"ramalan pagi ini cerah berawan, apa kau masih mau pergi kesekolah?, apa masih sakit?"

Pria berambut merah tampak gelisah melihat keadaan adiknya yang tidak terlihat baik.

"ohh, nii chan tidak perlu khawatir. Lagipula ini hari pertamaku bersekolah bukan?"

Gadis berambut pink beruaha meyakinkan kakaknya agar diizinkan pergi sekolah. Sejujurnya dia sama sekali tidak betah tinggal dirumah ini, bahkan hanya 1 detik.

Sang kakak mengernyitkan alisnya.

"ohhh ayolah!, aku akan baik baik saja…"

Sepertinya kata kata sang adik mampu meluluhkan pendiriannya. Sang kakak menghembuskan nafas beratnya.

"huh!, baik lah tapi kalau ada apa apa telpon aku mengerti!"

"baik lah nii sama, ja nee...hari ini akan ada hujan badai, kalau kekantor jangan lupa bawa payung!

Sang kakak hanya tersenyum tanda mengiyakan, melambaikan tangannya menatap punggung adiknya yang menjauh dengan cepat. 'dasar, selalu saja mengingatkan orang membawa payung' Batinnya.


2013? No, it's 1914!

Naruto© Mashasi kishimoto

Story © HIKAROO CHERRYN

WARNING

"Yoroshiku minna" Ini fic pertamaku, masih banyak kesalahan dalam fic ini maklum author masih newbie. jadi mohon bantuannya untuk para author dan reader sekalian-

TYPO, OOC, AU, AT


chapter1 I AM NOT STUPID

"ibu...ibu..." seorang bocah berusia 7 tahun berjalan mengitari rumahnya dengan memeluk boneka rubahnya, memanggil ibunya ditengah dinginnya malam. "I..ibu...ibu dimana?...ibu aku tak-" "DRRRRTTTT" bocah itu berhenti di depan gudang penyimpanan, dia merasa pintu gudang itu bergetar. dengan keberanian yang tersisa dia menyeret kakinya menuju gudang itu, mempererat pelukannya pada boneka rubahnya dan membuka pintu gudang secara perlahan. "KRIIIEETT" gelap, gelap yang dilihatnya. dia sama sekali tidak bisa melihat apa-apa. "n...na-ru-to..." merasa dipanggil bocah bernama naruto itu langsung membuka lebar pintu gudang itu, dia merasa mengenal suara itu. cahaya bulan mulai menerobos masuk. "n...na-ru" seorang wanita tergeletak tak berdaya bermandikan darah. tersenyum menatap naruto. "IBUUUUUUUU!

"NARUTO, NARUTO... hey! bangun nak! NARUTOOOO!"

"Hmmmm..., hoaaaammmm... ada apa?

"kau mengigau tadi, kanapa mimpi buruk , tentang ibumu?"

"tidak!, hanya mimpi biasa", ohh iya pukul berapa sekarang?"

"jam 5 pagi!"

"aku ingin mandi dulu"

"hah?sepagi ini?"

"jangan cerewet kyubi, kau bukan ibuku. kau hanya boneka!"

"huh, dasar bocah"

Naruto POV/

"CREEEESSSHHHH" suara shower yang mengeluarkan air hangat membasahi tubuhku, sebenarnya aku masih mengantuk, tapi aku tidak ingin dianggap pemalas. "ck...sial! umpatku. aku terlalu sering mengigau saat tidur, kyubi saja langsung bisa menebak apa yang aku mimpikan kalau bukan tentang ibuku, pasti mimpi basah. 'kenapa boneka itu bisa jadi pintar?' gumamku.

setelah selesai mandi aku mengemasi peralatan sekolahku, berpamitan dengan kyubi.

"hati hati nak, jalan raya berbahaya!"

"kau bukan ibuku kyubi, sampai jumpa nanti!"

aku menutup pintu kamarku, lalu tiba tiba saja aku melupakan sesuatu. kubuka lagi pintu kamarku, kulihat kyubi sedang duduk manis didepan komputerku sambil membaca buku.

"ada apa?"

"kunci mobilku ketinggalan" kataku, kyubi tidak memedulikanku dan fokus pada buku yang dibacanya.

setelah mengambil kunci mobilku, aku menutup pintu kamarku, samar samar aku mendengar kyubi mengatakan 'dasar bocah'. saat ibuku meninggal kyubi lah yang peduli padaku, mungkin orang orang tidak akan percaya kalau kyubi, boneka rubahku bisa bicara. yaa awalnya aku juga tidak percaya, tapi seiring berjalannya waktu kyubi sudah kuanggap saudaraku sendiri. aku tersenyum sambil menuruni tangga menuju dapur disitu sudah ada beberapa orang menyebalkan ayahku dan seorang wanita yang menyusahkan juga ada paman jiraiya disana , tapi yang ini tidak kuanggap menyebalkan. senyumku memudar, kupasang wajah tak bersemangat saat memasuki dapur.

"OUHAYOOO NARUTO!" sapa paman jiraiya.

"OUHAYOOO JII-SAN..." sapaku kembali semangat, jiraiya jii-san adalah orang ke 2 yang peduli padaku selain kyubi.

"naruto, ayo makan ibumu sudah memasakkan sarapan ini untukmu!"

"maaf ayah, hari ini aku tidak berselera...aku akan makan disekolah saja!" kataku buru buru, melihat atau mendengar saja aku sudah kesal, apa apaan IBU? aku berjalan keluar dari area dapur.

"tunggu naruto, apa pagi ini kau mau menyakiti perasaan ibumu lagi?!" tanya ayahku dengan wajah yang berubah dingin.

"ibu? ayah bilang ibu?, hahahaha ibuku sudah meninggal ayah! jawabku ketus.

ayahku menghembuskan nafas beratnya "HUH!, KUNCI MOBILMU berikan pada ayah!, kau tidak boleh naik mobil ke sekolah sebelum kau minta maaf pada ibumu!. amarah ayahku memuncak.

"ambil ini..".kataku melempar kunci mobilku ke arah istri ayahku yang tidak pernah kuanggap ibu. "paman jiraiya, aku pergi dulu..." pamitku. paman jiraiya hanya tersenyum sepertinya dia sama sekali tidak terganggu.

"naruto kau ini!..." ayahku makin marah saat aku menerobos keluar dari dapur tanpa memedulikan perkataan ayahku sedikit pun.

dari ruang tamu aku mendengar isakan tangis opera sabun istri ayahku yang tak pernah kuanggap ibu. saat aku melemparkan kunci mobilku ke arahnya, aku bisa melihat kenapa dia tidak bersuara sedikit pun dari pagi, 'aku menang' tertulis jelas diwajahnya dia mengatakan itu. "ck...sial!, sekarang aku harus naik shinkansen kesekolah"!.


TBC

Special thanks to the read

special thanks to review