07-Ghost © Amemiya Yuki & Ichihara Yukino
Pairing:
Implied FrauxTeito


Ignis


I.

Tuhannya sudah mati.

Bagi Frau, itulah kenyataan yang ada di depan matanya.

Dia, seorang uskup yang terhormat, identik dengan kesucian dan menjadi panutan semua orang, berani beranggapan bahwa eksistensi maha tinggi itu telah tiada?

Sungguh sebuah lelucon yang buruk.

Namun inilah hidupnya, dan dihadapkan dengan luapan substansi kehidupan yang ia persembahkan selama jantungnya masih berdetak, semua omong kosong bebasis doktrin dogmatis itu membuat segalanya terdengar begitu banal. Klise. Tak berarti.

Seperti perjalanan hidupnya. Tak peduli seberapa keras ia berusaha, ia selalu kembali ke titik yang sama. Bukan awal, bukan juga akhir.

Takdir?

Ah, ya. Takdir. Begitu merekamanusiamenyebutnya.

Sebuah spekulasi transendental yang begitu dibenci Frau. Lingkaran permainan makrokosmos yang terus menjerat, tanpa ampun menarik dirinya keluar dari siklus kehidupan linier. Apalah artinya tautan takdir? Bagaimana pun juga, manusia yang menentukan jalannya sendiri. Takdir hanyalah seutas benang tipis imajiner, tempat manusia terus bertahan dari keputusasaan dan kekecewaan tanpa dasar.

Hei, Frau... bukankah justru kau yang tidak bisa lepas dari takdir? Manusia bisa berusaha, tapi kau?

Demi Tuhan, makhluk apa kau sebenarnya?

Terlalu banyak kau melahap jiwa-jiwa yang sumbang, kau berubah menjadi sesuatu yang bahkan tidak kau kenali lagi. Kau tersesat di dalamnya, sebuah labirin kelam yang dikonstruksi tanpa jalan keluar. Kau tersesat begitu jauh dan kau tidak akan pernah bisa kembali lagi.

Perkaranya bukan lagi eksistensi atau manifestasi.

Jiwanya telah lama pergi, namun ia masih di sini. Terus terseret pusaran kematian, tanpa punya pilihan selain terus mengikuti arus, menuju dunia tanpa terang. Di sanalah ia menenggelamkan diri. Menyeka air mata, meneteskan darah dalam kesendirian. Dalam belenggu ia terus menunggu.

Menunggu dan menunggu. Di balik kungkungan tembok tinggi ini, waktunya terhenti.

Sampai akhirnya takdir yang begitu dibencinya mempertemukan dirinya dengan seberkas cahaya yang begitu menyilaukan. Menumpulkan inderanya, mengacaukan perasaannya. Perwujudan malaikat kecil yang selalu hadir dalam setiap mimpi-mimpinya.

Teito Klein.

Anugerah dari Tuhan untuk Frau.

Teito, yang begitu nyata.

Teito yang tanpa ragu berlari kesisinya, tanpa ragu meneriakkan namanya, tanpa ragu

"Setidaknya, Frau... dalam duniaku, kau hidup."

meraih tangannya. Lalu menggenggamnya, erat. Begitu erat sampai-sampai rasa sakit itu menghancurkannya dari dalam namun Frau menemukan dirinya tidak dapat melepaskan tangan mungilnya.

Teito.

Teito.

Teito.

Entah berapa kali Frau memanggil namanya, seperti sebuah mantera untuk mengenyahkan segala kegelapan dari dalam dirinya karena mungkin, mungkin dan mungkindan Frau pun terus berharapdi dunia ini, masih ada secercah harapan untuknya. Karena mungkin, suatu hari ketika warna-warna itu mulai meninggalkan Frau, ia masih bisasetidaknya sekali lagi sebelum dirinya lenyap sepenuhnyakembali melihat senyuman indah yang hanya ditujukan kepadanya. Untuknya seorang.

Ia terus memohon.

Tuhannya sudah mati.

Namun Frau tidak pernah berhenti berdoa.


Fin.


A/N: Osh. Dear author-reader fandom 07-Ghost, perkenalkan, saya Sei. Yoroshiku onegaishimasu! Fic ini rencananya akan saya jadikan kumpulan ficlets FrauxTeito, sekaligus fic perdana untuk fandom 07-Ghost. Temanya berbeda-beda, tidak selalu seperti ini (mungkin akan lebih banyak fluff :D) Yah, tergantung ide yang tiba-tiba datang saja.

Anyway, terima kasih banyak bagi yang sudah bersedia membaca. Bersediakah untuk me-review dan memberikan kritik atau saran?

Cheers,
Sei