YELLOW FLASH KITSUNE
disclaimer Naruto punyanya om Masahiro Kishimoto SAO punyanya om Reki Kawahara
warning:typo bertebaran, gaje, ooc, oc, menyebabkan iritasi mata. smart#naru,op#naru.
Dunia pada masa depan di penuhi dengan berbagai teknologi canggih yang bisa menggantikan berbagai hal negatif yang di lakukan manusia. Hal yang pada masa lalu serasa mustahil untuk di lakukan kini mudah di temui namun bukan berarti manusia menggantungkan hidup pada teknologi. Kehidupan masa depan dan masa lalu tidaklah jauh berbeda hanya teknologi yang memisahkan.
Di tengah kemajuan jaman yang semakin canggih masih ada sebuah wilayah kecil di pinggiran kota Konoha yang masih bernuansa jaman Edo. Rumah yang terasa sejuk karena berdesain tradisional dengan taman yang rimbun dan sebuah kolam koi dengan sungai buatan yang di rawat dengan baik oleh pekerja.
Rumah itu terlihat seperti rumah warga biasa ketika di lihat dari jalan yang melintas di depan rumah. Ketika sudah memasuki gerbang tradisional maka suguhan yang memanjakan mata segera terhampar. Siapa sangka rumah yang sederhana memanjakan mata itu milik keluarga Namikaze.
Seorang anak muda berambut pirang, kulit tan, memiliki tiga pasang wishker sedang menatap layar laptop di depannya. Mata biru safirnya berkilat melihat data data di layar itu sambil tangannya terus memainkan tuts mengolah setiap data.
Kesibukan yang menjadi pemandangan biasa bagi para pekerja di rumah itu. Tuan muda yang merupakan kesayangan seisi rumah Namikaze memang di kenal kutu teknologi dan buku. Tak heran mengingat kedua orang tuanya jenius yang memiliki perusahaan teknologi yang muali diperhitungkan di Jepang.
"Naru-chan" di tengah kesibukannya terdengar suara merdu memasuki telinganya membuat Naruto menolehkan kepala.
"Kaasan aku bukan anak kecil lagi." Naruto menggembungkan pipinya.
"Ho begitu. Namun bagi Kaasan kamu akan tetap menjadi anak kecil Kaasan." Seorang wanita berambut merah maron dengan kecantikan yang alami di hiasi iris mata violet duduk di sebelah Naruto dan mengusap pucuk kepalanya.
"Arrrggggghhhh." Naruto mengerang di perlakukan seperti anak kecil. "Aku sudah masuk sekolah menengah atas Kaasan jadi aku sudah besar."
"Ne Kushina berhentilah menjahili Naruto." Seorang pria yang bagaikan pinang dibelah dua dengan Naruto tanpa tiga pasang wishkernya menghentikan niat Kushina untuk menjahili Naruto lagi.
"Kau tak seru Minato... Dattebane!" Kushina memajukan bibirnya tanda kesal.
Naruto yang melihat tingkah orang tuanya hanya tersenyum.
Duduk di beranda rumah yang menghadap taman dengan keluarga utuh sambil berinteraksi memang yang terbaik. Naruto menaruh laptopnya demi menghormati saat saat langka seperti ini.
"Tousan dan Kaasan tidak bekerja hari ini?" Naruto menatap kedua orang tuanya bergantian.
"Hari ini kami sengaja libur Naru-chan karena Tsunade Baachan akan berkunjung." Kushina tersenyum mengait tangan Minato.
"Iya Naruto dan rencananya Baachan sekalian ingin memberikan sesuatu untukmu."
"Eh.. OH TIDAKKKKKKK!!!" Naruto berteriak histeris mendengar ucapan Minato.
"Aku harap tidak terjadi sesuatu yang aneh aneh." Naruto melanjutkan dengan air mata anime yang mengalir deras membuat Minato dan Kushina sweetdrop.
BLETAK
Sebuah jitakan kasih sayang mendarat di kepala Naruto dan aura tidak enak mengalir membuat ayah dan anak menatap horor Kushina yang mengepalkan tangan dengan rambut yang melambai.
"Gyaaaaa SADAKO!"
BLETAK
Dua bakpao bertingkat menghiasi kepala Naruto yang nungging sambil mengelus kepala hasil kerja keras Kushina. Minato menatap Naruto dengan kasihan namun mulutnya mengeluarkan kekehan yang membuat Naruto kesal.
Dasar Tousan pengkhianat Naruto membatin tidak terima di tertawai Minato.
Tsunade Senju yang merupakan ibu angkat Minato Namikaze tiba di kediaman Namikaze ketika malam tiba di sambut dengan penuh kehangatan.
"Selamat malam Kaa-chan. Senang melihat Kaa-chan sehat sehat saja." Kushina memeluk Tsunade kemudian mengambil mantel yang di pakai Tsunade sementara Minato mempersilahkan untuk duduk di ruang tamu.
"Maaf aku terlambat datang Minato Kushina. Aku ada urusan dengan keluarga Yuuki dan Kirigaya sore tadi."
"Tidak apa apa Kaa-chan."
"Nah dimana Naru-chan jeniusku."
Kushina terkekeh karena Naruto bagaimanapun tetap akan menjadi seperti balita di mata Tsunade. Minato tersenyum melihat sang Ibu selalu memanjakan pewaris tunggal Namikaze Corp itu.
Tsunade memandang ke arah taman yang terlihat dari ruang tamu dimana itu merupakan tempat favorit cucu tercintanya mengutak atik laptopnya. Dirinya masih belum mengerti bagaimana Naruto ahli dalam dunia teknologi digital sedini ini. Tsunade tersenyum mengingat memori ketika Naruto kecil mampu mengutak atik game rumit yang di berikan Jiraiya Kakeknya. Sebuah kejadian yang mengawali terbukanya bakat Naruto di bidang teknologi dan bahkan walaupun belajar otodidak kini Naruto di ketahui keluarga besarnya sebagai hacker dan programer setingkat pro dan tentu saja maniak game.
"Naru-chan tadi sore pergi ke rumah temannya sebentar lagi pasti pulang."
Kushina datang sambil membawa minuman dan snack seraya menjawab.
"Tou-chan dimana? Tumben sekali melewati waktu mengunjungi jagoannya." Minato tersenyum.
"Tou-chanmu tidak bisa datang. Intelijen pemerintah kali ini di sibukkan dengan penyelidikan game online yang baru baru ini di luncurkan." Tsunade melirik ke arah bungkusan yang di bawanya.
"Sepertinya kasus yang pelik sehingga Tou-chan harus campur tangan."
"Ada sesuatu yang janggal dalam game itu. Maaf Minato dan Kushina kedatangan Kaa-chan kali ini berkaitan dengan itu."
"Maksud Kaa-chan?" Kushina memiringkan kepalanya mencoba memahami perkataan mertuanya.
"Aku ingin minta ijin kepada kalian agar Naruto bisa menolong Jiraiya menyelidikinya. Yah mengingat seperti apa Naruto mungkin saja dia bisa memberi petunjuk walaupun aku tahu pasti dia akan menghack game ini untuk mengotak atiknya."
"Kalau memang Naruto bisa membantu Tou-chan kami ijinkan kok. Lagipula Naru-chan tetap mampu menjaga belajarnya sehingga game tidak mengganggunya."
"Tadaima." Suara baritone terdengar lantang dari arah pintu membuat semua orang di ruang tamu menoleh ke sumber suara.
"Okaeri Naru-chan." Tsunade tersenyum melihat cucu kesayangannya.
"Okaeri Naru." Kushina dan Minato serempak menyahut salam Naruto.
"Nah duduklah kemari Naru, ada yang Baachanmu ingin sampaikan."
Naruto menatap heran wajah serius Tsunade. Tidak biasanya sang nenek bersikap seperti itu dengan dirinya. Mengacuhkan hal itu Naruto mengambil tempat duduk di samping Kushina, maklum anak mami banget si manusia rubah ini.
"Nah Naru-chan.."
"Berhentilah memanggilku seperti itu Baachan, aku sudah besar sekarang." Naruto memotong ucapan Tsunade sambil mengerucutkan bibirnya.
"Hehe tidak akan Naru-chan, sampai kapanpun kamu tetap jagoan kecilku. Nah kali ini aku ingin memberikanmu ini." Tsunade memberikan bungkusan yang di bawanya ke Naruto yang dengan cepat membukanya.
"Nervegear dan software Sword Art Online." Naruto memandang sejenak perangkat itu sambil berpikir. Sementara Tsunade tersenyum melihat tingkah Naruto.
"Pasti ada yang Baachan ingin aku lakukan kan?" Tatapan menyelidik tertancap ke arah Tsunade yang membuat semua orang dewasa di ruangan itu terkekeh.
"Memang dan sekarang dengarkan penjelasan Baachanmu." Kushina mengelus pucuk kepala Naruto yang berakibat memerahnya wajah Naruto karena sangat menyukai perlakuan Kushina.
"Dasar anak Kaasan." Minato mengejek Naruto sementara Kushina kembali terkekeh.
"Naruto, Baachan ingin minta tolong padamu untuk membantu Jiichanmu menyelidiki game itu. Ada sesuatu yang aneh mengenai Akihiko Kayaba pencipta game itu namun sampai saat ini Jiichanmu belum menemukan titik terangnya."
"Yatta. Baiklah Baachan." Seringai muncul di wajah Naruto membuat Tsunade tersenyum. "Ini akan menarik dan aku boleh melakukan apa saja kan?"
Kushina hanya mampu menggeleng kepalanya melihat sikap senang Naruto.
Dia bersyukur putra tunggalnya selalu mempedulikan keluarga besarnya tanpa mempedulikan diri sendiri. Entah berapa banyak Naruto menggunakan keahliannya dalam bidang teknologi untuk membantu keluarganya. Terakhir membantu adiknya Nagato meretas jaringan hacker yang membuat jaringan komputer perusahaan Nagato di kuasai orang yang dendam pada Nagato.
Keahlian dunia cyber dan gamenya juga sering membantu Kushina dan Minato mengembangkan game game online namun perusahaan mereka belum mampu mengembangkan game mmorpg basic vr karena perusahaan mereka tengah fase berkembang karena bidang software adalah cabang baru perusahaan keluarga ini yang selama ini fokus ke bidang hardware.
"Yosh aku akan segera melakukan yang terbaik untuk menolong Jiichan. Tousan Kaasan Baachan aku mohon pamit ke kamar dan terima kasih Baachan sudah memberiku nervegear padahal aku berniat membelinnya minggu depan." Naruto beranjak dari tempat duduknya kemudian berojigi.
"Pergilah Naru-chan. Biar Baachan ditemani Tousan dan Kaasan." Minato senang karena Naruto masih memiliki hormat pada orang tua di dalam keluarganya walaupun dia tahu anaknya itu tidak punya hormat sama sekali dengan orang tua di luar keluarga besarnya.
Naruto mulai memasuki kamarnya yang terlihat seperti sebuah lab komputer dengan berbagai hardware komputer berlogo Namikaze corp yang menunjang keahliannya di bidang teknologi. Memandang nervegear mendadak seringai khas rubah tercetak di wajah tampannya.
Nah kali mari kita lihat apa yang bisa dilakukan dengan program software ini Naruto menginstal software Sword Art Online pada jaringan komputernya dan menghubungkan jaringan komputer dengan laptop melalui LAN. Setelah software terinstal Naruto kemudian mengaktifkan berbagai aplikasi yang dapat membantunya menghack dan mengutak atik program ciptaan Akihiko Kayaba itu. Jari jemarinya menari dengan mulus di atas tuts memainkan data demi data menguraikannya untuk mencari hal hal yang menurutnya mencurigakan.
Hah ternyata program Sword Art Online ini cukup kompleks namun karena ini baru program basic belum banyak hal yang mencurigakan selain beberapa system command yang tertutup. Aku rasa memainkan terlebih dulu sehingga terkoneksi dengan server pusat akan membuat banyak data terbuka. Baiklah kini waktunya menambah dan mengubah beberapa data system sehingga aku bisa memaksimalkan avatarku di game ini . Yah walaupun di bilang curang dengan cheat tapi bukan masalah toh ini cuma game sekalian untuk membongkar misteri game ini. Memikirkan sejenak keputusannya akhirnya Naruto mengutak atik cheat yang bisa dia tambahkan ke Sword Art Online seefisien mungkin sehingga tidak di curigai system cardinal.
Akhirnya selesai juga utak atiknya sekarang waktu tidur apalagi besok aku musti berangkat pagi. Kenapa juga musti ada tugas piket pagi bukannya sehari sebelumnya kelas sudah di bersihkan. Dasar ketua kelas kejam.
Keesokan harinya di kelas Naruto suasana sedikit heboh karena antusias beberapa orang termasuk Naruto dan Kirigaya Kazuto membahas soal Sword Art Online. Naruto hanya diam mendengar celotehan temannya soal game ini karena di sekolah selama ini dia di kenal NERD. Walaupun Naruto dan Kazuto sering terlihat berbicara mengenai game namun Naruto belum pernah satu game dengan Kazuto. Dari cerita Kazuto, Naruto mengetahui bahwa Kazuto adalah beta tester Sword Art Online sehingga Naruto tidak menyia nyiakan kesempatan. Berkali kali Naruto melontarkan pertanyaan mengenai game Sword Art Online pada Kazuto dan mulai mengolah data data yang di dapatkannya.
Berbekal data data yang di terimanya dari percakapan dengan Kazuto, Naruto mulai mengutak atik cheat yang di masukkannya ke data Sword Art Onlinenya.
Baiklah sekarang waktunya memulai game ini. Aku sudah meninggalkan pesan untuk Tousan dan Kaasan supaya mereka tidak khawatir ketika aku memainkan game ini.
Naruto menghubungkan nervegear dan mengaktifkan Sword Art Onlinenya. kemudian Naruto mulai memakai nervegearnya dan membaringkan tubuhnya serta menyamankan tubuhnya.
LINK CONNETION ON
LINK START
GAME START
TBC
Gomenasai kalau masih banyak typo n gaje. Fic ini masih jauh dari kata sempurna karena masih proses belajar dan terinspirasi dari fic fic yang ada di list SAO. Kiranya reader semua berkenan memberi masukan yang dapat membantu untuk mengembangkan fic ini jadi lebih baik lagi.
