Kuu-cchi

Aishiteru yo, Naruto!

サスーナル―

Disc: Masashi punya Naruto

This Fict is mine.

Rate T

Pair: …xnaru, …xnarux…

Genrenya kalian tentuin sendiri aja. Kuu bingung.

Awas! Ini cerita BxB alias gay alias yaoi, bagi yang nggak suka bisa klik back. Kalo tetep nekat Kuu nggak nangung ya. –sebenernya aman di baca sih. Cuma konfliknya aja yang agak lebay-, banya typo dan cerita aneh bin gaje. Tapi semoga suka ya… enjoy, and happy reading… ^^

サスーナル―

Chapter 1

-Liburan Musim Panas-

-ナルト-

Hari yang cerah seperti ini, enaknya melakukan apa? Tentu saja bersenang-senang di pantai. Itu pendapat sebagian orang, tapi bagaimana dengan pendapatku? Hmmm, aku lebih suka menghabiskan waktu liburan musim panas dengan berwisata alam. Hiking dan merasakan udara segar yang di hasilkan oleh pohon yang rindang. Yah, bisa di bilang aku ini termasuk pecinta alam, banyak kegiatanku saat berlibur kuhabiskan dengan alam. Tapi jangan kalian panggil aku tarzan ya. Hehehe. Hari ini pun aku pergi ke daerah Osaka, menjelajahi semua tempat yang berunsur alam. Sudah hampir semua tempat yang ada di Jepang kukunjungi, terutama di bagian alamnya. Biasanya aku berkemah 3 hari di hutan, setelah itu, baru aku pindah ke tempat lain. Bahkan Kaa-san bilang, kalau hutan itu rumah kedua bagiku. Sedangkan Tou-san bilang, aku ini anak hutan. Pernah sekali, Ojii-sama bertanya pada Tou-san, apa benar aku ini anak mereka.

Yah, itu dulu sih. Sekarang Ojii-sama sudah tenang di sana. Ah, aku sampai lupa memperkenalkan diri. Haloo minna, watashi wa Namikaze Naruto-desu, yoroshiku. Usiaku, hmm baru 17 tahun, hobiku? Tak usah ditanya, kalian pasti taulah apa hobiku. Tentu saja segala hal yang berbau alam. Tapi bukan alam baka lho ya… Sebenarnya aku mempunyai tugas yang sangat penting di keluarga Namikaze, sebagai anak tunggal dan juga pewaris Namikaze corp. tapi apa mau dikata, aku nggak suka hal-hal berbau bisnis, Tou-san juga udah angkat tangan dengan sikapku ini, sedangkan Kaa-san, dia selalu mendukung atas apa yang aku lakukan. Bahkan mereka tak khawatir jika aku tak mendapatkan warisan, mereka tau aku bisa hidup tanpa uang. Terkadang aku berkemah bersama kedua orang tuaku, itu sangat menyenangkan.

Ada lagi, ini termasuk hal yang menarik untuk kalian tau, tak ada public yang tau, kecuali kolega-kolega Tou-san, bahwa aku ini putra tunggal dan pewaris utama Namikaze corp. jadi aku bisa sekolah di sekolah yang sederhana, sekolah yang banyak kegiatan alamnya, meski nanti dirumah aku harus belajar extra, karena Tou-san dan Kaa-san tak mau aku tertinggal dari peradaban. Dan aku sangat bersyukur, karena meski terlihat bodoh, otakku ini jenius lho. Nggak ada maksud untuk menyombongkan diri, beneran deh.

"aaaahh… akhirnya sampai jugaaa~" memang perjalanan yang cukup berat, tapi aku puas dengan apa yang aku dapatkan sekarang, pemandangan yang sangat menakjubkan. Air terjun yang benar-benar indah. Segera kudirikan tenda di tempat yang nyaman, ini adalah tujuan terakhirku. Setelah 2 hari disini, aku akan pulang. Kalian pasti bertanya-tanya, apa aku tak takut dengan keadaan alam yang sama sekali belum pernah kukenal? Tentu saja tidak, karena disini aku tak ada niat sedikitpun untuk mengganggu ketenangan alam, asal kita tak berniat buruk dan selalu menghargai alam, aku yakin, alam pasti akan menghargai dan menjaga kita juga.

Setelah tenda berdiri, aku segera ke sungai yang terdapat air terjunya, airnya sangat jernih, benar-benar belum tercemar. Dan tak akan kubiarkan mereka tercemar. Aku membasuh wajahku dengan air yang sejuk itu.

"segarnyaaa.. Kyuu.. kau juga harus mandi." Ah ya, aku tak benar-benar sendiri saat berkemah di alam. Karena ada rubah kesayanganku, namanya Kyuubi. Dia kutemukan terluka di gunung saat aku hiking, itu terjadi sekitar 2 tahun lalu, segera saja kuobati dia, setelah itu kutinggalkan dia d tempat yang aman, tapi dia terus mengikutiku, akhirnya kujadikan dia teman, kami berteman. Ya, Kyuu bukanlah peliharaanku, melainkan temanku. Dan tak pernah sedetikpun terlintas di pikiranku untuk menjinakkannya.

"grr…" kurasa Kyuu tak suka air.

"ya sudah kalau tak mau. Aku mandiii~ byuuur~" aku melompat ke sungai yang tidak begitu dalam, segarnya.. aku berenang kesana-kemari, benar-benar seperti orang yang tak pernah melihat air selama setahun deh. Setelah puas, aku menepi, kulihat Kyuu sedang menjilati bulu-bulunya. Hal yang kami berdua sukai adalah, warna orange. Aku suka warna orange, dan secara kebetulan, bulu Kyuu berwarna orange kemerahan.

"kau jorok Kyuu, masa Cuma menjilati bulumu saja sih. Benar-benar deh." Sepertinya dia tak peduli dengan apa yang aku katakana, yah.. itu sudah biasa sih, karena setiap kami berkemah di tempat yang dekat dengan airnya, aku selalu seperti ini, Kyuu juga begini. Hahaha, benar-benar teman sejati.

"apa kau lapar Kyuu?" tanyaku, kulihat dia sedang meringkuk, kurasa dia lapar, terlihat dari rekasinya yang bersemangat saat bersangkutan dengan makanan.

"kau berburulah. Tapi ingat, jangan merusak apapun milik alam. Kau mengerti?" kataku, dia mengibaskan ekornya lalu pergi kedalam hutan, sedangkan aku mencoba untuk memancing ikan, siapa tau aja dapat. Kalaupun tidak, tadi di sekitar hutan aku mendapatkan jamur mitsutake.

"hmm.. ternyata ikannya nggak mau kumakan ya." Haha, hari ini aku kurang beruntung, tak ada ikan yang mau memakan umpanku, jadi kuhentikan saja acara memancingku. Lebih baik aku segera mencari kayu bakar. Semoga saja Kyuu kenyang. Kalau nggak ya terpaksa dia harus mau makan jamur matsutake.

"yak, segini cukup lah untuk 2 hari." Aku nggak suka terlalu banyak membakar kayu, bisa mencemari hutan. Untuk penerangan di malam hari, aku hanya mengandalkan sinar bulan. Selama ini juga selalu begitu, api unggun hanya untuk memasak saja. untuk minumnya, aku lebih suka minum air sungai. Sudah mulai gelap, tapi kenapa Kyuu belum kembali ya.

Jangan-jangan dia nyasar. Heh, masa iya Kyuu sampai nyasar. Mungkin dia sedang pesta atau mendapat teman baru di hutan ini. Aku membakar jamur matsutake yang sudah kucuci dan kubumbui dengan garam. Lalu membakarnya, perutku sudah minta diisi ini. Benar-benar lapar.

"grrr.."

"hm? Kau sudah kenyang kawan?" kuusap kepalanya saat dia mendekat, sepertinya dia senang kuperlakukan seperti itu, dia hanya mendengkur pelan.

"kau lelah ya? Atau tak dapat mangsa yang tepat?" kulihat dia sedikit lemas, menidurkan kepalanya di pahaku, apa dia sakit ya.

"kau sakit kawan?" tanyaku, benar-benar seperti orang bodoh, tapi itulah caraku dan Kyuu dekat, dia selalu kuajak bicara meskipun aku dan dia tak paham satu sama lain. Kuelus punggungnya, mungkin dia kelelahan.

"kalau kau sakit, besok kita pulang ya. Aku juga lusa udah masuk sekolah." Entah kenapa napsu makanku jadi hilang setelah melihat Kyuu lemas begini.

Setelah mematikan api, aku segera tidur, Kyuu seperti biasa, tak mau tidur di tenda bersamaku. Aku sedikit cemas dengan keadaannya, tapi apa boleh buat, dia sendiri tak mau masuk, kalau kupaksa yang ada aku malah di terkamnya nanti, jadi ya kubiarkan saja. Lagipula dia itu kuat. Segera aku tidur, rasanya badanku capek sekali. Besok pagi-pagi sekali aku harus bangun dan segera berbenah.

-Kediaman Namikaze-

"tadaimaaa…" teriakku di depan gerbang rumah, sejujurnya ini tak pantas disebut rumah, lebih cocok di sebut kastil bangsawan di tengah hutan. Selain ukurannya yang sangat besar dan luas, juga karena banyak sekali pepohonan yang ada, siapa lagi kalo bukan aku yang menanamnya.

"okaerinasai, Naruto-sama" entah sejak kapan, ada berderetan pelayan yang menyambutku, mereka berbaris disepanjang jalan menuju ke pintu rumah.

"iya, apa Kaa-san dan Tou-san ada dirumah?" tanyaku sambil lalu, Kyuu terlihat mengikutiku, meski itu membuat para maid baru, toh Kyuu juga tak berminat dengan daging mereka.

"belum Naruto-sama. Minato-sama dan Kushina-sama tadi berangkat ke Italy, ada undangan dari kerabat." Jawab Iruka, dia kepala butler disini, orang kepercayaan Tou-san.

"ya sudah, aku mandi dulu." Segera kuletakkan tasku, dan berjalan kearah kolam renang. Tentu saja diikuti beberapa maid dan butler, tak lupa, Kyuu juga mengikutiku,

"ayo mandi Kyuu, kau sudah tak mandi beberapa hari ini." Setelah melepas baju dan hanya tersisa boxer saja, aku segera menceburkan diri ke kolam renang.

Byyuuurr..

-ナルト-

サスーナル―

Naruto Nampak sangat menikmati acara berenangnya, dia hampir sempurna dalam segala segi. Tubuhnya tinggi proporsional, tidak gemuk juga tidak kurus, badannya cukup terbentuk, perutnya sixpack, dengan rambut pirang sebahu, mata biru cerah, secerah langit di siang hari yang cerah, wajahnya rupawan, memiliki kulit tan yang eksotis, ditambah tiga pasang kumis kucing yang sudah ada sejak lahir. Dan lagi, sebagai keturunan Namikaze, tentu saja dia memiliki otak yang cerdas, namun tak menampakkan kecerdasan otaknya. Jika ke sekolah, selalu membawa hewan, ah bukan tapi teman rubahnya, Kyuubi. Dan kebetulan sekolah yang Naruto tempati itu boleh membawa binatang.

Setiap harinya, Naruto berjalan kaki ke sekolah, kalian ingat kan, tak ada public yang tau bahwa Naruto itu putra dari Namikaze. Orang tua Naruto tak ada maksud untuk menyembunyikan ataupun tak mengakui anak mereka, tapi itu permintaan putra tercinta mereka. Disekolah, Naruto lebih dikenal sebagai Naruto Uzumaki, jadi tak ada seorangpun yang curiga.

"phuah… hoi Kyuu, mandiii~" Naruto menarik ekor Kyuubi sampai rubah orange itu nyebur kekolam, sempat membuat khawatir pelayan yang ada, tapi sepertinya Kyuu tak masalah dengan perlakuan Naruto.

"ahahaha… segar bukan Kyuu." Seru Naruto, sedangkan Kyuubi Nampak asik berenang dan membersihkan tubuhnya. Sebelumnya Naruto sudah menepi dan duduk di tepi kolam. Mengingat Kyuubi sangat kotor. Buktinya air kolam yang tadinya jernih, sekarang menjadi coklat kemerahan.

"maaf Naruto-sama, kenapa di tubuh rubah itu ada darahnya?" Tanya seorang maid.

"namanya Kyuu, jangan pernah kau memanggilnya 'rubah itu' lagi. Karena dia habis berburu, mungkin ada bagian tubuhnya yang terluka, Iruka tolong kau panggilkan Ny. Inuzuka sekarang." Perintah Naruto, segera Iruka menurutinya, sedangkan maid yang bernama Haku tadi hanya diam menunduk.

"hei, kau kan masih baru, tak prlu merasa bersalah begitu, tolong kau ambilkan jus jeruk untukku ya, Haku." Pinta Naruto, yah meskipun ada banyak sekali pelayan di semua kediaman Namikaze, Naruto hapal semua nama mereka, bahkan pelayan baru yang baru saja masuk.

"baik Naruto-sama" segera Haku pergi mengambilkan pesanan Naruto.

"dasar, Ebisu apa semua maid baru ditempatkan dirumah ini?" Tanya Naruto pada pelayan laki-laki yang selalu memakai kacamata hitam itu.

"tidak Naruto-sama, hanya beberapa maid saja yang ada disini. Salah satunya Haku." Naruto mengangguk. Kemudia ia melihat kearah Kyuu yang nampaknya telah selesai dan mengibaskan tubuhnya untuk mengeringkan diri.

"hey Kyuu, sini kukeringkan." Kyuubi dengan segera menghampiri Naruto yang sudah siap dengan handuk ditangannya, para pelayan yang melihatnya tersenyum. Mereka sangat kagum pada majikannya yang satu ini, begitu peduli pada alam dan lingkungan, seolah-olah menjadi satu juga dengan mereka.

"Naruto-sama, Ny. Inuzuka sudah tiba." Ucap seorang butler, sepertinya Iruka sedang mengurus butler baru lagi.

"selamat pagi, Namikaze-sama." Sapa Ny. Inuzuka penuh hormat, sepertinya hari ini dia membawa putranya, Kiba.

"selamat pagi juga bibi, jangan panggil aku seperti itu. Aku bukan Tou-san."

"ahaha, anda memang berbeda dari Minato-sama, Naruto-sama."

"bisa tidak, memanggilku tanpa embel-embel '-sama'?"

"baiklah Naruto-san, ada apa dengan Kyuubi? Apa dia sakit lagi?" dengan segera Ny. Inuzuka menghampiri Kyuu dan memeriksanya.

"entahlah, kemarin setelah selesai berburu dia nampak lesu." Naruto mengusap lembut kepala Kyuu, Kiba memperhatikan pemuda sebaya yang ada di depannya ini.

'dia terlihat bodoh, tapi sangat menyayangi peliharaannya' batin Kiba, sedikit kagum dengan sikap Naruto.

"kurasa dia hanya butuh penyegaran saja, kulihat dia sudah tak apa-apa, sudah semangat seperti biasanya."

"hey sobat, kau mau mempermainkanku ya, dasar anak nakal." Ucap Naruto menjitak pelan kepala Kyu, lalu memeluknya.

"syukurlah kau tak apa Kyuu. Terima kasih ya bibi. Oh, ini anak bibi ya?" Tanya Naruto melihat kearah Kiba, sedangkan yang di tatap terlihat kaget dan gugup.

"iya, itu putraku yang bodoh. Maafkan dia kalo dia tak sopan ya." Naruto hanya tersenyum, lalu mengulurkan tangannya kearah Kiba.

"hai.. namaku Naruto. Salam kenal." Seperti biasa, Naruto memberikan senyuman lima jarinya. Kiba jadi bengong dibuatnya, terpesona akan ketampanan yang terpancar dari wajah Naruto.

"aku.. Inuzuka Kiba." Mereka berjabat tangan sebentar.

"kalau begitu, kami permisi ya, Naruto-san." Pamit Ny. Inuzuka,

"tidak ikut sarapan bersamaku bi? Tou-san dan Kaa-san sedang tidak ada dirumah. Jadi aku tak ada yang menemani sarapan." Sepertinya ajakan Naruto di terima dua anggota keluarga Inuzuka itu.

Setelah sarapan, mereka berpamitan, sedangkan Naruto bersiap-siap ke sekolahnya.

"astaga… pantas aja aku tak asing dengan seragam yang dipakai Kiba tadi."

"ada apa Naruto-sama?" Tanya Kakashi, kepala penjaga di rumah besar itu.

"ah, tidak. Sepertinya hari ini bakal ada keributan di sekolah. Kalo gitu, aku berangkat dulu Kakashi-san. Ayo Kyuu" Naruto berjalan dengan diikuti Kyuubi di belakang, sekilas Naruto memang nampak seperti pemuda lainnya.

"hati-hati dijalan Naruto-sama."

サスーナル―

To be continued…

Mind to review? Please?