"Semuanya, mari kita bersorak untuk pianis jenius kita Min Yoongi"

Semua orang di dalam ruangan itu bersorak menyebut nama Min Yoongi, seorang pianis yang terkenal yang berasal dari Daegu. Yoongi memancarkan senyumannya kepada semua orang yang melihatnya dan membungkukkan tubuhnya kepada orang-orang di depannya. Tiba-tiba, seorang pria berperawakan tegap dengan rambut berwarna coklat gelap datang menghampirinya dengan senyuman yang sampai detik ini sukses membuatnya luluh hanya dengan melihat senyuman itu,

"Yoongi-ah, kau memang benar-benar hebat. Aku sangat bangga karena aku dapat mengenal seorang pianis luar biasa sepertimu", pria itu menjabat tangan Yoongi dan itu membuatnya gugup.

"Ah, terimakasih atas pujianmu tapi kau terlalu berlebihan", Yoongi menggaruk tengkuknya dan menunjukan senyumannya yang terlihat begitu canggung di depan pria yang ia idamkan selama ini.

"Tapi, aku mengatakan hal yang sebenarnya Yoongi-ah", pria itu memeluk pinggang Yoongi dan menatap Yoongi dalam. Perlakuannya yang sangat sederhana terhadap Yoongi sukses membuat jantung Yoongi berdebar kencang. "Yoongi-ah, aku ingin mengatakan sesuatu",

Yoongi mengerutkan dahinya dan menatap pria yang ada di depannya dengan gugup, "A-apa itu?"

"Aku mencin..."

"YA, Yoongi-ah! Cepat bangun sekarang juga atau aku akan menendangmu sekarang juga!", teriakan itu sukses membuat Yoongi bangun dan tersadar sepenuhnya. Yoongi menatap ke arah Seokjin, kakak satu-satunya yang ia miliki.

"Unnie-ya, bisa tidak kau tidak perlu meneriakiku setiap pagi seperti ini?", ia menutup matanya kembali dan mengeratkan pelukannya pada bantal yang ia pegang saat ini.

Seokjin melempar handuk yang sedari tadi ia bawa ke wajah Yoongi yang terlihat masih sangat mengantuk, "seharusnya kau merasa beruntung karena masih memiliki kakak yang sangat perhatian sepertiku", kemudian ia berlalu meninggalkan kamar Yoongi.

Yoongi yang masih sangat mengantuk dan ingin melanjutkan mimpi indahnya terpaksa bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya sehingga ia dapat berangkat ke kampus setelah ini.

Yoongi berjalan menuju ruang makan dan mendapati kakaknya yang sedang mempersiapkan sarapan untuknya. Seokjin memang sangat handal dalam memasak. Ia adalah wanita yang bertanggung jawab, lembut, perhatian, dan ia memiliki paras yang sangat cantik. Orang-orang bilang Seokjin dan Yoongi sangatlah berbeda. Dari sifatnya, Yoongi yang dingin, ketus, tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya, dan tidak pernah memperdulikan penampilannya sudah sangat menunjukan bahwa ia sangat berbeda dengan kakaknya. Yoongi duduk di salah satu kursi di sekeliling meja makan besar di ruang makannya dan memakan sarapan yang telah dibuatkan kakaknya. Seokjin duduk di depannya dan menatap Yoongi dengan pandangan gemas,

"Yoongi-ah, kau lucu". Yoongi hanya mendengus mendengar perkataan kakaknya yang entah sedang mengejeknya atau ia memang gemas kepada Yoongi.

"Hey, kau harus merubah sifatmu Yoongi. Jika kau terus ketus dan dingin kepada setiap orang, mana ada pria yang mau mendekatimu. Bahkan kau begitu ketus dan dingin kepada kakakmu sendiri", Seokjin menggelengkan kepalanya dan pandangannya tidak terlepas dari Yoongi.

"Ya unnie! Sifatku memang seperti ini, kalau kau tidak suka yasudah", Yoongi bangkit dari duduknya dan mengambil tasnya kemudian pergi meninggalkan Seokjin. Seokjin yang melihat kelakuan adiknya hanya bisa tertawa dan menggelengkan kepalanya.

...

Yoongi berdiri di sudut ruang musik dan memperhatikan teman-temannya yang sedang sedang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Sebenarnya ia sangat mahir dalam bermain berbagai macam instrumen terutama piano, namun karena sifatnya yang malas bergerak, ia memutuskan untuk diam dan duduk di berdiri di sudut ruangan.

Seorang pria berjalan melewati koridor di dekat ruang musik bersama dengan teman-temannya yang lain, pria yang sangat Yoongi idam-idamkan selama ini. Ia memperhatikan pria berambut coklat tua yang sedang membicarakan sesuatu dengan teman disebelahnya. Sesekali ia tertawa bersama temannya yang lain dan itu membuat Yoongi refleks tersenyum. Yoongi berjalan keluar dari ruang musik dan memperhatikan Taehyung dari ambang pintu. Pria itu melihat ke arah Yoongi dan Yoongi segera memalingkan pandangannya.

"Yoongi noona!" panggil pria itu dengan suara bass-nya.

Yoongi merutuki dirinya sendiri yang sedari tadi memperhatikan pria itu dengan senyuman bodoh di wajahnya. Ia melihat ke arah pria yang memanggilnya dan melambaikan tangannya dengan senyuman canggung di wajahnya. Pria itu berlalu bersama teman-temannya. Kim Taehyung, adik kelasnya yang lebih muda dua tahun darinya itu selalu berhasil membuat Yoongi yang dingin dan ketus menjadi terlihat bodoh ketika berada di depannya. Yoongi sangat menyukai Taehyung, ah tidak, ia mencintainya. Belajar di tempat yang sama bersama Taehyung semenjak ia berada di taman kanak-kanak begitu membuat perasaan Yoongi menjadi semakin besar kepadanya.

Seorang pria yang berada di sebelah Taehyung sedari tadi memperhatikan Yoongi yang sedang berdiri di ambang pintu ruang musik. Yoongi begitu cantik dan menarik, pikirnya.

"Hey Tae, siapa wanita itu?" tanya pria itu kepada Taehyung yang berada di sebelahnya.

"Ah itu, Min Yoongi noona. Dia senior dua tahun diatas kita, kenapa? Kau tertarik kepadanya?" Taehyung tertawa dan menepuk bahu temannya itu namun yang bersangkutan hanya menunjukan ekspresi kesal kepada Taehyung, mungkin karena Taehyung menggodanya yang telah menanyakan tentang wanita bernama Min Yoongi itu.

Yoongi duduk di salah satu kursi yang berada di ruang musik. Saat ini ia sedang menghadiri kelas seni, kelas yang sangat ia sukai karena hanya disinilah ia dapat menunjukan ketertarikannya pada sesuatu, pastinya ketertarikannya pada hal lain selain pria bernama Kim Taehyung. Yoongi memperhatikan Mr. Jung yang sedang menjelaskan tentang beberapa partitur yang telah dimengerti Yoongi sejak lama. Mr. Jung adalah dosen favorit Yoongi dari sekian dosen di kampus ini, ia ramah, lembut, dan tidak pernah membentak mahasiswa atau mahasiswi yang ada di kampus ini. Kelas seni adalah salah satu kelas yang menggunakan sistem moving class di kampusnya maka tak heran jika ada beberapa adik kelasnya yang berada di satu kelas dengannya, termasuk pria yang sedari tadi memperhatikannya di kursi bagian belakang. Pria itu terus memperhatikan Yoongi tanpa mengalihkan pandangannya. Ini gila, pikirnya. Hari ini adalah hari pertama ia bertemu dengan wanita bernama Min Yoongi tapi ia telah sangat tertarik kepadanya. Beberapa murid telah meninggalkan ruangan setelah kelas selesai beberapa menit lalu namun pria itu masih memperhatikan Yoongi yang sedang menulis sesuatu. Yoongi memang selalu meninggalkan ruangan paling akhir dibanding dengan yang lain, karena ia sangat tertarik dengan musik dan seakan-akan ia tidak ingin meninggalkan ruangan kesukaannya di kampus ini. Yoongi beranjak dari duduknya dan berbalik, ia mendapati seorang pria berambut hitam yang ditata sedikit berantakan memperhatikannya dengan tatapan kosong. Ia menghampiri pria itu dan mengibas-ngibaskan tangannya di depan pria itu,

"Hallo?" pria itu masih pada posisi yang sama, menatap kosong ke depan. Yoongi memutuskan untuk duduk di bangku sebelahnya.

"Hallo? Apa kau sedang ada masalah?" tiba-tiba saja, sosok Yoongi yang peduli dan lembut keluar. Ia melihat pria disebelahnya dengan tatapan khawatir. Pria tersebut tersentak saat Yoongi memegang pundaknya lembut dan ia segera berdiri dari duduknya.

"Ah, hmm maaf noona telah mengganggumu. Sebaiknya aku pergi, se-senang bisa bertemu denganmu" pria itu berlari meninggalkan Yoongi yang tercengang melihat sikap anehnya. Yoongi menggelengkan kepalanya kemudian berjalan meninggalkan ruang musik tersebut.

...

Seorang pria berbaring di atas ranjangnya dan memegang beberapa lembar foto. Sesekali ia tersenyum ketika melihat foto-foto yang ada di tangannya. Ia bangkit dan bersandar pada sandaran ranjangnya. Ia meletakan foto-foto itu di atas meja dan berjalan menuju jendela besar yang ada di depan ranjangnya.

"Min Yoongi, kau begitu cantik dan menarik"

Terlihat seringaian yang terbentuk di wajah pria yang sedang mengenakan kaus lengan panjang dengan celana pendek hitam itu. Ia melihat keluar jendela dan terus menerus tersenyum membayangkan sosok wanita yang baru saja ia temui beberapa jam lalu.

.

.

.

.

HALLO! ini ff pertama saya huhuhu, maaf kalau masih sangat amat kacau dan berantakan :') semoga kalian yang membaca bisa menikmati cerita ini/?

ah ya, don't be a silent reader, monggo reviewnya~ ehehehe