WARNING!
IT'S XIUCHEN FANFICTION, NOT CHENMIN! SLIGHT KAISOO, SULAY, HUNHAN, CHANBAEK! A LITTLE BIT XIUHAN AND CHENBAEK!
YAOI, BOYXBOY, RATE T OTEWE M HAHA *tawanista*
ALUR GAJE DAN SUDAH BIASA, BAHASA ACAK KADUT TIDAK SESUAI EYD, TYPO SEBAGIAN DARI IMAN WKWK, DONT LIKE DONT READ! DON'T BASH, I'M NEW!
LAST BUT NOT LEAST, THIS IS XIUCHEN! NOT CHENMIN!!
HAPPY READING!
HYUNG, SARANGHAE! - 01
"Bisakah kau berhenti mengusel di tubuhku, Joonmyeon?!" Seru Minseok keras. "Andwae, Hyung hangat.." Joonmyeon makin mendekatkan dirinya pada Minseok.
Ting tong
"Minseokkie, tolong bukakan pintunya untuk eomma!" Teriak Leeteuk dari dapur. Minseok yang saat itu masih berumur 4 tahun dan hanya punya 1 adik, Joonmyeon—umurnya 3 tahun— hanya menuruti eomma nya.
"Ikut Hyung," Joonmyeon menarik ujung baju Minseok dan mengikuti Hyung tercintanya.
Cklek
Minseok membuka pintunya. Tidak ada siapapun disana, sementara salju sudah turun, hawa dingin menusuk. "Hyung, masuk, dingin.." Joonmyeon merengek. "Chankam.. itu apa?" Minseok menunjuk keranjang berwarna cokelat, atasnya ditutupi kain.
Minseok membawanya. "Aih, berat, Myeonnie, bantu aku.." Joonmyeon membantu mengangkat keranjang itu.
"EOMMAAA" Teriakan keduanya memenuhi ruang keluarga. "Nde Chagiya? Aigoo jangan teriak-teriak begitu.." Leeteuk baru turun dari kamarnya. "Apa itu?" Tanya Leeteuk lagi. Minseok mengendikkan bahu. Joonmyeon menggeleng tidak tahu.
"Sini berikan pada Eomma, kalian mandi.." Leeteuk mengambil keranjang itu dari tangan Minseok. Kedua Kim brothers itu mengangguk dan langsung ngacir ke kamar mandi, mencoba mendapat giliran pertama. Walau pada akhirnya mereka mandi bersama.
"Dari siapa ya?" Leeteuk membuka kainnya. "Omo! Aigoo.. Kangin!!!"
HYUNG, SARANGHAE! - 01
16 tahun kemudian...
"YAK JONGDAE-HYUNG, ITU MILIKKU!" - Kim Jongin, 15 tahun, 3 SMP
"Tidak, yang di meja sini milik semua." - Kim Jongdae, 17 tahun, 2 SMA
"Duo Jong, hentikan bodoh!" - Kim Joonmyeon, 19 tahun, Semester pertama S1
"Joonmyeon, jangan memperkeruh suasana!" - Kim Minseok, 20 tahun, semester ketiga tapi sudah jadi asisten dosen yang sekaligus sahabat dekatnya.
Minseok mengurut keningnya, dia lelah mengurus tiga adiknya yang setiap hari pasti bertengkar. Ah tidak, lebih tepatnya duo Jong itu. Jongdae dan Jongin. Dan sialnya, Joonmyeon selalu memperkeruh suasana, seperti mengatai mereka bodoh, menyebalkan, tidak tau malu. Hah, Minseok ingin menenggelamkan diri rasanya.
"Jongdae, mengalah! Kau ini hyungnya!" Minseok mengambil daging dari piring Jongdae dan memberinya pada Jongin. Jongdae langsung melotot. "AH WAEE!" Teriaknya reflek, matanya langsung berair karena daging kesayangannya diambil alih.
Minseok menepuk jidatnya. Dia lupa kalau Jongdae sangat ahli aegyo dan merengek. Tidak, tidak, ketiga adiknya memang jago aegyo, tapi Jongdae lebih sering menunjukkannya dibanding Jongin dan Joonmyeon.
"Cha, ambil punyaku." Minseok akhirnya merelakan dagingnya dan menaruhnya di piring Jongdae. "Kau makan apa nanti?" Joonmyeon melayangkan pandangan ke piring Minseok, hanya ada nasi saja.
Jongdae menunduk, sementara Jongin asyik makan tanpa peduli masalah ketiga hyungnya. Sebodo, dia maknae, terserah dia.
Sret
Minseok dan Joonmyeon menatap Jongdae kaget. Dia membagi dagingnya menjadi 2 dan memberi setengahnya pada Minseok! Keajaiban macam apa ini?!
"Mian Hyung.." Jongdae nyengir dan langsung makan.
"Dia kebanyakan mecin?" Tanya Minseok. Joonmyeon menggeleng bingung.
"Jongdae," Joonmyeon memanggil. "Nde Hyung?" Balasnya sambil memotong daging. "Antar Jongin ya?"
"ANDWAE!"
Trang!
Garpu melayang telak ke kepala Jongdae. "Appo," Astaga Minseok tidak tahan. Dia langsung berdiri dari tempat duduknya dan mencubit kedua pipi Jongdae. "Kau sudah besar! Bersikap dewasa lah!" Bentak Minseok.
Jongdae menatap Minseok takut-takut. Air matanya sudah menggenang. "Mian, Hyung.." ujar Jongdae sambil mengusap air matanya. Oke Minseok mengaku, diantara mereka semua, yang paling cengeng adalah Jongdae. Padahal dia bukan maknae! Dan si maknae malah berkelakuan seperti Hyung! Argh, ada apa dengan dunia ini?!
"Jongin, kau berangkat denganku, Joonmyeon, cepat berangkat, kau ada kelas pagi kan?" Minseok langsung mengatur. "Kau juga ada kelas pagi, bukan?" Tanya Joonmyeon. Aish, dia suka sekali memperkeruh suasana, lebih tepatnya, suasana hati Jongdae.
"Ani, Jongin denganku!" Jongdae membantah dan memeluk Jongin dari belakang. Minseok tersenyum tipis. "Arra, ternyata uri Jongdae baik sekali~" Dia mengusak rambut Jongdae dan mengambil kunci mobil.
"Oiya Jongdae, aku pulang larut, Joonmyeon juga," Minseok langsung menarik Joonmyeon dan mereka berdua langsung pergi ke kampus. Eomma dan Appa mereka sedang ke luar kota selama sebulan.
"Aku tidak perlu berangkat denganmu," Jongin menginterupsi. "Waeee?" Yak Jongdae, jika ada Minseok disini, mati kau. "Aku bisa berangkat sendiri, dan aku berharap berangkat sendiri saja.." Jongin menarik ranselnya.
"Andwae, kau bersamaku!" Seru Jongdae sambil menahan Jongin. "Hentikan, Hyung! Ada seseorang yang kusukai, dan arah rumah ke sekolahnya sama denganku, jadi aku bisa naik bus dan berharap bertemu dia. Kau mengerti kan?" Ujar Jongin.
Jongdae diam. "Kau punya orang yang kau sukai? Siapa? Kenapa tidak cerita?" Tanya-nya balik. "Anak kelas sebelah yang bermata besar, Do Kyungsoo.. sudahlah, aku mau berangkat, bus nya pasti sudah ada, bye-bye Hyung!" Jongin melambaikan tangannya dan pergi.
"Dia sudah punya, apa Myeon-hyung dan Minseok-hyung juga? Lalu aku?" Jongdae bingung. Selama ini dia dijaga ketat oleh kedua Hyungnya, entah mengapa, makanya dia tidak punya pengalaman apapun tentang Cinta. Anehnya, Jongin tidak dijaga ketat oleh Hyungnya.
"Aish, biarlah," Jongdae keluar dari rumah, mengunci pintu dan menyalakan motornya lalu pergi ke sekolah.
HYUNG, SARANGHAE! - 01
"Jongdae, pagi."
"Eh, pagi Gege.." Jongdae membungkuk sopan. "Berangkat sendiri? Tumben tidak diantar?" Tanya Yixing, kakak tingkat Jongdae sekaligus anak OSIS sama seperti Jongdae, makanya mereka dekat.
"Hahaha, Joonmyeon-hyung dan Minseok-hyung berangkat pagi hari ini, makanya aku berangkat sendiri.. lagipula aku sudah besar! Untuk apa diantar segala?" Jongdae mem-pout kan bibirnya. "Aigoo, Hahaha.. kau kan dijaga ketat oleh Hyung-mu, tumben sekali sekarang tidak.." mereka berjalan berdampingan.
"Jongdae.."
"Iya?"
"Apa aku boleh mengakui sesuatu padamu?"
Jongdae menghentikan jalannya. "Jangan bilang kau jatuh cinta pada Minseok-hyung?" Dia menatap tajam Yixing. Karena Jongdae sering diantar ke Sekolah oleh Minseok daripada Joonmyeon, banyak anak-anak di sekolahnya menyukai Minseok, dan dia tidak terima, entah kenapa.
"Aih, aku memang menyukai Hyung-mu, tapi bukan Minseok!"
Yixing menutup mulutnya karena dia keceplosan. Jongdae melongo. "KAU MENYUKAI JOONMYEON-HYUNG? SI BODOH YANG MIRIP KELINCI ITU?"
Grep
"Emh, Ghege lephas!!" Jongdae menarik tangan Yixing dari mulutnya. "Jangan keras-keras!" Yixing berbisik. "Arra.. kenapa kau tidak bilang dari dulu? Dia lagi kosong," Jongdae tertawa pelan. Yixing menatapnya heran. "Kau tidak marah?"
"Hah? Untuk apa?"
"Biasanya kalau ada yang menyukai Minseok, kau tiba-tiba marah, tapi sekarang kenapa tidak?"
"Minseok-hyung milikku!" Jongdae berujar begitu saja. Yixing tersenyum simpul. "Iya iya, aku mengerti. Sampai bertemu nanti istirahat~" Yixing naik ke lantai selanjutnya.
HYUNG, SARANGHAE! - 01
Jam istirahat,
"Jongdae~ ajari aku highnote mu yang luar biasa~" Byun Baekhyun, teman sekelas Jongdae mendekat dan merangkul lengan Jongdae.
"Kau bisa latihan sendiri." Jawab Jongdae. "Aish, menyebalkan.." Baekhyun merengek. Jongdae hanya diam, dia sebetulnya akan dengan senang hati membantu Baekhyun, tapi melihat tatapan tajam dari Chanyeol di belakangnya, membuat Jongdae mengurungkan niat baiknya.
"Jongdae, ikut denganku sebentar."
'Shit, i'm gonna die now.' batin Jongdae dan mengikuti Chanyeol.
Mereka berjalan ke atap sekolah. Jongdae menghentikan langkahnya ketika dia sudah melewati pintu masuk ke atap sekolah.
"Kenapa?" Tanya Jongdae. "Kau ada hubungan apa dengan Baekhyun?" Chanyeol menatapnya tajam. Jongdae menelan ludah. "T-tidak ada apa-apa.." balasnya. "Jawab dengan jujur, Kim Jongdae!"
Jongdae menutup matanya, dia sangat takut jika sudah dibentak oleh seseorang, siapapun itu. Ketakutannya semakin besar ketika Chanyeol menarik kerah seragamnya. "Kenapa diam? Jawab!" Bentak Chanyeol lagi.
Jongdae menahan air matanya mati-matian.
"Hei Park Chanyeol, dia sudah mengatakan kalau dia tidak ada hubungan apa-apa dengan Baekhyun, kan? Kenapa kau masih memaksanya? Kau mau dihajar oleh 2 Hyungnya?" Yixing berjalan santai dari tangga bawah.
Chanyeol melepas cengkeramannya di kerah Jongdae. "Awas kau," Chanyeol menggertak Jongdae dan pergi. "Yixing-ge!" Jongdae menghambur ke arah Yixing dan memeluknya. "Gwaenchana? Dia tidak memukulmu atau apapun itu kan?"
Jongdae mengangguk. Yixing tertawa pelan. "Sekarang aku tau kenapa Minseok dan Joonmyeon menjagamu ketat, ternyata kau sangat takut dibentak ya, Hahaha.."
HYUNG, SARANGHAE! - 01
Di kampus Minseok,
"Minseok-sunbae! Kau dipanggil dosen"
"Min, ada yang mencarimu."
"Minseok, tadi ada titipan tugas,"
Minseok menyeka keringat yang mengucur di pelipisnya. Hey, dia tidak berolahraga sama sekali, tapi banyak yang membutuhkannya. Itu karena dia jadi salah satu asisten Dosen disana, Xi Luhan.
"Lu-ge, kau menyusahkan ku." Minseok merengek. "Aigoo, kukira kau tidak bisa aegyo Min," Luhan cekikikan. Minseok hanya diam, malas menanggapi. "Min, aku mau kencan dengan namjachingu ku sore ini, kau tolong gantikan aku mengajar ya."
"Tapi kan, aku juga mahasiswa?!" Minseok menaikkan suaranya. "Kau asistenku, kau kan kubayar, lumayan untuk pendapatan mu juga kan? Aku percaya padamu," Luhan menepuk kedua bahu Minseok.
"Ah iya, hari ini, kau free sampai sore,"
"Jinjja?!" Minseok berseru senang. Dia tak perlu disuruh-suruh lagi sekarang. Luhan mengangguk. "Aahh! Xiexie, gege! Wo ai ni!" Minseok memeluk Luhan sebentar dan pergi.
Kalian tau kemana dia akan pergi? Ke SMA Jongdae. Entah kenapa, dia sangat menyayangi adiknya yang satu itu dibanding Joonmyeon dan Jongin.
HYUNG, SARANGHAE! - 01
"Woah.. Hyung-nya Jongdae tampan,"
"Haha, tentu saja! Aku penggemar beratnya!"
"Aku lebih suka Joonmyeon-oppa, dia manis, wajahnya seperti malaikat!"
"Adiknya bangsat, tapi dia juga tampan dan eksotis, kau tau? Jongin!"
Minseok hanya mengulum senyum dan masuk ke SMA itu dengan tenang. Yah, dia punya akses masuk sini, karena dia alumni sini. Ini sekolah terkenal, bahkan Joonmyeon saja tak bisa masuk sini, makanya Minseok sangat menyayangi Jongdae yang menuruni kepintarannya.
"Permisi~" Minseok tersenyum pada guru piket yang berjaga. "Arra, Minseokkie.. sudah lama sekali, mau bertemu Jongdae ya?" Tanya Yoona-ssaem. Minseok mengangguk. "Yasudah masuk saja sana," Yoona mempersilahkan.
HYUNG, SARANGHAE! - 01
"Minseok-hyung!"
Minseok kenal suara itu, dia langsung menuju ke sumber suara. Ternyata Jongdae tidak sendirian, ada Yixing disana.
"Oh, hai Yixing.." sapa Minseok. Yixing hanya senyum. "Kenapa kesini? Bukannya kau pulang larut?" Tanya Jongdae sambil melahap sandwich. Uh, itu menggemaskan karena dia bertanya sambil melakukan aegyo tak sadarnya.
"Aku dapat waktu free dari dosen yang tampan itu," Minseok tertawa. Jongdae merenggut. "Bukannya kau bilang aku tampan?" Seru Jongdae. Yixing dan Minseok reflek menatap Jongdae.
"Arraseo.. kau memang tampan, Hahaha.." Minseok mengelus rambut Jongdae pelan. "Aku mau ke kelas duluan, Bye Jongdae, Bye Minseok-hyung," Yixing yang merasa jadi nyamuk segera melepaskan diri.
"Bagaimana kelasnya?" Tanya Minseok. "Hm, baik baik saja~" jawab Jongdae sambil terus makan. "Bisa dapat peringkat 1 di semester ini?" Minseok menantang. Jongdae menatapnya.
"Apa aku akan dapat hadiah?"
"Ya."
"Terserah padaku? Apapun?"
"Yup, terserah padamu. Apapun itu, Dae-ya.."
Jongdae tersenyum lebar. "Aku minta 1 hari penuh untuk kita main berdua!" Serunya sambil melompat senang. Minseok ikut tersenyum. "Arraseo.. tapi peringkat 1 ya," ujarnya. "Kalau 2 atau 3?" Jongdae bertanya. "Kau dapat hukuman cuci piring di rumah sebulan,"
"YAK! APA APAAN ITU?"
.
.
Next or delete?
