"Sasu-chaaann happy birthdaayy! Ibu mencintaimu sasu-chaan! muah muah muaahh!" Mikoto sibuk menciumi Sasuke tanpa peduli dengan wajah putra bungsunya yang sudah penuh lipstick. Sementara Sasuke hanya meringis karena perlakuan ibunya.
"Ibu sudahlah, wajah Sasuke sudah gak karuan." ujar Itachi meletakkan sepiring kue tart besar di meja ruang tamu. Malam ini keluarga Uchiha sedang merayakan ulang tahun ke-17 si bungsu, Uchiha Sasuke.
"Nah, Sasuke, kami sudah menyiapkan hadiah spesial untukmu!" ucap Mikoto sambil mencubiti pipi Sasuke, sementara matanya mengisyaratkan sang suami, Fugaku, untuk mengambil sesuatu.
Sasuke hanya mengangkat sebelah alis ketika mendengar kata 'spesial'. Pikirannya mulai melayang,
'jangan-jangan aku di belikan mobil, atau laptop? apa mungkin harta warisan?'
Sasuke membuyarkan lamunannya lalu mencomot potongan kue yang baru saja dipotong Itachi. Mikoto dan Fugaku kembali ke ruang tamu sambil menyeret sesuatu.
"TARAAAA~!"
Sasuke menganga ketika melihat kedua orang tuanya memegang sebuah karangan bunga bertuliskan,
\ *~*Happy Wedding*~* /
*.*.* Sasuke & Sakura *.*.*
Uchiha Family
/ *x*x*x*x*x*x*x*x*x*x* \
"Bagaimana? Sasu-chan suka tidak? besok kau akan menikah dengan anak sahabat Ayah. Namanya Sakura-chan, anaknya cantik dan manis!"
"HAAAHH?"
.
.
.
WAIFI WAIFU
Desclaimer :
Character, Masashi Kishimoto
Story, Sukijan ajinomoto umami royco sajiku
Based from : anime 'Chuunibyou', manga 'Otome road' dan manga 'Sailor moon'.
Warning : bahasa tidak tertata, antara baku dan tidak, OOC, dan persetan dengan EYD.
'Cerita ini tidak untuk menyinggung pihak manapun. Ide cerita murni dari otak saya, percayalah. Cerita ini berdasarkan KISAH NYATA'
.
.
Enjoy
.
.
Sasuke mendengus kesal. Ditendangnya pintu kelas keras-keras, setelah itu baru ia masuk kelas dan berjalan dengan gontai ke tempat duduknya, tidak peduli dengan seluruh penghuni kelas yang kini sedang menatapnya dengan tatapan 'dasar sinting!'.
Sasuke mulai mengutak-atik handphonenya dengan kasar ketika Naruto menghampirinya. Sudah rutinitas Naruto untuk menghampiri Sasuke setiap pagi dibangkunya.
"Yo teme, kenapa mukamu masam?" tanya Naruto menepuk pundak Sasuke. Sementara yang ditepuk hanya diam mencucu. Naruto mengernyit, "Kau kenapa sih? habis dicopet? Oh ya, ngomong-ngomong...bagaimana dengan first nightmu?" bisik Naruto, Ia adalah satu-satunya orang disekolah yang mengetahui pernikahan Sasuke karena pernikahan itu tertutup dan hanya hadiri oleh keluarga. Sasuke mendengus,
"Tidak ada first night!" jawabnya ketus.
"Heeh masa, sih? isterimu malu atau bagaimana? by the way, aku lihat dong foto isterimu!"
Sasuke terpaksa membuka galeri HP nya lalu memencet foto seorang gadis berambut pink panjang yang sedang berpose manis.
"Oooh ini toh Sakura-chan, eh—dia ini bukannya anak kelas sebelah? Wuaah kau beruntung sekali teme!" ujar Naruto sambil memerhatikan foto Sakura yang dibalut gaun cantik—gaun pernikahan mereka.
"Beruntung apanya! dia itu menyebalkan tau!" sahut Sasuke ketus, terlihat urat siku-siku didahinya. Naruto terkekeh, ia berpikir bahwa sahabat berambut pantat ayamnya itu sedang kesal lantaran tidak mendapat first night, tapi sepertinya ia salah paham.
"Hey teme, seharusnya kau itu senang kan kalau isterimu cakep begini." ucap Naruto sambil merangkul Sasuke yang langsung ditepis. Urat siku-siku di dahi Sasuke semakin membesar,
"SENANG BAGAIMANA, DIA ITU SAKIT JIWAAAA, KELAINAN SEKS DAN PENYAKITAAN!" teriak Sasuke sambil menggebrak-gebrak meja dengan emosi. Seluruh penghuni kelas kembali menatapnya, namun kali ini dengan tatapan syok dan agak ngeri.
'kenapa tuh? kerasukan?'
'sasuke sinting!'
'ada macan ngamuk!'
Naruto segera membalikkan suasana. "Errr tenang ya semuanya! kami sedang latihan drama sinetron! tidak usah dipedulikan yaa hahahaha!" setelah itu susana kelas kembali ramai.
"kau gila, teme." desis Naruto, sementara Sasuke hanya mencibir.
Flashback
Pesta pernikahan berlangsung dengan sederhana di rumah keluarga Sakura. Setelah pesta selesai, Sasuke digeret oleh Temari— kakak pertama Sakura—ke taman belakang, dimana tidak ada orang yang akan mendengar pembicaraan mereka.
"Sasuke, ada yang ingin kubicarakan denganmu." ucap Temari dengan nada misterius.
"Apa?" tanya Sasuke datar.
"Ini masalah adikku."
Sasuke melipat kedua tangannya di depan dada sambil bersender di tiang lampu.
"Ada apa?" sahut Sasuke. Sebenarnya, ia agak malas meladeni obrolan basa-basi seperti ini. Tapi berhubung ekspresi Temari serius dan misterius, Sasuke menganggap ini pasti hal penting.
"Dia...bukan gadis biasa..."ucap Temari duduk menyandar di bangku taman.
Sasuke mengangkat alis, "Maksudnya?"
"Mungkin kamu akan kaget, tapi...Sakura menderita penyakit remaja, dia itu seorang Otaku." nada bicara Temari terdengar lebih rendah dan dalam. Sementara Sasuke bingung mau bereaksi seperti apa. Ia tahu apa itu Otaku, teman sekelasnya—Sai, si mayat hidup—juga mengalamai hal yang sama, lalu kenapa?
"Apa itu hal yang sangat serius?" tanya Sasuke, nadanya sedikit mencemooh.
Temari menatap Sasuke prihatin lalu menghela napas panjang,
"Kau tidak mengerti Sasuke, penyakitnya itu benar-benar akut. Tidak hanya itu, dia juga terjangkit penyakit sosial lainnya."
"Maksud Nee-san?"
Temari menatap Sasuke lekat-lekat.
"Sakura itu seorang Otaku yang hikikomori. Dia juga mengalami chuunibyou alias sindrom kelas 2 smp, dan juga nijikon. Dia fujoshi, sebaiknya kamu berhati-hati. Kamu bisa lihat nanti koleksi komik Sakura yang sudah segudang, dan aku yakin pasti dia akan membawanya ke rumah kalian yang baru."
Sasuke terdiam menatap kakak iparnya. Ia masih berusaha mencerna perkataan Temari.
"Kenapa dia—"
"Aku belum selesai bicara Sasuke. Ada satu lagi penyakit yang dideritanya, dan ini agak... menyimpang..."
"Apa itu?" Sasuke mulai penasaran. Ia mengernyit ketika melihat Temari menunduk agak lama.
"Dia itu..."
Temari menatap Sasuke prihatin, lalu mundur dan kembali bersandar di kursi.
"Dia itu seorang Yuri."
Flashback end
Sasuke mengacak rambutnya kasar. Ia benar-benar tak menyangka bahwa isterinya adalah seorang Yuri dengan penyakit plus-plus. Bagaimana ia akan bahagia dengan isteri macam itu?! Sasuke membayangkan rumahnya yang akan dipenuhi dengan poster-poster anime dan berbagai macam figurin. Belum lagi koleksi komik Sakura yang segudang—yang entah akan ditaruh dimana nanti.
"Arrgghh!" Sasuke frustasi, sementara Naruto hanya bengong dengan kelakuan sahabatnya.
Bersambung
Mencucu : bibir monyong/manyun/maju, lagi ngambek.
Hiyaaa... :v
Awkakwakwakwak tumbenan saya bikin cerita baku. Ngehe
Lagi iseng aja, habisnyaaa saya gak pernah bikin cerita yang serius ~('3')~
Karena disini bahasanya baku, maka saya tidak akan memakai logat loe-gue di author's note.
Anyway, ini BARU PEMBUKAAN, istilahnya prolog apalah itu #gampar
Xixi~ maklumi saja yaa
Untuk judul, 'WAIFI WAIFU' itu maksudnya 'WIFI WIFE'. Awalnya mau dibikin 'Wifi Girl', tapi kok kurang enuq ntar storynya. Mending dibikin husbando-waifu aja biar sasukenya lebih setress hahahaha
Oh iya curhat, dari kemaren PM saya banjir dengan pertanyaan jenis kelamin saya? :v
Nda usah ditanya ngehe, yang jelas saya punya kelamin, bisa pipis, bisa ee' #diselotipreader
Oke stop ngebacot,
So, gimana der? (reader)
Saya minta komentarnya deder yaaa (panggilan sayang untuk reader)
