Genre: FamilyRating: (T)Cast: Kang Daniel, Hwang Minhyun, Park JihoonHappy Reading
ooOoo
Jihoon mengerucutkan bibirnya, sudah setengah jam dia menunggu Ibunya. Namun, yang ditunggu tidak juga datang. Sekolahnya sudah bubar dari setengah jam yang lalu, teman-teman Jihoon juga sudah pulang dijemput oleh Ibu mereka.
Sekarang hanya Jihoon sendirian disini, dia sudah bosan dari tadi bermain dipermainan yang ada disekolahnya.
"Bunda mana tih, kok gak dateng-dateng" Jihoon berujar sebal.
Jihoon merengut sebal, saat melihat siluet seseorang yang sangat dikenalnya, tengah berlarian dari parkiran menuju tempatnya berada- ditaman yang memang dikhususkan untuk anak-anak menunggu jemputan.
"Dedek, maafin Bunda yah, bunda telat" Minhyun terengah, dia mengatur napasnya yang tersendat karena berlari dari parkiran ke taman yang ada didalam TK di tempat anaknya bersekolah.
Jihoon makin memajukan bibirnya saat sang Ibu datang hanya sendirian. Dia melipat kedua tangannya didepan dada. "Bunda kok tendili? Bunda bilang mau jemput dedek nya thama Ayah"
Minhyun meringis mendengar kata-kata anaknya "Eunghhh... anu dek... Ayah masih dikantor, Ayah bilang gak bisa pulang cepet, tapi... Ayah udah janji besok ayah jemput adek kok" Minhyun meyakinkan anaknya.
Jihoon menundukkan kepalanya, Ayahnya berbohong lagi. Padahal Ayahnya bilang hari ini mau jemput dia bareng Bunda. Jihoon tidak membalas kata-kata bundanya, dia turun dari ayunan yang didudukinya. Menghiraukan sang Ibu, dia melangkahkan kakinya menuju mobil yang tadi dikendarai ibunya.
ooOoo
Disepanjang perjalanan, Jihoon hanya diam, dia tidak mengeluarkan suara sama sekali. Minhyun menjadi khawatir, Jihoon bukan anak yang pendiam, dia anak yang kelewat aktif malah. Jadi kalau dia mendadak pendiam seperti ini, berarti anaknya sedang merajuk.
"Dedek marah ya sama Bunda?" Minhyun berujar hati-hati.
"..." Tidak ada jawaban dari Jihoon, anak itu hanya diam dan menatap kearah luar jendela.
"Dedek" Panggil Minhyun sekali lagi.
"Hiks... A-ayah boong lagi tama dedek" Jihoon mulai menangis.
Minhyun menjadi kelabakan, Jihoon jarang sekali menangis, akan tetapi jika dia menangis akan sulit untuk didiamkan.
Minhyun menepikan mobilnya, dia melepaskan sabuk pengamannya lalu mengangkat Jihoon kepangkuannya. Minhyun memeluk Jihoon dengan erat, dia tidak tega jika melihat anaknya yang menangis tersedu seperti ini.
"Dedek... Udah ya, jangan nangis lagi Bunda jadi sedih, Ayah gak boong sama dedek, Ayah mau jemput dedek tapi ayah ada kerjaan, jadi ayah gak bisa pulang cepet"
"Tapi kan ayah udah janji nda" Jihoon berujar dengan suara serak.
"Iya sayang, Nda tau. Tapikan ayah kerja buat siapa? Buat dedek kan, Ayah kerja buat beliin mainan dedek, dedek jangan gini ya, kasian Ayah pasti sedih kalo dedek kayak gini" Minhyun berujar lembut.
"Sekarang kita pulang yah, dedek jangan nangis lagi" Minhyun mengusap airmata Jihoon dengan lembut.
Jihoon mengangguk, dia mengelap airmatanya dengan punggung tangan; dia kembali mendudukkan tubuhnya ditempat semula.
ooOoo
Jihoon sedang menonton televisi diruang keluarga, sedari tadi Jihoon hanya berguling kesana kemari karena bosan. Semua mainan juga sudah dia masukan kedalam box khusus untuk menyimpan semua mainannya. Anak itu mulai bosan karena, dia hanya sendirian. Ibunya sedang memasak didapur, Ayahnya juga belum pulang.
Jihoon beranjak dari acara-mari bergulingnya, dia melangkahkan kaki mungilnya kearah dapur, dilihatnya sang ibu yang sedang sibuk dengan masakannya.
Jihoon menggeser kursi meja makan, yang terletak tak jauh dari tempat ibunya memasak. Dia bersusah paya naik keatas kursi, lalu mendudukan dirinya dengan nyaman "Nda... Ayah kapan pulangnya"
Minhyun menolehkan kepalanya kearah belakang, saat mendengar pertanyaan anaknya. "Sebentar lagi sayang, kenapa dedek nanyain ayah?"
Jihoon menggeleng imut "Dedek cuma mau tanya aja"
Minhyun terkekeh geli melihat tingkah Jihoon yang menggemaskan. Dia mendekat kearah Jihoon lalu mengecupi seluruh wajah Jihoon dengan gemas, yang membuat anaknya itu tertawa kegelian.
Ting tong
Minhyun menghentikan kegiatannya, dia mematikan kompor lalu melepaskan apron yang dikenakannya, Minhyun melangkah menuju ruang tamu. Yang diikuti Jihoon dibelakangnya. Anak itu berjalan dengan memegangi bagian belakang baju Ibunya.
Ceklek
Minhyun tersenyum, saat melihat Daniel yang pulang dengan berbagai macam mainan ditangannya. Sudah pasti, itu semua sebagai tanda permintaan maafnya dengan Jihoon.
"AYAH!" Jihoon memeluk kaki ayahnya dengan sangat erat. Membuat Ayah, dan Ibunya terkekeh geli.
Daniel mengangkat Jihoon kedalam gendongannya. Dia melangkah masuk kedalam rumah, agak susah sebenarnya, karena dia harus membawa mainan yang dibelinya, bersamaan dia harus menggendong Jihoon.
"Dedek tadi belajar apa disekolah?" Daniel bertanya setelah mereka memasuki ruang keluarga.
"Dedek tadi belajal menulith Yah, tadi dedek dapet bintang lima Yah" Jihoon berujar antusias.
Daniel terkekeh, dia menciumi pipi Jihoon dengan gemas.
"Dedek tadi nangis?" Daniel berujar sambil melirik Minhyun yang sedari tadi memperhatian interaksi Ayah, dan anak itu dalam diam.
Jihoon merengut mendengar pertanyaan ayahnya, dia melipat kedua tangannya didepan dada. Jangan lupakan bibirnya yang mengerucut. "Dedek tadi nangith gala-gala Ayah, ayah bilang mau jemput dedek sama Bunda, lupanya yang jemput dedek cuma Bunda aja, Ayah nggak"
Mendengar kata-kata yang meluncur dari mulut Jihoon, membuat Daniel terdiam. Seketika dia menjadi merasa bersalah.
"Dedek, maafin Ayah ya... Ayah tadi lagi banyak kerjaan, jadi Ayah gabisa nepatin janji buat jemput dedek" Daniel berujar lembut.
"Gak apa-apa Yah, Ayah kata Bunda kan kelja buat dedek juga" Justin tersenyum manis.
Daniel tersenyum haru, betapa beruntungnya dia memiliki istri, dan anak yang selalu mengerti dengan pekerjaannya. Dia tidak pernah berhenti bersyukur kepada tuhan yang telah mengirimkannya dua malaikat yang selalu menemani hari-harinya.
ooOoo
END
Note;Kalo ngerasa ada yang pernah baca FF kayak gini, kalian nggak salah, karena emang Ini remake dari FF gue yang cast nya JinSeob gue post di FFN :)dan di WP dengan cast GuanHoon. gue lagi mabok nielhwang ㅋㅋㅋ mereka tuh momennya secuil tapi bikin greget, makanya pengennya Ff lama gue, pengen gue remake denga cast mereka :Dgimana? suka? kalo suka bakal aku jadiin the series :Dreview nya jangan lupa dong :)2017-12-16
