Oyasumi!

Malam ini aku ingin membagikan fic baru nih, hehe

Ide ini kudapatkan saat lagi nonton 'Dunia Lain', hihi^^

Pasti Minna mengira fic ini akan bergenre horror? Hehe, Maaf ya, fic ini bukan fic horror, tetapi fic Comedy Romance (walaupun gak terlalu jago buat comedy, yah tapi nekat aja lah, tee-hee) soalnya disini aku menceritakan tentang si Naruto yang didampingi oleh hantu, namun bukanlah hantu jahat melainkan hantu baik, yah walaupun nanti aku buat si hantunya rada iseng, hehe^^

Ah udah ah kita langsung to the point aja, gak seru kalo diceritain#plak!

Mohon koreksinya ya kalau ada kata-kata yang salah, soalnya fic yang satu ini juga menceritakan tentang Naruto yang ingin menjadi Seiyuu (Pengisi Suara), aku gak terlalu tahu banget tentang Seiyuu, tetapi kayaknya seru aja kalau aku buatin ceritanya, hehe#plak!

Yosh, SUTORII NO IKOUZE!

DLDR!

NO FLAME! (Tapi kalo kritik diperbolehkan :p)

Enjoy it!

Setelah 3 hari berturut-turut negara Jepang diguyur hujan, akhirnya pagi ini cuacanya sudah mulai kembali cerah. Langit-langit yang awalnya berwarna hitam gelap kini akhirnya telah berubah kembali ke warna asalnya, dan awan-awan tersebut pun semakin lama juga semakin berkurang. Yang seolah menunjukkan bahwa hari ini tidak akan hujan.

Merasakan hangatnya sinar matahari yang datang dari timur, burung-burung pun mulai keluar dari persembunyiannya lalu beterbangan tak tahu arah, diiringi dengan suara kepakkan sayap keras yang seolah memberitahukan bahwa mereka sangat senang.

Bukan hanya burung-burung saja yang menyambut hari yang cerah tersebut, tanaman dan hewan-hewan lainnya seperti anjing dan kucing pun menyambut sinar matahari tersebut. Dan orang-orang yang pada hari sebelumnya memakai payung, kini berjalan keluar tanpa perlu membawa payung menuju ke kantor maupun ke sekolah, dan jangan lupa senyuman hangat yang terlukis di bibir mereka ketika berjalan.

Semuanya begitu bahagia sekali ketika tahu bahwa cuaca hari ini sangat cerah, tetapi dari semua yang bahagia, ada satu orang yang benar-benar bahagia. Tetapi bukan karena cuacanya yang cerah, melainkan karena dirinya telah tiba di...

"TOKYO!" teriak seorang gadis pirang yang turun dari bus jurusan Osaka ke pusat prefektur Tokyo. Sambil menunjukkan seringai lima jarinya, dirinya berjalan penuh semangat menyusuri jalanan di kota itu.

"Chotto! Kenapa kau harus mengambil alih tubuhku?!" seru gadis pirang yang memiliki wajah yang setara dengan gadis pirang disebelahnya. Posisinya sekarang ini ialah melayang agak maju kedepan, bermaksud untuk mencegah gadis pirang yang mirip dengannya untuk berhenti berjalan.

"Kenapa? Bukankah kau bilang kau tidak tahu Tokyo?" balas tanya gadis pirang pertama.

"Memang aku tidak tahu! Tetapi setidaknya jangan mengambil alih tubuhku! Kau kan bisa menunjukkan jalurnya saja, dan bus apa yang harus kunaikki," balas gadis pirang kedua dengan wajah memerah karena malu dengan perkataan blak-blakkan gadis pirang pertama tadi.

"Ha-ah, kalo niat kau begitu, mana bisa cepat sampai?" gumam gadis pirang pertama mengejek.

"Mau cepat atau tidak, itu bukan masalah buatku! Lagipula, aku tidak ingin buru-buru sampai," balas gadis pirang kedua ngambek seraya melayang kesana kemari, mengitari tubuh gadis pirang pertama.

"Mou, kau ini benar-benar manusia yang lelet," ejek gadis pirang pertama sambil memanyunkan bibirnya.

"Dan kau juga hantu yang menyebalkan!" balas gadis pirang kedua tidak mau kalah.

Tunggu dulu? Tadi mereka bilang hantu? Terus juga manusia? Kalau dilihat-lihat memang begitu. Lihatlah fisik dan tubuh mereka, memang bisa dibilang hantu dan manusia, tetapi kenapa perkataan yang mereka ucapkan tadi malah terbalik dari kenyataan?

Yang gadis kedua bilang kalau gadis pertama adalah hantu, sedangkan gadis pertama bilang kalau gadis kedua adalah manusia? Padahal dari yang mereka ucapkan itu kalau dilihat-lihat sebenarnya ditunjukkan untuk mereka sendiri.

Biar dijelaskan dulu, sebenarnya ucapan mereka memang benar adanya. Gadis pertama memang benar hantu, tetapi bukan berarti tubuh yang ia pakai juga hantu. Tubuh yang kini ia pakai adalah tubuh milik gadis kedua, yang notabene adalah manusia. Gadis pertama mengambil alih tubuh gadis kedua karena gadis pertama bermaksud untuk membantu gadis kedua untuk bisa pergi ke Tokyo, agar bisa pergi ke sekolah tujuan gadis kedua yang notabene akan menjadi pelajar transfer disana.

Sebenarnya sih gadis kedua tidak bermaksud untuk membiarkan gadis pertama mengambil alih tubuhnya, dirinya hanya ingin meminta bantuannya dengan memberinya navigasi menuju prefektur Tokyo, tetapi karena bagi gadis pertama si gadis kedua itu orangnya lelet, jadi lebih baik kalau gadis pertama mengambil alih/merasukki tubuhnya, agar bisa lebih cepat sampai ke tujuan.

Tetapi meskipun begitu, gadis kedua masih tetap tidak terima, soalnya dirinya selalu mendapatkan kalau gadis pertama tersebut sering melakukan hal yang memalukan saat memakai tubuhnya. Seperti berpura-pura tidak merasakan apa-apa saat salah seorang pria menyentuh bokongnya, bersiul-siul di bus, bersikap aneh saat di toilet, berteriak-teriak gaje, dan sebagainya yang tentunya tidak pantas untuk dilihat.

Jujur saja, gadis kedua mengakui sangat jengkel dengan sikap aneh si gadis pertama, rasanya dia ingin menjauh dan pergi dari sisi si gadis pertama, tetapi apa boleh buat, dia terikat dengan permintaan 'sepihak' yang diberikan si gadis pertama, jadi dia tidak bisa pergi sebelum permintaan itu terkabulkan.

Awal gadis kedua bertemu dengan gadis pertama ialah saat gadis kedua melesat menuju toilet apartmennya yang berada di Osaka. Hari itu sekitar pukul 3 malam, si gadis kedua menuju toilet karena sudah tidak tahan untuk buang air kecil. Tetapi siapa sangka ketika si gadis kedua hampir mengucurkan air urinnya malah si hantu (Gadis pertama) muncul dari closet dan mengagetkannya.

Yah tentu saja karena perbuatan si gadis pertama, si gadis kedua jadi tidak bisa buang air kecil dan jadinya air urinnya ketarik 'kedalam' lagi. Gadis kedua sempat teriak ketakutan ketika kepala gadis pertama melongok muncul diujung lubang oval closet. Tetapi untungnya cepat dihentikan oleh si gadis pertama dengan menutup mulutnya dengan tisu toilet. Bingung bukan? 'Kok hantu bisa memegang barang manusia, seharusnya kan menembus?' Kata gadis kedua ketika tisu toilet ia lepaskan dari mulutnya, tetapi kata gadis pertama hal itu memang bisa terjadi, soalnya itu tergantung spiritualitas si hantu, dia kuat atau tidak? Kalau si hantu memiliki spiritualitas kuat, maka melakukan atau memegang barang-barang manusia sejenis tisu toilet atau barang-barang lain tidaklah tidak mungkin.

Karena awal dari obrolan itulah, sebuah keinginan 'sepihak' pun terjadi. Awalnya si gadis kedua tidak mau mempercayainya dan mengabaikan permintaannya, tetapi karena sifatnya itu, gadis kedua selalu saja diganggu dan digoda setiap harinya, bahkan gadis pertama sering merasuki tubuhnya ketika dirinya mencoba untuk tidur. Bukankah itu menyebalkan!? Coba fikirkan bagaimana kalau orang lain yang selalu diganggu oleh hantu nakal seperti itu, pasti benar-benar menyebalkan.

Si gadis kedua sempat menyuruh paranormal untuk mengusir gadis pertama, tetapi sayangnya hasilnya nihil. Malahan si gadis kedua malah semakin diganggu dan diganggu, bahkan sampai si gadis kedua tidak bisa tidur sampai pagi.

Beberapa hari kemudian, gadis kedua pun mulai lelah dengan kehidupan 'tidak biasa' nya tersebut hingga akhirnya menuruti kemauan si gadis pertama. Tetapi hasilnya malah si gadis pertama lupa apa yang ia inginkan, katanya alasannya karena keinginannya sudah hampir setengah abad. Dia juga menceritakan bahwa sebelum apartment ini dibangun, apartment ini adalah bekas rumahnya, jadi memang sewajarnya bagi dirinya untuk tinggal disini.

Gadis kedua hampir gila mendengar perkataan gadis pertama tersebut. Dia bilang lupa? Bukankah itu berarti dia mempermainkan nya? Kalau begini, bagaimana bisa dia bisa mengabulkannya? Tetapi katanya dia tidak mempermainkan nya. Bahkan dia berani bilang bahwa jika gadis kedua bisa mengabulkan permintaan yang benar-benar gadis pertama inginkan tersebut, maka dirinya mau melepaskan si gadis kedua dan pergi ke alam baka. Karena hal itulah si gadis kedua mau gak mau harus terikat dengan keinginan 'terlupakan' yang tak tahu kapan bisa terkabulkan.

Selama 4 bulan gadis kedua dan gadis pertama hidup bersama, semakin lama mereka berdua semakin akrab dan jadinya seperti ini. Kemanapun mereka berdua pergi, pasti mereka selalu bersama-sama, seakan seperti organ tubuh yang tidak mungkin Bisa dipisahkan. Si gadis kedua sebenarnya mulai agak nyaman dan menganggap kalau gadis pertama tidak seperti yang ia kira. Tetapi ada pula dimana dia berfikir kalau gadis pertama bisa saja menjadi nakal.

Disclaimer : Makis (Masashi Kishimoto)

Rate : T = T+

Pairing : SasufemNaru, GaafemNaru, KibafemNaru

Seiyuu No Yurei

Chapter 1

*Hari pertamaku datang ke Tokyo, kenapa harus dikerjai dengan hantu?!*

By : Selly Yamazaki Uchiha

OOC, OC, typo(s), AU, Gaje, Humor garing, and many more...

"Mou~ sudahlah keluar dari tubuhku, Matsuri!" seru gadis kedua seraya melesat melayang kearah tubuhnya yang dirasukki gadis pertama.

"Eh...cho-chotto...Naruto!" tolak gadis pertama a.k.a Matsuri seraya mengangkat kedua tangannya seolah ingin menahan keinginan si gadis kedua a.k.a Naruto.

Tetapi sayangnya Matsuri tidak bisa menahan keinginan Naruto, soalnya spiritualitas Naruto sama kuatnya dengan spiritualitas yang ia miliki. Sehingga jadinya Matsuri pun terlempar keluar dari tubuh Naruto, tepat ketika roh Naruto melesat memasukki tubuhnya.

Roh Matsuri yang keluar dari tubuh Naruto berparas cantik, dengan bibir pucat khas hantu. Matsuri memiliki rambut sebahu berwarna coklat lengkap dengan pita rambut berwarna indigo. Matsuri memiliki bulu mata yang panjang dan memiliki warna bola mata kuning keemasan, dan saat ini kedua mata indah tersebut mengarah kepada Naruto yang sudah memasukki tubuhnya. Sambil cemberut kecewa, Matsuri pun mulai melayang mendekati Naruto dan merayunya lagi agar bisa memakai tubuhnya tersebut.

"Naruto, ayolah, biarkan aku memakai tubuhnya sedikit lagi. Bukankah kau tidak tahu banyak tentang kota Tokyo?" rayu Matsuri disebelah kiri Naruto.

"Tidak mau, kalau kau sering memasukki tubuhku, aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi nanti," tolak Naruto dengan memanyunkan bibirnya.

"Oke, aku janji tidak akan melakukan hal yang nakal, ayolah..."

"Tidak mau!" Geram Naruto seraya menjulurkan lidahnya kearah Matsuri. Matsuri yang mendapatkan 'Pemandangan' tersebut tentu saja tidak suka, sehingga dirinya memasang wajah menakutkan kepada Naruto, berharap kalau Naruto akan takut dan membiarkannya memakai tubuhnya lagi, tetapi sayangnya rencananya tersebut gagal, sehingga membuat Matsuri semakin kesal dan mulai mengomeli Naruto.

"Oke, kalau memang itu yang kau mau maka jangan salahkan aku kalau aku akan diam! Aku tidak akan membantumu menuju tujuanmu, mengerti!?" geram Matsuri mengancam seraya mengalihkan perhatiannya kearah lain, namun masih terus mengikuti Naruto.

"Bodo amat! Lagipula aku bisa bertanya sama orang," balas Naruto tidak perduli sambil mengikuti apa yang dilakukan Matsuri barusan.

Semenit setelah pertengkaran tersebut, Naruto mendapatkan dua orang pemuda yang tak jauh darinya sedang berjalan kearahnya. Melihat kedua pemuda tersebut, Naruto pun mulai tersenyum lalu menoleh kearah Matsuri dengan ekspresi mengejek yang benar-benar lucu.

"Lihat, aku bisa bertanya kepada mereka, aku tidak perlu bantuanmu-ttebayo!" seru Naruto seraya berjalan mendekati kedua pemuda tadi, meninggalkan Matsuri yang masih kesal pada Naruto.

"Hei, Kiba, nilai CV-mu kemarin berapa?" seru salah seorang pemuda yang berjalan bersama dengan pemuda berambut coklat jabrik dengan tatto segitiga terbalik di pipinya.

"Ha-ah, tidak berubah dari yang semester sebelumnya," sahut pemuda berambut coklat jabrik a.k.a Kiba sambil menghela nafas.

"Hmm, kalo kau tidak meningkatkannya, kau pasti tidak mungkin bisa menjadi Seiyuu Profesional?" lanjut pemuda itu bertanya.

"Ha-ah, aku tahu itu, jadi jangan pernah mencoba mengejekku, oke?" balas Kiba seraya memancarkan aura suram dari punggungnya.

"Aku tidak mengejekmu Kiba, aku hanya..."

"Gomenasai!" potong Naruto yang berjarak satu meter dari mereka berdua.

"Ha'i?" sahut pemuda tadi.

"Maaf, apakah kalian tahu Konoha Senmon Gakkou?" tanya Naruto dengan senyuman manis terlukis di bibirnya.

"Oh, anda pengunjung ya? kalau..."

"Waduh, anda salah jalan Onee-chan, kalau Konoha Senmon Gakkou itu masih jauh dari sini," potong Kiba seraya menyeringai kepada Naruto. Sedangkan orang yang dipotong pembicaraan nya malah menarik nafas kaget lalu menarik-narik lengan tangan Kiba seolah ingin mencoba menghentikan perkataan Kiba, tetapi sayangnya Kiba malah mengabaikannya.

"Oh kira-kira sekitar berapa jauh lagi ya?" tanya Naruto masih sopan dan lembut, dan pemuda itu malah melihat Naruto dengan ekspresi prihatin.

"Hmm, kira-kira sekitar 70 km dari sini," sahut Kiba sambil memasang wajah berfikir, sedangkan pemuda disebelahnya malah sweatdrop mendengar perkataan Kiba dan mencoba untuk menghentikan pembicaraan yang menurutnya ngaco tersebut.

"Eh?! Sejauh itu kah?" sahut Naruto malah percaya dengan perkataan Kiba.

"Iya, soalnya disini tidak ada yang namanya sekolah Konoha Senmon, setahuku Konoha Senmon berada di Setagaya."

"Lalu ini namanya kota apa?" tanya Naruto tanpa rasa curiga sama sekali, sedangkan Kiba malah senang bukan main, jelas sekali terlihat dari seringai nya yang semakin melebar dari sebelumnya.

"Oh, ini namanya distrik kota Shibuya."

"Oh, lalu bagaimana caranya agar aku bisa ke Setagaya? Apakah kalian tahu transportasi apa yang harus kunaiki?"

"Oke, biar aku beritahu ya. Dari sini, Nee-chan pergi ke stasiun kereta Shibuya terus Nee-chan turun di distrik kota Arakawa. Nah, sesampainya disana, Nee-chan naik bus listrik yang tak jauh dari sana, ingat ya naik bus yang menuju kota Ota. Setelah sampai di kota Ota, Nee-chan naik lagi kereta yang menuju Edogawa, setelah sampai disana, Nee-chan menaikki bukit di Edogawa dan melewati kuil Koi yang berada disana. Nanti setelah Nee-chan turun dari bukit, Nee-chan akan bertemu danau, dan sebrangilah danaunya, oh iya, jangan taikki jembatan ya, soalnya kalau lewat jembatan malah mengambil jalan yang salah, nanti malah berputar arah lagi. Nah jika sudah melewati danau, maka Nee-chan bisa sampai ke Setagaya. Apa Nee-san sudah mengerti?" jelas Kiba panjang kepada Naruto yang sedang menganggukkan kepalanya sambil menulis apa yang dikatakan Kiba kedalam buku catatannya.

"Oh iya, aku hampir saja lupa. Nee-chan jangan pernah sekalipun bertanya sama orang ya, soalnya orang-orang di Tokyo itu iseng-iseng. Nanti malah berakhir tersesat lagi, jadi percaya sama ucapanku saja ya?"

"Ha'i, baiklah. Terima kasih ya, aku pergi dulu, dah," balas Naruto seraya berjalan meninggalkan Kiba dan satu temannya yang sudah tidak bisa berbicara apa-apa. Sedangkan Matsuri yang menyusul Naruto malah mengerutkan keningnya.

"Ne, Naruto..."

"Apa sih, jangan ganggu aku. Aku sedang konsen."

"Kau jangan mudah percaya pada perkataan mereka, mereka itu cuma..."

"Lalu aku harus percaya sama siapa? Sama dirimu? Bukankah kau yang bilang sendiri kalau kau tidak mau membantuku?"

"Iya awalnya. Tapi saat aku tahu mereka berniat begitu. Aku malah merasa prihatin padamu."

"Prihatin? Heh, memangnya apa yang kau prihatinkan?"

"Naruto, Kumohon dengarkan aku, mereka cuma..."

"Sudahlah, diam Matsuri, aku harus mencari stasiun, oke!" bentak Naruto mempercepat cara jalannya bermaksud untuk meninggalkan Matsuri, sedangkan Matsuri hanya bisa menghela nafas jengkel dan membiarkan Naruto melakukan apa yang dia mau. Matsuri sudah tidak mau melakukan apapun.

-x-x-x-x-

"Kiba, apa yang kau lakukan? Bukankah dia bersikap sopan pada kita? Kenapa kau malah mengerjainya?" tanya pemuda tersebut ketika sesampainya dikelas yang ternyata satu kelas dengan Kiba.

"Karena dia bodoh, sudah tahu kita memakai seragam Konoha Senmon, tetapi dia tidak memperhatikan, salah siapa coba? Salah dia dong?" sahut Kiba santai seraya meletakkan tasnya ke meja.

"Tapi 'kan itu kelewatan, kenapa harus disuruh ke Setagaya, bagaimana nantinya kalau dia tersesat dan kehabisan uang?"

"Yah itu memang salahnya, haha. Lagipula untuk apa dia datang ke sekolah kita? Tampilannya seperti itu, padahal dia itu perempuan, tetapi memakai kemeja dengan celana panjang khas lelaki, memangnya dia apaan? Wanita jadi-jadian? Haha. Orang kaya dia tidak boleh datang ke sekolah kita."

"Tapi sepertinya dia itu calon siswi disini, soalnya dari apa yang kulihat, umurnya tidak beda jauh dengan kita."

"Hah? Jangan bercanda? Dia terlihat lebih tua dari kita, mana mungkin bisa jadi siswi disini, bodoh!"

"Tetapi kelihatannya memang begitu, mungkin kau hanya melihatnya dari pakaian yang ia pakai, jadi kau berfikir kalau dia..."

"Hah! Sudah cukup aku sudah pusing, biarkan sajalah!" Bentak Kiba memotong lalu mengalihkan wajahnya kearah jendela Sekolah, sedangkan temannya hanya menghela nafas maklum dengan kelakuan temannya tersebut.

-x-x-x-x-

Naruto yang seharian mengikuti perkataan Kiba tadi yaitu tidak boleh berbicara dengan orang lain pun akhirnya mulai menyerah. Karena dirinya sudah kehabisan tenaga, makanan, dan uang. Jadi karena hal itu Naruto harus menyerah dan meminta pertolongan orang lain untuk membawanya ke Sekolah Konoha Senmon.

Lalu ketika dirinya sampai di tempat tujuan, dia malah dikagetkan dengan kota yang pernah ia datangi saat pertama kali datang ke Tokyo, apalagi kalau bukan distrik kota Shibuya. 'Pasti ada kesalahan?' begitulah yang digumamkan Naruto hingga akhirnya turun dari mobil bak bekas angkutan pasir tersebut bermaksud untuk melakukan protes kepada supir.

"Chotto! Kenapa kau menurunkanku ditempat ini lagi?!" bentak Naruto kasar seraya memukul-mukul pintu mobil.

"Naruto, tenanglah sedikit, sebenarnya disini memang..."

"Diamlah Matsuri! Aku sedang emosi, apa kau mau kumasukan kedalam botol?!" sembur Naruto kesal kepada Matsuri yang tiba-tiba saja muncul di belakang panggung Naruto. Mendengar perkataan kasar Naruto tersebut, Matsuri jadi menutup mulutnya dan terdiam untuk menuruti permintaan Naruto. Kalau Naruto sudah egois, berarti dia juga harus egois dong, jangan salahkan dia kalau nanti terjadi apa-apa. Pikir Matsuri jengkel.

"Apa yang kau lakukan?! Jangan memukul mobilku seperti itu, nanti bisa rusak tahu!" bentak si supir yang menyetir mobil tersebut ketikanya keluar dari mobilnya.

"Kenapa kau menurunkanku disini? Bukankah aku memintamu untuk mengantarkanku ke Konoha Senmon?!" sembur Naruto mengabaikan.

"Disini memang Konoha Senmon, dasar bodoh!" balas si supir tidak mau kalah.

"Bukan! Disini bukan Konoha Senmon, jangan berani-berani membohongiku ya. Saat ini aku sedang dalam mode bad mood, jangan kau buat aku marah atau kau bisa langsung mati ditanganku disini, mengerti!" ancam Naruto seraya menarik kerah baju si supir. Mata bola sapphire nya yang selama ini selalu cerah dan lemah lembut sekarang terlihat terbalik dari itu. Kini bola mata sapphire nya terlihat agak menyeramkan dan sedikit memiliki kantung mata berwarna hitam karena kelelahan. Dan jangan lupa wajah pucat dan bibir kering yang ia alami karena kurang minum dan makan. Jika saja dilihat lebih jelas, maka Naruto saat ini sudah seperti mayat hidup yang ingin memakan si supir hidup-hidup.

"I-ini memang Konoha Senmon," lirih si supir ketakutan dengan keringat bercucuran di sekitar wajahnya.

"Hah!" desah Naruto tidak terima dengan jawaban rancu si supir, sedangkan si supir malah menarik nafas ketakutan. Matsuri yang melihat adegan secara langsung itu hanya bisa menghela nafas panjang saat melihat mode 'Jahat' Naruto naik seperti itu.

"I-i-itu, coba lihat-lah, ke-kearah sana, terlihat sekolahnya..." gumam si supir gagap seraya mengarahkan jemari nya kearah barat dimana terlihat sebuah bangunan besar berdiri kokoh disana.

Setelah melihat bangunan tersebut, wajah Naruto pun langsung memerah karena malu, lalu dia pun mulai melepaskan kerah si supir dan ingin meminta maaf atas perilakunya yang sudah kelewatan. Namun ketika dirinya berniat untuk meminta maaf, si supir sudah pergi darinya lebih dulu dan langsung tancap gas meninggalkan Naruto dalam penyesalannya sendiri.

"Si pria bermuka anjing brengsek itu...dia membodohiku..." geram Naruto penuh penekanan ketikanya dirinya sadar dengan kebodohannya.

"Baru sadar ya?" ejek Matsuri seraya melayang lembut di sebelah kiri Naruto.

"Kenapa kau tidak memberitahuku?!" bentak Naruto kearah Matsuri.

"Kenapa kau malah melampiaskan emosimu kepadaku?!" kata Matsuri ketakutan.

"Sudah jawab saja!" sembur Naruto dengan ekspresi wajah yang sudah seperti setan.

"I-itu karena kau tidak mau mendengarkanku, dari tadi kau selalu membentak ku, ja-jadi aku..."

"Begitukah! Matsuri, apakah kau pernah merasakan aroma botol yang diisi air sake?" geram Naruto seraya mengangkat sebuah botol sedang bertuliskan sake yang entah ia dapatkan dari mana.

"Tidak, jangan Naruto..!" sahut Matsuri merinding hingga kemudian melayang pergi meninggalkan Naruto yang pada saat itu sedang berlari mengejarnya karena kehilangan kendali.

TBC