Having a Pleasant


Pasti tidak mudah menjadi seorang kekasih dengan seorang anak laki-laki yang manja, cerewet, dan keras kepala. Bagaimana membayangkan hidupmu yang dulunya tentram, tenang, damai mendadak bergeser dengan celotehan, rengekan, serta keangkuhan seorang anak nakal embel-embel kekasih yang mulai beranjak dewasa. Mana ada orang yang mau terkekang hidupnya mengurusi bocah bebal yang kadang tak tahu aturan dengan penuh kasih? Ah, sepertinya aku menemukan satu. Dia malaikat yang dalam bahasaku bernama Chanyeol.

Pria tinggi itu punya aroma yang manis, menenangkan. Dia adalah orang hebat versiku, karna aku sadar betapa kerasnya aku sebagai manusia di hadapan manusia yang lain. Dia adalah standar perlakuanku atas segala hal. Aku bisa memandikanmu dengan madu atau menggosok kulitmu dengan gunting kuku. Chanyeol adalah segalanya, yang artinya segalanya.

Aku menemukan pria periang itu atas banyaknya manusia yang tak bisa ku hitung. Tuhan menyematkanku, menjadikanku benih, kemudian tumbuh akar sampai siap tebang. Dan kemudian manusia itu merawatku, memberikan pupuk, menyiram, dan membuat akar serta dindingku kuat. Chanyeol menanamkan kasih. Dia memberiku segalanya.

Dia hanya seorang laki-laki beranjak dewasa yang suka sekali mengenakan kaos tak kenal waktu. Mau itu di rumah, pusat perbelanjaan, ataupun di hari kematianmu. Chanyeol menyayangi baju-baju sederhananya, pun dengan cara yang sederhana.

Ku katakan sekali lagi, kekasihku adalah segalanya. Dia menjadi faktor penting apakah aku harus memberimu permen kapas atau mencekoki mu dengan zat asam.

Itu akan terasa menyenangkan melihatmu yang berlumuran gula-gula manis atau tubuhmu yang rontok di dalam sana. Baiklah, mari kita lihat bagaimana orang-orang harus diperlakukan.

..

..

Oh, Hai.

Jadi bagaimana kau ingin aku memperlakukanmu?