First Kiss by Xia Heaven.

Disclaimer: KHR does not belong to Xia.

Pairing: D18.

Warning: Boys Love, Drabble, bahasa non-baku campur baku.

"Ciuman pertama?"

Dino mengangguk. Sang Bos Cavallone berdiri dari tempat ia duduk dan menarik ototnya yang mulai terasa kaku akibat tiduran selama setengah jam di lantai, atap Namimori. "Aku ingin tau apa Kyoya sudah pernah mendapatkan ciuman pertamanya." Ujarnya dengan enteng.

Hibari berkedip mendengar hal itu.

"Apa itu hal penting?" Ujar sang Ketua Kedisiplinan Namimori itu dengan dahi yang berkerut. "Hump, aku tidak mau membahas hal bodoh seperti itu." Lanjutnya, ia mengeluarkan tofasnya dan menatap Dino dengan tajam. "Lebih dari itu, ayo bertarung dengan serius, Herbivore."

Sang Bos Cavallone itu hanya tertawa geli. Ia memang sudah tau kalau pertanyaannya pasti dijawab seperti itu oleh sang murid yang cuek ini. "Tapi apakah kau tidak penasaran? Gadis-gadis Namimori pasti sering membicarakan topik ini bukan?" Dino tersenyum melihat Hibari yang terdiam.

Sang Awan dari Vongola sendiri tiba-tiba melihat ke arah Langit Cavallone itu dan mulai mendekatinya. Ketika sampai di depan Dino, sang Awan itu menatap tepat ke mata coklat gelapnya. Biru-abu bertemu cokat. "Kyoya-"

Trang!

Hibari melepaskan kedua tofasnya dan membiarkan senjata kesayangannya itu jatuh ke lantai, kedua tangannya meraih kerah Dino dan menarik sang Cavallone mendekatinya. Dino terbelak ketika ia merasakan nafas Hibari di tengkuk lehernya.

"Kyoy- Hmp!"

Sang Awan menempelkan bibirnya ke bibir sang Cavallone lalu membiarkan tangannya melingkar di leher Dino. Sang Bos sendiri mulai merespon dan melingkarkan tanganya di pinggang Hibari, ketika sudah sadar seratus persen akan apa yang terjadi Dino mulai mengambil ahli ciuman tersebut dan mengigit pelan bibir bawah pemilik Hibird. "Ah…" Hibari membiarkan lidah Dino menyelusuri mulutnya. "Hm… Ca-cavallone…" Dino mulai memeluk erat guardian Vongola itu dan terus melanjutkan aktivitas mereka.

Setelah satu menit, sang Awan mulai mendorong pelan Bos Cavallone itu. "U-ukh…" Dino membiarkan Hibari mendorongnya dan melepaskan ciuman mereka. Sang rambut hitam mencoba mengambil nafas sebelum menyentuh bibirnya dengan salah satu jemarinya.

"Kyoya-"

"Heh… Tidak buruk." Ujarnya pemuda cantik itu sering mengusap bibir pinknya dengan ibu jarinya. Ia menoleh ke arah Dino dan menyeringai. "Kau tidak punya alasan untuk menggangguku sekarang, besok… aku ingin kau bertarung dengan serius." Ujarnya sebelum beranjak pergi dari situ.

Dino yang sendari tadi hanya diam mulai tertawa kecil. Ia melihat pintu abu-abu yang Hibari gunakan untuk menghilang dari pandanganya dan tersenyum kecil. "Hibari Kyoya…" Ia menghela nafas dan menutup matanya namun senyuman itu tidak pernah hilang dari wajahnya tampannya. "Heh… You'll be the death of me, someday."