Kiky come back~ hehe...ganti penname! Kerenan yang dulu apa yang sekarang? Yah, udah lama baget kiky gag masup ke FFN. Sebulan ato dua bulanan lah kiky gag login ^^' jadi rasanya aku mulai susah LAGI merangkai kata-kata. Maap kalo ni pik berasa aneh bahasanya. Oh, ya, kiky akan selalu menerima semua komentar, kritik dan saran kalian selama itu membangun. So, give me review please~

Disclaimer: What to say, I own nothing..

Pairing: SasuXfemNaru, GaaXfemNaru, SasuXHina

Warning: OOC, gender bending, Naruto POV, ini straight lho -kan Naru jadi cewek-, typo pasti ada deh, don't like don't read! Hate it? Don't flame! Review is needed..

Xxx

Aku coba memendam

Semua perasaanku padamu

Karena tidak sepantasnya

Aku masih mengaharap

Cintamu…

~~ooO0Ooo~~

MENUNGGU HUJAN

season 2

~~ooO0O~~

Episode 1: Perjumpaan Kembali

12 tahun berlalu sejak kepergianku dari Konoha. Banyak yang berubah dari kota ini. Misal, daerah yang dulunya area persawahan kini disulap menjadi area perumahan elite. Gedung-gedung pencakar semakin banyak ditemukan. Begitupula dengan bangunan SMP-ku dulu. Banyak yang berubah. Tapi entah mengapa perasaanku kepada kota ini tidak pernah berubah. Mungkin karena kenangan. Entah itu kenangan manis ataupun kenangan pahit.

Dan kini ia pun kembali muncul di hadapanku. Mengingatkanku akan memori masa lalu. Memori yang mulai terkikis dari ingatan. Namun tidak pernah sepenuhnya hilang. Aku tak bisa lagi menaruh perasaan kepadanya. Apalagi perkara itu sudah 12 tahun berlalu. Hanya cinta monyet masa-masa SMP. Tak perlu dibawa-bawa sampai masa kini. Lagi, aku sudah dewasa. Bisa memilah-milah mana yang benar dan mana yang salah. Dan jika cintaku bersemi lagi sekarang, maka demikian adalah kesalahan. Aku tak bisa mencintai seorang pria beristri. Wanita macam apa yang mau saja menjalin hubungan dengan pria yang telah memiliki ikatan dengan wanita lain?

Terlepas dari kenangan, aku pun ingin mencoba memulai kehidupanku yang baru di kota yang pernah kutinggali ini. Sebagai seorang dokter di sebuah rumah sakit. Mengabdikan hidupku untuk melayani masyarakat. Ya, inilah cita-citaku.

Hah~ entah ini takdir atau memang nasibku saja sedang sial. Hingga permasalahan yang sama sekali tak diinginkan ini terjadi. Berawal dari kesalah pahaman kecil, kemudian menjalar menjadi keributan besar. Sampai hampir bisa menghancurkan rumah tangga orang. Pada saat itulah aku merasa sebagai sumber dari segala bencana. Apa iya memang aku yang salah? Karena itu, dengarlah ceritaku…

Sore ini Sasuke datang lagi ke rumah sakit. Ia membawa banyak buah-buahan untuk Nyonya Mikoto. Ia juga datang membawa istrinya, Hinata. Hatiku agak panas juga melihat mereka bergandengan tangan. Tapi aku tidak berhak cemburu. Memang aku siapanya?

Suasana ruang rawat Nyonya Mikoto terasa senyap. Nyonya Mikoto sendiri sekarang tengah tertidur pulas. Sedangkan semua orang sibuk pada pemikiran mereka masing-masing. Tidak terkecuali aku. Semenjak aku masuk ke dalam ruangan ini., atmosfer berubah kaku. Kekakuan ini lebih mengarah pada aku dan Sasuke. Sedari tadi kami hanya saling mencuri-curi pandang tanpa berani menyapa satu sama lain. Aku tahu perkara itu sudah lama sekali berlalu. Namun masih saja ada yang mengganjal di hatiku. Oh, Tuhan, ampunilah hambamu yang lemah ini.

Sebenarnya bisa saja kami menjadikan masalah ini sebagai cerita nostalgia. Tetapi bagaimana bisa bila serpihan-serpihan rasa kami masih tersisa. Aku takut hal itu malah mengobarkan kembali gelora asmara lebih baik aku menjaga jarak saja.

Xxx

Hujan deras turun ketika malam bertambah larut. Jarum jam menunjukkan pukul 22.30 malam. Tadi Hinata pamit pulang lebih awal dari Sasuke. Berarti ada kemungkinan aku akan bertemu Sasuke sekarang. Kemungkinan yang sangat buruk bagiku. Malam ini aku berdiri sendiri di teras rumah sakit. Menunggu hujan reda. Akibat pertemuan kembaliku dengan Sasuke, aku malah teringat kembali pada masa-masa SMP-ku di Konoha. Saat itu aku berdiri sendiri di teras depan kelas VIIA. Kemudian Sasuke datang dan mengambil posisi berdiri di sebelahku. Melontarkan pertanyaan aneh yang sebelumnya tidak pernah kusangka akan keluar dari mulut seorang anak seperti dia. Tanpa terasa sudah 12 tahun lebih kejadian itu berlalu. Ya, ampun! Kenapa lagi-lagi Sasuke?!

"Kau melamun?", tegur seseorang mengejutkanku. "Melamun itu tidak baik lho Bu Dokter." Tch, aku kenal suara ini. Perlahan-lahan kutolehkan kepalaku. Lalu, aku dapat menangkap sosok pria berambut hitam jabrik-jabrik ayam sedang berdiri tepat disebelahku. Wajahnya setelah jadi bapak-bapak tampak lebih mesum dari dulu waktu SMP.

Aku menatap Sasuke jengah. Dia pasti belum pernah melihatku disaat bad mood. "Apa?", tanyaku sengak.

"Kau ini bodoh atau bagaimana sih? Aku Tanya, kau melamun?", balas Sasuke tak kalah sengak.

"Dari dulu kau ini memang menyebalkan, ya? Iya, aku melamun! Kenapa? Sepertinya langkahku meninggalkanmu dulu memang benar, ya?", bentakku tidak kira-kira. Aku hanya ingin dia diam dan tidak memulai pembicaraan denganku.

Pukul 23.00 malam. Hujan bukannya berhenti malah bertambah deras. Sebentar lagi lampu rumah sakit akan segera dimatikan. Tuan Fugaku pasti sedang menemani Nyonya Kushina sekarang. Entah mengapa aku mencemaskan keadaan beliau. Terlebih lagi… mengapa dia masih ada disini?! "Teme! Kau ini kan bawa mobil. Kenapa tidak pulang juga? Kasihan istrimu di rumah, bodoh!", aku dapat merasakan urat berkedut di pelipisku.

"Hn? Kau sendiri belum pulang, Naruto," sahut Sasuke santai.

"K-…aku menunggu hujan reda! Aku ini mau pulang naik taksi. Tapi kalau hujan begini 'kan aku jadi tidak bisa jalan ke trotoar depan…"

"Aku juga akan menunggu hujan reda," potong Sasuke datar.

"Eh? Apa?", tanyaku memastikan.

"Kau dengar, aku juga akan menunggu hujan reda. Aku tidak akan membiarkanmu sendiri. Seorang wanita malam-malam pulang sendirian. Tidak apa-apa tuh?", jawab Sasuke tetap datar. Menurutku, percuma saja pulang tidak sendirian tetapi bersama seorang pria. Apalagi dengan Sasuke.

"Kalau kau mau aku bisa mengantarmu pulang," aku terdiam. Tidak berniat menjawab tawaran Sasuke. "Kalau kau tidak mau aku juga tidak akan memaksamu," kemudian Sasuke pun berjalan pergi menuju parkiran rumah sakit.

Sasuke sudah melangkah cukup jauh, meninggalkanku yang masih setia berada di tempat. Sebelum Sasuke benar-benar menghilang di tikungan jalan, tiba-tiba lampu rumah sakit mati. Awalnya, aku masih berani berdiri disini sendirian tapi lama-lama…aku mendengar suara-suara aneh di belakangku. "Hiiey!", pekikku. "Teme! Aku ikut denganmu!", aku pun berlari mengejar Sasuke. Sebagai informasi saja, di rumah sakit ini memang sering ada kejadian-kejadian aneh jika lampu rumah sakit sudah dimatikan- aku pernah beberapa kali mengalami kejadian-kejadian ganjil selama bekerja disini. Makanya, aku tidak mau sendirian jika lampu rumah sakit sudah dimatikan.

"Teme!", panggilku masih sambil berlari. Mudah-mudahan saja dia belum pulang. Sampai di parkiran aku lihat Sasuke baru membuka pintu mobilnya. Keberuntungan sedang berpihak padaku. "Sasuke! Hey!", aku berlari kecil mendekati Sasuke aku pun berhenti tepat di hadapannya. Nafasku tersengal-sengal. Untuk itu kucoba untuk menstabilkannya.

"Bukankan tadi kau tidak mau ikut?", Sasuke menutup kembali pintu mobilnya.

"Haah... lampu rumah sakit sudah dimatikan. Akh, aku tidak mau lagi mendengar isakan-isakan misterius dari arah koridor, atau suster bermuka pucat yang berdiri mengambang di lorong, atau..."

"Masuklah. Kau tak perlu banyak bicara. Dasar penakut," ia berputar ke pintu mobil di sisi lainnya. Kemudian ia membukakan pintu untukku. Kulangkahkan kaki menuju tempat ia berdiri sekarang. Aku merasa agak tidak enak karena harus menumpang di mobil Sasuke. Juga tidak enak pada Hinata. Aku telah membatalkan niatku sendiri untuk menjauh dari Sasuke.

Aku..memang..lemah..

To be continued..

Bahasaku ancur DX akhir cerita aku serahin ke reader aja. Maunya Sasu ama Naru apa Gaa ama Naru? Maap deh kalo ada yang ngerasa aneh ama Sasu di fic ini -aku juga ngerasa gitu soalnya. Ukh, padahal lagi test RSBI, tapi masih nekad aja publish fic. Gimana lagi...aku udah keburu kangen ama kalian~ *ditendang* Akhir kata kiky cuma minta satu hal; review. Karena itu bisa membangkitkan semangat kiky!!

See you in the next chapter..