Title : Tak Lekang oleh Waktu
Pairing : Seshoumaru x Rin
Disclaimer : Rumiko Takahashi
Genre : Drama/Romance
Summary : Rin menghilang, tidak ada yang tahu dimana dia berada bahkan tandanya pun lenyap! Dapatkah Sesshoumaru menemukannya kembali?
WARNING! ANGST AND MAYBE TYPO!
O.O
'Rin'
Sesshoumaru menatap beberapa anak kecil manusia yang tengah berlarian dan saling mengejar. Naraku sudah terkalahkan dan itu berarti kedamaian di dunia manusia dan yokai, meskipun masih ada beberapa yokai jahat namun tidak terlalu kuat. Sejak saat itu banyak sekali manusia yang bersahabat dengan yokai yang dulu mereka takuti. Sesshoumaru memandang mereka sepintas kemudian berjalan pergi.
"Ah, Tuan Sesshoumaru tunggu!"pinta Janken yang tergopoh-gopoh mengikuti majikannya yang tentunya sama sekali tidak menurunkan kecepatan jalannya. Ah-Un berlari kecil mengikuti mereka. "Tuan Sesshoumaru, kali ini kita akan pergi kemana?"tanya Janken penasaran meskipun agak takut-takut karena sepertinya mereka malah menuju ke arah kota, kota tempat Rin berada, kota dimana Rin pernah berada.
"Tempat itu,"ujar Sesshoumaru. Janken menelengkan kepalanya bingung. Tempat itu? Janken terdiam, dia mengunci mulutnya rapat-rapat.
Sudah lebih dari 8 tahun sejak Rin dititipkan di desa dimana Inuyasha menetap, dan selama itu juga majikannya itu menghindari bertemu dengan manusia. Meskipun sebelumnya dia juga melakukan hal yang sama. Namun sepertinya dia lebih membenci manusia semenjak itu juga. Janken menatap desa yang telah terlihat dari kejauhan itu dengan sedih. Beberapa waktu yang lalu mereka mendengar kabar bahwa Rin menghilang, dan anehnya dia sama sekali tidak bisa ditemukan. Seakan dia lenyap, benar-benar lenyap. Inuyasha sudah pergi ke dunia kematian karena diancam oleh Kagome, namun anehnya disana tidak ada Rin. Sesshoumaru sudah berkeliling di banyak tempat namun aroma Rin tidak dapat dia temukan. Hal yang aneh menurut Janken, karena majikannya adalah yokai yang indra penciumannya paling tajam.
"Nii-san!"panggil gadis berambut hitam yang langsung melambaikan tangan ke arah mereka. Janken langsung tahu kalau wajah majikannya langsung menyiratkan kekesalan meskipun dia tidak bisa melihatnya karena berada di belakang. Sesshoumaru tetap berjalan tidak mempedulikan gadis itu. "Nii-san! Nii-san!"panggil gadis itu berulang-ulang.
"Hoi, Kagome! Tidak usah mempedulikan orang itu!"suruh lelaki berambut putih panjang yang muncul dari arah belakang gadis itu.
"Apa yang kau maksud dengan orang itu heh?"kesal Janken sambil mengetuk-ngetukkan tongkat yang di bawanya marah.
"Diam!"perintah Sesshoumaru tegas dengan dinginnya.
"Hai."
"Ada urusan apa kau kemari?"tanya Inuyasha tidak sopan.
"Dasar makhluk setengah siluman! Kau tidak pantas berbicara kurang ajar begitu pada tuan..."
"Janken!"panggil Sesshoumaru tentu saja dengan nada dingin yang luar biasa dingin. Janken langsung menutup mulutnya, takut kalau tuannya itu bakal marah besar.
"Kalau kau berniat menemui Rin, kami belum menemukannya,"ujar Inuyasha langsung, nada suaranya terkesan sedih. Sesshoumaru tidak mengatakan apapun dan masih berniat berjalan pergi.
"Nii-san! Kami pasti akan menemukannya!"janji Kagome, namun mereka semua tahu itu adalah janji kosong karena gadis itu tetap tak bisa mereka temukan.
O.O
"Kyaa! Hujan! Hujan!" senang anak-anak manusia sambil berlarian menuju ke arah rumah mereka atau ke tempat teduh. Sesshoumaru menatap mereka, mencari sosok seorang gadis kecil yang mungkin akan berlari ke arahnya berdiri dan mengajaknya untuk mencari tempat yang teduh atau malah mendekatinya untuk menemaninya berada di bawah guyuran hujan.
Tiga tahun, selama itukah Rin menghilang dari pandangan mereka? Dia masih ingat hadiah terakhir yang diberikannya pada Rin, hadiah yang bisa melindunginya meskipun dia tahu sebenarnya sudah tak ada yang perlu dikhawatirkan. Apa pada waktu itu sebenarnya dia sadar akan terjadi sesuatu sehingga dia memberikan hadiah itu? Hadiah yang tak bisa, tak mungkin dan tak akan pernah di dapatkan wanita lain.
Tiga tahun, selama itu pula dia mencarinya. Dia terus menerus terbang mencari sedikit saja aroma tubuh gadis itu. Dia sudah pergi ke banyak tempat, menyusuri banyak lembah dan desa namun gadis itu tetap belum ditemukan.
Tiga tahun, seharusnya itu bukan waktu yang lama bagi yokai. Dia telah hidup puluhan tahun, dia masih bisa hidup ratusan bahkan mungkin ribuan tahun. Namun itu waktu yang lama bagi manusia untuk hidup, untuk tumbuh dewasa dan mungkin untuk memutuskan keinginannya. Apakah Rin memang ingin pergi meninggalkannya? Lalu kenapa gadis itu malah menghilang secara tiba-tiba, bukankah dia sudah mengatakan dia akan menghargai apapun keputusan gadis itu, untuk memilih tetap bersamanya atau tetap bersama dengan manusia.
Sesshoumaru menengadahkan kepalanya, membiarkan air hujan jatuh tepat di wajahnya. Apa dia sanggup? Apa dia pernah sanggup hidup tanpa Rin? Kenapa rasanya dadanya begitu sesak saat dia memikirkan senyum polos Rin, saat Rin memanggil namanya, saat Rin memandangnya dengan tulus? Apa dia akan kehilangan Rin selamanya? Selamanya... itu berarti lama, amat sangat lama.
O.O
Janken menatap pintu kamar tuannya kemudia menghela nafas. Semenjak mereka kembali dari desa itu, tuannya terus menerus mengurung diri di kamarnya. Entah apa yang dilakukannya, tapi apa ini berhubungan dengan alasan tuannya itu menyuruh membiarkannya sendiri saat itu? Apa yang dipikirkan tuannya saat tiba-tiba kembali dalam keadaan basah kuyup?
Janken duduk dengan kesal. Dia memang tidak terlalu suka pada manusia, tapi dia menyayangi Rin dan dia tahu tuannya juga menyayangi Rin bahkan mungkin lebih darinya. Saat tahu Rin menghilang tuannya itu langsung terbang kesana padahal dia mempunyai tugas yang harus diselesaikannya hari itu juga. Dia mencarinya kesana-kemari.
Tiga tahun! Dan selama itu pula Janken tidak pernah melihat tuannya itu beristirahat dengan tenang. Dia bahkan tidak tahu kapan tuannya itu tidur. Saat dia tidur tuannya terjaga dan saat dia bangun tuannya itu juga telah terjaga padahal dia sama sekali tidak bisa tidur karena mencemaskan gadis itu dan tuannya!
Janken menundukkan kepala, kesal karena dia tidak bisa berbuat apapun untuk Rin apalagi untuk tuannya. Dia kesal karena tidak tahu apa yang harus dia perbuat. Kalau saja dia tahu dimana gadis itu berada dia pasti akan langsung memarahinya karena telah membuat Sesshoumaru mencemaskannya. Dia tahu kalau seandaninya saat itu Inuyasha memberitahu mereka kalau Rin ada di dunia kematian, tuannya tanpa pikir panjang pasti akan langsung pergi ke tempat itu.
Janken menghela nafas kembali dan menoleh ke pintu kamar Sesshoumaru, apa tidak ada cara agar mereka bisa mengetahui dimana Rin berada?
O.O
Syntia : Hai, hai, aku tahu kalian pasti ingin menerkamku karena memisahkan Rin dan Sessy dan mungkin gara-gara kebanyakan memasukkan sudut pandang Janken.
Gaoi : Fanfic ini terinspirasi dari banyak lagu. Khusus chapter ini adalah Menjaga Hati – YOVIE AND NUNO serta Andai kau ada – WAYANG
Syntia : tapi tentu saja fanfic ini terjadi karena Tak Lekang oleh Waktu – KERISPATIH. Sampai jumpa di chapter selanjutnya and...
All : PLEASE REVIEW!
