"Korosu! Korosu! Korosu! Korosu! Korosu! Korosu! Korosu! Korosu! Korosu! Korosu!"
"Urusai! Urusai! Urusai! Urusai! Urusai! Urusai! Korosu! Korosu! Korosu!"
Shizuo merapalkan mantra sembaari mondar - mandir di depan Tom-san yang sedang menagih uang pada seorang lelaki, Shizuo gusar bukan karena si penghutang enggan membayar, namun karena penciuman Shizuo yang menangkap aroma seseorang yang sangat dia kenal semakin mendekat. Penciuman Si blonde berpakaian bartender-pun mencapai puncak disaat kedua matanya menangkap sosok laki – laki yang sedari tadi mengganggu penciumanya.
"IIIZZZAAYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!" Shizuo berlari tak lupa mengangkat sebuah vending machine kearah seorang Izaya yang baru saja memasukan ponselnya lalu berlari.
BBBRRRRAAAAAAAAANGGGGG
Vending machine sukses terbang dan menghantam aslpal sebuah sudut gang di ikebukuro.
"Haha shizu-chan, aku baru saja tiba dan kau sudah tidak sabar menghampiriku!"
Izaya yang sudah terpojok di sudut gang masih sempat tertawa walaupun Shizuo sudah menghadang beberapa meter di depanya.
"Heh, kau benar sekali Izaya-kun, aku rindu sekali padamu dan ingin membunuhmu sekarang juga!" Shizuo melepas kacamatanya lalu mencabut tiang lampu yang seharusnya menancap di ujung gang.
"Hidoi Shizu-chan.." Izaya memasang wajah sedih yang sedetik kemudian berubah menjadi seringai disaat Shizuo mulai berjalan mendekat.
"Kemarilah shizu-chan, aku akan memelukmu." Izaya merentangkan kedua tanganya lebar menyambut kedatangan Shizuo yang semakin mendekat.
"Dan.. . biarkan aku menusukmu.." Izaya berbisik kecil yang ntah sejak kapan author juga nggak tau Izaya sudah mengacungkan pisau lipat kecilnya.
Brrrraaaaannnnnnnnggg…
"oppss!"
Shizuo gagal dan malah menghantamkan tiang lampu ke tembok, karena dengan cepat juga Izaya sudah berada beberapa meter dibelakang Shizuo.
"Ahahaha… lain kali saja Shizu-chan aku akan memelukmu, jaane!" Izaya berlari pergi, di ikuti Shizuo yang mencoba mengejar, namun setelah keluar gang dan dikeramaian, Izaya yang ntah mengapa dapet ilmu dari mana sudah menghilang.
"IIIIII-ZZAAAYAAAAAAAAAAAAAAAAA!"
Beberapa jam kemudian di sebuah apartemen sang informan yang sedang membuat sebuah coklat panas untuk dirinya sendiri.
Fuuhhhhhh
Fuuuhhhhh
Izaya mencoba mendiginkan coklat panasnya lalu kembali duduk dikursi tempat dia bekerja sebagai informan.
"Sebegitu rindunya Shizu-chan kenapadaku, hingga meneriakan namaku sekeras itu, hahaha " Izaya berbicara kepada dirinya sendiri sembari memandangi keluar jendela apartemenya.
"Shizu-chan?" terdengar suara anak kecil dari belakang, Izaya membalikan kersinya dan menghadap sang sumber suara, lalu berdiri menghampirinya dan berjongkok agar menyamai tinggi mereka.
"Ya Shizu-chan adalah ayah kalian, Shizu chan lebih mirip denganmu." Izaya memalingkan wajahnya kearah salah satu dari mereka.
"Tsugaru? Shizu-chan? .. psyche.. Master" Anak kecil yang sekitar berumur 5th dengan wajah yang sangat mirip dengan Izaya tersenyum sambil menunjuk Izaya.
"Hmm maybe you can call me okaasan.. yeah.. Okaasan, let's begin ot-tou-san." Izaya memunculkan seringainya sembari memeluk dua boneka yang baru saja ia dapatkan dari Nami, beberapa minggu lalu disaat ia menghilang dari peredaran ikebukuro untuk membantu eksperimen yagiri pharmacy.
Esoknya sore hari didepan restoran rusian sushi, Shizuo sudah siap dengan vending machine yang dia angkat tinggi di depan seorang Izaya yang meringkuk sembari memeluk dua anak kecil di dekapanya.
"Shizuo, jangan memakai kekerasan" Simon mencoba menahan tangan Shizuo agar tak menjatuhkan vending machine kearah Izaya.
"Korosu! Korosu! Korosu! Korosu!" Shizuo hanya merapalkan mantranya yang ia biasa bacakan jika bertemu kutu kecil di depanya ini.
"hhhhuuuuaaaa… hic.. hic.. Mommy, Mommy…." Psyche yang ketakutan mulai menangis, sedangkan Tsugaru hanya mendekap Izaya erat karena ketakutan. Mendengar suara anak kecil menangis Shizuo diam dan menurunkan vending machine yang sedari tadi diangkat tinggi diatas kepalanya.
Simon memboyong Izaya maupun Shizuo kedalam restoran sushinya, karena diluar sana sudah banyak sekali warga ikebukuro mengerumuni.
Duduklah Izaya, Psyche maupun Tsugaru yang masih mendekap Izaya erat karena Shizuo dengan wajah kesal bercampur bingung duduk di depan mereka.
"Shizu-chan, inilah hasil dari tiga bulan yang lalu saat kita melakukanya dirumahmu dengan kau keadaan mabuk saat itu." Izaya memasang wajah sedihnya menghadap Shizuo.
"Urusai… hal seperti ini tak mungkin terjadi, aku juga tak ingat aku benar benar melakukanya denganmu saat itu, dan yang terpenting dari itu semua, kau juga laki-laki flea! Tidak mungkin kau melahirkan!" Shizuo mulai memanas lagi karena merasa dibodohi oleh musuh besarnya yang sedang memasang wajah sedih sembari memeluk dua anak kecil yang salah satunya mirip sekali dengannya.
"Shizu-chan memangnya kau berfikir kau adalah manusia? Hal seperti ini bisa saja terjadi, mengingat KAU MONSTER." Izaya menampakan seringai kecinya sesaat dan kembali berwajah sedih.
Kkrek
Shizuo meremukan gelas tehnya yang terbuat dari kayu dengan satu tanganya, masih tak mampu percaya jika semua menjadi seperti ini. Bukan Shizuo membenci anak-anak melainkan kenapa harus dengan seseorang yang paling ingin Shizuo bunuh setiap kali melihatnya.
Sigh….
Shizuo menghela nafas panjang mencoba menenangkan dirinya yang sedari tadi menakuti dua bocah di depanya.
"Baiklah ayo kita pulang." Shizuo sudah stand berdiri dan kembali normal, lebih tepatnya mencoba normal dengan menahan hawa membunuhnya karena begitu dekat dengan kutu kecil yang ingin sekali digelindingnya lalu dimakan hidup- hidup, jika bisa ?
"Pulang?" Izaya mencoba mencerna perkataan bartender yang berdiri tak jauh dari dirinya duduk.
"Ya pulang, kerumahku mau kemana lagi?" Izaya masih melongo tak mampu mencerna apa yang baru saja dikatakan Shizuo.
"Mereka anak-anakku kan? Dan kau ibunya, lalu aku ayahnya, dan bisa dikatakan kita keluarga kan? Lalu apa masalahnya kita tinggal bersama?" Shizuo ikut duduk disamping Tsugaru yang masih memeluk Izaya erat.
Izaya masih terdiam, kali ini bukan bingung melainkan seperti terkejut, namun hanya diperlihatkanya sesaat.
Pada akhirnya Shizuo yang ntah kemasukan apa berjalan berdampingan bersama Izaya, bahkan Shizuo menggendong Psyche beserta Tsugaru tanpa mempedulikan pandangan warga Ikebukuro.
"Shiii… Shiizz…" Kadotha yang kebetulan berpas pasan bahkan tak mampu melanjutkan kata-katanya, dan hanya mendapat senyum manis dari seorang Izaya yang dengan santainya berjalan disamping seorang Shizuo.
Beberapa saat kemudian sampailah mereka di kediaman Shizuo yang tak bisa dikatakan besar.
"Hhhh… Ayah yang miskin, single bed, one pillow, one blanket." Izaya tersenyum mengejek memandangi ruangan Shizuo yang sangat kecil baginya dari ambang pintu.
Shizuo tak menggubris kutu yang masih berdiri di ambang pintu karena dirinya sibuk meletakan Psyche maupun Tsugaru ke kasur karena keduanya sudah tertidur beberapa saat sebelum sampai kerumahnya. Lalu menyelimuti mereka.
Kemudia Shizuo membuka lemari yang tidak cukup besar, mengeluarkan sebuah futon dan digelarnya di depan Tv tepat dimana Izaya sedang duduk, mengambil bantal dan selimut.
"Kau akan tidur disitu nanti, sekarang aku akan mandi dan membuat makan malam." Shizuo melepas atasan bartendernya
"Masak yang enak ya." Izaya menjawab tanpa menoleh sedikitpun dr Tv yang sedang ia tonton.
"Urusai." Shizuo kesal dan memasuki kamar mandinya. Mengetahui Shizuo sedang mandi, Izaya beranjak dari tempat duduknya, menggeledah meja yang terletak disudut ruangan dekat Tv, mencari sesuatu yang mampu membuat monster kesayanganya dipermalukan di hadapan seluruh warga Ikebukuro kemudia stress dan bunuh diri.
Izaya terdiam saat dipegangnya sebuah bungkusan dengan tulisan untuk makanan anjing.
Kenapa monster ini masih menyimpanya? Bukankah ini pemberian dariku waktu itu?
Izaya mencoba mengingat kembali saat masa di SMA, disaat ulang tahun Shizuo, Izaya mencuri bekal Shizuo yang sekaligus hadiah dari Kasuka, lalu ditukar dengan makanan anjing sembari memberi ucapan selamat ulang tahun.
Wajah Izaya bersemu merah dan segera menutup laci yang tadi ia geledah, lalu kembali duduk dan menonton Tv, sembari terus memikirkan kenapa Shizuo masih menyimpan hal seperti itu.
"Kau bisa makan ini kan?" Izaya melonjak kaget saat Shizuo menunjukan nasi goreng di hadapanya.
"Sejak kapan…?"
"Jadi sedari tadi kau tak mendengarkanku flea?! Sudah makan!" Shizuo kesal karena dirinya yang sedari tadi ternyata tak digubris Izaya. Izaya baru sadar dirinya melamun cukup lama, hingga suara sekelilingnya saja tak terdengar, dan tanpa sadar Shizuo sudah selesai membuat makanan.
Beberapa saat setelah makan, Shizuo langsung merebahkan dirinya di sofa.
"Kenapa kau tak tidur denganku disini?" Izaya tersenyum dibalik selimutnya, Shizuo melirik sebentar dan kembali memejamkan mata.
"Aku tak tahan bau busukmu flea." Izaya tersentak sesaat, namun kembali mengendalikan emosinya.
"ya, ya, ya, aku juga tak mau besok pagi tulangku hancur gara-gara berpelukan denganmu Shizu-chan." Izaya memasukan badanya dengan utuh kedalam selimut, tak mempedulikan Shizuo yang sudah meremas jemarinya gatal ingin melepas kepala Izaya dari badanya.
Esok pagipun tiba, Izaya mengerjapkan mataknya beberapa kali, dan merasakan punggungnya yang sakit akibat tak biasa tidur dikasur tipis yang jelas berbeda dari bed ukuran king size di apartemenya. Izaya duduk dan mengedarkan pandanganya, sunyi tak nampak Shizuo di sofa maupun kedua bonekanya yang semalam tergeletak di kasur. Juga nampak ruangan yang sudah bersih dan tertata rapi.
Izaya melangkahkan kaki menuju kamar mandi, membasuh mukanya kemudian mandi.
Sampai saat Izaya selesai mandi, Shizuo maupun dua bonekanya masih belum kembali, Izaya membuka lemari baju Shizuo, mencoba mencari pakaian yang bisa ia pakai.
"Hanya ada beberapa set pakaian bartendernya, beberapa celana olahraga, beberapa kaos dan celana pendek, hmmm…" Izaya tersenyum kecil mengambil kemeja putih yang biasanya Shizuo pakai beserta set bartendernya.
"Aku sexy juga.. Haha.. Hahaha.. Ahahahahaaa..hhhhh menyenangkan sekali." Izaya tertawa bak orang sakit di depan kaca mengespose seluruh tubuhnya yang hanya mengenakan kemeja putih kebesaran milik Shizuo.
TADAIMAAAA
Beberapa pasang suara menucapkan salam
"I… Iii.. Izaya!" Shizuo terkejut melihat Izaya yang hanya mengenakan kemejanya yg kebesaran tanpa memakai celana di bawahnya.
"Okaerii a-na-ta!" Izaya tersenyum manis
"Mommy..!" Psyche maupun Tsugaru berlari memeluk kedua kaki Izaya.
Selama Shizuo sedang membuat sarapan, ketiga manusia tambahan dirumahnya sedang asik menonton acara Tv kucing mengejar tikus, dan yang tampak sangat menikmati malah bayi besarnya yang tak lain Izaya, Psyche hanya tertawa menikuti gaya tertawa Izaya, tanpa membedulikan acara Tv, sedangkan Tsugaru hanya tersenyum-senyum kecil setiap kali ada adegan lucu yang nampak di layar.
"Urusai damn flea!" Shizuo berteriak dari dapur karena risih yang terdengar hanya suara tertawa dari seorang Izaya, namun yang diteriaki tak menggubris hingga dirinya sendiri lelah lalu menyusul Shizuo di dapur untuk mengambil sebuah minuman.
"hhhh… Hhhhh… haha melihat acara tadi, seperti melihat Shizu-chan mengejarku.. haha.. hahaha.. ahahahaahaa!" Izaya kembali tertawa dengan sebotol air mineral ditanganya, merasa kesal Shizuo merebut botol air mineral dari tangan Izaya, meminumnya dan membungkam suara Izaya dengan mengalirkan air mineral dari mulutnya.
"Shizu-chan ini masih pagi." Izaya tersenyum kecil lebih tepatnya menampakan raut mengejek setelah Shizuo melepaskan bibirnya.
"Urusai!" Shizuo ngeloyor pergi sembari membawa masakan yang baru saja ia masak.
"hh.. haha.. menjijikan." Izaya bermuka merah padam sembari meminum air mineralnya hingga habis.
…
Tiga hari berlalu, Ikebukuro terasa sangat tenang dan damai sejak tiga hari lalu.
Tak ada Shizuo yang melempar vending machine sembari meneriakan nama Izaya, makin sedikit juga Shizuo mencabut pillar sign.
Jam 7 malam Shizuo yang sepulang dari pekerjaanya, hanya duduk berpangku tangan di temapat duduk depan rumahnya, menunggu seseorang, sesekali berjalan mondar-mandir. Hingga jam 9 malam yang ditunggu akhirnya menampakan diri dari kejauhan, Izaya sedang menggendong Psyche yang tampak tertidur, dan Tsugaru yang memegangi jaket Izaya dengan wajah yang tak kalah mengantuk. Shizuo segera berjalan cepat menuju Izaya, dan menggendong Tsugaru yang nampak berusaha menahan kantuknya.
"….!" Tsugaru yang memang tak bisa berbicara nampak terkejut sembari memegang telapak tangan Shizuo dengan kedua tanganya yang kecil. Tsugaru mencoba meraih Izaya yang ada disebelahnya, Shizuo maupun Izaya berhenti berjalan mencoba mencari tau apa yang ingin dilakukan Tsugaru.
"Ada apa Tsugaru?" Izaya mengerutkan dahinya, Tsugaru lalu menuntun telapak tangan Shizuo agar bisa menyentuh pipi Izaya.
"hua dingin!" Izaya melonjak kaget, kemudia Tsugaru berusaha meraih tangan Izaya, mengerti apa yang di inginkan Tsugaru, Izaya memberikan telapak tanganya, tangan Tsugaru yang kecil kemudian menggabungkan antara telapak tangan Izaya dengan Shizuo, lalu tersenyum dan kembali bersandar pada dada bidang Shizuo.
Keduanya hanya terdiam sesaat
"Tch." Shizuo berdecih kecil dan mengeratkan genggamanya lalu keduanya kembali berjalan menuju rumah.
Sampai di dalam rumah bahkan sampai siap untuk tidurpun Izaya maupun Shizuo masih sama-sama terdiam.
Si monster bodoh tu, jangan-jangan menunggu hingga aku datang dan tak masuk kedalam rumah? Jangan bercanda..
Izaya membatin sendiri kemudian tertawa seperti biasanya, seperti orang sakit.
Bug!
"Aw!"
Shizuo melempar remote Tv yang sukses membentur punggung Izaya.
"Berisik kutu!" Shizuo membalikan badanya menghadap punggung sofa. Izaya hanya meringis merasakan rasa yang lumayan sakit di punggungnya. Kemudian menyalakan computer jinjingnya. Mengerjakan pekerjaanya sebagai informan, sekaligus membuka chatbox yang sedang ramai membicarakan Shizuo Heiwajima dengan Izaya Orihara yang memiliki anak, dan tentu saja yang menyebarkan rumor si tuannya sendiri Izaya Orihara.
Saika : Aku dengar tentang rumor aneh antara Shizuo Heiwajima dengan Izaya Orihara..
Saika : umm benarkah? Atau?
Kanra has entered the chat room
Setton : Aku yakin itu hanya rumor, apalagi keduanya laki-laki
Saika : Um..
Kanra : Domooooo! Kanra-chan datang….!
Saika : Malam
Setton Selamat malam
Kanra : Setton san, aku tidak berfikir Heiwajima Shizuo itu manusia, jadi kemungkinan itu bisa saja.
Kanra : Dia bahkan bisa mengangkat vending machine!
Kanra : kowai….. .
Bacula : Kaulah yang perlu ditakuti Kanra san ==''
Setton : Kita tak bisa menilai orang dari luarnya saja ^^
Kanra : Tidakah kalian pikir dia itu lebih mirip monster daripada manusia? Kkyyyaaaaaaa kowaaaaaiiii.. kowaii .
Setton : sebenarnya dia baik, hanya memiliki kekuatan lebih daripada manusia biasa..
Bacula : ==''
Kanra : kau mengenalnya di RL Setton san? Atau kau juga salah satu teman dekatya? Seperti Slicer? Kyaaa kowaaiii kowaaii.
Bacula : DIE!
Saika : Gomennasai….
Kanra : Haha, oyasumi
Saika : Oyasumi na sai
Setton : Oyasumi
Bacula : syuh.. syuh..
Kanra has left the chat room
Izaya menutup chatbox, kemudian beralih ke pekerjaanya sebagai informan. Hingga jam 3 pagi Izaya baru mematikan laptopnya, lalu tertidur.
….
