangsat!" Kyuhyun kembali memukul wajah Changmin.
"Kenapa? Karena dia sudah menyelamatkan bayimu?" tawa Changmin miris.
"Kenapa kau tidak juga mengerti? Bagaimana itu bayiku kalau aku bahkan tidak pernah menyentuh Vic brengsek? Aku bukan ayah bayi itu." Kyuhyun kembali dibuat bingung saat Changmin semakin menangis.
"Aku tahu..aku tahuu Kyuhyun sialan..aku tahu…itu aku..aku.."
"Kalau kau tahu kenapa kau…tunggu..kau bilang apa? Kau apa?"
"Akulah..akulah ayahnya. Aku yang menghamili Vic..aku Ayah Bayi yang dikandung Vic!" Kyuhyun terdiam mendengar pengakuan mengejutkan dari Changmin itu.
"Bagaimana bisa? Sejak kapan? Kau menipuku?"
"Vic adalah kekasihku sejak masa kuliah dulu. Dialah yang membuatku tidak bisa menikah seperti katamu Kyu."
"Sejak kuliah? Bukankah kalian sudah putus? Dan kau menjalin hubungan dibelakangku?"
"Kami putus karena dia dijodohkan denganmu. Awalnya aku tidak tahu bahwa itu kau, tapi saat pernikahan kalian aku tahu dan aku menyesal melepaskannya. Aku tahu bagaimana tertekannya kau dalam pernikahan itu. Seharusnya sejak awal aku mengatakan yang sebenarnya padamu. Bahwa kami masih saling mencintai, dan sekarang semua orang tahu bahwa Vic hamil. Sebelumnya kami berencana pergi keluar negeri dan menyembunyikan kehamilan Vic. Sekarang aku akan kehilangan Vic dan juga anakku Kyu. Sekali lagi mereka akan memisahkan kami." Kyuhyun terpana, baru kali ini Changmin terdengar serius dan menderita bersamaan. Sahabat dan istrinya sudah mengalami kesulitan selama ini. Dan dia hanya mengeluhkan hidupnya yang membosankan selama ini.
"Bodoh. Kau tahu aku tidak pernah bisa mencintai Vic, seharusnya kau jujur padaku bodoh. Sekarang serahkan semuanya padaku. Aku yang akan menyelesaikan ini. Sekarang katakan padaku kemana perginya dokter yangkau hina kemayu itu?"
"Benarkah Kyu? Kau tidak akan berbohong kan? Kau janji padaku akan membuat kami bersatu lagi?"
"Iya…sekarang katakan padaku idiot!"
"Dokter Lee ya? Aku tidak tahu, tapi tadi dia menyerahkan amplop ini." Changmin menyerahkan sebuah amplop putih ketangan Kyuhyun. Kyuhyun berdoa dalam hati semoga ini tidak seperti yang dia pikirkan. Dengan gemetar Kyuhyun membuka amplop itu dan didalamnya ada surat dan sebuah amplop putih lagi yang didepannya tertulis surat pengunduran diri. Sial. Dengan kasar Kyuhyun membuka surat dari Sungmin itu dan membacanya.
Manager, maafkan saya. Saya tidak dapat melanjutkan tugas saya. Saya merasa bukanlah dokter yang pantas untuk rumah sakit besar ini. Maafkan saya yang tidak menjalankan tugas dengan baik selama menjadi dokter disini. Dan terima kasih atas bimbingan dan pembelajarannya selama ini. Saya akan pergi sekarang dan memulai hidup baru dimana disitulah tempat saya seharusnya berada.
Kyuhyun tertegun, dia menjatuhkan surat ditangannya. Sungmin meninggalkannya. Sungmin tidak mempercayainya. Changmin yang melihat wajah terluka Kyuhyun mengambil surat itu dan membacanya. Dia mengernyit bingung. Apa maksud dari surat ini?
"Dokter Lee mengundurkan diri?" tanyanya bingung.
"Dia meninggalkanku max."
"Ha?"
"Dia tidak mempercayaiku. Dia lebih percaya pada kehamilan Vic dan mengira itu bayiku. Sekarang dia pergi tanpa tahu bahwa kau adalah ayah dari bayi yang dia selamatkan tadi." Kyuhyun tidak menangis, dia bersedih tapi air mata enggan keluar dari matanya yang memerah.
"Maksudmu..kau..dia..ka..kaliaan.." Changmin tergagap, dia tidak sanggup mengatakannya.
"Dia adalah kekasihku. Dia adalah hidupku. Dan Ya..kami Gay!" jawab Kyuhyun mantab. Changmin membeku, sahabatnya menyimpang. Tapi sejak kapan? Dengan gugup Changmin melipat surat ditangannya. Dan saat itu dia melihat ada sederet tulisan lagi. Dan menyerahkan surat itu ke Kyuhyun.
"Ini masih ada lagi." Kyuhyun menerima surat itu dan membacanya.
Cho Kyuhyun, maafkan aku. aku menjadi pengecut kali ini. Aku merasa tidak pantas bersanding disebelahmu. Maafkan aku yang menjadi egois kali ini. dan terima kasih atas cinta ini. Aku akan datang kembali setelah menjadi layak dan pantas untukmu. Saat aku kembali, aku tidak akan mengharapkan kau dapat menerimaku. Tapi setidaknya aku ingin melihat senyum diwajahmu hanya untukku meskipun sekali.
Aku mencintaimu, tuan manager yang terhormat.
Kali ini Kyuhyun menangis, seperti bayi dengan raungannya. Sungminnya akan kembali, Sungminnya tidak meninggalkannya. Tidak peduli kenapa dan kapan. Kyuhyun percaya Sungmin. Dan Kyuhyun mencintai Sungmin. Selamanya.
*END*
A/N :
Makasih buat yang udah membaca ff gaje ini. lemonnya gak kecut blaass yaa…hahahahaha maklum itu bagian yang paling susah buatnya dalam ff ini. tapi tolong maafkan yaa…dan akhir kata..review pleaaseee….
