ALPACA x PONYO

.

.

.

Im Youngmin.

Jung Sewoon.

.

.

Produce 101 Season 2 Members.

ONE (Jung Jaewon)

.

.

.


Im Youngmin baru saja sampai di lahan parkir sekolahnya selepas ia mengayuh sepeda gunung biru tua miliknya selama 25 menit dari rumah. Setelah mengunci ban depannya dengan gembok, ia pun melangkahkan kakinya untuk memasuki gedung sekolah dalam diam.

Kentara sekali wajah bantal, masih tercetak jelas di wajah youngmin pagi ini. Ia pun tidak memperdulikan adanya kekehan beberapa siswa yang lalu-lalang bersamanya di koridor gedung, saat melihatnya melepas kuapan lebar-lebar. Youngmin masih mengantuk. Jelas ini karena ia harus belajar semalam suntuk sampai pukul menunjukan 2 pagi hanya untuk melewati kuis mingguan kimia.

PUK

Youngmin terlonjak kecil akibat pundaknya dipukul tiba-tiba, padahal ia sedang menguap lebar. Sosok yang menepuk pundak youngmin pun tertawa ringan karena melihat tingkah youngmin barusan. Youngmin memasang wajah jengah, padahal didalam hatinya merasa senang. Di pagi hari seperti ini, ia sudah mendengar tawa dari sosok tersebut.

"tumben baru dateng, nyo"

Gadis bersurai coklat pekat ikal sebatas dada yang diikat setengahnya, hanya mengangguk.

"kak jaewon telat bangun. Jadi, aku nungguin dia dimarahin mama dulu"

Youngmin tersenyum geli mendengar aduan gadis tersebut padanya. Ia pun mengangkat tangannya lalu menempatkan pada sepanjang pundak sempit gadis berwajah teduh itu.

"kenapa gak pergi sendiri aja gitu?"

Gadis itu mendongak sedikit untuk menatap youngmin, yang memang diberkahi oleh kelebihan zat kalsium pada tulang belulangnya.

"kenapa kamu nyuruh aku pergi sekolah sendiri, sedangkan kamu bisa nawarin diri buat jemput aku, min?"

Youngmin tergelak geli dengan tangan yang mengusak pucuk kepala gadis tersebut. Membuat gadis itu melepaskan rangkulan youngmin lalu menatap jengah pemuda yang sudah bersamanya selama 5 tahun tersebut.

"apa-apaan. Rumah aku sama rumah kamu itu, kayak ujung ketemu ujung, ponyo. Aku harus berangkat jam berapa dari rumah, buat jemput kamu, terus kita berangkat sekolah bareng? Emangnya aku punya sim, jadi bebas make motor papa aku, semau aku?"

Tangan youngmin terulur meraih gadis tersebut, untuk ia rangkul kembali. Jung Sewoon mencebik kecil, merajuk. Youngmin langsung menjawil bibir gadis itu yang langsung dapat tatapan membunuh dari sewoon.

Memang benar apa yang dikatakan youngmin, bahwa rumah mereka itu letaknya berjauhan.

Tapi, apa salahnya bukan?

Youngmin kan tahu, kalau sewoon itu buta jalanan seoul. Karena biasa diantarkan kemanapun ia pergi, dengan sang ayah maupun dengan kakak lelakinya yang bernama Jung Jaewon tersebut.

"kwajang!"

Youngmin membalikkan tubuhnya, serupa dengan sewoon yang ikut memutar tubuhnya, padahal hanya youngmin yang dipanggil. Youngmin mendapati seorang pemuda bersurai hitam tengah berlari menghampirinya.

Untuk tambahan, hampir seluruh anggota klub music akan memanggil youngmin 'Kwajang' alih-alih nama atau sunbae. Kalau mereka merasa terlalu panjang, mereka akan menyingkatnya menjadi 'jang'.

Dan panggilan tersebut, yang tadinya hanya dipakai oleh angkatan youngmin, menjadi meluas, akibat seringnya anggota seangkatan youngmin memanggil begitu.

"istirahat pertama, disuruh nemuin pak seokhoon"

Alis youngmin naik.

"gua? Mau ngapain?"

"gak tau juga sih, jang. Tapi kayaknya sih, mau ngomongin tentang sertijab. Angkatan kita kan, udah harus turun jabatan, minggu besok"

Youngmin mengangguk-angguk kecil. Ia tak sadar kalau lelaki yang berdiri dihadapannya dan sewoon itu, tengah melirik sewoon, yang berujung dengan senyum kecil saat mendapatkan balasan yang serupa dari sewoon. Sewoon yang melihat itu, hanya menunduk saat merasakan pipi gembilnya mulai dijalari oleh perasaan hangat.

"oke. Makasih infonya, hwan"

Lelaki tersebut mengangguk lalu kembali berlari kecil guna menjauh dari keduanya.

"ketua klub music udah mau turun jabatan ya?"

Youngmin menoleh lalu mencibir seluruh kalimat sewoon.

"iya, nih. Ketua klub jurnalistik yang ini, kapan?"

Sewoon mencubit kecil pinggang youngmin saat putra tunggal keluarga im tersebut menepuk-nepuk pucuk kepalanya, yang langsung disambut oleh erangan kesakitan oleh youngmin.

"sakit, nyo!"

"biarin. Emangnya aku perduli?"

Youngmin mengungkung kepala sewoon dengan gemas.

"iya lah! Aku kan sahabat kamu, nyo. Masa iya gak diperduliin. Jahat kalo gitu mah kamu, nyo"

Ya.

Semua orang yang pernah melihat bagaimana interaksi ataupun tingkah laku keduanya, pasti berpikir kalau mereka adalah sepasang kekasih, yang sudah bersama dari lama. Melihat bagaimana youngmin yang selalu merangkul ataupun menggenggam sewoon saat tengah berjalan bersama. Ataupun sewoon yang terkenal sangat tenang dan tidak banyak omong, akan berubah menjadi sangat cerewet jika dihadapan seorang im youngmin.

Namun pada kenyataannya adalah,

Youngmin dan sewoon hanyalah sebatas sahabat yang pertama kali mengenal satu sama lain saat masa orientasi sewaktu masuk kedalam Sekolah Menengah Neul Paran.

Kenapa mereka bisa dekat?

Karena, waktu itu, sewoon terlambat datang saat pertama kali menjadi murid sekolah tersebut. Berhubung jaewon juga terlambat ke kampus, jadi ia tidak sempat mengantarkan sewoon masuk kedalam sekolah. Jadi, ia meninggalkan sewoon sendirian di depan gerbang sekolah. Apalagi, sewoon itu sangat pemalu.

Disaat ia akan menangis, karena bingung harus melakukan apa. Ingin pulang tapi tidak tahu jalan pulang, ingin masuk tapi pintu gerbang sudah dikunci, bahkan tergembok. Saat itu, datanglah youngmin dengan langkahnya yang gontai sambil minum sekotak susu, seakan tidak perduli dengan kehadirannya yang telat.

Dengan santainya, ia mengajak sewoon menuju gerbang belakang sekolah mereka yang tersembunyi –youngmin bilang, kalau ia diberitahukan hal ini oleh seniornya.

Membantunya masuk ke dalam area sekolah dan langsung berbaur dengan para murid yang tengah berbaris di lapangan sekolah. Sewoon lantas mengucapkan syukur ia tidak jadi kena hukuman akibat youngmin. Sekaligus menyesal, saat menyadari bahwa itu adalah kenakalan pertamanya selama ia hidup sampai menginjak angka 13 tahun.

Mulai dari situ, persahabatan diantara keduanya terangkai. Dan semakin erat saat keluarga keduanya sudah mengetahui hubungan persahabatan yang terjalin diantara mereka.

.

.

.

TBC


Halo? hehehe.

Ini baru permulaan sebenernya, ini udah dibikin dari jaman episode 11 produce 101 gak lama udahan. Iya, saya tau kalo peminat pacapo itu gak banyak /eh, tapi gak tau juga sih/sotoy sih lau bor/. Tapi mereka itu lucu. Apalagi pas paca bilang kalo temen sekamarnya pas pertama kali ada di acara itu, kalo gak salah ya si ponyo ini hehehe. Yap! Ini bahasanya lagi-lagi pakai bahasa tidak baku, bahasa pergaulan anak indonesia, hehe. Ya udah, gitu aja hehe.

Maafkan jika sikap berikut sifat mereka, saya buat jadi keluar dari karakter mereka yang sebenarnya hehehe. Tidak ada maksud begitu, karena ini hanyalah dunia imajinasi saya. Mohon dimaklumi jika ada kesalahan dalam penulisan maupun pemilihan katanya. Kritik dan saran diperlukan agar menjadi cerminan diri saya untuk kedepannya agar lebih baik.

.

Sekiranya, sekian curhatan dari saya hehehe. Kalo mau di sekip mah rapopo. Asal jangan lupa di follow, favorite, sama review hehehehe. Timpuk aja timpuk gapapa. Asal nimpuknya pake cinta /nadzis cuih/

.

Nantikan kelanjutan dari cerita ini /itupun kalo ada yang nungguin. Gede rasa amat lu coeg/

hehehe

.

.

.

Lah saya baru tau kalo ponyo tuh asli busan. Gak nyangka sebenernya seriusan dah. Soalnya, gak kerasa busan vibe setiap liat ponyo. Liat ponyo tuh, berasa tiduran di lantai mesjid yang abis di pel sama marbotnya sebelom di pasangin sajadah. Adem hehe.