Now and Forever
.
.
.
Disclaimer: Super Junior punya SM Ent, say. Tapi mereka juga punya keluarga mereka, sahabat mereka, fans mereka, dan tentu saja, Tuhan J
Pair: Evil Magnae and Cutie Monkey
Genre: Romance... dan er—saya gak jago ginian.
Rate: T
Warning: Maaf jika Anda yang membaca tidak menikmati tulisan ini. Maaf juga kalo ide pasaran. Terinspirasi dari novel yaoi karangan saya sendiri yang saya buat untuk konsumsi pribadi.
Don't like? I beg you to don't read!
"Lee Hyukjae! Kumohon jadilah namjachinguku!" seru seorang namja bertubuh kekar sambil membungkukkan badannya.
Lee Hyukjae, yang ditembak, hanya tersenyum gugup.
"Mi-mianhae, Wooyoung Sunbae, tapi… aku sedang menyukai seseorang," kata Hyukjae mengarang alasan.
Namja kekar dan besar itu meluruskan badannya. Mata cokelat gelapnya memandang tak percaya pada wajah manis Lee Hyukjae.
"Siapa orang yang kau sukai itu, Hyukkie?" tanya Wooyoung.
"Ng... i-itu rahasia. Aku tidak bisa memberitahumu, Wooyoung Sunbae," jawab Hyukjae disertai rona merah di pipi (Hyukjae memang mudah merona. Salahkan pipinya yang putih itu). Membuat Wooyoung langsung menutup hidung dengan tangan, menahan mimisan.
"Mianhaeyo, Wooyoung Sunbae … aku benar-benar tidak bisa menjadi pacarmu," kata Hyukjae lagi. Ini benar-benar permintaan maaf tulus dari hati yang terdalam. Meski sering usil dan kadang berbohong, kalau soal penolakan begini, Hyukjae selalu meminta maaf dari dalam hati.
"Hh… Ya sudah. Kalau ditolak aku bisa apa lagi? Terimakasih atas waktunya, Hyukkie," kata Wooyoung lalu pergi meninggalkan Hyukjae dengan lesu.
Sepeninggal Wooyoung, Hyukjae langsung menghela napas. Lega campur kesal.
"Kenapa sih aku selalu ditembak? Oleh sesama namja pula?" desah Lee Hyukjae kesal.
Ya. Lee Hyukjae adalah seorang namja berusia tujuh belas tahun dan dia sering sekaliiiii ditembak namja.
3
Lee Hyukjae adalah namja kelas dua SMA berusia tujuh belas tahun. Hyukjae bersekolah di SMA yang cukup terkenal di Seoul yaitu Cheong Nam High. Dia mempunyai sahabat yang oke, keluarga yang bahagia, dan sedang dalam masa mencari pacar. Sekilas memang Hyukjae seperti siswa SMA pada umumnya, tapi… yang tidak biasa adalah tampang dan nasibnya.
Hyukjae, walaupun namja, tetapi dia memiliki wajah sangat manis, kalau tidak mau dibilang cantik (sebenarnya sih, cantik lebih tepat tapi… Hyukjae paling benci dibilang cantik). Rambut auburn halus, mata bulat bening yang besar, bulu mata yang panjang, pipi yang gampang merona, hidung mancung yang lurus, bibir merah yang menggoda, kulit putih halus, dan tubuh ramping membuat Hyukjae terlihat seperti yeoja tomboy atau namja cantik. Itulah mengapa dia sering sekali ditembak namja, entah kakak kelas, teman seangkatan, siswa SMA lain, bahkan namja yang lebih tua.
Hyung dan dongsaeng Hyukjae sering sekali mengejeknya karena hal diatas. Memiliki dua hyung dan dua dongsaeng itu neraka dunia bagi Hyukjae. Kakak-adik Hyukjae sering sekali mengusilinya.
Seperti pagi ini, Hyukjae bangun kesiangan karena jam bekernya telah diset ulang sehingga dia bangun jam delapan. Dia langsung melompat dari tempat tidur, melesat ke kamar mandi dan mandi dengan kilat, menyambar seragamnya, dan meluncur turun melalui pegangan tangga.
"Jonginnie sialan! Kau apakan jam bekerku?!" sapa Hyukjae 'ramah' pada adiknya, tidak menyadari kalau sang pelaku alias Lee Jongin sudah lenyap dari rumah keluarga Lee.
"Lihat, aku jadi terlambat, kan?!" bentak Hyukjae lagi.
"Mmm, Hyukkie-ah, daripada kau marah-marah begitu, lebih baik kau segera berangkat sekolah, deh. Ini sudah jam delapan lebih," kata seorang namja aegyo, hyung Hyukjae yang ada di ruang makan. Semua anggota keluarga Hyukjae sudah meninggalkan rumah karena kegiatan masing-masing.
"Burpp!" Hyukjae yang sedang minum susu menyemburkan susu di mulutnya.
"Hyukkie-ah jorok…" komentar Sungmin sambil mengangsurkan tisu.
"MWO?! Aku berangkat dulu, Minnie Hyung!" seru Hyukjae sambil meraih tisu di tangan Sungmin dan meraih tasnya.
Tanpa mendengarkan kata-kata Sungmin yang meneriakkan sesuatu, Hyukjae melesat. Hyukjae naik bus, tak menghiraukan keadaan yang sangat berdesak-desakan. Setelah turun di stasiunnya, Hyukjae berlari sekuat tenaga menuju sekolahnya, yang jaraknya tidak begitu jauh dari stasiun.
Hyukjae mengumpat lagi ketika mendapati gerbang sekolah sudah terkunci. Dia menoleh, tidak ada seongsaenim yang lewat, jadi dia melompati tembok pagar. Tidak di gerbangnya, karena kalau tepat di gerbang peluang ketahuan lebih besar. Jangan tanya Hyukjae tahu dari mana. Pengalaman Hyukjae sudah membuktikan. Setelahnya Hyukjae berlari menuju kelasnya.
BRUKKK
Di koridor menuju kelasnya, tanpa sengaja Hyukjae menabrak seorang namja berambut cokelat gelap. Hyukjae sukses terbaring dengan posisi tengkurap. Dahinya terantuk lantai.
"Appo…"
Namja yang ditabrak Hyukjae segera membantunya berdiri.
"Mianhae, gwaenchanayo?" ujar namja itu sopan dengan mengulurkan tangan.
Hyukjae mendongak, menatapnya sebal. "Baik apanya?!"
Tweeeeew…
Namja itu bengong. Kirain pertanyaannya akan dijawab sopan, ternyata…
"Makanya jadi orang jangan gede, dong! Kalau terjadi tabrakan kayak gini yang sakit tuh yang tubuhnya kecil kayak aku, tauuuu!"
Namja brunette yang ditabrak Hyukjae tetap bengong. Matanya tak lepas menatap Hyukjae.
"Apa liat-liat, hah?! Gak terima?!" tantang Hyukjae. Namja di depannya masih saja bengong.
"Ne. Aku gak terima," kata namja itu akhirnya.
"Teruuus?! Nantang berantem?!"
Namja itu tersenyum dengan senyum yang, err, agak mesum. "Aniyo, aku tidak mau nantang kamu berantem. Aku maunya ngajak kamu pacaran."
Hyukjae menepis tangan yang diulurkan padanya. Dia berdiri, membersihkan debu di celananya.
Yeoppo, pikir namja itu.
"Jadi?" kata namja itu.
"Jadi apanya? Kalau kau tetap naksir aku, kau kutolak!" kata Hyukjae keras lalu berlari menuju kelasnya.
Namja brunette yang ditabrak Hyukjae tersenyum samar saat melihat punggung Hyukjae yang menjauh.
"Tunggu saja, Namja Manis… aku pasti akan mendapatkanmu."
3
"Kepalamu kenapa, Hyukkie?" tanya sahabat sejak SMP Hyukjae, Kim Kibum, namja dengan rambut sehitam arang yang dikenal di Cheong Nam sebagai namja es.
Kibum membantu menempelkan plester ke dahi Hyukjae. Luka itu gara-gara kejadian tadi pagi.
"Adu-duh, appo, Bummie," kata Hyukjae meringis.
"Kau pasti habis ditimpuk Minnie Hyung, ya?" kata Choi Minho, sahabat Hyukjae sejak SD yang berambut brunette cepak.
"Aniyo. Ini gara-gara tadi pagi pas berlari di koridor aku nabrak namja gede. Aku terpental dan sukses mencium lantai," jelas Hyukjae. Kibum dan Minho saling pandang.
"Namja gede?" tanya Kibum.
"Ne. Namja gede dengan rambut cokelat gelap, terus di telinganya ada tindikan. Kayaknya kelas satu, deh," kata Hyukjae.
"Hyukkie, kau menganggap semua namja yang lebih tinggi darimu namja gede," kata Kibum.
"Gak kenal. Kalau seangkatan atau sunbae yang anak-anak berandalan atau preman aku tau," ujar Minho tak mempedulikan kata-kata Kibum.
"Ngomong-ngomong, kata Kibum kemarin kau ditembak lagi, ya?" tanya Minho.
Kata-kata Minho langsung membuat Hyukjae merona malu plus kesal.
"Hentikan! Jangan tanya apa-apa!" kata Hyukjae, disambut tawa Kibum dan Minho.
"Khukhukhukhu… Hyukkie-ah, memang nasibmu selalu ditembak namja, khukhu," kata Minho di sela tawanya. Minho langsung diam saat Hyukjae mendeathglarenya.
"Jadi Hyukkie, orang ketujuh puluh tujuh ini siapa?" tanya Kibum sambil mengeluarkan notes khusus mencatat semua orang yang pernah nembak Hyukjae.
"Jang Wooyoung, sunbae kelas tiga, anggota klub judo," kata Hyukjae pasrah melihat hobi Kibum. Kibum dengan sigap mencatat biodata Wooyoung.
"He? Sunbae gede dengan wajah preman itu?" tanya Minho tidak percaya. Hyukjae mengangguk.
"Tampangnya begitu sih. Makanya kau nolak, kan?" kata Minho.
"Bukan masalah tampang, Minho! Tapi—"
"Tapi apa, Hyukkie?" tanya Kibum. Dia sudah menyimpan notesnya.
Hyukjae langsung menutup mulutnya. "Ani."
"Kalau kau gak mau dengan Jang Wooyoung, pacaran denganku saja, Hyukkie. Aku kan cakep…" kata Minho narsis.
"Mwo?! Shirreo! Sampai matipun aku gak mau…" kata Hyukjae menahan mual. Kibum hanya tertawa.
Ketiga sahabat itu tertawa. Teman-teman mereka kelas 2-C melihat mereka dengan mata tidak berkedip. Lee Hyukjae, Choi Minho, dan Kim Kibum adalah beberapa most wanted boys di kota Seoul. Yah, meski bagi Hyukjae dia adalah most wanted bagi namja, tapi Minho dan Kibum memang tampan. Mereka tidak tahu kalau para siswi di Cheong Nam dan bahkan sekolah lain membuat fans club mereka.
Di Cheong Nam High pun, mereka bertiga juga terkenal. Hyukjae terkenal sebagai namja cantik atau bishonen yang banyak diincar namja berstatus Seme, Minho yang terkenal karena jago berantem dan ditakuti karena dia preman, sedang Kibum terkenal karena kepintarannya. Kibum peringkat pertama sesekolah untuk kelas dua.
Ketika Hyukjae-Minho-Kibum asyik bercanda, pintu kelas 2-C terbuka dengan keras. Spontan kelas yang ramai karena saat itu adalah jam makan siang menjadi senyap. Di pintu berdiri seorang namja cantik, guru Kimia Cheong Nam.
"Lee Hyukjae! Ke ruang guru sekarang juga!" kata Kim Seonsaengnim, guru Kimia dengan wajah cantik seperti yeoja.
Hyukjae hanya mendesah. Lalu dia menyusul Kim Seonsaengnim ke ruang guru. Dia sudah menduga bahwa aksi melompat tembok pagar tadi pagi akan ketahuan dan dia akan dihukum.
"Kau tahu, kenapa kau di sini?" tanya Kim Seonsaengnim.
"Aku akan dihukum, kan? Gara-gara tadi pagi aku terlambat dan melompat pagar," jawab Hyukjae pasrah.
"Ne. Kau beruntung guru piket hari ini adalah aku. Jadi aku hanya akan menghukummu bertugas di Perpustakaan setiap hari selama dua bulan."
"MWO?!" teriak Hyukjae. Spontan semua songsaenim dan siswa yang sedang berada di ruang guru menoleh ke arah Hyukjae dan Kim Seonsaengnim.
Kim Seonsaengnim menjitak kepala Hyukjae.
"Jangan teriak, babo! Selama ini kau selalu melakukan hal yang sama! Beruntung aku tidak menskorsmu. Berterimakasihlah pada hyungmu Yunho yang dulu sering membantuku di universitas," kata Kim Jaejoong—Kim Seonsaengnim. Jaejoong teman kuliah Lee Yunho, hyung tertua Hyukjae yang juga seorang guru matematika SMA.
"Oke, oke. Jangan katakan hal ini pada Yunho Hyung, ya, Joongie Hyung," kata Hyukjae melas, memanggil guru Kimianya dengan panggilan sayang.
"Jangan memanggilku begitu saat kita di sekolah, Hyukjae," kata Jaejoong.
"Baiklah. Jadi hukumanku berlangsung mulai kapan?" jawab Hyukjae pasrah. Dia memang sering melanggar peraturan Cheong Nam High, karena Jaejoonglah dia selalu lolos dari hukuman. Kini dia harus menebus kesalahannya.
"Hukumanmu dimulai sesudah liburan tahun baru, dari pertengahan Januari hingga pertengahan Maret, sepulang sekolah hingga jam lima. Sekarang sana kembali ke kelasmu," usir Jaejoong.
"Otte. Pai pai, Joongie Hyung," kata Hyukjae lalu ngacir sebelum dijitak Jaejoong lagi.
3
Pagi ini kesialan masih mengikuti Hyukjae.
Di kursi kesayangannya di kelas 2-C, entah kenapa bertengger makhluk berambut cokelat gelap.
Sepertinya Hyukjae familiar dengan namja itu.
"Annyeong, Hyukkie Sunbae ~!" sapa namja brunette itu genit dan sok akrab. Hyukjae hanya memandangnya heran.
"Itu siapa, Hyuk?" tanya Minho.
"Molla," jawab Hyukjae.
"Tapi dia mengenalmu, tuh?" ujar Kibum.
"Nuguseyo?" tanya Hyukjae ketus langsung pada namja asing itu.
"Aih, Hyukkie Sunbae sudah melupakanku, ya? Padahal kemarin kita resmi jadian… kan kau menerima tembakanku," ujar namja brunette itu disambut pandangan membunuh Hyukjae.
"Itu benar, Hyukkie? Ini namjachingumu?" tanya Minho-Kibum bersamaan.
Penghuni 2-C menatap Hyukjae penuh keingintahuan. Hyukjae, yang sudah merona langsung mencengkeram kerah seragam si brunette.
"Jangan bicara yang tidak-tidak!"
"Sedihnya… Hyukkie Sunbae sudah melupakanku dan selingkuh dengan namja itu, ya?" kata si brunette menunjuk Minho.
Minho malah dengan sengaja melingkarkan lengannya ke pinggang Hyukjae dan mencium pipi apel Hyukjae. "Ne. Hyukjae sudah jadian denganku, jadi lebih baik kau putus dengan Hyukkie, brunette."
Hyukjae tambah merona atas perlakuan Minho padanya. "Hentikan. Dasar mesum," desis Hyukjae dengan menginjak kaki Minho. Kibum diam-diam menyingkir untuk ngakak sepuasnya.
"Jadi? Kau siapa? Aku tidak mengenalmu dan tolong minggir dari kursiku," ujar Hyukjae ketus.
Si brunette nyengir. "Baiklah, baiklah. Sunbae nyeremin kalau marah, ya?"
Hyukjae hanya mendengus.
"Aku Nichkun Horvejkul, usia enam belas, kelas 1-E, profesi model, yang kusukai Lee Hyukjae dan melon, yang kubenci pacar Sunbae (kalau ada) dan tomat, tinggi seratus delapan puluh sentimeter, berat badan tujuh puluh kilo, alamat rumah di—"
"Sudah, sudah! Jadi apa maumu?" tanya Hyukjae kesal. Dia membanting tasnya ke meja di depan namja brunette itu, Nichkun.
"Mauku? Mauku Sunbae jadi namjachinguku," tembak Nickhun langsung. Hyukjae langsung blushing.
"Argh!" teriak Hyukjae kesal.
Nichkun tertawa sambil menyibakkan rambut, memperlihatkan anting perak. Tunggu, anting perak?
"Ah! Kau namja yang kemarin menabrakku, kan?" seru Hyukjae.
Nichkun nyengir. "Iyap. Aku ke sini mau minta maaf, Sunbae. Luka di dahimu itu juga karena kemarin kan?"
Hyukjae mendengus. "Oke. Kumaafkan. Sekarang kau bisa pergi? Kau mengganggu," kata Hyukjae dingin.
Nichkun malah memeluk Hyukjae. "Aih! Hyukkie Sunbae kejam sekali terhadap pacar sendiri!"
"Pacar apaan?!" kata Hyukjae langsung membebaskan diri dari pelukan Nickhun setelah menghadiahkan sebuah tinju di perut Nichkun.
"Pergi sana, dasar yadong!" usir Hyukjae dengan mendorong Nichkun. Nichkun tertawa dan pergi dari kelas 2-C setelah sebelumnya mencuri ciuman di pipi apel Hyukjae.
"Khukhukhu… korban ketujuh puluh delapan, Kibum," kata Minho pada Kibum yang sudah kembali dari suatu tempat pelepasan tawanya.
Kibum mengeluarkan notesnya. "Nichkun Horvejkul, usia enam belas, kelas 1-E, profesi model, yang disukai Lee Hyukjae dan melon, yang dibenci pacar Hyukjae dan tomat, tinggi seratus delapan tiga puluh senti, berat badan tujuh puluh kilo. Baru kali ini korban Hyukjae biodatanya lengkap. Lagipula, sepertinya Nickhun Horvejkul ini serius suka Hyukjae," kata Kibum misterius.
3
Hyukjae memasuki Perpustakaan Cheong Nam High dengan malas. Mulai hari ini dia bertugas membantu petugas Perpustakaan sebagai bentuk hukuman atas semua pelanggaran yang pernah dia lakukan (sering terlambat, bolos, melompat pagar, bolos, menyabotase laboratorium, bolos, tidur di kelas, bolos, mengerjai guru atau siswa, bolos, dan lain-lain). Yah, Lee Hyukjae itu wajah manis tapi kelakuan iblis.
Minho dan Kibum sudah pulang, setelah Minho puas menertawainya. Kata Minho, "Apanya yang bebas hukuman? Ternyata Kim Seonsaeng pun lama-lama gak bisa membantumu lolos hukuman, ya, Hyukkie! Khukhukhhukhu!"
Hyukjae langsung memberi Minho death glare.
Hyukjae memulai tugasnya di perpustakaan dengan mengembalikan buku yang dipinjam siswa ke raknya. Bolak-balik dia membawa buku yang banyak dan mengelilingi Perpustakaan Cheong Nam High yang luas.
Belum ada sejam Hyukjae sudah kecapekan.
Setelah mengembalikan semua buku sesuai kategorinya, Hyukjae mendudukkan diri di kursi tempat pustakawan mencatat peminjaman dan pengembalian. Beberapa siswa Cheong Nam yang rajin meminjam buku, jadi Hyukjae tidak sempat mengistirahatkan dirinya.
Saat Hyukjae asyik mengipas-ngipasi dirinya dengan buku perpustakaan yang tipis, mata onyxnya menangkap sosok yang menarik perhatiannya.
Sosok itu seorang namja dengan tubuh cukup ramping, memiliki rambut ikal berwarna cokelat gelap, kulit putih dan yang paling membuat Hyukjae takjub adalah wajahnya yang sangat tampan.
Jantung Hyukjae tanpa sadar berdetak lebih kencang saat melihat namja itu.
Memang ada namja secakep ini di Cheong Nam? Pikir Hyukjae.
Tanpa sadar, mata Hyukjae selalu memperhatikan namja itu tiap Hyukjae ke Perpustakaan untuk menjalani hukumannya. Namja itu juga selalu datang ke Perpustakaan setelah pulang sekolah dan membaca bukunya dengan tekun, tidak mempedulikan tatapan Hyukjae yang selalu mengarah padanya.
Lama kelamaan, ada rasa yang aneh yang menyelinap tiap Hyukjae memandang namja misteriusnya. Jantungnya berdegup lebih keras, darahnya mengalir lebih cepat, dan napasnya tercekat jika Hyukjae melihat sekelebat sosok namja itu. Dia merasa lebih gugup meski si rambut ikal itu tidak melihatnya, dia ingin selalu menatapnya, ingin mendengar suaranya, ingin merasakan kedua lengan kekar namja itu saat mendekap tubuhnya, dan ingin memandang tepat ke matanya yang berwarna cokelat gelap yang membuat Hyukjae terjatuh dalam kedalamannya.
Lee Hyukjae telah jatuh cinta. Pada seorang namja kutubuku tak dikenal namun berwajah rupawan.
3
Yeah, chapter satu~
Saya mempublikasikan ini fanfic supaya gak membusuk di Haruka. Anyway, Haruka itu nama notbuk saya.
Gaya bahasa yang saya pake disini agak berantakan, solanya saya bikinnya juga jaman jadul banget, pas kelas tiga SMA. Bayangin, anak-anak SMA normal laen pada galau nyari tempat kuliah saya malah galau mikirin KyuHyuk.
Thanks udah baca~
Ciao!
